Anda di halaman 1dari 7

TRACING PENYAKIT COVID 19

No. Dokumen : 440/C.VII.SOP. 08 /436.6.3.7/2020


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 1 Agustus 2020
Halaman : 1/7
UPTD PUSKESMAS dr. Lolita Riamawati, M. Kes.
SEMEMI NIP: 19690826 200212 2 004

1. Pengertian Tracing atau Contact tracing atau penelusuran kontak, yaitu kegiatan untuk
menemukan individu-individu yang dalam waktu tertentu berhubungan dengan kasus
Penyakit Covid 19 baik suspek, probable maupun kasus konfirmasi covid 19
Petugas yang akan melakukan pelacakan kontak sebaiknya berasal dari masyarakat
setempat yang memiliki kedekatan baik secara sosial maupun budaya, yang kemudian
mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang diberikan minimal terkait informasi umum
COVID-19, cara pencegahan, pelaksanaan pelacakan kontak, pemantauan harian,
karantina/isolasi, etika dan kerahasiaan data serta komunikasi dalam konteks
kesehatan masyarakat.
Penyakit COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan
sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pembagian istilah di Penyakit Covid 19 :
a. Kasus Suspek Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
1) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi
lokal**.
2) Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
3) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
b. Kasus probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran
klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan
laboratorium PCR
c. Kasus konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR
Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-
19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi
dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau
konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
e. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada kasus
konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak
erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelahnya
Alat yang perlu disiapkan ketika akan melakukan pelacakan kontak termasuk
monitoring:
a. Formulir pemantauan harian sebagaimana terlampir
b. Alat tulis
c. Termometer (menggunakan thermometer tanpa sentuh jika tersedia)
d. Hand sanitizer (cairan untuk cuci tangan berbasis alkohol)
e. Informasi KIE tentang COVID-19
f. Panduan pencegahan penularan di lingkungan rumah
g. Panduan alat pelindung diri (APD) untuk kunjungan rumah
h. Daftar nomor-nomor penting
i. Masker bedah
j. Identitas diri maupun surat tugas
k. Alat komunikasi (grup Whatsapp dan lain-lain)

Variabel data yang wajib dicatat dan dilaporkan antara lain:


a. Identitas Pasien Lengkap, meliputi: Nama lengkap, NIK/Paspor, umur, jenis
kelamin, alamat domisili dalam 14 hari terakhir, alamat sesuai identitas,
nomor kontak seluler yang dapat dihubungi.
b. Informasi Klinis, meliputi: Tanggal mulai sakit/onset, gejala/tanda
c. Riwayat rujukan (meliputi: fasyankes dan asal fasyankes)
d. Riwayat pengambilan spesimen, meliputi: tanggal pengambilan spesimen,
jenis spesimen yang diambil, dan laboratorium pemeriksa tujuan
Pendataan Kontak Erat
Semua kontak erat yang telah diidentifikasi selanjutnya dilakukan wawancara secara
lebih detail. Berikut tahap pendataan kontak erat:
a. Wawancara dapat dilakukan baik wawancara langsung maupun via
telepon/media komunikasi lainnya.
b. Sampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan pelacakan kontak
c. Catat data-data kontak seperti nama lengkap, usia, alamat lengkap, nomer
telepon, tanggal kontak terakhir dan sebagainya sesuai dengan formulir
pemantauan harian sebagaimana terlampir. Sampaikan teknis pelaksanaan
monitoring harian
d. Sampaikan kepada kontak erat untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1) Melakukan karantina mandiri
2) Laporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk, pilek,
sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak tim monitoring.
Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan semakin cepat
mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
3) Apabila kontak erat menunjukkan gejala dan harus dibawa ke fasyankes
dengan kendaraan pribadi, perhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Beritahu petugas fasyankes bahwa kontak yang memiliki gejala akan
dibawa.
b) Saat bepergian untuk mencari perawatan, kontak harus memakai
masker medis.
c) Hindari menggunakan transportasi umum ke fasyankes jika
memungkinkan. Ambulans dapat dipanggil, atau kontak yang sakit
dapat diangkut dalam kendaraan pribadi dengan semua jendela
terbuka, jika memungkinkan.
d) Kontak dengan gejala harus disarankan untuk selalu melakukan
kebersihan pernapasan dan tangan. Misalnya berdiri atau duduk
sejauh mungkin dari orang-orang di sekitar (setidaknya 1 meter) saat
bepergian dan ketika berada di fasilitas perawatan kesehatan.
e) Setiap permukaan yang terkena sekret pernapasan atau cairan tubuh
lainnya selama proses transfer harus dibersihkan dengan sabun atau
deterjen dan kemudian didisinfeksi dengan produk rumah tangga
biasa yang mengandung larutan pemutih encer 0,5%
Manajemen Kesmas pada Kontak Erat
Apabila menemukan kontak erat maka dilakukan manajemen kesmas meliputi:
a. Dilakukan karantina sesuai dengan kriteria sebagaimana terlampir Karantina
dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari
sejak kontak terakhir dengan dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-
19. Karantina dapat dihentikan apabila selama masa karantina tidak
menunjukkan gejala (discarded).
b. Pemantauan dilakukan selama masa karantina. Pemantauan terhadap kontak
erat dilakukan berkala untuk memantau perkembangan gejala. Apabila
selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria suspek
maka dilakukan tatalaksana sesuai kriteria. Pemantauan dapat melalui telepon
atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir
pemantauan harian sebagaimana terlampir. Pemantauan dilakukan dalam
bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan
dilakukan oleh petugas FKTP dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan
setempat.
c. Kontak erat yang sudah selesai karantina/pemantauan, dapat diberikan surat
pernyataan sebagaimana formulir terlampir.
d. Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak
menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk segera dilakukan
pemeriksaan RT-PCR sejak kasus dinyatakan sebagai kasus probable atau
konfirmasi.
1) Apabila hasil positif, petugas kesehatan tersebut melakukan isolasi
mandiri selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi, muncul gejala
dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus konfirmasi simptomatik.
2) Apabila hasil negatif, petugas kesehatan tersebut tetap melakukan
karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina,
muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus suspek
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Contact Tracing Penyakit
Covid 19 di Puskesmas Sememi

