KM
NIP : 19870919 201902 2 002
Instansi : Puskesmas Oinlasi
Tugas : Latihan 3 (Membuat TOR - AK : 0,14)
B. LATAR BELAKANG
Saat ini, dunia dihadapkan dengan Pandemi Virus corona (Covid-19), banyak hal
yang harus diupayakan untuk bisa memutus rantai penularan virus tersebut.
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS). Coronavirus disease 2019
(covid-19) adalah jenis penyakit ada ini dinamakan Sars-cov-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditansisikan dari kucing luwak ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun,
hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pnemonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Tanda- tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan rontgen menunjukan infiltrat pnemonia luas
di kedua paru.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO melaporkan kasus pnemonia yang tidak di
ketahui etiologinya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020,
Cina mengidentifikasi pnemonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis
baru coronavirus. Tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia atau public health emergency of
international corcerntd ( KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus Corona Virus
baru berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara.
Sampai dengan 25 Maret 2021, dilaporkan total kasus terkonfimasi positif Covid-
19 di dunia sebanyak 123.838..618 Kasus, 99.731.646 Sembuh, meninggal 2.727.152
orang. Di Indonesia kasus Covid-19 mulai terdeteksi pada tanggal 02 Maret 2020
sebanyak 2 kasus terkonfirmasi, sampai dengan tanggal 25 Maret 2021, dilaporkan total
kasus terkonfimasi positif Covid-19 di Indonesia 1.476.452 Kasus, 1.312.543 Sembuh,
meninggal 39.983 orang orang yang tersebar dari 35 provinsi. Sedangkan Provinsi Nusa
Tenggara Timur melalui laporan pada tanggal 25 Maret 2021, kasus terkonfirmasi positif
sebanyak 11.472 orang, sembuh 8.648 orang, meninggal dunia 315 orang. Kabupaten
Timor Tengah Selatan pada tanggal 25 Maret 2021 sebanyak 500 kasus Sedangkan untuk
Kecamatan Amanatun Selatan pada 25 Maret 2021 tercatat sebanyak 9 terkonfirmasi
Covid-19 yang bersebar di 1 Desa.
Berdasarkan data tersebut diatas, maka pemerintah melalui gugus tugas yang ada
di Provinsi hingga Kecamatan, membentuk gugus tugas dan relawan untuk pencegahan
Covid-19. Gugus Tugas Kecamatan Amanatun Selatan melibatkan semua stekholder
untuk bias bekerja bersama-sama dalam penanganan Covid-19. Banyak hal yang
dilakukan oleh gugus tugas baik melalui Kecamatan, Puskesmas dan juga Desa- Desa.
Hal ini diyakini akan bias dengan cepat melakukan upaya pencegahan dini Covid-19 di
Wilayah Amanatun Selatan.
Salah satu langkah yang diambil oleh gugus tugas pencegahan Covid-19 di
Wilayah Puskesmas Oinlasi adalah Pemantauan Kontak Pelaku perjalanan yang baru dari
luar NTT yakni daerah-daerah yang merupakan zona merah atau daerah dengan status
transmisi local menurut Pedoman Kementrian Kesehatan. Pelacakan kasus dini, bertujuan
agar menetapkan protocol mandiri (karantina mandiri dan sosial distancing) untuk pelaku
perjalanan demi menjaga kemungkinan terjadinya penularan atau kontak dengan
masyarakat di wilayah Amanatun Selatan.
Gugus tugas Kecamatan, setelah membentuk relawan, menetapkan kegiatan-
kegiatan berupa pemantauan pelaku perjalanan, kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan kunjungan rumah bagi pelaku perjalanan yang baru tiba dan juga pembukaan
Posko terbaru di pintu masuk Kecamatan yang berlokasi di simpang lima Desa Oinlasi.
Kegiatan pemantauan dilakukan selama 3 (tiga) kali oleh tenaga kesehatan, dan penjagaan
di Posko terpadu untuk memantau secara dini pelaku perjalanan yang baru datang agar
dilakukan pendataan dini sebelum tiba di rumah. Pendataan di Posko juga dilakukan
dengan pemberian informasi terkait hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari setelah
sampai di rumah, dan tetap dalam pemantauan yang dilakukan pada hari ke-6 dan ke-14
masa pemantauan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini, sesuai perkembangan situasi
kejadian Covid-19 di dunia bahkan di Indonesia. Kegiatan ini dibentuk oleh tim gugus
tugas Puskesmas dan Kecamatan. Dengan metode pendataan awal di Posko terpadu,
pemberian penyuluhan oleh tenaga medis, pembacaan protocol kesehatan karantina
mandiri di rumah, serta pihak keamanan memberi maklumat untuk karantina mandiri.
Setelah itu data awal di kirim ke Posko Desa, melalui grup posko untuk tetap di pantau
oleh relawan desa yang termasuk TKD. Dari kegiatan tersebut, hingga tanggal 31 Maret
2020, terdapat 20 pelaku perjalanan yang dipantau oleh tenagakesehatan. Baik itu yang
ada di puskesmas maupun yang ada di desa. Dengan memperketat tim gugus tugas dan
relawan di semua desa, agar bias memantau proses karantina bagi pelaku perjalanan yang
ada.
C. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah secara dini penularan Covid-19 di Wilayah kerja Puskesmas
Oinlasi melalui peningkatkan pemantauan bagi pelaku perjalanan dari Zona merah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengedukasikan kepada pelaku perjalanan tentang protocol karantina
mandiri dan hal yang harus di ikuti
b. Untuk mendeteksi secara dini penularan Covid-19 dari pelaku perjalanan yang
berasal dari zona merah
E. SASARAN
Semua pelaku perjalanan yang berasal dari luar NTT yang kembali ke Kecamatan
Amanatun Selatan.
F. METODOLOGI
1. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah melakukan pendataan awal dan
temukan dengan pelaku perjalanan di rumah, setelah pelaku perjalanan tiba.
2. Teknologi : Menggunakan thermometer suhu.
Disetujui
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kab. TTS