Anda di halaman 1dari 3

REGENERASI AWAL VIRUS COVID-19

 Karakteristik COVID-19
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d an δ.
Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui
menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERSr CoV),
severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr CoV) dan novel
coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat,
serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar
ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan (secara efektif dengan hampir semua
disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang
mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam wabahini.
 Karakteristik Epidemiologi
Angka fatalitas kasus (CFR) tergantung pada ketersediaan layanan kesehatan, usia
dan masalah kesehatan dalam populasi, dan jumlah kasus yang tidak terdiagnosis.
Penelitian pendahuluan telah menghasilkan angka tingkat fatalitas kasus antara 2% dan
3%; pada Januari 2020. WHO menyimpulkan bahwa tingkat fatalitas kasus adalah sekitar
3%, dan 2% pada Februari 2020 hanya di Provinsi Hubei. WHO memperkirakan rasio
fatalitas infeksi rata-rata (IFR, mortalitas di antara yang terinfeksi) berkisar antara 0,8% -
0,9%. Sebuah penelitian observasional terhadap sembilan orang tidak menemukan
penularan vertikal dari ibu ke bayi yang baru lahir. Juga, sebuah penelitian deskriptif di
Wuhan tidak menemukan bukti penularan virus melalui hubungan seks, tetapi beberapa
ahli mencatat bahwa penularan selama hubungan seks dapat terjadi melalui rute lain.
 Karakteristik Klinis
Masa inkubasi COVID-19 adalah 1 sampai 14 hari, dan pada umumnya terjadi di
hari ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam, kelelahan, dan batuk kering merupakan tanda-
tanda umum infeksi corona disertai dengan gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan
diare pada beberapa pasien. Karena beberapa pasien yang parah tidak mengalami
kesulitan bernapas yang jelas dan datang dengan hipoksemia, sehingga ada perubahan
dalam panduan ini menjadi Dalam kasus yang parah, dispnea dan atau hipoksemia
biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat
dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok sepsis,
asidosis metabolik yang sulit ditangani, dan perdarahan dan disfungsi koagulasi, dan lain-
lain. Edisi ini menekankan bahwa pasien dengan kondisi sakit ringan hanya mengalami
demam ringan, kelelahan ringan dan sebagainya, tetap tanpa manifestasi pneumonia.
Dalam hal pemeriksaan laboratorium, edisi terakhir pedoman mengenai COVID-
19 menambahkan penjelasan sebagai berikut: “Peningkatan kadar enzim hati, LDH,
enzim otot dan mioglobin dapat terjadi pada beberapa pasien; dan peningkatan level
troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis” dan “asam nukleat nCoV-2019 dapat
dideteksi dalam spesimen biologis seperti apusan nasofaringeal, dahak, sekresi saluran
pernapasan bagian bawah, darah dan feses”.
Pada tahap awal COVID-19, hasil rontgen menunjukkan bahwa ada beberapa
bayangan polakecil (multiple small patches shadow) dan perubahan interstitial, terutama
di periferal paru. Seiring perkembangan penyakit, hasil rontgen pasien ini berkembang
lebih lanjut menjadi beberapa bayangan tembus pandang/kaca (multiple ground glass
shadow) dan bayangan infiltrasi di kedua paru. Pada kasus yang parah dapat terjadi
konsolidasi paru. Pada pasien dengan COVID-19, jarang ditemui adanya efusi pleura.
 Diagnosis Kasus
Dalam konteks China, Pemerintah membagi menjadi 2 (dua) jenis kluster, yaitu:
kluster Hubei dan kluster lain diluar Hubei. Kasus di provinsi lain kecuali Hubei masih
diklasifikasikan ke dalam “kasus suspek atau terduga (suspected cases)” dan “kasus
terkonfirmasi (confirmed cases)”. Data menunjukkan bahwa ada kasus terkonfirmasi
tanpa riwayat paparan epidemiologi yang jelas. “Mereka yang tidak memiliki riwayat
paparan epidemiologi yang jelas, tetapi memenuhi tiga manifestasi klinis (demam dan
atau gejala gangguan sistem pernapasan; memiliki hasil rontgen pneumonia seperti
disebutkan di atas; pada tahap awal, ditemukan hitung sel darah putih normal atau
menurun, dan hitung limfosit menurun)” juga termasuk dalam penyelidikan “kasus
suspek infeksi virus corona”. Kriteria diagnosis kasus yang terkonfirmasi tidak berubah.
Hasil positif tes asam nukleat nCoV-2019 melalui fluoresensi real-time RT-PCR pada
spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah, atau urutan gen virus spesimen saluran
pernapasan atau spesimen darah sangat homolog dengan nCoV-2019 yang diketahui.
Dalam konteks Indonesia, pemerintah dalam hal ini Kemenkes membagi 2 (dua)
kluster berdasarkan surveilans dan bukan berdasarkan wilayah geografis: pertama, orang
dalam pemantauan, yaitu seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau
memiliki riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memiliki
riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
juga dikategorikan sebagai orang dalam pemantauan. Kedua, pasien dalam pengawasan:
1. Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke negara yang
terjangkit 9pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala COVID-19 dan seseorang
yang mengalami gejala-gejala, antara lain: demam (>38°C); batuk, pilek, dan radang
tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran
radiologis; serta pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised)
karena gejala dan tanda menjadi tidak jelas.
2. Seseorang dengan demam > 38 °C atau ada riwayat demam ATAU ISPA ringan
sampai berat dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki salah satu dari
paparan berikut: Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19, bekerja atau
mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi COVID-19,
memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei, memiliki sejarah kontak dengan orang
yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke Provinsi Hubei.

Anda mungkin juga menyukai