3. Kebijakan a. Surat penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor


440/C.IX.SP.6.0003.01/436.7.2.6/2018 Tentang Pembentukan Tim Mutu
Layanan Klinis dan Keselamatan Pasien
b. Surat penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor
440/A.II.SP.0018.01/436.7.2.6/2018 tentang Penunjukan Penanggung Jawab
Upaya dan kewajiban Petugas dalam Peningkatan Mutu di UPTD Puskesmas
Sememi
c. Surat Penetapan kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor
440/C.IX.SP.0010.01/436.7.2.6/2018 Tentang Pembentukan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di UPTD Puskesmas Sememi
d. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor 440/
C.IX.001.03.SP/ 436.7.2.6/ 2020 Tentang Satuan Tugas Penanggulangan Infeksi
Corona Virus di UPTD Puskesmas Sememi
4. Referensi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease ( Covid-19)
Kementerian kesehatan RI Revisi 5, Juli 2020 (Hal 40-79).
5. Prosedur/ a. Tim tracing mendapatkan data pasien dari notifikasi Dinas Kesehatan,
Langkah aplikasi Covid 19, Laporan pasien/warga/RT/RW/lurah/Camat/OPD lain
(pasien suspek/probable/konfirmasi)
b. Tim tracing mencatat identititas pasien
c. Tim tracing berkoordinasi dengan PJ RW binaan
d. Tim tracing dan PJ RW binaan menggunakan APD (masker, gown,
faceshield, handscoon) sebelum ke rumah pasien
e. Tim tracing dan PJ RW binaan mendatangi rumah pasien
f. Tim tracing dan PJ RW binaan memperkenalkan diri ke pasien atau
keluarga pasien
g. Tim tracing dan PJ RW binaan menggali pertanyaan kepada pasien atau
keluarga tentang : (sesuai form 6 meliputi identitas, alamat KTP dan
Domisili, No telp, Riwayat keluhan beserta waktunya, Riwayat opname,
Riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir, riwayat kontak ke RS,
Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi dan apakah pasien adalah
nakes, serta bagaimana pengggunaan APD nya))
h. Tim tracing dan PJ RW binaan memberikan edukasi terkait covid dan
menyarankan isolasi mandiri
i. Tim tracing dan PJ RW binaan menyampaikan surat pernyataan isolasi
mandiri dan bantuan permakanan kepada pasien/keluarga pasien
j. Tim tracing dan PJ RW binaan membuat laporan tracing
k. Tim tracing dan PJ RW binaan melaporkan hasil tracing kepada Kepala
Puskesmas Sememi
l. Tim Tracing melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya
6 Diagram
Alir mendapatkan data pasien dari notifikasi Dinas
Kesehatan, aplikasi Covid 19, Laporan
pasien/warga/RT/RW/lurah/Camat/OPD lain
(pasien suspek/probable/konfirmasi)Covid 19

mencatat identititas pasien

berkoordinasi dengan PJ RW binaan

Menggunakan APD (masker, gown, faceshield, handscoon)


sebelum ke rumah pasien

mendatangi rumah pasien

memperkenalkan diri ke pasien atau keluarga pasien

menggali pertanyaan kepada pasien/keluarga tentang: (sesuai form 6 )


1) identitas, alamat KTP dan Domisili, No telp,
2) Riwayat keluhan beserta waktunya,
3) Riwayat opname
4) Riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir,
5) riwayat kontak ke RS,
6) Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
7) pasien adalah nakes, serta bagaimana pengggunaan APD nya

memberikan edukasi terkait covid dan menyarankan isolasi


mandiri

menyampaikan surat pernyataan isolasi mandiri dan bantuan


permakanan

membuat laporan tracing

melaporkan hasil tracing kepada Kepala Puskesmas Sememi

melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota


Surabaya
7. Hal-hal yang Ketepatan dalam pelaksanaan tracing penyakit Covid 19 dan Ketepatan dalam
perlu pelaksanaan PPI
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan KIA-KB
c. Pelayanan gawat darurat
d. Pelayanan kefarmasian
e. Pelayanan laboratorium
9.Dokumen a. Rekam medis
terkait b. Form inform consent
c. Form rujukan
d. Form 6
e. Form Permakanan
f. Form isolasi mandiri

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai