Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


COVID-19

PERTEMUAN
KOORDINASI
SURVEILANS COVID-19
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI COVID-19
DEFINISI KLB COVID-19
Jika ditemukan satu kasus konfirmasi
COVID-19 maka dinyatakan sebagai
KLB.
1. KONFIRMASI AWAL
Diawali dengan adanya laporan hasil laboratorium positif Covid-19 atau kasus
suspect atau probable .
Dinas Kesehatan Provinsi (DKP) akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten (DKK) untuk menghubungi petugas kesehatan atau RS yang merawat
kasus tersebut.
Bila kasus positif adalah kontak erat (close contact) dengan yang berada di
rumahnya maka saat penyelidikan epidemiologi harus dengan petugas medis dan
mobil ambulan dengan peralatan yang memadai.
Saat konfirmasi awal DKP/DKK sudah memilik daftar kasus tersebut
2. PELAPORAN SEGERA
Pelaporan segera berguna untuk pelaksanaan respon cepat di lapangan seperti
melakukan contact tracing yaitu melakukan identifikasi close contact di lapangan
maupun upaya pembatasan di wilayah setempat, pengambilan sample close contact
sampai pengiriman ke laboratorium.
Pelaporan segera dapat dilakukan melalui telpon dan juga menggunakan format W1
dalam waktu < 24 jam.
Pelaporan segera seharusnya dapat dilakukan secara berjenjang dari Faskes ke DKK
ke DKP dan Kemkes (PHEOC).
3. PERSIAPAN
PENYELIDIKAN(1):
1. Persiapan formulir:
 Formulir penyelidikan epidemiologi
 Formulir pelacakan kontak erat

2. Persiapan tim penyelidikan minimal terdiri dari:


 Petugas surveilans atau epidemiolog (boleh 1 orang atau lebih sesuai kebutuhan)
 Analis yang terlatih untuk pengambilan sampel
 Medis dan atau paramedis bila kasus positif berada di rumahnya

3. Persiapan Logistik
 APD (alat pelindung diri), hand sanitizer maupun obat-obatan yang diperlukan. Perlu membawa lebih APD
sebagai cadangan maupun untuk kasus atau yang tdk menggunakan masker.
 Biasanya saat penyelidikan kasus positif kita melakukan contact tracing, identifikasi close contact dan
mengambil sampel oleh karena itu maka perlu membawa bahan untuk pengambilan sampel (Sample Kit)
 Saat wawancara dengan kasus positif harus menggunakan APD lengkap. Bila dengan maka cukup
menggunakan masker bedah dan handscoon.
 Penggunaan APD yang benar serta memadai berguna agar tidak ada penularan dari kasus ke petugas, maupun
ke petugas.
4. PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
1. Identifikasi kasus
2. Identifikasi faktor risiko
3. Identifikasi kontak erat
4. Pengambilan spesimen di rumah sakit
rujukan
5. Penanggulangan awal
.
CONTACT TRACING
(PELACAKAN KONTAK)
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk identifikasi close contact (orang yang kontak
erat) dengan kasus positif Covid19 atau kasus probable
Pelacakan kontak dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi terhadap kasus
positif Covid19, probable
Tiga langkah dalam Pelacakan Kontak yaitu: (1) Identifikasi kontak (contact
identification), (2) pencatatan detil kontak (contact listing) dan (3) tindak lanjut
kontak (contact follow up)
IDENTIFIKASI KONTAK ERAT
1. Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan kasus (rekan kerja,
satu rumah, sekolah, pertemuan)
2. Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah ataupun saat berada di
fasilitas layanan kesehatan
3. Semua tempat dan orang yang dikunjungi oleh kasus seperti kerabat, spa dll.
4. Semua fasilitas layanan kesehatan yang dikunjungi kasus termasuk seluruh petugas
kesehatan yang berkontak dengan kasus tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang standar.
5. Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian sampai dengan
penguburan.
6. Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/kendaraan (kereta,
angkutan umum, taxi, mobil pribadi, dan sebagainya)
PENDATAAN KONTAK ERAT
1. Dalam pendataan kontak erat harus menggunakan formulir pelacakan kontak erat
(lampiran 13) dan harus diisi lengkap
2. Hal yang harus disampaikan kepada kontak erat: (1) Maksud dari upaya
pelacakan kontak ini, (2) Rencana monitoring harian yang akan dilakukan, (3)
Informasi untuk segera menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika
muncul gejala dan bagaimana tindakan awal untuk mencegah penularan.
3. Memberikan saran: (1) membatasi diri untuk tidak bepergian semaksimal
mungkin atau kontak dengan orang lain, (2) Laporkan sesegera mungkin jika
muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak
tim monitoring. Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan
semakin cepat mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
TINDAK LANJUT KONTAK
ERAT (1):
Petugas surveilans yang telah melakukan kegiatan identifikasi kontak dan pendataan
kontak akan mengumpulkan tim baik dari petugas puskesmas setempat, kader,
relawan dari PMI dan pihak-pihak lain terkait. Pastikan petugas yang memantau
dalam kondisi fit dan tidak memiliki penyakit komorbid. Alokasikan satu hari untuk
menjelaskan cara melakukan monitoring, mengenali gejala, tindakan observasi
rumah, penggunaan APD (lampiran 11) dan tindakan pencegahan penularan penyakit
lain serta promosi kesehatan untuk masyarakat di lingkungan.
TINDAK LANJUT KONTAK
ERAT (2):
Komunikasi risiko harus secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan diskriminasi akibat ketidaktahuan.
Petugas surveilans provinsi bertindak sebagai supervisor bagi petugas surveilans kab/kota.
Petugas surveilans kab/kota bertindak sebagai supervisor untuk petugas puskesmas.
Laporan dilaporkan setiap hari untuk menginformasikan perkembangan dan kondisi terakhir
dari kontak erat.
Setiap petugas harus memiliki pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 yang
didalamnya sudah tertuang pelacakan kontak dan tindakan yang harus dilakukan jika kontak
erat muncul gejala. Petugas juga harus proaktif memantau dirinya sendiri.
Petugas surveilans kab/kota dan petugas survelans provinsi diharapkan dapat melakukan
komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap hari untuk melihat perkembangan dan
pengambilan keputusan di lapangan.
KETENTUAN PEMBIAYAAN
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI COVID-19
DARI KEMENKES
DASAR PELAKSANAAN
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
2. Surat Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan Nomor S-
1062/AG/2020 Tanggal 30 Juni 2020 Perihal Revisi Anggaran Tahap
4 pada Satker di Lingkungan Direktorat Jenderal P2P TA. 2020
3. Surat dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pemgendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomo
PR.04.01/II/9721/2020, Tanggal 08 Juli 2020 Perihal Penyampaian
Anggaran dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 TA
2020
KETENTUAN PEMBIAYAAN &
PELAKSANAAN :
1. Semua kasus Positif Covid-19 di Kabupaten/Kota dilakukan PE oleh Tim
Puskesmas.
2. Tim Puskesmas sejumlah 4 orang terdiri dari 3 orang pegawai Puskesmas dan 1
orang dari pihak terkait seperti Aparat Kelurahan/Desa/RT/RW atau Kader
Kesehatan
3. Kegiatan PE Kasus Covid-19 dapat dilakukan pendampingan oleh Tim
Kabupaten/Kota dengan Proporsi 1 : 2 dengan PE Puskesmas. Misalnya, jika ada
total 80 kasus pada bulan Agustus, maka yang dilakukan pendampingan
Kabupaten/Kota sebanyak 40 kasus.
4. Tim Kabupaten/Kota terdiri dari 2 orang.
5. Jumlah hari maksimal pelaksanaan PE Covid-19 setiap kasus adalah 2 hari
.....LANJUTAN
6. Kelompok kasus pada wilayah kelurahan/desa hanya dapat dilakukan PE oleh 1
Tim Puskesmas.
7. Biaya Pelaksanaan PE oleh Tim Puskesmas adalah Biaya Transport, sedangkan
Penampingan PE oleh Tim Kabupaten/Kota dapat diberikan uang harian jika
melakukan kegiatan PE diatas 8 Jam, sesuai Juknis dari Pusat (Permenkeu)
8. Petugas PE diharapkan melakukan edukasi perubahan perilaku terhadap
populasi berisiko dan tokoh masyarakat setempat.
9. Petugas PE melakukan edukasi untuk penerapan protokol kesehatan dan
karantina/isolasi terhadap kasus Covid-19
.....LANJUTAN
10.Untuk meningkatkan capaian testing Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan, maka
pada saat pelaksanaan PE semua kasus Probable/Suspek yang ditemukan
dilakukan pengambilan swab, termasuk pada kelompok berisiko dengan prioritas
seperti kontak erat usia lanjut, kontak erat dengan komorbid atau kontak erat
lainnya.
11.Puskesmas diharapkan melakukan pemantauan kasus Covid-19 sesuai pedoman
yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI
12.Anggaran yang disediakan hanya melalui Akun Perjalanan Dinas sehingga
komponen pembiayaan lain yang timbul akibat pelaksanaa PE dibebankan pada
anggaran daerah masing-masing atau sumber lain sesuai ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai