Anda di halaman 1dari 17

Analisa Data

No Data Masalah
1. Wawanacara Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
a. Puskesmas
1) Hasil wawancara yang dilakukan pada puseksemas, bahwa di
puskesmas mandiangin telah ada program covid 19 yaitu
Puskesmas mandiangin sudah melaksanakan dengan baik sesuai
protap covid 19 puskesmas melakukan pengecekan suhu pada
setiap pengunjung yang datang dan mewajibkan bagi setiap
pengunjung menggunakan masker, di puskesmas juga diterapkan
sosial distancing, pasien menjaga jarak
2) Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin
kerjasama kegiatan Puskesmas Mandiangin dalam pencegahan
COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas. Sasaran kemitraan
diantaranya gugus tugas tingkat RW atau Relawan Desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan mitra potensial lainnya. Puskemas
perlu melakukan identifikasi status psikologis diri atau kondisi
masyarakat di wilayah kerjanya dalam menghadapi kondisi
pandemi ini seperti pembagian zona
Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan
lintas sektor, Ormas serta mitra potensial lainnya dalam
optimalisasi kegiatan penanggulangan COVID-19 di wilayah kerja
Puskesmas, termasuk sinkronisasi data terkait dengan
kelompok/individu berisiko antara data Puskesmas (PISPK dan
pelayanan perorangan) dan data dari gugus tugas tingkat RW
dan/atau Relawan Desa
Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk
mendapatkan dukungan terhadap optimalisasi kegiatan
pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas. Sasaran
advokasi dilakukan kepada Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua
RT, Ketua TP PKK Kecamatan, Ketua TP PKK Desa/Kelurahan.
Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma, toga,dan
kelompok peduli kesehatan agar mendukung upaya penggerakan
dan pemberdayaan keluarga dalam pencegahan COVID-19
diwilayah kerja Puskesmas. Peningkatan literasi serta kapasitas
dapat dilakukan melalui media daring seperti grup
Whatsapp/SMS/VideoCall/telepon atau melalui interaksi langsung
dengan memperhatikan PPI dan physical distancing.
Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber
daya masyarakat untuk mengoptimalkan kegiatan Promkes dan
pemberdayaan keluaga dalam pencegahan COVID-19 di wilayah
kerja Puskesmas, termasuk melaksanakan Survei Mawas Diri
(SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang
dilaksanakan dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan physical
distancing.Puskesmas dapat menggerakkan masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional dalam
pengendalian COVID-19. Upaya yang dapat dilakukan
diantaranya asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui
pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur, yang
dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta
mengatasi beberapa gangguan kesehatan ringan seperti
meningkatkan nafsu makan, mengatasi susah tidur, mengatasi
stres, dan mengurangi keinginan merokok. Lima tips
meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara kesehatan tradisional
dapat dilihat pada lampiran bagian UKM.
Membuat media promosi kesehatan lokal spesifik dengan
berdasarkan kepada protokol-protokol yang ada seperti cara
pencegahan di level individu, keluarga dan masyarakat, kelompok
rentan dan apa yang harus dilakukannya dll. Media tersebut
disebarluaskan melalui media daring seperti grup Whatsapp atau
secara langsung seperti poster, stiker, spanduk, baliho, dll.
Melakukan KIE bersama kader, tokoh masyarakat, tokoh agama,
ormas, kelompok peduli kesehatan, UKBM serta mitra potensial
lainnya guna meningkatkan literasi dan memberdayakan
kelompok/individu/anggota keluarga agar mau melakukan PHBS
pencegahan COVID-19.Sangat penting untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat dan lintas sektor terkait bahwa
pemutusan rantai penularan COVID-19 adalah tanggung jawab
bersama mulai dari masyarakat, tokoh masyarakat, lintas sektor,
bidang kesehatan dan Pemerintah mulai dari pemerintah daerah
sampai pemerintah Pusat.Melakukan tata kelola manajemen
kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan COVID-19 (P1, P2
dan P3).
3) Hasil wawancara pada pihak Puskesmas Mandiangan data yang
didapatkan dikelurahan Campago Ipuh:
Pasien positif: 2orang
ODP (Orang Dalam Pantauan): 2orang
PDP (Pasien Dalam Pantauan): 0 orang
OTG (Orang Tanpa Gejala): 44orang
b. Kelurahan
1) Hasil wawanacara dengan pihak kelurahan, mengatakan bahwa
masyarakat dikelurahan campago ipuh masih banyak masyarakat
yang tidak disiplin melakukan protocol kesehatan covid 19.
2) Kelurahan mengatakan program yang ada di kelurahan dalam
pencegahan covid 19 adalahhmelakukan kebijkan megelola data
dan informasi warganya termasuk masalah ekonomi seluruh
warga campago ipuh. Kelurahan campago ipuh tidak memiliki
kebijakan tersendiri karena kelurahan hanya menjalani kebijakan
dari daerah. Kelurahan campago ipuh melaksanakan kebijakan
dari pemko bukittinggi dan skpd bukittinggi
3) Kelurahan campago ipuh terus melaksanakan sosialisasi tentang
penyuluhan yang berkerjasama dengan puskesmas.
Memberikan penyuluhan tentang covid 19 dan himbauan kepada
masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan,
menjaga jarak, memakai masker, serta mencuci tangan setiap
melakukan tidakan
Melakukan penyemprotan desinfektan
Penyemprotan dari petugas
PMI : 1 × 2 minggu
Penyemprotan dari RT dan warga : 1 × seminggu
c. Kader
1) Hasil wawancara kepada kader mengatakan bahwa kelompok
rentan
Bayi/balita : 82 orang
Ibu hamil : 5 orang
Lansia : 50 orang
2) Kader mengatakan tidak dilakukannya pemeriksaan kesehatan dari
bulan maret sampai waktu yang tidak ditentukan
3) Masih banyak masyarakat yang keluar tidak mematuhi protocol
kesehatan tetapi ada sebagian warga yang sudah menyediakan
tempat cuci tangan didepan rumah.
4) Kader mengatakan bahwa banyaknya masyarakat yang tidak mau
menggunakan alat kontrasepsi selama pandemi dikarnakan warga
takut untuk datang kepasilitas kesehatan
5) Kader mengatakan stigma masyarakat yang buruk terhadap pasien
yang pernah dinyatakan positif tetapi masyarakat sendiri tidak
mematuhi protocol kesehatan.

Data observasi
a. Hasil observasi yang dilakukan bahwa masyarakat yang ingin
kepuskesmas harus dilakukan pengecekan suhu, memakai masker,
melakukan jaga jarak, dan sudah tersedia tempat cuci tangan
b. Hasil observasi di sekitar kelurahan didapat bahwa masih banyak
masyarakat yang tidak memakai masker dan berkumpul di warung
nasi dan tidak memakai masker.
c. Disekitar kelurahan campago ipuh sudah dipasang spanduk
tentang protocol kesehatan.
d. Didapat hasil observasi bahwa dilampu merah disekitar kelurahan
masyarakat tidak menjaga jarak.
e. Masih ada masyarakat di kelurahan campago ipuh yang tidak
mematuhi protocol kesehatan.
Data studi dokumentasi
1) 2 orang masyarakat diwilayah Kelurahan Campago Ipuh
teridentifikasi ODP
2) Wawancara kepada satgas covid-19 di Puskesmas Mandiangin
3) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
4) Word Health Organization, 2020
2.
Wawanacara
Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
a. Puskesmas
1) Hasil wawancara playanan puskesmas Mandiangin pemeriksaan
pada ibu hamil selama pendemi ini dengan Pemeriksaan
kehamilan pertama kali dilakukan dengan janji temu dengan
dokter di Puskesmas.
Pemeriksaan kehamilan rutin pada trimester kedua ditunda kecuali
terdapat keluhan/risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA)
atau tetap dapat dilakukan melalui telekonsultasi.
Pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga dilakukan dengan
janji temu di Puskesmas, dilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum
taksiran partus.
Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media
komunikasi.
Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya atau dapat dilakukan
secara daring.
Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya dan gerakan janin,
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan
diri, mempraktikkan aktivitas fisik seperti senam ibu
hamil/yoga/aerobik/pilates/peregangan, dan minum tablet tambah
darah sesuai dosis yang diberikan tenaga kesehatan.
Pemeriksaan pada ibu hamil dengan kasus COVID-19 baik ODP,
PDP, OTG maupun kasus terkonfirmasi mengikuti pedoman yang
berlaku.
2) Pelayanan puskesmas pada ibu bersalin dimasa pendemi saat ini
yaitu persalinan normal tetap dapat dilakukan di Puskesmas bagi
ibu hamil dengan status BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 sesuai kondisi kebidanan.
Ibu hamil berisiko atau berstatus ODP, PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 dilakukan rujukan secara terencana untuk bersalin di
fasyankes rujukan.
3) Pelayanan KB pasca persalinan tetap berjalan sesuai prosedur,
diutamakan menggunakan MKJP (AKDR Pasca Plasenta).
Pelayanan puskesmas terhadap ibu nifas ,pelaksanaan kunjungan
nifas pertama dilakukan di Puskesmas. Kunjungan nifas kedua,
ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan
media daring (disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak
COVID 19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan
penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan janji temu,
diutamakan menggunakan MKJP.
Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa
nifas (ada di buku KIA), jika ada tanda bahaya segera periksakan
diri ke tenaga kesehatan.
4) Playanan puskesmas terhadap bayi neonatal yaitu pelayanan
neonatal esensial saat lahir (0-6 jam) seperti pemotongan dan
perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
pemberian salep/tetes mata antibiotik dan pemberian imunisasi
hepatitis B tetap dilakukan.
Pengambilan sampel Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah 24 jam sebelum ibu dan
bayi pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan di
fasyankes. Kunjungan neonatal kedua dan ketiga dapat dilakukan
dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau
pemantauan menggunakan media daring dengan melakukan
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas,
ibu dan keluarga.
Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk
ASI eksklusif dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, jika
terdapat tanda bahaya segera dibawa ke fasyankes.
Pelayanan bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP, OTG dan kasus
konfirmasi COVID-19 sesuai dengan pedoman yang berlaku.
5) Playanan pada balita dan pra sekolah yaitu asupan gizi seimbang
sesuai umur anak mengacu pada Buku KIA
Pemantauan pertumbuhan dan Pelaksanaan Pemberian Obat
Pencegahan Massal (POPM) cacingan ditunda.
Pemantauan dan stimulasi perkembangan balita dan anak pra
sekolah dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan
menggunakan ceklis dalam Buku KIA.
Pemantauan balita berisiko, pelayanan imunisasi, kapsul Vitamin
A dilakukan dengan tele konsultasi/janji temu/ kunjungan rumah.
Pemeriksaan khusus untuk triple eliminasi (HIV, Hepatitis, Sifilis)
dilakukan secara terintegrasi dengan janji temu pelayanan
imunisasi.
Pelayanan imunisasi ditentukan hari, jam dan ruang/tempat khusus
yang terpisah dari pelayanan anak atau dewasa sakit.
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita ditunda, atau dilaksanakan
menggunakan media daring.
Ibu dan keluarga memahami tanda bahaya pada Buku KIA yang
memerlukan rujukan ke fasyankes.
Playanan kesehatan puskes terhadap anak usia sekolah dan remaja
Skrining kesehatan pada anak usia sekolah ditunda.
KIE dan konseling kepada anak usia sekolah dan remaja dilakukan
melalui teknologi informasi/daring.
6) Playanan puskesmas terhadap calon pengantin KIE pada calon
pengantin (Catin) dilakukan melalui telekonsultasi atau media
komunikasi atau bila perlu dengan janji temu untuk kunjungan ke
Puskesmas. Petugas kesehatan dapat menghimbau agar pasangan
Catin dapat menunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir.
Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin ditunda
pelaksanaannya sampai pandemi COVID-19 mereda.
Playanan puskesmas kepada Pasangan Usia Subur (PUS)
Pelayanan KB di Puskesmas dapat diberikan dengan janji temu
pada akseptor yang mempunyai keluhan, akseptor IUD/implan
yang sudah habis masa pakainya, atau akseptor suntik yang datang
sesuai jadwal.
Pelayanan KB pada akseptor IUD/implan/suntik yang tidak dapat
kontrol ke petugas kesehatan dilakukan dengan berkoordinasi
dengan PL KB dan kader untuk minta bantuan pemberian
kondom.
Pelayanan KB pada akseptor pil KB dilakukan dengan
berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk minta bantuan
pemberian pil KB.
Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
serta pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB
dapat dilaksanakan menggunakan media daring atau konsultasi via
telepon.
Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi COVID-19 dengan
meningkatkan penyampaiaan informasi/KIE ke masyarakat.
b. Kelurahan
1) Hasil wawancara dari kelurahan menghimbau agar para aseptor
KB tetap menggunakan selama pandemi covid untuk
mengantisipasi angka kelahiran atau baby boom
2) Kegiatan program KB serta penurunan mekanisme oprasional
dilapangan ditunda
c. Kader
1) Hasil wawancara kepada kader mengatakan bahwa kelompok
rentan :
 Bayi / balita :82 orang
 Ibu hamil :5 orang
2) Kader mengatakan bahwa banyaknya masyarakat yang tidak mau
menggunakan alat kontrasepsi selama pendemi dikarnakan warga
takut untuk datang kepasilitas kesehatan
3) Masi banyak pasangan baru menikah yang tidak mengerti tentang
kontrasepsi
Data observasi
1) Masi banyak ibu hamil yang tidak menggunakan masker
2) Masi banyak pasangan muda yang tidak mengerti manfaat
tentang penggunaan KB
3) Masi banyak bayi dan balita yang dibawa orang tuanya keluar
rumah tampa menggunakan masker

Data studi dokumentasi


1) Wawancara kepada kader wilayah Kelurahan Campago Ipuh
2) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
3) Word Health Organization, 2020

DOKUMENTASI
1. Fasilitas di puskesmas

Berdasarkan hasil pengamatan di puskesmas mandiangin, bahwa sudah diterapkan protocol penanganan civid 19 sesuai
standar seperti tersedia sarana untuk cuci tangan dengan sabun, (CTPS) dan air mengalir, pemeriksaan suhu tubuh sebelum
masuk, memastikan ketersediaan kursi untuk sosal distancing,,pemakaiaan masker, brosur penanganan covid 19 yang diberikan
kepada warga, serta spanduk yang dipasang untuk mengingatkan warga agar wajib memakai masker dan selalu cuci tangan
menggunakan sabun dengan air mengalir di depan pintunmasuk puskesmas mandiangin tertera pesan- pesan kesehatan, ( jaga
jarak, etiket batuk/bersin dan cara pencegahan penularan covid-19)

2. Kelurahan
Berdasarkan pengamatan dari kelurahan campago ipuh juga sudah diterapkan orotokol penanganan covid tersedia sarana
cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir di depan kantor kelurahan, wajip pakai masker di dalam kantor kelurahan
tertera pesan-pesan kesehatan berupa spanduk ( jaga jarak, etiket batuk/bersin dan cara pencegahan penularan covid-19

3. Survey lapangan

Berdasarkan pengamatan campago ipuh pada warung-warung dan di kedai harian tidak disediakan tempat cuci tangan
pada warung, maupun di kedai harian, masyarakat masih berkumpul dan tidak menjaga jarak ada juga di kedai terpasang
spanduk yang berisi pesan kesehatan ( jaga jarak, etiket batuk/bersin dan cara pencegahan penularan covid-19) di lampu
merah masyarakat masih belum menerapkam social distancing,tidak memakai masker.

Masi banyak warga yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah terutama yang rentan seperti ibu hamil dan
membawa bayi nya duduk didepan rumah tidak memakai masker.
POA (PLANNING OF ACTION) KOMUNITAS

DI KELURAHAN CAMPAGO IPUH

SUMBER DAYA
Penanggung Waktu Tempat Media/Alat Alokasi
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN
Jawab Bantu Desa

1. Prilaku kesehatan a. Memberikan 1) Meningkatkan ???? Kelurahan


cendrung beresiko penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat Campago
virus corona dan tentang virus corona Ipuh
gejalanya 2) Meningkatkan
b. Memberikan pengetahuan tentang
penyuluhan tentang perbedaan flu biasa dan
perbedaan flu biasa flu terinfeksi virus corona
dengan flu terinfeksi 3) Meningkatkan
virus corona pengetahuan tentang
c. Memberikan pencegahan covid-19 dan
penyuluhan tentang adaptasi new normal
pencegahan covid-19 4) Meningkatkan
dan adaptasi new pengetahuan tentang etika
normal batuk yang benar
d. Memberikan 5) Meningkatkan
penyuluhan tentang pengetahuan tentang cuci
etika batuk tangan 6langkah yang
e. Memberikan benar
penyuluhan tentang 6) Meningkatkan
cuci tangan 6 langkah pengetahuan tentang
penggunaan masker yang
benar

2. Kurangnya a. Memberikan 1) Meningkatkan Kelurahan


pengetahuan ibu penyuluhan pengetahuan tentang Campago
tentang KB penggunaan masker pentingnya kontrasepsi Ipuh
yang benar 2) Meningkatkan
b. Memberikan pengetahuan tentang efek
penyuluhan tentang samping KB
kontrasepsi 3) Meningkatkan
c. Memberikan pengetahuan keluarga
penyuluhan tentang tentang cara pemilihan
metode pemilihan kontrasepsi yang akan
kontrasepsi yang akan digunakan
digunakan

Anda mungkin juga menyukai