Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESUME WEBINAR KOMUNITAS

Dosen Pembimbing: Rika Monika S.Kep., Ns.,M.Kep,Sp.Kep Kom

Di Susun oleh :
Anaci Oratmangun
(20310174)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

2020/2021
RESUME WEBINAR

PEMATERI 1

Pembicara : Ibu Indrayanti (TIM SATGAS COVID-19)

“Implementasi Pencegahan Penyakit Menular di Komunitas dengan Pemberdayaan


Masyarakat Melalui RT Siaga Covid-19”

Kasus Covid April 2021 di Indonesia menurut Kemenkes :

1. Situasi Global : total kasus konfirmasi COVID-19 global per tanggal 12 April 2021
adalah 135,646,617 kasus dengan 2,930,723 kematian (CFR 2,2%) di 222 Negara
Terjangkit dan 190 Negara Transmisi lokal
2. Situasi Indonesia
- Suspek yang masih di pantau : 59.915
- Konfirmasi 1.571.824 ( Kematian 42.656, CFR 2,7%)
- Negatif : 7.438.193
- Jumlah Kasus yang Diperiksa Spesimen : 9.010.017

Konteks DIY dan Tantangannya

Konteks :

1. Terdiri dari 78 Kapanewon/ Kemantren


2. 46 Kelurahan
3. 329 Kalurahan
4. 3,6 juta penduduk

Tantangan :

1. Pembagian kewenanangan Prov-Kab/Kota - Kalurahan/Kelurahan – Padukuhan –


RW – RT :
a. Sign – Trace – Treat dirasa belum efektif jika hanya mengandalkan puskesmas
b. Pembiyayaan rapid dan swab dari hasil tracing kontak erat terutama bagi yang
tidak bergejala
c. Pemenuhan logistic bagi warga isoman
d. Sumberdaya untuk melakukan penyemprotan desinfektan
e. Pemulasaran Jeazah sesuai standart
2. Dana desa tidak cukup memadai
3. Koordinasi puskesmas – desa sampai tingkat RT dirasa belum cukup efektif
4. COVID-19 dianggap abib sehingga banyak yang menyembuntikan, tidak jujur, dan
bahkan penolakan

Pengedalian di komunitas adalah dengan menerapkan Program Pemerintah dengan 3


M 3T (Tracing: Pelacakan, Testing: Pengecekan Virus, Treatment: Perawatan Kesehatan dan
kebersihan yang wajib diperoleh dan dilakukan oleh pasien).

Pemerintah juga melakukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat


atau Empowerment adalah salah satu kegiatan keperawatan koomunitas dengan melibatkan
masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada di komunitas, masyarakat
sebagai subyek dalam menyelesaikan masalah (Hitchock, Schubert, dan Thomas, 1999,
Standhope && Lacaster, 2016, dalam IPKKI, 2017).

RT SIAGA COVID

Struktur tim satgas RT diinformasikan dan berkoordinasi dengan ketua RW (Rukun Warga)
Padukuhan, Kalurahan. Serta akan diteruskan informasinya kepada Puskesmas dan
Kapanewon untuk koordinasi lebih lanjut.

Pembentukan Rt Siaga Covid-19:

1. Promkes
2. Struktur Organisasi
3. Petugas Satgas

Strategi komunitas:

1. Promkes
2. Pemberdayaan
3. Kemitraan
4. Supoort Group

Satgas RT

Ketua Satgas RT akan mencakup beberapa aspek, yaitu:

- Logistik dan Dukungan Psikososial (Isoman)


- Pelacak Kontak Erat, Treatmen
- Informasi dan Edukasi
- Disinfektan
- Pemakaman

Tim Satgas RT terdiri dari unsur :

1. Pengurus RT
2. Kader Posyandu
3. Karangtaruna
4. PKK RT
5. Organisasi liannya di lingkup RT

Tugas Satgas RT yaitu :

1. Koordinasi dengan RW, Dukuh, Desa, Puskesmas


2. Menjalin komunikasi lintas RT
3. Mengkoordinasikan tamu dan event
4. Mengkonsolidasikan penganggaran
5. Mengkoordinasikan dugaan kasus dengan satgas
(Protokol Tatalaksana Covid-19, Kemenkes, 2020)

Logistik dan dukungan Psikososial (Isoman):

1. Komunikasi dengan keluarga


2. Koontrak motivasi dengan keluarga
3. Mengkoondisikan lingkungan terdekat
4. Menfasilitasi logistik keluarga
5. Memantau kondisi Pasien dan Keluarga
(Kemenkes RI, 2020)

Pelacakan Kontak Erat, Treatmen:

1. Melacak kontak erat dan mendokumentasikan pelacakan


2. Identifikasi kontak resiko tinggi dan kontak bergejala
3. Merekayasa pembatasan sosial
4. Mengorganisir fasilitas isoman
5. Melaporkan dan membantu pelacakan lanjut Puskesmas
6. Melakukan pemantauan pada warga isolasi mandiri
(Protokol Tatalaksana Covid-19, 2020)

Informasi dan Edukasi:

1. Memberikan perkembangan informasi ke Satgas


2. Membagikan informasi medsos ke Warga
(Dengan contoh : Berapa lama isolasi dilakukan, jadwal test rapid/swab. Apa dan
bagaimana yang harus dilakukan saat isoma, sampah medis dan rumah tangga juga
penting untuk diketahui cara pembuangannya.)
3. Konsolidasi minimalisasi stigma dan menjalin komunikasi kelompok

Disinfeksi:

1. Kooordinasi dan Organisir disinfeksi


2. Pengkondisian lingkungan post isoman
3. Pengkondisian lingkungan post Rumah Sakit
4. Pengkondisian lingkungan post Shelter
(Prtokol Tatalaksana Covid-19, Kemenkes, 2020)

Pemakaman :

1. Menyaipkan lahan dan liang lahat utuk pemakaman


2. Penyiapan alat bantu pemakaman (bambu, tali, tenda peneduh, lampu penerangan)
3. Koordinasi dengan Desa, Puskesmas untuk kebutuhan pemakaman
4. Koordinasi dengan perngurus makam
(Protokol Tatalaksana Covid-19, Kemenkes, 2020)
Dan perlu di ingat masyarakat tidak perlu khawatir bila ada pemakaman jenazah
Covid-19 di karenakan :
a. Pemulasaran jenazah di RS melalui prosedur khusus
b. Dilakukan oleh petugas terlatih
c. Virus tidak menyebar di ingkungan sekitar, karena virus tidak bisa bertahan lama
diluar tubuh manusia.

Jenazah PDP Covid-19 yaitu dengan aman tersterilisasi, tidak akan menularkan

- Setiap lapisan dilakuakan dekontaminasi


- Jenazah telah disucikan tayamum dan disholatkan

Tata caranya yaitu dengan Jenazah di balut plastik kemudian kain kafan, plastik lagi, kantong
jenazah, kemudian peti.

Melakukan penelitian di Giwangan (Satgas Covid Keluarga Giwangan)


Hasil yang didapat dari krgiatan program pengabdian masyarkat adalah penguatan tim satgas
Covid-19 selama 5 Minggu, dengan terbentuknya struktur tim Satgas yang terdapat tugas
pokok dari setia saksi, kemampuan dalam menangani kasus Covid-19 mampu menggerakan
warga untuk melakukan pencegahan Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari.

(Ozonisasi dengan membutuhkan waktu 30 menit)

Evaluasi berdasarkan dari di sebarkan kuesioner tentang 3T dengan menggunakan 2 metode


yaitu pre test dan post test:

1. Pre test :
a. Pengetahuan tentang testing: baik (92,3%), Cukup (7,7%)
b. Pengetahuan tentang tracing: baik (96,2%), kurang (3,8%)
c. Pengetahuan tentang treatmen: baik (76,9%), cukuop (23,1%)
2. Post test :
a. Pengetahuan tentang testing: baik (92,3%), Cukup (7,7%)
b. Pengetahuan tentang tracing: baik (96,2%), kurang (3,8%)
c. Pengetahuan tentang treatmen: baik (100%), cukuop (0%)

Pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 dan Tugas Satgas Covid-19

Pre test : Nilai rata-rata diperoleh 74,28

Post test : nilai rata-rata diperoleh 87,85

PEMATERI 2
Pembicara : Ibu Rata Lestari M.Kep. S. Kom

“Pelayanan Primer Dimasa Pandemi Covid-19”

Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan kesehatan perimer (Primary Health Care) suatu pelayanan kesehatan esensial yang
di selenggarakan berdasarkan:

1. Tatacara dan teknoloogi praktis


2. Sesuai dengan kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat
3. Dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat melalui peran aktif
secara penuh dengan biaya yang dapat dipikul oleh masyrakat dan negara untuk
memelihara setiap tahap perkembangan serta yang di dukung oleh semangat
kemandirian dan menentuan diri sendiri.

Primary Health Care :

1. Memberikan layanan kesehatan esensial


2. Layanan lebih dekat dengan masyarakat
3. Layanan diberikan oleh faskes primer seperti; Puskesmas, Klinik Pratama, dan Praktik
Mandiri Tenaga Kesehatan

Pelayanan Primer merupakan penghubung jaringan kerja antara pelayanan di komunitas dan
mitra lainnya. Dalam Tim Pelayanan Primer sangat berkesinambungan, komperhensif, dan
berpusat pada pasien. Dengan melibatkan Kader kesehatan, Kelompok pengobatan lainnya
dan layanan kesehatan sosial. Dapat dipahami pimpinan layanan primer diharapkan ahli
dalam kedokteran keluarga, koomunitas, dan kesehatan masyarakat.

Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat :

(Permenkes 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas)

Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus menyelenggarakan:

1. Manajemen
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan
4. Pelayanan laboratorium

 UKM Esensial:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB
d. Pelayanan Gizi, dan
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 UKM Pengembangan
a. Inovatif dan atau
b. Bersifat ekstensifikasi,
c. Intensifikasi pelayanan
d. Prioritas dan kekhusuan wilayah kerja
e. Berdasar kajian
 UKP:
a. Riwayat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care, dan/ atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Beberapa tenaga kesehatan yang berperan dalam puskesmas :

1. Dokter/DLP
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga kesehatan masyarakat
6. Tenaga konseling
7. Ahli teknologi laboratorum medik
8. Tenaga gizi, dan
9. Teaga kefarmasian

Pemberian Asuhan Keperawatan tertuang dalam (Pasal 29 ayat 1)

UU 38/2014

1. Upaya Kesehatan Perseorangan (Pasal 30 ayat 1)


2. Upaya Kesehatan Masyarakat (Pasal 30 ayat 2)

UU 36/2009 tentang Kesehatan (Pasal 46) untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

Permenkes No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) : Suatu kegiatan dan/atau serangkian kegatan


pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) : Setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menaggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Strategi Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas di aue pada Permenkes No.43
Tahun 2019 tentang pusat Kesehatan Masyarakat Terintegrasi menjadi Indikator Standart
Pelayanan Mininal (SPM).

Perkembangan Kasus Covid-19

- Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalahpenyakit menular yang disebabkan


oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
- Coronavirus 2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
- Ada setidaknya 2 jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndroome (SARS)

Kasus Covid-19 (Global)

1. Amerika kematian 580,167


2. India kematian 208,313
3. Brazil kematian 401,417
4. Perancis kematian 104,224
5. Rusia kematian 109,731

Manajeman Puskesmas : Puskesmas harus mempunyai Integritasi yang baik, baik


Pemograman, Pendanaan dan SDMnya.

P : Perencanaan

- Penyesuaian target kegiatan yang telah disusun (tidak bisa dilaksanakan, metode
beda, ditunda)
- Menentukan target sasaran kasus Covid dengan pravelensi dari Dinkes untuk
perkiraan logistik APD, PCR
- Menentukan populasi rentan untuk menjadi sasaran px
- Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indikator proogram selain karena
pandemi dan rencana inovasi

P2 : Penggerakan dan Pelaksanaan

- Lokmin bulanan dan triwulan tetap terlaksana dengan penerapan 3M/ manfaatkan
teknologi
- Lokmin bulanan membahas pedoman pelayanan pada masa pandemi
- Lokmin triwulan membahas hasil pemerataan wilayah covid dan peran linsek
- Pengembangan sistem laporan/ pendataan kasus Covid dengan teknologi
- Pelaksanaan kegiatan (pemantauan, tracing) bersama linsek, jejaringpkm dan
gugus tugas
P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja

- Menetapkan target indeks keberhasilan Covid


- Presentase pasien yang isolasi dan mandiri
- Presentase pasien konfirmasi yang dilakukan tracking

Contohnya adalah:

Manajemen SDM

- Kapus meninjau ulang pembagian tugas engan pertimbangan resiko usia petugas
dan penyakit komorbid
- Peningkatan kapasitas internal (PPI, Ketrampilan cara rapid test dan swab
nasofaring bagi petugas, dan alur pelayanan
- Monitoring dan audit internal terhadap PPI dan ADP
- Jika ada petugas yang terkontak positif, Kapus berkoordinasi dengan Dinkes
untuk mengambil langkah antisipasi agar masyarakat tetap mendapat pelayanan
kesehatan

Kegaiatan UKM (Upaya Keseahatan Masyarakat) tetap terlaksana dengan skala perioritas,
UKM yang telah terjadwal dilakukan dengan pertimbnagan

1. Dilaksanakan seperti biasa


2. Metode kegiatan diubah
3. Ditunda

PROMKES :

1. Ruang lingkup promkes dengan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin
kerja sama
2. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sektor, Ormas
serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan penanggulangan Covid-19
diwilayah kerja Puskesamas, termasuk sinkronisasi data terkait dengan
kelompok/individu berseiko antara data puskesmas (PIS-PL dan Pelayanan
Perorangan) dan data dari gugus tugas tingakat RW dan/ atau Relawan Desa
3. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan
terhadap optimalisasi kegiatan pencegahan Covid-19 diwilayah kerja Puskesmas.
Sasaran advokasi dilakukan kepada Kepala Desa/Lurah, Ketua RW Ketua RT, Ketua
TP PKK Kecamatan, Ketua TP PKK Desa/Kelurahan, Ketua Ormas, pimpinan
Perusahanan dll. Langkah-langkah advokasi dijelaskan dalam lampiran Juknis ini.
4. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma,toga, dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan keluarga dalam
pencegahan Covid-19 wilayah kerja Puskesmas. Peningkatan literasi serta kapasitas
dapat dilakukan melalui media daring seperti group Whatsapp/ SMS/ Video Call/
thelepone atau melalui interaksi lansgung degan memperhatikan PPI dan Physical
Distancing.
5. Melakukan perorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya masyarakat untuk
mengoptimalakan kegiatan promkes dan pemberdayaan keluarga dalam pencegahan
Covid-19 di wilayah kerja Pusekesmas, termasuk melaksanakan Survei Mawas Diri
(SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan dengan tetap
menerapakan prinsip PPI dan Physical Distancing
6. Membuat media promkes dalam pencegahan Covid-19
7. Melakukan KIE bersama kader, toma, tokoh agama, ormas dan kelompok peduli
kesehatan

Posyandu dapat dilaksanakan dengan persyaratan ketat seperti menerapakan prinsip


PPI dan Physical Distancing sesuai Surat Mentri Dalam Negri kepada Gubernur dan Bupati/
Walikota No. 094/17377/BPD tanggal 27 April 2020 tentang Operasional Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19

Operasional Posyandu Disaat wabah Covid-19

Posyandu sebagai garda terdepan wadah pelayanan kesehatan dasar masyarakat dan
membantu sosialisasi dan edukasi Covid-19 bersama petugas medis dan satgas siaga Covid-
19.

Pelayanan Posyandu di saat wabah Covid-19

1. Beroperasi atau tidaknya posyandu diserahkan pada kebijakan pemerintah daerah


2. Kader posyandu sehat dan memakai masker dan sarung tangan
3. Meja tidak berdekatan (minimal 1 meter dan disediakan cairan pembersih tangan)
4. Orang tua bayi dan balita membawa kain atau sarung sendiri untuk penimbangan
5. Atur jadwal layanan maksimal 10 orang diarea pelayanan
6. Anak yang sudah di suntuk menunggu di luar atau tempat terbuka sekitar 30 menit
sebelum pulang

Jika Posyandu tidak melakukan pelayanan saat wabah Covid-19 maka Ibu bayi/ balita
memantau Tumbuh kembang anak secara mandiri dengan panduan Buku KIA. Dan jika anak
butuh pelayanan medis, dapat dilakukan temu janji terlebih dahulu.

Secara umum pelayanan UKM di Puskesmas pada masa pandemi Covid-19 terangkumpada
tabel :
Program Kegiatan yang Wajib Kegiatan yang Kegiatan yang ditunda
menyesuaikan
Promosi - Melakukan - Penyuluhan dan Pelatihan Kader
Kesehatan kemitraan KIE
- Melakukan KIS - SMD dan MMD
- Advokasi lintas
sektor
- Pemberdayaan
masyarakat
- Membuat media
promosi
- Peningkatan
kapasitas kader,
toga, tomas, dan
kelompok peduli
kesehatan
Kesehatan - KIE terkait Konseling Peningkatan Kapasitas
Lingkungan konseling
- Penyedia CTPS
- Pemantauan TTU
- Disinfeksi TTU
- Pegelolaan
Limbah

Kesehatan - Pemeriksaan - Kelas ibu hamil - Pemeriksaan


Keluarga kehamilan - KF 2,3,4 kehamilan rutin
pertama kali dan - KN2,3 - Pemeriksaan USG
trimester III - Pemantauan dan dan Dopplaer pada
- Persalinan stimulasi ibu terkonfirmasi
normal pada perkembangan Covid-19
kasus non Covid- balita dan anak - Kelas ibu hamil
19 pra sekolah - POPM cacingan
- Pelayanan KB - Pemantauan - Kelas ibu balita
rutin dan pasca balita beresiko - Skrining
salin - Imunisai kesehatan anak
- Kunjungan Nifas - Pemberian Vit.A usia sekolah
Pertama - Kelas Ibu Balita - Pemerksaan
- Pelayanan - KIE catin kesehatan catin
neonatal esensial - Pemantauan - Posyandu lanisa
dan KN 1 kesehatan lansia

Gizi Tatalaksna Gizi Buruk - Pemnatauan


status gizi
(pertumbuhan dan
perkembangan)
balita
- Pemberian
sumplementasi
gizi
- KIE dan
konseling gizi,
menyusui, dan
PMBA
Pencegahan - Diteksi, - Peemberian
dan pencegahan dan OAT
Pengendalian respon terhadap - Pemberian
Penyakit Covid-19 ARV
- Surveilans kasus - Fogging
DBD, DBD
pemantauan - Pematauan
sarang nyamuk faktor resiko
- Kontrol pada PTM
ODHA dengan - Penigkatan
IO, infeksi HIV edukasi
lanjut atau pencegahan
pertama kali faktor resiko
mendapat ARV PTM

Upaya Kesehatan Perorangan

1. Puskesmas mengimplementasikan Surat Edaran Mentri Kesehatan Nomor


HK.02.01/MENKES/303/2020 tetang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui
Pemanfaatan Teknologi Infoemasi dan Komunikasi dalam rangka Pencegahan
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
2. Pelayanan di dalam Gedung:
a. Dilaksanakan sesuai SPO
b. menerapkan teriase/ skrining pada tiap pengunjung, mengubah alur pelayanan,
menyediakan ruang px khusus ISPA, mengubah posisi tempat duduk pasien (Jarak
petugas dan pasien diperlebar), menggunakan kotak khusus aerosol/ sekat pembatas
transparan.

Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Masa Pandemi Covid-19:

1. Pengaturan Alur :
a. Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk dan pintu keluar berbeda. Jika
pintu masuk dan pintu keluar sama makan di buatkan pembatas yang tegas antara
alur masuk dan alur keluar berupa tali atau pembatas lainnya
b. Pemisahan alur pasien dengan gejala ISPA dan Non ISPA
c. Sign tanda/petunjuk arah pasien sesuai gejala
2. Skrining dan Triase
a. Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung dekat pintu masuk yang
memiliki sistem sirkulasi udara natural
b. Skrining adalah penampisan pasien berdasarkan geja ISPA dan Non ISPA
c. Triase adalah pemeliharaan pasien berdasarkan kegawatdaruratan
d. Petugas ditempatkan di lokasi dan di lengkapi dengan alkes dan APD sesuai
dengan panduan yang berlaku
3. Protokol Kesehatan
a. Wajib menggunkaan masker bagi petugas dan seluruh pengunjung Puskesmas
b. Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mangalir/handa sanitizer
disemua lokasi strategis
c. Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri anatara pengunjung >1meter
d. Jika di perlukan, gunakan pembatas transparan yang membatasi pasien dan petugas
e. Tata cara penggunaan APD sesuai panduan yang berlaku.

Alur Pelayanan di Puskesmas pada masa pandemi Covid-19:

1. Warna merah adalah alur pelayanan untuk pasien terkait kasus Covid-19 tanpa
kegawatdaruratan atau kasus Covid-19 dengan kegawatdaruratan atau kasus
gawatdarurat bukan kasus Covid-19, terdiri dari jalur:
a. Kasus bukan gawat darurat : nomor 1-2-4-6-7-8-10-11, dilanjutkan ke nomor:
1.) -13-15 (untuk paisen pulang), atau :
2.) -14 (untuk pasien dirujuk)
b. Kasus gawatdarurat : nomor 1-3-10-3 dilanjutkan ke nomor:
1.) -13-15 (untuk pasien pulang)
2.) -14 (untuk pasien rujuk)
2. Warna hijau adalah alur pelayanan untuk pasien tidak terkait kasus Covid-19, yaitu
pasien dengan keluhan lain selain ISPA pada semua kelompok umur, ibu hamil yang
memerlukan kontrol kehmilan (ANC) , bayi atau balita yang memerlukan Imunisasi,
Pasangan Uisa Subur (PUS), yang akan melakukan KB, pelayanan gigi, pelayanan
gizi, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan TBC, IMS, HIV, pemeriksaan khusus,
konsuktasi, dan lain-lain.
3. Puskesmas harus mengkondisikan SOP awal dan ahkir pelayanan (*) yang
dilaksanakan
4. Ruang tunggu (**) untuk pasien ISPA dan bukan ISPA dikondisikan terpisah,
denganventilasi cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tersebut dalam keadaan
baik.
5. Ruang Laboratorium (***) untuk pemeriksaan penunjang terkait kasus Covid-19
dikondisikan terpisah dengan pemeriksaan laboratoriaum/penunjang lainnya untuk
meminimalkan resiko penularan atar pasien. Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
yang dapat dilakukan pada kasus terkait kasus Covid-19 adalah pemeriksaan rapid
test, bila pada kasus terkait Covid-19 diperoleh hasil pemeriksaan rapid test pertama
adalah reaktif. Puskesmas melakukan pengambilan spesimen (swab nasofaring-
orofaring atau sputum) untuk dikirim guna pemeriksaan RT-PCR
6. Ruang Farmasi (****) untuk pengambilan obat terkait kasus Covid-19 dan bukan
terkait kasus Covid-19 dikondisikan harus tetap memperhatikan prinsip pencegahan
dan penegndalian infeksi
7. Untuk kaus terkait kasus Covid-19 (*****) dilakukan tata laksana:
a. OTG
1.) Bila dengan rapid test pertama hasilnya non reaktif maka dilakukan karantina
madiri sesuai dengan protokol isolasi diri dalam penanganan kasus Covid-19
kemudian melakukan pemeriksaan ulang rapid test dilakukan pada hari ke 10.
Bila pada pemeriksaan rapid test kedua hasilnya positif, dilakukan
pengambilan spesimen (swab nasofairng-orofasing, sputum) untuk dilakukan
pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di laboratorium yang dapat
melakukan RT-PCR
2.) Bila hasil pertama rapid test rekatif maka melakukan karantina mandiri sesuai
dengan protokol isolasi dari dalam penanganan kasus Covid-19 kemudian
dilakukan pengambilanspesimen (swab nasofaring-orofaring, sputum) untuk
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di
laboratorium yang dapat melakukan RT-PCR
Bila OTG terkonfirmasi positif kemudian menunjukan gejala selama masa
karantina:
- Gejala ringan : isolasi diri dirumah
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
b. ODP
1.) Bila hasil pertama rapid test nonreaktif maka harus melakukan isolasi diri di
rumah, sesuai dengan protokol isolasi diri dalam penganan kasus Covid-19
kemudian melakukan pemeriksaan ulang rapid test dilakukan pada hari ke 10
2.) Bila hasil pertama repid test reaktif maka harus melakukan isolasi diri dirumah
sesuai dengan protokol isolasi diridalam penangan kasus Covid-19 kemudian
dilakukan pengambilan spesimen (swab nasofaring-orofaring, sputum) utuk
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di
laboratorium yang daoat melakukan RT-PCR
Bila ODP yang terkonfirmasi positif mengalami gejala perburukan:
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan
Isolasi di RS darurat juga dilakukan pada pasien dengan usia > 60 tahun atau
pada psien yang kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk dilakukan
isolasi mandiri.

c. PDP
1.) Bila hasil rapid test pertama non raktif:
- Gejala ringan : isolasi diri dirumah
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan

Pemeriksaan ulang rapid test dilakukan hari ke 10

2.) Bila hasil repid test pertama reaktif maka dilakukan pengambilan spesimen
(Swab nasofaring-orofaring, sputum) untuk dilakukan konfirmasi dengan
pemeriksaan RT-PCR 2 kai berturut-turut di laboratorium yang dapat
melakukan RT-PCR
Bila PDP terkonfimasi positif mengalami gejala perburukan:
- Gejala sedang : isolasi di RS darurat
- Gejala berat : isolasi di RS rujukan

8. Saat pasien atau pengunjung didiagnosis terkait kasus Covid-19, Puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan kegaiatan-kegiatan
lainterkait Covid-19, yaitu:
a. Notifikasi kasus 1x24 jam ke dinkes
b. Penyelidikan Epidemologi (PE)
c. Pengambilan dan pengiriman spesimen
d. Melakukan pemantauan harian, mencatat dan melaporkan pemantauan harian
e. Pelacakan kontak erat
f. Identifikasi kontak erat, pendataan kontak erat
g. Edukasi pasien
h. Komunikasi resiko, keluarga dan masyarakat
PEMATERI 3

Pembicara : Bapak Bachtiar Safrudin

“Asuhan Keluarga pada usia Remaja”

Sharing Askep terkait pada Askep usia Remaja.

Anda mungkin juga menyukai