Anda di halaman 1dari 7

1

TUGAS ONLINE INDIVIDU

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Manajemen Puskesmas”

Susi Irmawati
N 111 18 007

PEMBIMBING :
dr. Diah Mutiasari, M.PH

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
2

A. SKENARIO
Di puskesmas ada kasus ODP, apa yang puskemas lakukan sesuai intervensi
pencegahan tersebut.

B. LEARNING OBJECTIVE
Memperlihatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi suatu intervensi pencegahan kesehatan primer, sekunder, dan tersier.

URAIAN

Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :

a. Kegiatan deteksi dini dan respon dilakukan di pintu masuk dan wilayah untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya pasien dalam pengawasan, orang dalam
pemantauan, maupun kasus konfimasi COVID-19 dan melakukan respon
adekuat. Upaya deteksi dini dan respon dilakukan sesuai perkembangan
situasi COVID-19 dunia yang dipantau dari situs resmi WHO. Merencanakan
deteksi dini dan respon di pintu masuk suatu wilayah dengan melakukan
pengawasan kedatangan alat angkut, pengawasan kedatangan barang,
pengawasan lingkungan pelabuhan dan bandar udara terbebas dari faktor
risiko penularan COVID-19 dan komunikasi risiko dengan melakukan
penyebarluasan informasi dan edukasi kepada pelaku perjalanan dan
masyarakat di lingkungan pelabuhan, bandar udara, dan jalur darat.isbaniah

b. Membentuk atau mengaktifkan TGC (Tim Gerak Cepat) di wilayah otoritas


pintu masuk negara di bandara/ pelabuhan/ PLBDN. Tim dapat terdiri atas
petugas KKP, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan dan unit lain yang
3

relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi


yang diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.isbaniah

c. Perencanaan Sarana dan Prasarana seperti alat transportasi (ambulans) dan


memastikan dapat berfungsi dengan baik untuk merujuk kasus, tersedianya
ruang isolasi untuk melakukan tatalaksana, alat-alat kesehatan dan
sebagainya, ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan
unit-unit terkait, kesiapan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan antara lain obat-obat suportif (lifesaving), alat-alat kesehatan,
APD, kesiapan bahan-bahan KIE antara lain brosur, banner, leaflet serta
media untuk melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat serta kesiapan
pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 untuk petugas kesehatan,
termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan RS.isbaniah

d. Perencanaan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Covid-19 beserta


pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat di lingkungan sekitar
Puskesmas. Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui
kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang
paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan
pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Tindakan
pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan
dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di
masyarakat meliputi melakukan kebersihan tangan menggunakan hand
sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika
tangan terlihat kotor, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah,
pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
4

kebersihan tangan setelah membuang masker, menjaga jarak (minimal 1 m)


dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.isbaniah

e. Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari


wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah
berdasarkan informasi dari Dinkes setempat.isbaniah 17

Pelaksanaan isbaniah 21

Secara umum kegiatan penemuan kasus COVID-19 di pintu masuk negara


diawali dengan penemuan pasien demam disertai gangguan pernanapasan yang
berasal dari negara/wilayah terjangkit. Berikut kegiatan pengawasan kedatangan
orang:

 Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan


(awak/personel, penumpang) khususnya yang berasal dari
wilayah/negara terjangkit, melalui pengamatan suhu dengan thermal
scanner maupun thermometer infrared, dan pengamatan visual.
 Melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan pada orang.
 Jika ditemukan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam dan
menunjukkan gejala-gejala pneumonia di atas alat angkut, petugas
KKP melakukan pemeriksaan dan penanganan ke atas alat angkut
dengan menggunakan APD yang sesuai.
 Pengawasan kedatangan orang dilakukan melalui pengamatan suhu
tubuh dengan menggunakan alat pemindai suhu massal (thermal
scanner) ataupun thermometer infrared, serta melalui pengamatan
visual terhadap pelaku perjalanan yang menunjukkan ciri-ciri
penderita COVID-19.
5

 Jika ditemukan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam melalui


thermal scanner/thermometer infrared maka dilakukan observasi dan
wawancara lebih lanjut.

Bila memenuhi kriteria orang dalam pemantauan maka dilakukan: isbaniah 22

 Tatalaksana sesuai diagnosis yang ditetapkan


 Orang tersebut dapat dinyatakan laik/tidak laik melanjutkan perjalanan
dengan suatu alat angkut sesuai dengan kondisi hasil pemeriksaan
 Pemberian HAC dan komunikasi risiko mengenai infeksi COVID-19,
informasi bila selama masa inkubasi mengalami gejala perburukan
maka segera memeriksakan ke fasyankes dengan menunjukkan HAC
kepada petugas kesehatan. Selain itu pasien diberikan edukasi untuk
isolasi diri (membatasi lingkungan di rumah)
 KKP mengidentifikasi daftar penumpang pesawat. Hal ini
dimaksudkan bila pasien tersebut mengalami perubahan manifestasi
klinis sesuai definisi operasional pasien dalam pengawasan maka
dapat dilakukan pemantauan terhadap kontak erat
 Notifikasi ≤ 24 jam ke Dinkes Prov dan Kab/Kota (lampiran 1) untuk
dilakukan pemantauan di tempat tinggal.

Monitoringsafrizal 29

Orang dalam pemantauan wajib melakukan isolasi diri di rumah dan


dilakukan pen-gambilan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-2). Kegiatan surveilans
terhadap orang dalam pemantauan dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya
perburukan gejala selama 14 hari. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas
6

laboratorium setempat yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau


lokasi pemantauan. Pengiriman spesimen disertai formulir pemeriksaan ODP/PDP.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan positif maka pasien di rujuk ke RS rujukan.
Begitu pula apabila orang dalam pemantauan berkembang memenuhi kriteria pasien
dalam pengawasan dalam 14 hari terakhir maka segera dirujuk ke RS rujukan untuk
tatalaksana lebih lanjut.

Evaluasi
7

DAFTAR PUSTAKA

1. Isbaniah F, Kusumowardani D, Sitompol PA, Susilo A, Wihastuti R,


Setyawatu V, et al. Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus
disease (Covid19) revisi ke-4. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). 2020 Maret. p.17-21.
From :<https://perdhaki.org/2020/03/30/pedoman-p2-covid-19-kemenkes-
dan-germas-tgl-27-maret-202>.

2. A Safrizal Z, Putra DI, Sofyan S, Bimo. Pedoman umum menghadapi


pandemi covid19 bagi pemerintah daerah pencegahan, pengendalian,
diagnosis dan manajemen. Kementrian Dalam Negeri : Jakarta. 2020 Maret.
P29.From:<https://www.kemendagri.go.id/documents/covid19/BUKU_PED
OMAN_COVID-19_KEMENDAGRI.pdf>.

Anda mungkin juga menyukai