1. Ns. Andrye Fernandes.Kep, Sp.Kep.An 2. Ns. Maidaliza M.Kep
STIKes PERINTIS PADANG
2019/2020 A. Konsep Covid 19 Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Offce melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifkasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCP mulai menjadi pendemi global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC. Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS ( buku pedoman covid, 2020). 1. Pengertian Covid 19 Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah. Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19, karena virus mengakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”, untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa ahli berpedapat bahwa penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat protektif. Dan seiring perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi. 2. Karakteristik Klinis Masa inkubasi COVID-19 adalah 1 sampai 14 hari, dan pada umumnya terjadi di hari ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam, kelelahan, dan batuk kering merupakan tanda- tanda umum infeksi corona disertai dengan gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan diare pada beberapa pasien. Karena beberapa pasien yang parah tidak mengalami kesulitan bernapas yang jelas dan datang dengan hipoksemia, sehingga ada perubahan dalam panduan ini menjadi Dalam kasus yang parah, dispnea dan atau hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok sepsis, asidosis metabolik yang sulit ditangani, dan perdarahan dan disfungsi koagulasi, dan lain-lain. Edisi ini menekankan bahwa pasien dengan kondisi sakit ringan hanya mengalami demam ringan, kelelahan ringan dan sebagainya, tetap tanpa manifestasi pneumonia. Dalam hal pemeriksaan laboratorium, edisi terakhir pedoman mengenai COVID-19 menambahkan penjelasan sebagai berikut: “Peningkatan kadar enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin dapat terjadi pada beberapa pasien; dan peningkatan level troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis” dan “asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi dalam spesimen biologis seperti apusan nasofaringeal, dahak, sekresi saluran pernapasan bagian bawah, darah dan feses. 3. Beberapa Gejala Yang Mungkin Terjadi a. Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan. b. Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat. c. Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90 pada udara kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk peyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada. d. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) Diagnoisis memerlukan kriteria kinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran pernpasan yang sudah diidentifiksi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan bedarkan derajat hipoksia. 4. Pemeriksaan Laboratorium Bahwa penurunan limfofenia dikaitkan dengan beberapa kasus parah yang telah ditekankan dalam pedoman CDC dengan mendefnisikan sebagai “peningkatan troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis,“ secara bertahap CDC menambahkan aspek “peningkatan kadar enzim hati, enzim otot dan mioglobin, dan fungsi koagulasi yang abnormal”. Edisi keempat menambahkan bahwa “asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi dalam apusan faring, dahak, sekresi saluran pernapasan bawah, spesimen darah” sementara “spesimen tinja dimana asam nukleat nCoV-2019 juga dapat dideteksi” juga ditambahkan di edisi kelima. Edisi keenam menekankan “untuk meningkatkan tingkat positif asam nukleat yang dideteksi, disarankan untuk mengumpulkan dan mempertahankan dahak pada pasien umum kecuali yang dilakukan dengan intubasi trakea (sekresi saluran pernapasan bawah harus dikumpulkan); dan semua spesimen harus dikirim dan diuji secepat mungkin“. Deskripsi rontgen dada sedikit berubah dari edisi pertama sampai edisi keenam. Berdasarkan buku pedoman yang dikeluarkan Kemenkes terkait penanganan COVID- 19, Hasil tes pemeriksaan negatif pada spesimen tunggal, terutama jika spesimen berasal dari saluran pernapasan atas, belum tentu mengindikasikan ketiadaan infeksi. Oleh karena itu harus dilakukan pengulangan pengambilan dan pengujian spesimen. Spesimen saluran pernapasan bagian bawah (lower respiratory tract) sangat direkomendasikan pada pasien dengan gejala klinis yang parah atau progresif12. Adanya patogen lain yang positif tidak menutup kemungkinan adanya infeksi COVID-19, karena sejauh ini peran koinfeksi belum diketahui. Pengambilan spesimen pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondisi perburukan). Pengambilan spesimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke- 1dan ke-14. 5. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi: a. melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor. b. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut. c. terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah d. pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker. e. menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan. 6. Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (Ppi) Berkaitan Dengan Pelayanan Kesehatan Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi: a. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi: 1) Kebersihan tangan dan pernapasan; Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen kebersihan tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar. Kebersihan tangan mencakup: a) Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbasis alcohol b) Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor c) Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD b. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien. Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan memadai. c. Penggunaan masker adalah efektif! Karena tujuan memakai masker adalah untuk memblokir ‘pembawa’ yang mentransmisikan virus, daripada secara langsung memblokir virus. Mengenakan masker dengan benar dapat secara efektif memblokir tetesan pernapasan dan karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian besar virus yang membawa tetesan memasuki saluran pernapasan B. HAL-HAL PENTING YANG PERLU KAMU KETAHUI UNTUK MENGHADAPI NEW NORMAL 1. Saat harus keluar rumah dan kembali lagi ke rumah Penerapan new normal akan membuat kita lebih longgar untuk keluar rumah. Namun, mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung, kita harus tetap menerapkan langkah pencegahan dasar kapan pun dan di mana pun kita berada. Selain itu, jangan memaksakan diri untuk keluar rumah saat sedang tidak fit. Bila keperluan sudah selesai, segera kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, langsung lakukan beberapa hal berikut: a. Buka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah. b. Semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun peralatan yang kamu gunakan. c. Cuci tangan dengan air dan sabun. d. Lepaskan pakaian yang dikenakan dan segera masukkan ke dalam tempat cucian yang tertutup. e. Mandi dan berganti pakaian bersih sebelum bersantai atau berkumpul dengan keluarga 2. Sewaktu menggunakan transportasi umum Bila kamu harus bepergian ke suatu tempat dan menggunakan transportasi umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selain menerapkan langkah pencegahan dasar. Untuk memudahkanmu dalam menjaga kebersihan tangan, bawalah selalu hand sanitizer. Jangan menyentuh wajah dengan tangan yang belum dibersihkan. Selain itu, pastikan kamu membawa botol minum agar tetap terhidrasi selama perjalanan. Yang paling penting untuk diingat selama berada di dalam transportasi umum adalah mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan penumpang lain. Bila hal ini tidak memungkinkan, sebaiknya jangan menggunakan transportasi umum. 3. Selama bekerja di kantor Dimulainya new normal akan membuat para karyawan kembali bekerja di kantor secara bertahap setelah beberapa bulan bekerja dari rumah. Nah, agar tetap aman dan terhindar dari virus Corona di tempat kerja, kamu perlu menerapkan pshysical distancing dalam setiap kegiatan di kantor. Ketika beraktivitas di meja kerja ataupun saat rapat, pastikan jarak antarkursi minimal 1 meter. Bila ada rekan kerja yang duduk dengan jarak kurang dari itu, jangan ragu untuk menegur dan mengingatkannya agar menjaga jarak. Begitu juga saat makan siang. Jika sebelumnya kamu terbiasa makan di kantin, sementara ini usahakan untuk selalu membawa bekal dari rumah agar kamu tidak perlu ke tempat yang ramai untuk membeli makanan. Saat makan siang bersama di kantor pun tetap jaga jarak dengan rekan-rekan sekantor. Bila kamu sakit, mintalah izin untuk tidak masuk kerja, atau bila memungkinkan, bekerjalah dari rumah dulu untuk sementara waktu. 4. Ketika berbelanja Bila kamu harus berbelanja membeli bahan makanan, kemungkinan kamu akan bertemu dengan banyak orang. Ingat, selalu terapkan physical distancing, ya. Batasi menyentuh barang-barang di toko maupun di tempat umum. Setelah menyentuh barang-barang tersebut, jangan menyentuh wajah atau barang-barang pribadi, misalnya tas dan handphone, sebelum mencuci tangan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terkontaminasi virus Corona. Selain itu, usahakan untuk tidak berlama-lama saat belanja. Catat barang-barang apa saja yang perlu dibeli dan langsung ke kasir ketika semua sudah Anda dapatkan. Hal ini pun berlaku bila kamu dan keluarga makan di restoran. Ketika makan, kamu tentu harus melepas masker. Jadi, pilihlah tempat makan dengan ventilasi yang baik agar ada pertukaran udara di tempat tersebut. Ingat, selalu jaga jarak dengan orang lain, termasuk pramusaji, pengunjung lain, dan kasir, ya. Sewaktu membayar, gunakan metode pembayaran nontunai untuk mencegah kontaminasi. Namun, jika tidak memungkinkan, pastikan untuk langsung mencuci tangan setelah memegang uang ataupun kartu. Daftar Pustaka