Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN TRACER

MANAJEMEN DATA TRACER


Merupakan suatu bentuk kegiatan pengelolaan
sumber daya informasi yang meliputi :
1. Proses pengumpulan data dan pencatatan ke
dalam dokumen yang berfungsi sebagai masukan
(input) bagi system penelusuran kasus (contact
tracing) Covid19 menggunakan aplikasi SILACAK
yang dapat diunduh di
https://silacak.kemenkes.go.id

2. Melakukan pengecekan kualitas data tracing dan


supervisi keseluruhan proses penelusuran
kontak setiap wilayah melalui dashboard
https://allrecordtc19.kemkes.go.id/Dashhinfo.rpd
, dan secara nasional melalui dashboard satuan
tugas pengendalian Covid-19 pada web
TUJUAN MANAJEMEN DATA TRACER
1. Menyediakan informasi akurat dan
tepat waktu
2. Mengembangkan dan
mempertahankan satu system yang
efisien untuk membuat,
menyimpan, memanfaatkan,
memelihara dan menempatkan
informasi
3. Melindungi kepentingan
informasi, mendisain dan
mengontrol standar yang efektif
dan metode evaluasi periodik
4. Membantu petugas dengan metode
yang paling efektif untuk
mengontrol dan mengolah data
kontak Covid19
Tahapan Kegiatan Manajemen Data Tracer

Pengumpulan Pengolahan Diseminasi


Data dan Data
Analisis
Data
Penelusuran Kontak Erat (Contact Tracing)

a. Adalah proses mengidentifikasi,


menilai, dan mengelola orang
yang terpapar Covid-19 untuk
mencegah penularan
selanjutnya.
b. Penelusuran kontak untuk
Covid-19 membutuhkan
pengidentifikasian orang yang
mungkin telah terpajan
Covid- 19 dan
menindaklanjutinya setiap
hari selama 14 hari dari
kontak terakhir.
Tahapan Pelacakan Kontak Erat
Identifikasi Kontak (Contact
Identification)

Identifikasi Kontak Erat


(Hidup/Meninggal)

Pengumpulan
Informasi

Pencatatan Detil Kontak (Contact


Listing)
Definisi Operasional

K a s u s 1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan


Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum

s p e k timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau


Su tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal.
2. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable Covid-19.
3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
Definisi Operasional

Kasu s
e Kasus suspek dengan
ab l
Prob ISPA
Berat/ARDS/meninggal
dengan gambaran
klinis yang meyakinkan
COVID-
19 DAN belum ada
hasil
pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
Definisi Operasional

K a s us Seseorang yang dinyatakan positif


rm asi terinfeksi virus Covid-19 yang
Kon fi dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR. Kasus
konfirmasi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Kasus konfirmasi dengan


gejala (simptomatik)

2. Kasus konfirmasi tanpa


gejala (asimptomatik)
Definisi Operasional
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak

n ta k yang dimaksud antara lain:


Ko 1. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus
E ra t probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1
meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
2. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable
atau konfirmasi (seperti: bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
3. Orang yang memberikan perawatan langsung
terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan APD yang sesuai standar.
4. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat (penjelasan sebagaimana terlampir)
Definisi Operasional

Discarded apabila memenuhi salah satu

arded kriteria berikut:


Disch 1. Seseorang dengan status kasus
suspek dengan hasil pemeriksaan
RTPCR 2 kali negatif selama 2 hari
berturut-turut dengan selang waktu
>24 jam.
2. Seseorang dengan status kontak
erat yang telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari.
Definisi Operasional
1. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-
les ai
Se
PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri
sejak pengambilan spesimen diagnosis
o las i
Is konfirmasi.
2. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan
follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal
onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.
3. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang mendapatkan hasil
pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif,
dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak
lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Melakukan deteksi kasus baru COVID-19, baik dari
data laporan di New all Record, maupun dari
berbagai sumber data surveilans di masyarakat
2. Melakukan pelacakan kontak erat dari laporan kasus
konfirmasi maupun dari kasus probable dan suspek
(Penyelidikan Epidemiologi)
3. Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/
RT/RW, satgas COVID-19 dan pemerintah
daerah lain terkait dalam rangka persiapan
pelacakan kontak erat.
4. Menyiapkan kebutuhan logistic bagi kontak erat dan
keluarga yang bersumber dari puskesmas/ dinkes/
Trace pusat
r 5. Melakukan pelacakan dan identifikasi kontak erat,
bersama tim pelacakan kontak erat puskesmas dan
perangkat desa/ RT/RW, satgas COVID-19
dan pemerintah daerah lain terkait
Tugas dan Tanggung Jawab
6. Mengidentifikasi kasus suspek dari semua kontak
erat
7. Memberikan edukasi pencegahan dan pengendalian
stigma, pencegahan penularan dan komunikasi
risiko, bersama tim komunikasi risiko daerah kepada
masyarakat di lokasi kasus konfirmasi, kasus
probable dan kepada kontak erat dan keluarga.
8. Mengkoordinasi pelaksanaan karantina mandiri dan
isolasi mandiri bagi kontak erat dan kasus konfirmasi
tanpa gejala/gejala ringan, kasus probable dan kasus
suspek serta memastikan pelaksanaan karantina dan
isolasi mandiri dapat berjalan sesuai standar
protokol kesehatan.
Trace 9. Melakukan pemantauan harian bagi setiap kontak
erat yang dikarantina dan kasus konfirmasi tanpa
r gejala/gejala ringan, kasus probable dan kasus
suspek yang diisolasi mandiri.
Tugas dan Tanggung Jawab
10. Mencatat data pemantauan harian individu dilakukan
karantina dan isolasi mandiri dan melaporkan hasil
pemantauan harian serta hasil selesai karantina dan isolasi.
11. Melakukan analisis situasi pelaksanaan karantina dan
isolasi mandiri dan dampaknya terhadap tren kasus di
wilayah penugasan
12. Mengkoordinasikan hasil analisis situasi kepada ketua Tim
Tracer dan kepala puskesmas dan lakukan tindak lanjut
berdasarkan hasil koordinasi tersebut
13. Melakukan penginputan dan rekap :
 Menginput website allrecord (swab PCR) dan allrecord antigen
(swab antigen)
 Menginput EIS (form PE) dan pemakaian rapid antibodi
 Menginput database Pandawa (kasus baru dan pemantauan)
 Menginput database kasus Suspek, probable, dan konfirmasi
Trace  Menginput data Rujukan dan menyiapkan berkas rujukan
 Menginput spreadsheet hasil swab dan pengiriman specimen
r ke lab
 Menginput dan merekap RT rawan PPKM per kelurahan
 Membuat rekapan mingguan (tambahan kasus, kasus aktif, IR,
CFR, pohon tracing, bulletin)
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai