Anda di halaman 1dari 19

KASUS

COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)

A. Karakteristik COVID-19
1. Definisi COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-
CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 Desember
2019. COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti
demam di atas 38ºC, batuk, dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai
lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita COVID-19 yang berat, dapat menimbulkan
pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet
(percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara.

2. Patofisologi
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel
manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi
ekspresi gen yang membantu adaptasi virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory
syndrome virus corona 2) pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau
delesi menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.

Penyebaran Virus ke Seluruh Organ


Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal,
dan limfosit T, dan traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan gejala
pada pasien. Gejala dan tanda COVID-19 terutama berupa infeksi saluran napas, tetapi
dapat juga menyebabkan di saluran pencernaan seperti diare, mual, dan muntah,
jantung seperti miokarditis, saraf seperti anosmia bahkan stroke, serta mata dan kulit.

3. Manifestasi Klinis
SARS-CoV-2 dapat menyebar dengan mudah melalui tetesan pernapasan. Spektrum
penyakit berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga kondisi kritis yang menyebabkan
kematian. Deteksi dini SARS-CoV-2 sangat penting untuk mengendalikan penularan
virus dan penyakit itu sendiri. Konfirmasi diagnostik COVID-19 dilakukan dengan tes
reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) real-time yang mendeteksi
materi genetik virus pada individu yang terinfeksi. Tes serologis dapat berguna untuk
identifikasi kasus secara cepat dan mengidentifikasi individu tanpa gejala yang
memiliki kontak dekat dengan pasien COVID-19, merekomendasikan karantina, dan
pengawasan penyakit. Namun, Tes serologis tidak dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi atau mengecualikan diagnosis COVID-19 karena tidak dapat
mengidentifikasi status infeksi pasien. Hasil negatif tidak dapat mengecualikan
COVID-19, terutama pada pasien yang memiliki kontak dekat dengan pasien
terkonfirmasi COVID-19.

COVID-19 mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Kebanyakan
orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit ringan sampai sedang dan
sembuh tanpa rawat inap.
Gejala yang paling umum:
 demam
 batuk
 kelelahan
 kehilangan rasa atau bau.

Gejala yang kurang umum:


 sakit tenggorokan
 sakit kepala
 sakit dan nyeri
 diare
 ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau kaki
 mata merah atau iritasi.

Gejala serius:
 kesulitan bernapas atau sesak napas
 kehilangan bicara atau mobilitas, atau kebingungan
 sakit dada.

4. Komplikasi
Beberapa komplikasi akibat COVID-19 yang bisa dialami :
1. Pneumonia
Saat ada virus masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan berusaha
melawan dan menyebabkan peradangan pada paru-paru. Peradangan dapat
menyebabkan cairan dan sel mati dalam paru menumpuk, sehingga mengakibatkan
penyakit pneumonia. Kondisi ini menimbulkan gejala batuk dan sesak napas pada
pengidap COVID-19.

2. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)


Pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19 juga dapat memicu acute respiratory
distress syndrome (ARDS). Kondisi ini merupakan jenis kegagalan pernapasan
progresif yang terjadi ketika kantung udara pada paru-paru terisi cairan.
3. Gangguan Hati
Melansir dari Journal of Hepatology, laporan terbaru menunjukkan sekitar
2–11 persen pasien dengan COVID-19 sudah memiliki penyakit hati kronis
sebelumnya. Dalam masa pandemi, disfungsi hati terlihat meningkat 14–53 persen
pada pengidap COVID-19. Peningkatan gangguan hati berkaitan langsung dengan
kasus kematian pengidap COVID-19.
Gangguan hati dalam COVID-19 bisa dikaitkan dengan efek sitopatik
langsung dari virus, reaksi kekebalan yang tidak terkontrol, kondisi sepsis, hingga
efek dari penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala COVID-19.

4. Gagal Ginjal Akut

Melansir The Pediatric Infectious Disease Journal, sekitar 25 persen orang dewasa
pengidap COVID-19 bisa berisiko mengalami komplikasi ini. Namun, saat ini
belum ditemukan penyakit ini sebagai komplikasi pada pengidap COVID-19 yang
masih berusia anak-anak.

