Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN COVID 19, PENCEGAHAN DAN MEGHADAPI NEW

NORMAL

Nama Kelompok 5 PMPKL :

1. Baginda Abdil Habib


2. Syandep Olivia
3. Oktari Fitriana
4. Heru Zaldianto
5. Lola Aprilia
6. Yulia Rahmadani

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


1. Ns. Andrye Fernandes.Kep, Sp.Kep.An
2. Ns. Maidaliza M.Kep

STIKes PERINTIS PADANG


2019/2020
A. Konsep Covid 19
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Offce melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari
2020, China mengidentifkasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCP mulai menjadi
pendemi global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi
yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia.
Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab
kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Pandemi ini terus berkembang hingga
adanya laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020,
WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada
tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada
manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). COVID-19 disebabkan
oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan
penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan
SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini
kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS.
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara
dibanding SARS ( buku pedoman covid, 2020).
1. Pengertian Covid 19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-
orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap
bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat
bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah
ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan
melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah.
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19, karena virus
mengakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe
II paru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut
“spike”, untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di
setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan
beberapa ahli berpedapat bahwa penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat
protektif. Dan seiring perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan
mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi.
2. Karakteristik Klinis
Masa inkubasi COVID-19 adalah 1 sampai 14 hari, dan pada umumnya terjadi di hari
ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam, kelelahan, dan batuk kering merupakan tanda-
tanda umum infeksi corona disertai dengan gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan
diare pada beberapa pasien. Karena beberapa pasien yang parah tidak mengalami
kesulitan bernapas yang jelas dan datang dengan hipoksemia, sehingga ada perubahan
dalam panduan ini menjadi Dalam kasus yang parah, dispnea dan atau hipoksemia
biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk
dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok
sepsis, asidosis metabolik yang sulit ditangani, dan perdarahan dan disfungsi
koagulasi, dan lain-lain. Edisi ini menekankan bahwa pasien dengan kondisi sakit
ringan hanya mengalami demam ringan, kelelahan ringan dan sebagainya, tetap tanpa
manifestasi pneumonia. Dalam hal pemeriksaan laboratorium, edisi terakhir pedoman
mengenai COVID-19 menambahkan penjelasan sebagai berikut: “Peningkatan kadar
enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin dapat terjadi pada beberapa pasien; dan
peningkatan level troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis” dan “asam
nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi dalam spesimen biologis seperti apusan
nasofaringeal, dahak, sekresi saluran pernapasan bagian bawah, darah dan feses.
3. Beberapa Gejala Yang Mungkin Terjadi
a. Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala
infeksi virus saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk
(kering), sakit tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot,
atau malaise. Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak
ada. Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan
seperti diare sulit ditemukan.
b. Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau
takipnea pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
c. Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan
pernapasan, takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90 pada udara
kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan
dalam bentuk peyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada.
d. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) Diagnoisis memerlukan kriteria kinis
dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang
serius atau memburuknya gambaran pernpasan yang sudah diidentifiksi. Berbagai
bentuk ARDS dibedakan bedarkan derajat hipoksia.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Bahwa penurunan limfofenia dikaitkan dengan beberapa kasus parah yang telah
ditekankan dalam pedoman CDC dengan mendefnisikan sebagai “peningkatan
troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis,“ secara bertahap CDC
menambahkan aspek “peningkatan kadar enzim hati, enzim otot dan mioglobin, dan
fungsi koagulasi yang abnormal”. Edisi keempat menambahkan bahwa “asam nukleat
nCoV-2019 dapat dideteksi dalam apusan faring, dahak, sekresi saluran pernapasan
bawah, spesimen darah” sementara “spesimen tinja dimana asam nukleat nCoV-2019
juga dapat dideteksi” juga ditambahkan di edisi kelima. Edisi keenam menekankan
“untuk meningkatkan tingkat positif asam nukleat yang dideteksi, disarankan untuk
mengumpulkan dan mempertahankan dahak pada pasien umum kecuali yang
dilakukan dengan intubasi trakea (sekresi saluran pernapasan bawah harus
dikumpulkan); dan semua spesimen harus dikirim dan diuji secepat mungkin“.
Deskripsi rontgen dada sedikit berubah dari edisi pertama sampai edisi keenam.
Berdasarkan buku pedoman yang dikeluarkan Kemenkes terkait penanganan COVID-
19, Hasil tes pemeriksaan negatif pada spesimen tunggal, terutama jika spesimen
berasal dari saluran pernapasan atas, belum tentu mengindikasikan ketiadaan infeksi.
Oleh karena itu harus dilakukan pengulangan pengambilan dan pengujian spesimen.
Spesimen saluran pernapasan bagian bawah (lower respiratory tract) sangat
direkomendasikan pada pasien dengan gejala klinis yang parah atau progresif12.
Adanya patogen lain yang positif tidak menutup kemungkinan adanya infeksi
COVID-19, karena sejauh ini peran koinfeksi belum diketahui. Pengambilan
spesimen pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan dilakukan
sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondisi
perburukan). Pengambilan spesimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-
1dan ke-14.
5. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan
droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi
adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat
pasien COVID-19. Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling
efektif di masyarakat meliputi:
a. melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor.
b. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
c. terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah
d. pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker.
e. menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
6. Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (Ppi) Berkaitan Dengan Pelayanan
Kesehatan Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat
layanan kesehatan meliputi:
a. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien
Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien
dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:
1) Kebersihan tangan dan pernapasan; Petugas kesehatan harus menerapkan “5
momen kebersihan tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan
tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar.
Kebersihan tangan mencakup:
a) Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik
berbasis alcohol
b) Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor
c) Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama
ketika melepas APD
b. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien.
Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan deterjen
serta memakai desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau
etanol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan memadai.
c. Penggunaan masker adalah efektif! Karena tujuan memakai masker adalah
untuk memblokir ‘pembawa’ yang mentransmisikan virus, daripada secara
langsung memblokir virus. Mengenakan masker dengan benar dapat secara
efektif memblokir tetesan pernapasan dan karenanya mencegah virus masuk
langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu memakai
respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian
besar virus yang membawa tetesan memasuki saluran pernapasan
B. HAL-HAL PENTING YANG PERLU KAMU KETAHUI UNTUK MENGHADAPI NEW
NORMAL
1. Saat harus keluar rumah dan kembali lagi ke rumah
Penerapan new normal akan membuat kita lebih longgar untuk keluar rumah. Namun,
mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung, kita harus tetap menerapkan langkah
pencegahan dasar kapan pun dan di mana pun kita berada. Selain itu, jangan memaksakan
diri untuk keluar rumah saat sedang tidak fit. Bila keperluan sudah selesai, segera
kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, langsung lakukan beberapa hal berikut:
a. Buka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
b. Semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun peralatan yang kamu gunakan.
c. Cuci tangan dengan air dan sabun.
d. Lepaskan pakaian yang dikenakan dan segera masukkan ke dalam tempat cucian yang
tertutup.
e. Mandi dan berganti pakaian bersih sebelum bersantai atau berkumpul dengan
keluarga
2. Sewaktu menggunakan transportasi umum
Bila kamu harus bepergian ke suatu tempat dan menggunakan transportasi umum, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan selain menerapkan langkah pencegahan dasar.
Untuk memudahkanmu dalam menjaga kebersihan tangan, bawalah selalu hand
sanitizer. Jangan menyentuh wajah dengan tangan yang belum dibersihkan. Selain itu,
pastikan kamu membawa botol minum agar tetap terhidrasi selama perjalanan. Yang
paling penting untuk diingat selama berada di dalam transportasi umum adalah
mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan penumpang lain.
Bila hal ini tidak memungkinkan, sebaiknya jangan menggunakan transportasi umum.
3. Selama bekerja di kantor
Dimulainya new normal akan membuat para karyawan kembali bekerja di kantor secara
bertahap setelah beberapa bulan bekerja dari rumah. Nah, agar tetap aman dan terhindar
dari virus Corona di tempat kerja, kamu perlu menerapkan pshysical distancing dalam
setiap kegiatan di kantor. Ketika beraktivitas di meja kerja ataupun saat rapat, pastikan
jarak antarkursi minimal 1 meter. Bila ada rekan kerja yang duduk dengan jarak kurang
dari itu, jangan ragu untuk menegur dan mengingatkannya agar menjaga jarak. Begitu
juga saat makan siang. Jika sebelumnya kamu terbiasa makan di kantin, sementara ini
usahakan untuk selalu membawa bekal dari rumah agar kamu tidak perlu ke tempat yang
ramai untuk membeli makanan. Saat makan siang bersama di kantor pun tetap jaga jarak
dengan rekan-rekan sekantor. Bila kamu sakit, mintalah izin untuk tidak masuk kerja,
atau bila memungkinkan, bekerjalah dari rumah dulu untuk sementara waktu.
4. Ketika berbelanja
Bila kamu harus berbelanja membeli bahan makanan, kemungkinan kamu akan bertemu
dengan banyak orang. Ingat, selalu terapkan physical distancing,  ya. Batasi menyentuh
barang-barang di toko maupun di tempat umum. Setelah menyentuh barang-barang
tersebut, jangan menyentuh wajah atau barang-barang pribadi, misalnya tas
dan handphone, sebelum mencuci tangan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko
terkontaminasi virus Corona.
Selain itu, usahakan untuk tidak berlama-lama saat belanja. Catat barang-barang apa saja
yang perlu dibeli dan langsung ke kasir ketika semua sudah Anda dapatkan. Hal ini pun
berlaku bila kamu dan keluarga makan di restoran. Ketika makan, kamu tentu harus
melepas masker. Jadi, pilihlah tempat makan dengan ventilasi yang baik agar ada
pertukaran udara di tempat tersebut. Ingat, selalu jaga jarak dengan orang lain, termasuk
pramusaji, pengunjung lain, dan kasir, ya. Sewaktu membayar, gunakan metode
pembayaran nontunai untuk mencegah kontaminasi. Namun, jika tidak memungkinkan,
pastikan untuk langsung mencuci tangan setelah memegang uang ataupun kartu.
Daftar Pustaka

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi ke-3, Kemenkes,


Maret 2020

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19).

Anda mungkin juga menyukai