Di Susun oleh :
Anaci Oratmangun
(20310174)
2020/2021
RESUME WEBINAR
PEMATERI 1
1. Situasi Global : total kasus konfirmasi COVID-19 global per tanggal 12 April 2021
adalah 135,646,617 kasus dengan 2,930,723 kematian (CFR 2,2%) di 222 Negara
Terjangkit dan 190 Negara Transmisi lokal
2. Situasi Indonesia
- Suspek yang masih di pantau : 59.915
- Konfirmasi 1.571.824 ( Kematian 42.656, CFR 2,7%)
- Negatif : 7.438.193
- Jumlah Kasus yang Diperiksa Spesimen : 9.010.017
Konteks :
Tantangan :
RT SIAGA COVID
Struktur tim satgas RT diinformasikan dan berkoordinasi dengan ketua RW (Rukun Warga)
Padukuhan, Kalurahan. Serta akan diteruskan informasinya kepada Puskesmas dan
Kapanewon untuk koordinasi lebih lanjut.
1. Promkes
2. Struktur Organisasi
3. Petugas Satgas
Strategi komunitas:
1. Promkes
2. Pemberdayaan
3. Kemitraan
4. Supoort Group
Satgas RT
1. Pengurus RT
2. Kader Posyandu
3. Karangtaruna
4. PKK RT
5. Organisasi liannya di lingkup RT
Disinfeksi:
Pemakaman :
Jenazah PDP Covid-19 yaitu dengan aman tersterilisasi, tidak akan menularkan
Tata caranya yaitu dengan Jenazah di balut plastik kemudian kain kafan, plastik lagi, kantong
jenazah, kemudian peti.
1. Pre test :
a. Pengetahuan tentang testing: baik (92,3%), Cukup (7,7%)
b. Pengetahuan tentang tracing: baik (96,2%), kurang (3,8%)
c. Pengetahuan tentang treatmen: baik (76,9%), cukuop (23,1%)
2. Post test :
a. Pengetahuan tentang testing: baik (92,3%), Cukup (7,7%)
b. Pengetahuan tentang tracing: baik (96,2%), kurang (3,8%)
c. Pengetahuan tentang treatmen: baik (100%), cukuop (0%)
PEMATERI 2
Pembicara : Ibu Rata Lestari M.Kep. S. Kom
Pelayanan kesehatan perimer (Primary Health Care) suatu pelayanan kesehatan esensial yang
di selenggarakan berdasarkan:
Pelayanan Primer merupakan penghubung jaringan kerja antara pelayanan di komunitas dan
mitra lainnya. Dalam Tim Pelayanan Primer sangat berkesinambungan, komperhensif, dan
berpusat pada pasien. Dengan melibatkan Kader kesehatan, Kelompok pengobatan lainnya
dan layanan kesehatan sosial. Dapat dipahami pimpinan layanan primer diharapkan ahli
dalam kedokteran keluarga, koomunitas, dan kesehatan masyarakat.
Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus menyelenggarakan:
1. Manajemen
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan
4. Pelayanan laboratorium
UKM Esensial:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB
d. Pelayanan Gizi, dan
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
UKM Pengembangan
a. Inovatif dan atau
b. Bersifat ekstensifikasi,
c. Intensifikasi pelayanan
d. Prioritas dan kekhusuan wilayah kerja
e. Berdasar kajian
UKP:
a. Riwayat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care, dan/ atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
1. Dokter/DLP
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga kesehatan masyarakat
6. Tenaga konseling
7. Ahli teknologi laboratorum medik
8. Tenaga gizi, dan
9. Teaga kefarmasian
UU 38/2014
UU 36/2009 tentang Kesehatan (Pasal 46) untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
P : Perencanaan
- Penyesuaian target kegiatan yang telah disusun (tidak bisa dilaksanakan, metode
beda, ditunda)
- Menentukan target sasaran kasus Covid dengan pravelensi dari Dinkes untuk
perkiraan logistik APD, PCR
- Menentukan populasi rentan untuk menjadi sasaran px
- Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indikator proogram selain karena
pandemi dan rencana inovasi
- Lokmin bulanan dan triwulan tetap terlaksana dengan penerapan 3M/ manfaatkan
teknologi
- Lokmin bulanan membahas pedoman pelayanan pada masa pandemi
- Lokmin triwulan membahas hasil pemerataan wilayah covid dan peran linsek
- Pengembangan sistem laporan/ pendataan kasus Covid dengan teknologi
- Pelaksanaan kegiatan (pemantauan, tracing) bersama linsek, jejaringpkm dan
gugus tugas
P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja
Contohnya adalah:
Manajemen SDM
- Kapus meninjau ulang pembagian tugas engan pertimbangan resiko usia petugas
dan penyakit komorbid
- Peningkatan kapasitas internal (PPI, Ketrampilan cara rapid test dan swab
nasofaring bagi petugas, dan alur pelayanan
- Monitoring dan audit internal terhadap PPI dan ADP
- Jika ada petugas yang terkontak positif, Kapus berkoordinasi dengan Dinkes
untuk mengambil langkah antisipasi agar masyarakat tetap mendapat pelayanan
kesehatan
Kegaiatan UKM (Upaya Keseahatan Masyarakat) tetap terlaksana dengan skala perioritas,
UKM yang telah terjadwal dilakukan dengan pertimbnagan
PROMKES :
1. Ruang lingkup promkes dengan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin
kerja sama
2. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sektor, Ormas
serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan penanggulangan Covid-19
diwilayah kerja Puskesamas, termasuk sinkronisasi data terkait dengan
kelompok/individu berseiko antara data puskesmas (PIS-PL dan Pelayanan
Perorangan) dan data dari gugus tugas tingakat RW dan/ atau Relawan Desa
3. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan
terhadap optimalisasi kegiatan pencegahan Covid-19 diwilayah kerja Puskesmas.
Sasaran advokasi dilakukan kepada Kepala Desa/Lurah, Ketua RW Ketua RT, Ketua
TP PKK Kecamatan, Ketua TP PKK Desa/Kelurahan, Ketua Ormas, pimpinan
Perusahanan dll. Langkah-langkah advokasi dijelaskan dalam lampiran Juknis ini.
4. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma,toga, dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan keluarga dalam
pencegahan Covid-19 wilayah kerja Puskesmas. Peningkatan literasi serta kapasitas
dapat dilakukan melalui media daring seperti group Whatsapp/ SMS/ Video Call/
thelepone atau melalui interaksi lansgung degan memperhatikan PPI dan Physical
Distancing.
5. Melakukan perorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya masyarakat untuk
mengoptimalakan kegiatan promkes dan pemberdayaan keluarga dalam pencegahan
Covid-19 di wilayah kerja Pusekesmas, termasuk melaksanakan Survei Mawas Diri
(SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan dengan tetap
menerapakan prinsip PPI dan Physical Distancing
6. Membuat media promkes dalam pencegahan Covid-19
7. Melakukan KIE bersama kader, toma, tokoh agama, ormas dan kelompok peduli
kesehatan
Posyandu sebagai garda terdepan wadah pelayanan kesehatan dasar masyarakat dan
membantu sosialisasi dan edukasi Covid-19 bersama petugas medis dan satgas siaga Covid-
19.
Jika Posyandu tidak melakukan pelayanan saat wabah Covid-19 maka Ibu bayi/ balita
memantau Tumbuh kembang anak secara mandiri dengan panduan Buku KIA. Dan jika anak
butuh pelayanan medis, dapat dilakukan temu janji terlebih dahulu.
Secara umum pelayanan UKM di Puskesmas pada masa pandemi Covid-19 terangkumpada
tabel :
Program Kegiatan yang Wajib Kegiatan yang Kegiatan yang ditunda
menyesuaikan
Promosi - Melakukan - Penyuluhan dan Pelatihan Kader
Kesehatan kemitraan KIE
- Melakukan KIS - SMD dan MMD
- Advokasi lintas
sektor
- Pemberdayaan
masyarakat
- Membuat media
promosi
- Peningkatan
kapasitas kader,
toga, tomas, dan
kelompok peduli
kesehatan
Kesehatan - KIE terkait Konseling Peningkatan Kapasitas
Lingkungan konseling
- Penyedia CTPS
- Pemantauan TTU
- Disinfeksi TTU
- Pegelolaan
Limbah
Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Masa Pandemi Covid-19:
1. Pengaturan Alur :
a. Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk dan pintu keluar berbeda. Jika
pintu masuk dan pintu keluar sama makan di buatkan pembatas yang tegas antara
alur masuk dan alur keluar berupa tali atau pembatas lainnya
b. Pemisahan alur pasien dengan gejala ISPA dan Non ISPA
c. Sign tanda/petunjuk arah pasien sesuai gejala
2. Skrining dan Triase
a. Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung dekat pintu masuk yang
memiliki sistem sirkulasi udara natural
b. Skrining adalah penampisan pasien berdasarkan geja ISPA dan Non ISPA
c. Triase adalah pemeliharaan pasien berdasarkan kegawatdaruratan
d. Petugas ditempatkan di lokasi dan di lengkapi dengan alkes dan APD sesuai
dengan panduan yang berlaku
3. Protokol Kesehatan
a. Wajib menggunkaan masker bagi petugas dan seluruh pengunjung Puskesmas
b. Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mangalir/handa sanitizer
disemua lokasi strategis
c. Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri anatara pengunjung >1meter
d. Jika di perlukan, gunakan pembatas transparan yang membatasi pasien dan petugas
e. Tata cara penggunaan APD sesuai panduan yang berlaku.
1. Warna merah adalah alur pelayanan untuk pasien terkait kasus Covid-19 tanpa
kegawatdaruratan atau kasus Covid-19 dengan kegawatdaruratan atau kasus
gawatdarurat bukan kasus Covid-19, terdiri dari jalur:
a. Kasus bukan gawat darurat : nomor 1-2-4-6-7-8-10-11, dilanjutkan ke nomor:
1.) -13-15 (untuk paisen pulang), atau :
2.) -14 (untuk pasien dirujuk)
b. Kasus gawatdarurat : nomor 1-3-10-3 dilanjutkan ke nomor:
1.) -13-15 (untuk pasien pulang)
2.) -14 (untuk pasien rujuk)
2. Warna hijau adalah alur pelayanan untuk pasien tidak terkait kasus Covid-19, yaitu
pasien dengan keluhan lain selain ISPA pada semua kelompok umur, ibu hamil yang
memerlukan kontrol kehmilan (ANC) , bayi atau balita yang memerlukan Imunisasi,
Pasangan Uisa Subur (PUS), yang akan melakukan KB, pelayanan gigi, pelayanan
gizi, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan TBC, IMS, HIV, pemeriksaan khusus,
konsuktasi, dan lain-lain.
3. Puskesmas harus mengkondisikan SOP awal dan ahkir pelayanan (*) yang
dilaksanakan
4. Ruang tunggu (**) untuk pasien ISPA dan bukan ISPA dikondisikan terpisah,
denganventilasi cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tersebut dalam keadaan
baik.
5. Ruang Laboratorium (***) untuk pemeriksaan penunjang terkait kasus Covid-19
dikondisikan terpisah dengan pemeriksaan laboratoriaum/penunjang lainnya untuk
meminimalkan resiko penularan atar pasien. Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
yang dapat dilakukan pada kasus terkait kasus Covid-19 adalah pemeriksaan rapid
test, bila pada kasus terkait Covid-19 diperoleh hasil pemeriksaan rapid test pertama
adalah reaktif. Puskesmas melakukan pengambilan spesimen (swab nasofaring-
orofaring atau sputum) untuk dikirim guna pemeriksaan RT-PCR
6. Ruang Farmasi (****) untuk pengambilan obat terkait kasus Covid-19 dan bukan
terkait kasus Covid-19 dikondisikan harus tetap memperhatikan prinsip pencegahan
dan penegndalian infeksi
7. Untuk kaus terkait kasus Covid-19 (*****) dilakukan tata laksana:
a. OTG
1.) Bila dengan rapid test pertama hasilnya non reaktif maka dilakukan karantina
madiri sesuai dengan protokol isolasi diri dalam penanganan kasus Covid-19
kemudian melakukan pemeriksaan ulang rapid test dilakukan pada hari ke 10.
Bila pada pemeriksaan rapid test kedua hasilnya positif, dilakukan
pengambilan spesimen (swab nasofairng-orofasing, sputum) untuk dilakukan
pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di laboratorium yang dapat
melakukan RT-PCR
2.) Bila hasil pertama rapid test rekatif maka melakukan karantina mandiri sesuai
dengan protokol isolasi dari dalam penanganan kasus Covid-19 kemudian
dilakukan pengambilanspesimen (swab nasofaring-orofaring, sputum) untuk
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di
laboratorium yang dapat melakukan RT-PCR
Bila OTG terkonfirmasi positif kemudian menunjukan gejala selama masa
karantina:
- Gejala ringan : isolasi diri dirumah
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
b. ODP
1.) Bila hasil pertama rapid test nonreaktif maka harus melakukan isolasi diri di
rumah, sesuai dengan protokol isolasi diri dalam penganan kasus Covid-19
kemudian melakukan pemeriksaan ulang rapid test dilakukan pada hari ke 10
2.) Bila hasil pertama repid test reaktif maka harus melakukan isolasi diri dirumah
sesuai dengan protokol isolasi diridalam penangan kasus Covid-19 kemudian
dilakukan pengambilan spesimen (swab nasofaring-orofaring, sputum) utuk
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di
laboratorium yang daoat melakukan RT-PCR
Bila ODP yang terkonfirmasi positif mengalami gejala perburukan:
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
Isolasi di RS darurat juga dilakukan pada pasien dengan usia > 60 tahun atau
pada psien yang kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk dilakukan
isolasi mandiri.
c. PDP
1.) Bila hasil rapid test pertama non raktif:
- Gejala ringan : isolasi diri dirumah
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
2.) Bila hasil repid test pertama reaktif maka dilakukan pengambilan spesimen
(Swab nasofaring-orofaring, sputum) untuk dilakukan konfirmasi dengan
pemeriksaan RT-PCR 2 kai berturut-turut di laboratorium yang dapat
melakukan RT-PCR
Bila PDP terkonfimasi positif mengalami gejala perburukan:
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
8. Saat pasien atau pengunjung didiagnosis terkait kasus Covid-19, Puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan kegaiatan-kegiatan
lainterkait Covid-19, yaitu:
a. Notifikasi kasus 1x24 jam ke dinkes
b. Penyelidikan Epidemologi (PE)
c. Pengambilan dan pengiriman spesimen
d. Melakukan pemantauan harian, mencatat dan melaporkan pemantauan harian
e. Pelacakan kontak erat
f. Identifikasi kontak erat, pendataan kontak erat
g. Edukasi pasien
h. Komunikasi resiko, keluarga dan masyarakat
PEMATERI 3