5. Gangguan Neurologis
Pada pengidap COVID-19 yang mengalami gangguan neurologis, umumnya
kondisi ini memang telah dimiliki sebelumnya. Paparan virus corona yang tidak
segera diatasi dapat memperburuk kondisi ini. Namun, penyakit COVID-19 dengan
gejala yang cukup parah dapat berisiko menyebabkan sepsis dan kegagalan organ
yang memicu kondisi gangguan neurologis.
Gangguan neurologis juga dapat dialami oleh pengidap COVID-19 akibat
efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Meskipun begitu, komplikasi
gangguan neurologis pada pengidap COVID-19 masih harus terus dilakukan
penelitian lebih mendalam.

6. Gangguan jantung
Gangguan jantung juga kerap dialami oleh pengidap COVID-19 sebagai komplikasi
yang cukup umum terjadi. Biasanya, virus corona menyebabkan gangguan irama
jantung atau aritmia. Selain itu, melansir jurnal American Heart Association, 22
persen pasien COVID-19 dengan gejala berat mengalami cedera miokard akibat
infeksi. Namun, penelitian mengenai kasus ini masih akan dilakukan secara lebih
mendalam.

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan COVID-19 tergantung derajat gejala, yaitu tanpa gejala, ringan,
sedang, berat, atau kritis. Pada pasien tanpa gejala atau dengan gejala ringan sedang,
isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah. Sedangkan pasien dengan gejala berat atau
risiko pemburukan sebaiknya dirawat inap.
Sampai sekarang belum terdapat terapi spesifik untuk penatalaksanaan COVID-19.
Namun, beberapa agen dipercaya memiliki efikasi dan masih terus dilakukan uji coba.
Terdapat dua studi terbesar tentang terapi COVID-19 yang hingga saat ini masih
berjalan secara global.

Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri dapat dilakukan oleh pasien COVID-19 tanpa gejala, serta pasien
dengan gejala ringan dan sedang. Pasien disarankan untuk menjaga jarak dengan
keluarga minimal 1 meter, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin, serta selalu memakai masker saat keluar kamar atau berinteraksi dengan
anggota keluarga. Pasien juga disarankan untuk berjemur matahari minimal 10‒15
menit setiap hari, sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore.

Jangka Waktu Isolasi


Isolasi dilakukan segera sejak seseorang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19, paling
lama dalam 24 jam sejak kasus terkonfirmasi. Berdasarkan keputusan Menkes RI bulan
Mei 2021, tes PCR tidak sebagai syarat untuk menentukan isolasi selesai. Kriteria
selesai isolasi menggunakan gejala sebagai patokan utama, yaitu:

 Pada kasus terkonfirmasi dan tidak bergejala (asimptomatik): isolasi dilakukan


selama sekurang-kurangnya 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi
 Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala: isolasi dilakukan selama 10 hari sejak
muncul gejala ditambah dengan minimal 3 hari bebas gejala demam dan
gangguan pernapasan. Sehingga, untuk kasus yang mengalami gejala selama
<10 hari harus menjalani isolasi selama 13 hari

Penatalaksanaan Tanpa Gejala

Pasien COVID-19 tanpa gejala harus melakukan isolasi mandiri, dan dapat diberikan
vitamin C dan vitamin D.

Penatalaksanaan Gejala Ringan

Pada pasien COVID-19 derajat ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah dengan
farmakologis berupa vitamin, antivirus, serta terapi suportif seperti antipiretik, antitusif,
dan ekspektoran.

Penatalaksanaan Gejala Sedang


Isolasi mandiri dapat dilakukan oleh pasien COVID-19 gejala sedang, tetapi
memerlukan pemantauan ketat jumlah asupan kalori dan elektrolit, status hidrasi/cairan,
dan saturasi oksigen untuk evaluasi perkembangan kondisi pasien. Pasien dengan SpO2
<93% sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Pemantauan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah laboratorium darah


perifer lengkap termasuk hitung jenis, dan bila memungkinkan ditambahkan CRP (C-
reactive protein), fungsi ginjal, fungsi hati, dan rontgen toraks secara berkala.

Penatalaksanaan Gejala Berat atau Kritis

Pasien COVID-19 dengan derajat berat atau kritis perlu dirawat di ruang isolasi rumah
sakit rujukan, atau dirawat secara kohorting. Pengendalian infeksi dan terapi suportif
merupakan prinsip utama dalam manajemen pasien COVID-19 dengan keadaan buruk.

Penatalaksanaan Lain

Berdasarkan studi, beberapa agen dinyatakan tidak bermanfaat pada pasien COVID-19
sehingga penggunaannya dihentikan, di antaranya klorokuin, hidroksiklorokuin,
lopinavir, ritonavir, nitazoxanide, umifenovir, camostat mesylate, dan interferon.

6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis COVID-19 diawali dengan anamnesis risiko terpapar virus SARS-CoV-2,
misalnya bepergian ke atau tinggal di daerah endemik, atau kontak dengan pasien
terkonfirmasi. Gejala dan tanda COVID-19 terdiri dari asimtomatik, ringan, sedang,
dan berat. Pemeriksaan baku emas COVID-19 adalah tes RT-PCR (real time
polymerase chain reaction) dari sampel swab nasofaring dan orofaring.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko malnutrisi pada pasien COVID-19

1. Peningkatan kebutuhan energi karena: demam, peningkatan kerja otot pernapasan,


ventilasi mekanis (pasien dengan gejala berat)
2. Gangguan metabolisme: utilisasi glukosa yang terganggu, meningkatkan
katabolisme protein & lemak, keseimbangan nitrogen negatif dalam tubuh
3. Penurunan asupan dan malabsorpsi nutrisi karena nafsu makan, dispneu, ventilasi
mekanis (pasien gejala berat), gangguan kesadaran (pasien gejala berat)
4. Diare, mual, muntah: karena Corona virus dapat menyerang saluran pencernaan,
efek terapi atau intoleransi nutrisi enteral
5. Penurunan suplai energi dari oksidatif glukosa mengakibatkan peningkatan
glikolisis, glukoneogenesis, resistensi insulin, dan kenaikan gula darah

Tujuan pengaturan diet pada pasien infeksi virus corona

1. Memberikan makanan lebih banyak dari keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan
kalori dan protein yang meningkat
2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Mencegah terjadinya malnutrisi dan komplikasi lebih lanjut

Syarat pengaturan makan pada pasien COVID-19

1. Tinggi kalori, karena ada infeksi


2. Tinggi protein, terutama protein biologi tinggi (50% dari protein hewani) dan BCAA
untuk mencegah pemecahan protein otot
3. Tinggi vitamin terutama vit A, C, E, B6 untuk meningkatkan sistem imun. Vit B1,
asam folat, Vit B12 membantu dalam pembentukan protein
4. Tinggi mineral, terutama zinc dan selenium sebagai antioksidan
5. Lemak cukup terutama lemak esensial: omega 3 dan 9 dapat menurunkan risiko
infeksi dan meningkatkan fungsi imun dan liver
6. Mudah dicerna
7. Diberikan secara bertahap pada kondisi berat
8. Pemberian makanan diperhatikan juga dengan penyakit penyerta
9. Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan tidak diberikan dekat waktu makan

Bahan makanan yang diberikan

1. Semua makanan sumber zat tenaga, misal: nasi, mie, bihun, ubi ungu, singkong, jagung,
makaroni, talas, sagu, tepung-tepungan
2. Makanan sumber zat pembangun

 Protein Hewani: telur (protein lengkap), susu dan hasil olahannya: keju, daging sapi,
daging ayam, hati, ikan, udang, dsb
 Protein nabati sumber protein BCAA ada di: kacang- kacangan kering: kacang hijau,
kacang kedelai dan hasi olahannya seperti tempe dan tahu

3. Makanan sumber lemak: minyak ikan (omega 3), omega 9 (minyak zaitun, kanola), omega
6 (minyak jagung, kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah), MCT
(VCO, minyak kelapa)
4. Makanan sumber zat pengatur
Sayur: terutama yang berwarna oranye seperti wortel, labu kuning, sayuran yang berwarna
hijau seperti brokoli, bayam, buncis, kacang panjang, sawi hijau, daun kangkung, dll
Buah-buahan terutama kaya vitamin C dan A: jambu biji (tanpa bijinya), jeruk, pepaya,
stroberry, tomat, buah naga, apel, alpukat, pisang, dll
5. Minuman
Semua macam minuman, seperti: teh, sirup, jus buah, kecuali yang mengandung alkoho
6. Bumbu: semua macam bumbu seperti: garam, gula, kecap, kunyit, kunci, kencur, salam,
sereh, laos, terasi, seledri, kayu manis, cengkeh, bawang putih, bawang merah, dll
7. Bahan makanan dianjurkan dimasak dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, minim
digoreng

Bahan makanan yang tidak dianjurkan

1. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti: gula-
gula/permen, dodol, wajik, cake, tarcis, dsb
2. Bahan makanan yang sulit dicerna dan menimbulkan gas seperti sayuran mentah, kol,
lobak, sawi putih, nangka, durian
3. Minuman yang mengandung alkohol: bir, wiski dan minuman yang mengandung gas
seperti air soda, limun, coca-cola, orange crush
4. Kopi yang berlebihan dan rokok
5. Makanan yang diawetkan dengan menggunakan pengawet kimia seperti buah dan sayuran
dalam kaleng

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Berperilaku hidup sehat: cuci tangan dengan sabun, gunakan masker, dan istirahat yang cukup
2. Mempertahankan berat badan dalam batas normal
3. Berolahraga secara teratur
4. Mendapatkan oksigen yang cukup dengan udara yang bersih
5. Minum air bersih yang bebas dari klorin dan zat berbahaya lainnya
6. Menghindari stress patologis (emosi, perilaku, fisik)
7. Konsumsi suplemen multivitamin sesuai anjuran dokter
8. Istirahat yang cukup dan teratur

BAB II
Data Identitas Pasien
a. Nama : Tn. RSW
b. Tanggal Lahir : 12 Februari 1963 (58 Tahun)
c. Tanggal Masuk : 17 Juli 2021
d. Tanggal Pengamatan : 10 November 2021
e. Agama : Islam
f. Jenis Kelamin : laki – laki
g. Alamat : Jln. Kasuari ,Mekarmukti, Cikarang Utara, Bekasi
h. Status Pasien : Mandiri
i. Diagnosa : Covid-19

Assessment

SKRINING GIZI

FORMULIR MALNUTRITION SCREENING TOOLS (MST)

No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
diinginkan selama 6 bulan terakhir?
a. Tidak 0
b. Tidak yakin/tidak tahu 2
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tsb
1 – 5 kg 1
6 = 10 kg 2
11 – 15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan berkurang karena berkurangnya nafsu
makan?
a.Tidak 0
b. Ya 1
Total skor

3. Pasien dengan diagnose khusus Ya


Tidak

Keterangan :

Jika total skor 2 atau lebih maka pasien/klien berisiko malnutrisi.

Kesimpulan : Total skor 0 berarti pasien / klien tidak berisiko malnutrisi

Antropometri

 BB Aktual = 77 kg

 TB Aktual = 167 cm

 BBI = 60,3 kg

 IMT = 27,6 kg/m

Pembahasan :

Berdasarkan perhitungan status gizi dengan IMT dapat diketahui berdasarkan BB/TB2 status gizi
pasien berada dalam kategori status gizi BB lebih tingkat berat

Tabel 1
Kategori IMT menurut BB/TB2

Kategori IMT
BB kurang tingkat berat < 17,0
Kurus
BB kurang tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk BB lebih tingkat ringan 25,1 – 27,0
BB lebih tingkat berat >27,0

KEMKES 2019 IMT untuk Indonesia

Biokimia

Tabel 2
Hasil Laboratorium

Jenis Hasil pemeriksaan Nilai rujukan Keterangan


pemeriksaan
LED 55 < 15 mm Tinggi
Hb 14,5 13 – 16 g/dl Normal
Ht 42 45 – 55 % Normal
Leko 7.000 5 – 10 rb/ml Normal
Eri 4,8 4,5 – 5,5 jt/ml Normal
Trombo 155 150 – 400 rb/ml Normal
SGOT 54 < 37 U/l Tinggi
SGPT 52 < 42 U/l Tinggi
GDS 185 < 200 mg/dl Normal
Ureum 29 10 – 50 mg/dl Normal
Kreatinin 1,9 < 1,5 mg/dl Tinggi
PCR SARS- (+) (-) Positif
Cov-2

Pembahasan :
Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
LED tinggi menunjukkan bahwa adanya infeksi
SGOT dan SGPT tinggi menujukkan bahwa adanya gangguan fungsi hati
Kreatinin tinggi menunjukkan bahwa adanya kerusakan pada ginjal
PCR SARS-Cov-2 positif menunjukkan bahwa pasien positif covid-19

Klinik dan Fisik


a. K U : sedang
b. Kesadaran : cm
c. Keluhan : p/ datang ke RS dengan keluhan demam, batuk, sesak nafas selama 4 hari
bertururt-turut
d. Hasil pemeriksaan
Tabel 3
Pemeriksaan Fisik dan Klinik

Pemeriksaa Hasil Rujukan Keterangan


n
TD 160/90 120/80 mmHg Tinggi
Suhu 39,1 36,5 – 37,2 Tinggi
Nadi 82/menit 60 – 100/menit Normal
RR 21/menit 12 – 16/menit Tinggi
* Depkes RI, 2011

Pembahasan :

Tekanan darah tinggi menunjukan adanya hipertensi

Suhu tubuh tinggi menunjukkan adanya demam

RR tinggi menunjukan adanya hipoksia jaringan yang ditandai adanya penurunan saturasi oksigen

Riwayat Makan (Dietary History)

a. P/ tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, tidak suka sayur

b. Kebiasaan makan Tn. RSW sebelum sakit

Waktu makan Menu


Pagi Nasi
Opor ayam
Tahu goreng
Sambal
Selingan Kopi
Biskuit
Siang Nasi
Opor ayam
Tahu goreng
Emping
Selingan Buah pisang
Malam Mie goreng
Pepaya

c. Setelah masuk rumah sakit, pasien makan makanan lumat dengan 3x pemberian makanan
utama. Selama sakit nafsu makan menurun.
Tabel 3
Hasil Food Recall SMRS 1x24 jam

Energi
Protein (g) Lemak (g) KH (g)
(kkal)
Asupan 2828,4 77,6 89,7 431,7
Kebutuhan 2700 121,5 60 418,5
Persentase 105 % 64 % 149,5 % 99 %
Kategori Cukup Kurang Lebih Cukup

Kategori Presentase Asupan menurut Mc Corry M, et al.2011 :


< 80 % AKG  Kurang
80 – 120 % AKG  Cukup
>120 % AKG  Lebih

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa :


1. Asupan energi cukup dari kebutuhan
2. Asupan protein kurang dari kebutuhan
3. Asupan lemak lebih dari kebutuhan
4. Asupan karbohidrat cukup dari kebutuhan

Riwayat Personal

 Riwayat Penyakit sekarang : Covid-19

 Riwayat penyakit dahulu : Stroke Iskemik

 Riwayat penyakit keluarga : tidak ada

Diagnosa Gizi

a. Domain Asupan

NI. 5.6.2 kelebihan asupan lemak berkaitan dengan pasien sering mengkonsumsi makanan
berlemak pasien ditandai dengan presentase asupan lemak 149,5%

NI 5.2 asupan protein inadekuat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan gizi ditandai
dengan asupan protein 64%
b. Domain Klinis

Kelebihan berat badan berkaitan dengan pasien sering mengkomsumsi makanan berlemak
ditandai dengan IMT 27,6 kg/m2

N.C 2.2 perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan gangguan patofisiologis khusus
ditandai dengan PCR SARS-Cov-2 positif

c. Domain Perilaku Lingkungan

Ketidaksiapan untuk merubah kebiasaan makan berkaitan dengan pemilihan makanan dan
pola makan yang salah ditandai dengan asupan gizi yang tidak seimbang

Intervensi Gizi

a. Tujuan diet :

Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal

Menurunkan asupan lemak sampai normal/cukup (80 – 120%)

Menaikan asupan protein sampai normal/cukup (80-120%)

Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh

Memenuhi asupan gizi yang seimbang

Memiliki pengetahuan gizi terkait pemilihan dan pola makan yang baik

b. Syarat diet :

Energi tinggi yaitu 2700 kalori

Protein tinggi 121,5 gram, yaitu 18% dari kebutuhan energi total

Lemak cukup 60 gram, yaitu 20% dari kebutuhan energi total

Karbohidrat 418,5 gram, yaitu 62% dari kebutuhan energi total

Tinggi vitamin terutama vit A, C, E, B6 untuk meningkatkan sistem imun. Vit B1,
asam folat, Vit B12 membantu dalam pembentukan protein

Tinggi mineral, terutama zinc dan selenium sebagai antioksidan


Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

c. Prinsip Diet : makanan lunak, tinggi kalori dan tinggi protein rendah garam

d. Diet : T TKTP RG 2700 kalori

e. Bentuk makanan : lunak

f.Frekuensi : 3x makan utama, 3x snack

g. Kebutuhan energy dan zat gizi

- Kebutuhan energi = 2700 kkal (+/- 5%) 2565 – 2835 kkal

- Kebutuhan protein = 121,5 gram (+/- 5%) 115 – 128 gram

- Kebutuhan lemak = 60 gram (+/- 5%) 57 – 63 gram

- Kebutuhan karbohidrat = 418,5 gram (+/- 5%) 397,5 – 439,5 gram

h. Perhitungan zat gizi mikro berdasarkan AKG 2019

Vitamin dan mineral Kebutuhan sehari


Vitamin A 650 RE
Vitamin D 15 mcg
Vitamin E 15 mcg
Vitamin K 65 mcg
Vitamin B1 1,2 mg
Vitamin B2 1,3 mg
Vitamin B3 16 mg
Vitamin B5 5 mg
Vitamin B6 1,7 mg
Folat 400 mcg
Vitamin B12 4 mcg
Biotin 30
Kolin 550 mcg
Vitamin C 90 mg
Kalsium 1200 mg
Fosfor 700 mg
Magnesium 360 mg
Natrium 1300 mg
Kalium 4700 mg
Mangan 2,3 mg
Tembaga 900 mcg
Kromium 29 mcg
Besi 9 mg
Iodium 150 mcg
Seng 11 mg
Selenium 30 mcg
Flour 4 mg
Sumber : AKG 2019
a. Susunan menu sehari yang dianjurkan
b. Rencana konseling gizi
Sasaran :
Waktu :
Metode :
Materi :
c. Makanan yang boleh dan tidah boleh diberikan
Sumber Bahan Makanan yang Bahan Makanan yang
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Minuman teh, sirup, jus buah, kecuali
Kopi, bir, wiski dan
yang mengandung alkoho minuman yang mengandung
gas seperti air soda, limun,
coca-cola, orange crush

Karbohidrat
nasi, mie, bihun, ubi ungu, Dodol, wajik, cake, tarcis,
singkong, jagung, makaroni, dsb
talas, sagu, tepung-tepungan

Lemak Santan kental


minyak ikan (omega 3),
omega 9 (minyak zaitun,
kanola), omega 6 (minyak
jagung, kedelai, minyak biji
bunga matahari, minyak
kacang tanah), MCT (VCO,
minyak kelapa)

Buah – buahan
Buah-buahan terutama kaya nangka, durian, makanan
vitamin C dan A: jambu biji yang diawetkan dengan
(tanpa bijinya), jeruk, menggunakan pengawet
pepaya, stroberry, tomat, kimia seperti buah dan
buah naga, apel, alpukat, sayuran dalam kaleng
pisang, dll

Protein hewani telur (protein lengkap), susu


Jeroan, makanan yang
dan hasil olahannya: keju, diolah dengan minyak
daging sapi, daging ayam, berlebih
hati, ikan, udang, dsb
Pemanis gula
gula-gula/permen, dodol,
wajik, cake, tarcis, dsb

Sayuran wortel, labu kuning, sayuran


Bahan makanan yang sulit
yang berwarna hijau seperti dicerna dan menimbulkan
brokoli, bayam, buncis, gas seperti sayuran mentah,
kol, lobak, sawi putih
kacang panjang, sawi hijau,
daun kangkung, dll Makanan yang diawetkan
dengan menggunakan
pengawet kimia seperti buah
dan sayuran dalam kaleng

Bumbu Cabai, merica


garam, gula, kecap, kunyit,
kunci, kencur, salam, sereh,
laos, terasi, seledri, kayu
manis, cengkeh, bawang
putih, bawang merah, dll

Sumber :.

d. Kebiasaan makan yang baik


 …
 ……
 …

e. Pemilihan makanan dengan menu seimbang


Wkt
Menu Bahan Jumlah (g)
makan

06.00 susu Tepung susu 40

nasi nasi 200

ayam teriyaki ayam 75

tahu semur tahu 50


pagi wortel 25
tumis brocoli brocoli 25
telur puyuh 20
gula pasir 10
jeruk 100

10.00 susu Tepung susu 40

nasi nasi 200


daging 75
bola bola daging
telur ayam 10

goreng tempe tempe 50


Siang
oyong 75
sayur oyong
jagung 10
semangka 100
minyak 10
gula pasir 10
kc hijau 20
14.00 bubur kc hijau susu 40
gula pasir 20
nasi nasi 200
ikan fillet 75
fillet ikan tepung 20
Malam minyak 10
tahu 50
perkedel tahu telur
telur puyuh 20
tumis sawi sawi 25
wortel 25
melon 100
minyak 5
gula pasir 10

susu Tepung susu 40

3.5. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Target Jadwal Evaluasi
Antropometri Berat badan
Biokimia LED, SGOT, SGPT
Klinis/Fisik TD, Suhu, RR

Susunan Menu Sehari Yang Dianjurkan

Wkt Jumlah Energy Protein Lemak KH Na


Menu Bahan Vit C
makan (g) (kkal) (g) (g) (gr) (mg)
Tepung
06.00 susu 40 185 8,6 7,4 10 0,1 0
susu
nasi nasi 200 260 4,8 0,2 56 0 0
ayam
ayam 75 213 20 10 0 54 0
teriyaki
tahu
tahu 50 38 4,1 2.4 0,9 3,5 0
semur
pagi wortel 25 11,2 0,3 0,1 2,6 16 0,5
tumis brocoli 25 6,3 0,3 0,1 1,4 45 8
brocoli telur
20 37 2,6 2,8 0,3 0 29
puyuh
gula pasir 10 38,7 0 0 10 0,1 0
jeruk 100 47,1 0,9 0,1 11 0 53
SubTotal 836,3 41,6 20,7 92,2 118,7 90,5
Tepung
10.00 susu 40 185 8.6 7.4 10 0,1 0
susu
Siang nasi nasi 200 260 4,8 0,2 56 0 0
bola bola daging 75 98,2 20,1 1,3 0 42 0
daging telur 10 15,5 1,3 1,1 0,1 12 0
ayam
goreng
tempe 50 99 9,5 3,8 8,5 3 0
tempe
sayur oyong 75 15 0,1 0,2 3,2 0,8 4,8
oyong jagung 10 10,8 0,3 0,1 2,5 1,7 0,6
semangka 100 32 0,6 0,4 7,2 2 10
minyak 10 86,2 0 8 0 0 0
gula pasir 10 38,7 0 0 10 0,1 0
SubTotal 840,4 36,7 15,1 97,5 61,7 15,4
kc hijau 20 23,2 1,5 0,1 4,2 0,8 0
bubur kc
14.00 susu 40 185 8,6 7,6 20 128 14
hijau
gula pasir 20 77,4 0 0,4 7,2 0,1 0
SubTotal 285,6 10,1 8,1 31,4 128,9 14
nasi nasi 200 260 4,8 0,2 56 0 0
ikan fillet 75 62,9 13,7 0,5 0 46 8
fillet ikan tepung 20 72,8 2,1 0,2 15,3 0,4 0
minyak 10 86,2 0 8 0 0 0
tahu 50 38 4,1 2.4 0,9 3,5 0
perkedel
tahu telur telur
20 55,5 3,8 4,1 0,3 0 29
puyuh
Malam
tumis sawi 25 3,8 0,6 0,1 0,5 43 0
sawi wortel 25 11,2 0,3 0,1 2,6 16 0,5
melon 100 32 0,6 0,4 7,2 2 10
minyak 5 43 0 5 0 0 0
gula pasir 10 38,7 0 0 10 0,1 0
Tepung
susu 40 185 8,6 7,4 10 0,1 0
susu
SubTotal 704,1 30 18,6 92,8 111 47,5
TOTAL 2666,4 118,4 62,5 313,9 420,3 167,4

DAFTAR PUSTAKA

Sahin AR. 2019 Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the Current
Literature. Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.
Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin,
transmission and clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak
- an update on the status. Mil Med Res. 2020;7(1):11.

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus-disease-2019-
covid-19/penatalaksanaan

https://www.halodoc.com/artikel/inilah-komplikasi-yang-disebabkan-covid-19

https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3

http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewArticle/12230
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-covid-
19.html

Anda mungkin juga menyukai