Anda di halaman 1dari 14

COVID 19

KELOMPOK 4

1. Azahwa Fitra Khoirunnisa S19263 6. Namira Aulia Damayanti S19249

2. Diva Oktavia Sari S19273 7. Rizki Dwi Kurniasari S19297

3. Farahanis Gitafitri S19274 8. Rohiima Fortuna Gumilang S19299

4. Fauzya Nindia Kesuma S19276 9. Shakila Suyono S19305

5. Lidya Putri S19287 10.Theresia Vicko Yuliantino S19307


● Covid-19 merupakan salah satu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona
dan menginfeksi saluran pernafasan dengan
gejala ringan hingga berat.

PENGERTIAN ● Covid -19 menyebar terutama melalui


COVID 19 tetesan air liur atau keluar dari hidung yang
akan menyebabkan penyakit pernapasan
ringan hingga sedang yang akan menjadi
serius jika menyerang orang yang lebih tua
atau mereka yang lebih dulu memiliki
riwayat penyakit kronis
KLASIFIKASI
1. Pasien dalam Pengawasan (PDP)
Orang dengan infeksi pernafasan akut (ISPA) yaitu demam ≥38℃ atau disertai salah satu
gejala atau tanda penyakit pernafasan seperti batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan,
pilek atau pneumonia ringan hingga berat

2. Orang dalam Pemantauan (ODP)


Orang yang mengalami demam ≥38 ℃  atau gejala gangguan system pernafasan seperti
pilek, sakit tenggorokan, batuk pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

3. Orang tanpa Gejala (OTG)


OTG adalah seseorang yang tidak memiliki gejala dan memiliki risiko tertular dari orang
terkonfirmasi covid-19
ETIOLOGI
virus corona itu sendiri yang menyerang seseorang yang
mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.

1. Seorang anak dengan usia <10 tahun dan lansia dengan


usia >65 tahun akan mudah terpapar virus covid-19

2. Pria lebih berisiko terkena covid dibandingkan dengan


wanita, karena pada pria di dapatkan lebih banyak enzim

3. konversi angiotensin yang menjadi inang bagi SARS-


CoV- ketika seseorang tidak menerapkan PHBS akan lebih
mudah terpapar berbagai penyakit
LANJUTAN
4. obesitas berisiko mengalami resistensi insulin
yang dapat menyebabkan gangguan pada
pancreas serta menyebabkan penurunan pada
sistem imunitas

5. Seseorang yang merokok, akan mempengaruhi


kesehatan pada paru sehingga mudah untuk
terpapar penyakit

6. Seseorang dengan penyakit penyerta berisiko


mengalami peningkatan pada ACE2 serta tidak
menutup kemungkinan untuk terkena covid-19
KOMPLIKASI
01 02
pneumonia (infeksi paru-paru)
Infeksi sekunder pada
organ lain

03 04
Acute cardiac injury : peningkatan kadar Acute respiratory distress
troponin jantung, adalah kelainan syndrome : penumpukan cairan
jantung paling banyak dilaporkan pada
pada kantong udara di paru-paru
kasus covid-19 dan sangat tinggi terkait
dengan kematian
dan mengurangi kadar oksigen
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium, seperti
hematologi rutin, hitung jenis,
fungsi ginjal, elektrolit, analisis
gas darah, hemostasis, laktat, dan
prokalsitonin
2. Pemeriksaan radiologi: foto toraks,
Computed Tomography Scan 
(CTscan) toraks, USG toraks
3. Pemeriksaan antigen-antibodi
4. Pemeriksaan virology
5. Pemeriksaan specimen
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. Gangguan pertukaran gas
3. Pola nafas tidak efektif
4. Risiko infeksi
5. Nyeri akut
6. Intoleransi aktivitas
7. Hipertermia
8. Defisit volume cairan
INTERVENSI
1. Berikan oksigen terapi dengan target
saturasi 90-96 %
2. Monitor tanda dan gejala infeksi
saluran nafas
3. Monitor input dan output cairan
4. Monitor pola napas
5. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya napas
6. Pemantauan AGD
7. Pemeliharaan jalan nafas
(suctioning)
8. Monitor semua system terhadap
respon terapi dan potensial terjadinya
komplikasi
RESUSITASI JANTUNG PARU

“ There is no emergency in a pandemic “


Pasien COVID-19 yang mengalami henti jantung
memerlukan tindakan cardiopulmonary resuscitation,
tim penolong harus menggunakan APD lengkap.
Hindari penggunaan bag-mask ventilation dan gunakan
ventilator untuk pemberian napas 10x/menit.
Direkomendasikan penggunaan mechanical
compression devices (alat kompresi mekanik).
KETENAGAAN PERAWAT ICU ISOLASI

1. Pengaturan SDM keperawatan memastikan pasien


safety dan staf safety
2. Memperhatikan asupan gizi seimbang, tidak
menempatkan staf dengan komorbid, rotasi unit
jaga serta melakukan MCU
3. Institusi RS perlu memberikan jaminan rasa aman
bagi staf yang bertugas di ruang isolasi
EDUKASI KELUARGA

Intitusi RS dapat mengambil kebijakan inovatif


untuk memfasilitasi program ini dengan
penggunaan media komunikasi visual berbasis
internet (jika memungkinkan).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai