Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN COVID 19

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik

Disusun oleh :
RENI ANISA
NIM: J2014901019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
Konsep Penyakit

a. Definisi
COVID-19 merupakan penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2. Wabah pneumonia virus
yang tidak diketahui dengan etiologinya pertama kali diperkenalkan di Wuhan, Cina pada 12
Desember 2019 (Ji et al., 2020).

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV02) (Setiawan,
2020).

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (WHO, 2020).

Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS


(Severe Acute Respiratory Syndrome) Corona Virus Tipe 2 (SARS CoV-2). Kasus pertama
Covid-19 di Indonesia ditemukan pada awal Maret 2020. WHO menetapkan Covid-19
sebagai Pandemi Global. Presiden Indonesia menetapkan Covid-19 sebagai Darurat
Kesehatan Nasional (Kemenkes, 2020).

b. Epidemiologi
Pada awalnya data epidemiologi menunjukan 66% pasien berkaitan atau terpajan
dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan. Provinsi Hubei Tiongkok (Huang
et.al., 2020). Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukan adanya infeksi
coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, di beri nama 2019 novol Coronavirus (2019-
nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020. World Health Organization memberi nama virus
tersebut Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) (WHO,2020). Pada mulanya
transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia.
Jumlah kasus terus bertambah seiring berjalannya waktu. Selain itu, terdapat kasus 15
petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “
Super Spreader”.(Chanel News Asia,2020). Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi
pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia (Relman,2020). Sampai saat ini
virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan penelitian masih terus berlanjut. Saat
ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut dat WHO pada tanggal 2 Maret
2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19. Pada 2 Maret 2020, untuk pertama
kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif covid 19 di Indonesia. Namun,
pakar Epidemology Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona
jenis SARS- CoV-2 sebagai penyebab covid itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari.
Masuknya virus tersebut sangat mungkin terjadi melalui pintu-pintu gerbang di beberapa
wilayah di Indonesia (Pranita, 2020). Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang.
Angka kematian mencapai 3.087 atau 2,3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang.
Terbukti pasien konfirmasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di jakarta
dimana penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal Jepang yang
tinggal di Malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan demam, batuk dan
sesak napas (WHO,2020). Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas
di seluruh dunia 2,3% sedangkan khusu di Kota Wuhan adalah 4.9% dan di Provinsi Hubei
3,1%. Angka di Provinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%. 8,9 Berdasarakan penelitian
terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang meninggal (5 orang pasien di ICU
dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang,et.al.,2020). Kasus kematian banyak pada orang tua
dan dengan penyakit penyerta. Kasusu pertama kematian pasien lalaki usia 61 tahun
dengan penyakit penyerta tumor intraabdomen dan kelainan di Liver (The straits Time,
2020).

c. Tanda dan gejala


Gejala awal terinfeksi Covid-19 demam, batuk, dan sesak napas. Gejala tinggi sulit
bernapas, dada terasa sakit, kepala sakit, badan kaku sulit bergerak, area wajah
membiru (Nur Fitriatus Shalihah, 2020), sehingga Covid-19 dapat mematikan yang
terinveksi.
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis
utama yang muncul yaitu

-Demam (suhu >380C),

-Batuk

-Kesulitan bernapas.

-Sesak memberat,

-Fatigue

-Mialgia

-Diare
Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat
perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik
yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa
hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan
demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam
kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika
terinfeksi.
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.

a. Tidak berkomplikikasasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak
spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan
bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi
gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak
diseertai dengan demam dan gejala relaatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak
memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda
pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan
batuk atau susah bernapas

atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia
berat. 26

Definisi takipnea pada anak:

< 2 bulan : ≥ 60x/menit

2-11 bulan : ≥ 50x/menit

1-5 tahun : ≥ 40x/menit. 26

c. Pneumonia berat Pada pasien dewasa

Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas Tanda yang
muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan berat atau
saturasi oksigen pasien <90% udara luar. Krititeria definisi SevereCommunity-acquired
Pneumonia(CAP)menurut Diseases Society of America/American Thoracic Society.

Pada pasien anak-anak:

Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
- Siananosis centntraral atau SpO2 <90%

- Diststress napas berat (retetraraksksi dada beratat)

- Pneumonia dengan tandnda bahaya (tidak mau menyususu atau minunum;

letargi atau penurunan kesadaran; atau kejang)

Dalam menentukan pneumonia berat ini diagnosis dilakukan dengan diagnosis klinis,
yang mungkin didapatkan hasil penunjang yang tidak menunjukkan komplikasi.

d. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui kondisi
klinis. Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan kondisi hipoksemia. Hipoksemia
dideefinisikan tekanan oksigen arteri (PaO2) dibagi fraksi oksigen inspirasi (FIO2)
kurang dari< 300 mmHg.
Pemeriksaan penunjang yang penting yaitu pencitraan toraks seperti foto toraks, CT
Scan toraks atau USG paru. Pada pemeriksaan pencitraan dapat ditemukan: opasitas
bilateral, tidak menjelaskan oleh karena efusi, lobar atau kolaps paru atau nodul.
Sumber dari edema tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh gagal jantung atau
kelebihan cairan, dibutuhkan pemeriksaan objektif lain seperti ekokardiografi untuk
mengeksklusi penyebab hidrosttatik penyebab edema jika tidak ada faktor risiko.
Penting dilakukan analisis gas darah untuk melihat tekanan oksigen darah dalam
menentukan tingkat keparahan ARDS serta terapi.
Berikut rincian oksigenasi pada pasien ARDS.

Dewasa:

- ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau CPAP ≥5
cmH2O atau tanpa diventilasi)

- ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤200 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau
tanpa diventilasi

- ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa
diventilasi

- Tidak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤315 diduga ARDS (termasuk pasien tanpa
ventilasi) 26

Anak:

- Bilevel NIV atau CPAP ≥5 cmH2O melalui masker full wajah : PaO2/FiO2 ≤ 300
mmHg atau SpO2/FiO2 ≤264

- ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) < 8 or 5 ≤ OSI < 7.5

- ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤ oxygenation index using SpO2
(OSI) < 12.3

- ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12.3

d. Sepsis

Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek infeksi atau
infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi organ perubahan status
mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi oksigen rendah, keluaran urin
berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah,
kulit mottling atau terdapat bukti laboratorium koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat
atau hiperbilirubinemia.
Menurut (PDPI, 2020) Berikut beberapa sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a. Tidak Berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik.
Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorokan,
kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu di perhatikan bahwa pada pasien
dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus di temui tidak disertai dengan demam dan gejala
relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi,
sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia Ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda
pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau
susah bernafas.
c. Pneumonia Berat Pada Pasien Dewasa
-Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
-Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas > 30x/menit), distress pernapasan berat
atau saturasi oksigen pasien < 90% udara luar 26.

d. Penyebab/Faktor resiko
Covid 19 merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS- CoV02) (Setiawan,
2020). Menurut Yelvi (2020) Faktor Resiko Covid- 19 adalah laki laki peroko adalah faktor dari
infeksi Covid-19. Begitu pula dengan pasien yang sudah ada penyakit bawaan sperti diabetes
melitus, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler (perokok,diabetes melitus serta hipertensi)
terdapat peningkatan pada reseptor ACE2. Pasien lanjut usia yang memiliki komorbiditas
seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, penyakit ginjal kronis, dan diabetes melitus
memiliki faktor resiko lebih besar terkena SARS-CoV-2. Selain itu juga pasien kanker lebih
beresiko tinggi terpapar Covid-19 karena keadaan imunosupresif sistemik mereka di sebabkan
kemoterapi dan pembedahan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
faktor resiko yang paling penting adalah kontak langsung dengan penderita Covid-19, baik itu
yang tinggal serumah, atau yang memiliki riwayat bepergian ke tempat pandemik. Selain itu
tenaga medis adalah salah satu risiko tinggi tertular SARS-CoV-2 ini (Menurut Chen N dkk,
2020).

2. Data fokus
Lihat data di SDKI
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Do: Proses Penyakit Hipertermi
a.Kulit merah
b. Kejang
c. Takikardi
d.Takipnea
e. Kulit terasa hangat
f.Suhu tubuh diatas nilai normal
Ds:
-
2. Do: Hambatan Upaya Pola Nafas Tidak
a.Penggunaan otot bantu pernapasan Nafas (mis. Nyeri saat Efektif
b.Fase ekspirasi memanjang bernafas, kelemahan
c.Polanapas abnormal otot pernafasan)
Pernapasan cuping hidung

Ds:
a.Dispnea
b.Ortopnea

3. Do: Spasme Jalan Nafas Bersihan Jalan


a.Batuk tidak efektif Nafas Tidak
b.Tidak mampu batuk Efektif
c.Sputum berlebih
d.Mengi, wheezing dan/ ronkhi keing
e.Mekonium di jalan napas (pada
neonatus)
Sianosis
f.Bunyi nafas menurun
g.frekuensi nafas berubah
h.Pola nafas berubah

Ds:
a.Dispnea
b.Sulit bicara

4. Do: Ketidakseimbangan Gangguan


a.PCO2meningkat/menurun ventilasi-perfusi Pertukaran Gas
b.PO2 menurun
c.Takikardia
d.PH arteri meningkat/menurun
e.Bunyi nafas tambahan
Sianosis
f.Diaforesis
g.Gelisah
h.Napas cuping hidung
i.Pola napas abnormal
(cepat/lambat,regular/ireguler,dalam,
dangkal)
j.Warna kulit abnormal (mis. Pucat,
kebiruan)

Ds:
a.Dispnea
b.Pusing
c.Penglihatan kabur

3. Diagnosa keperawatan
SDKI
1. Hipertermi
2. Pola Nafas Tidak Efektif
3. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
4. Gangguan Pertukaran Gas
a. Definisi SDKI
Hipertermi Hipertermi adalah suhu tubuh meningkat
di atas rentang normal tubuh.
Pola Nafas Tidak Efektif Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi
dan/ atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif adalah
Ketidakmampuan membersihkan sekret
atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan napas tetap
pasien.
Gangguan Pertukaran Gas Gangguan Pertukaran gas adalah
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi
dan/atau eleminasi karbondioksida pada
membran alveolus-kapiler.

b. Penyebab dan Tanda Mayor , Tanda Minor dan Kondisi Klinis

N Diagnos Penyebab Gejala dan Tanda Gejala dan Tanda Minor Kondi
o a Mayor si
Klinis
1. Hiperter Proses penyakit Subjektif Subjektif Proses
mi a. Tidak ada a.Tidak ada infeksi
Objektif Objektif
a.Suhu tubuh di atas a.Kulit merah
nilai normal b. Kejang
c. Takikardi
d.Takipnea
e. Kulit terasa hangat
2. Pola Hambatan Subjektif Subjektif Depre
Nafas Upaya Nafas a.Dispnea a. Ortopnea si
Tidak (mis. Nyeri saat Objektif Objektif Sistem
Efektif bernafas, Saraf
a.Penggunaan otot a.Pernapasan cuping hidung
kelemahan otot Pusat
pernafasan) bantu pernapasan b.Diamter thoraks anterior-
c.Fase ekspirasi posterior meningkat
memanjang c.Ventilasi semenit menurun
d.Polanapas abnormal e.Tekanan ekspirasi menurun
f.Tekanan inspirasi menurun
g.Ekskursi dada berubah
3. Bersihan Spasme jalan Subjektif Subjektif Infeks
Jalan nafas a.Tidak ada a.Dispnea i
Nafas Objektif b.Sulit bicara Salura
Tidak a.Batuk tidak efektif c.Ortopnea n
Efektif b.Tidak mampu batuk Objektif Nafas
c.Sputum berlebih a.Gelisah
d.Mengi, wheezing b.Sianosis
dan/ ronkhi keing c.Bunyi nafas menurun
d.Mekonium di jalan d.frekuensi nafas berubah
napas (pada neonatus) e.Pola nafas berubah

4. Ganggua Ketidakseimba Subjektif Subjektif Gagal


n ngan ventilasi- a.Dispnea a.Pusing Nafas
Pertukar perfusi Objektif b.Penglihatan kabur
an Gas a.PCO2meningkat/ Objektif
menurun a.Sianosis
b.PO2 menurun b.Diaforesis
c.Takikardia c.Gelisah
d.PH arteri d.Napas cuping hidung
meningkat/menurun e.Pola napas abnormal
e.Bunyi nafas (cepat/lambat,regular/iregule
tambahan r,dalam, dangkal)
f.Warna kulit abnormal (mis.
Pucat, kebiruan)
g.Kesadaran menurun

4. Intervensi Keperawatan (SIKI)


a. Intervensi Keperawatan Utama

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Hipertermi b/d Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
Proses Penyakit Observasi :
Tindakan Keperawatan
a.Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Selama 1x 24 jam Dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
diharapkan suhu tubuh
b.Monitor suhu tubuh
klien dalam batas c.Monitor kadar elektrolit
d.Monitor keluaran urine
normal dengan kriteria
e.Monitor komplikasi akibat hipertermia
hasil : Terapeutik :
a.Sediakan lingkungan yang dingin
a.Kulit klien tidak
b..Longgarkan atau lepaskan pakaian
kemerahan c.Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Terapi Komplementer Kompres Hangat :
b.Suhu tubuh dalam
Menurut Jurnal Yang berjudul “Efektifitas
batas normal Kompres Dingin Dan Hangat Pada
Penatalaksanaan Demam”
c.Kulit klien tidak
Kompres dingin menurunkan temperatur kulit
teraba hangat lebih cepat dari pada temperatur inti tubuh
sehingga merangsang vasokontriksi dan shivering.
Kompres air hangat juga di anjurkan dalam jurnal
ini kompres air hangat .
Prosedure Pelaksanaannya
Melapisi permukaan kulit dengan handuk yang
telah dibasahi air hangat dengan temperatur
maksimal 43C.dan lokasi kulit tempat
mengompres biasanya di wajah, leher, dan tangan.
Dalam jurnal ini kombinasi keduanya di anjurkan
pada tatalaksana demam.
d.Berikan cairan oral
e.Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
f.Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingim pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
g.Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h.Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
a.Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
a.Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
Efektif b/d
Tindakan Keperawatan
Hambatan Observasi :
Upaya Nafas Selama 1x 24 jam
(mis. Nyeri saat a.Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman usaha
diharapkan Pola Nafas
bernafas, napas)
kelemahan otot Klien Efektif dengan
pernafasan) b.Monitor bunyi napas tambahan
kriteria hasil :
(mis.gurgling,mengi, wheezing,ronkhi kering)
a.Dispnea cukup
c. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
menurun (4)
b.Penggunaan otot Terapeutik :
bantu napas cukup a.Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
menurun (4) head tilt dan chin lift ( jaw thrust jika curiga
c.Frekuensi nafas trauma servikal)

cukup membaik (4) b.Posisikan semi fowler atau fowler


d.Kedalaman nafas
c.Berikan minum hangat
cukup membaik (4)
d.Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

e.Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15


detik

f.Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan


endotrakeal

g.Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep


McGill

h.Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :

a.Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu

3. Besihan Jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif


Nafas Tidak Observasi
Tindakan Keperawatan
Efektif b/d 1.Identifikasi kemampuan batuk
Spasme jalan Selama 7 jam 2.Monitor adanya retensi sputum
nafas 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
diharapkan Bersihan
4. Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah
jalan nafas klien teratai dan karakteristik)
Terapeutik :
dengan kriteria hasil :
1. Atur posisi semi-fowler atau fowler
a.Pola napas cukup 2.Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
membaik (4) 3.Buang sekret pada tempat sputum
b.Dispnea cukup Edukasi :
menurun (4) 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
c.Frekuensi napas 2. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga
membaik (5) 3 kali
4.Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ke 3
Kolaborasi :
1.Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
4. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
Observasi:
Pertukaran Gas Tindakan Keperawatan
a.Observasi frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
b/d Selama 1x 24 jam napas
b.Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
Ketidakseimban diharapkan Gangguan
hiperventilasi, kussmaul, cheynestokes, Biot,
gan Ventilasi- Pertukaran Gas klien ataksik)
c.Monitor kemampuan batuk efektif
Perfusi membaik dengan
d.Monitor adanya produksi sputum
kriteria hasil : e.Monitor adanya sumbatan jalam nafas
f.Palpasi kesismetrisan ekspansi paru
a.Dispnea cukup
g.Auskultasi bunyi napas
menurun (4) h.Monitor saturasi oksigen
i.Monitor nilai AGD
b.Bunyi nafas
j.Monitor hasil X-ray toraks
tambahan cukup Terapeutik:
a.Atur interval pemantauan respirasi sesuai
menurun (4)
kondisi pasien
c.PCO2 cukup membaik b.Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
(4) aJelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b.Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
d.PO2 cukup membaik
(4)
e.Takikardia cukup
membaik (4)
f.Sianosis cukup
membaik (4)

b. Pendukung/Tambahan
- Untuk Komplementer (minimal 5 artikel jurnal) (lengkapi dengan prosedur
pelaksanaannya)

- Untuk Jurnal Promosi Kesehatan

No Judul
1. “Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Pencegahan Covid-19
Masyarakat Desa Galung Kabupaten Barru”
2. Edukasi Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sebagai Upaya
Pencegahan Covid-19 di Dusun Tegalrejo, Kelurahan Begajah, Kecamatan
Sukoharjo.

3. Cegah Covid 19 Melalui Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di


Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
4. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk Mencegah Penularan
Virus Corona (Covid-19) Di Rt 031 Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai
Kunjang Samarinda.
5. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Pencegahan Penyebaran
Covid-19 Di Masyarakat Kota Malang.
5. Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Paraf


1. Sabtu, 24 Juli 2021 Hipertermi b/d Proses penyakit Manajemen Hipertermia Reni
Observasi :
Pukul 08.00 Wib (mis.infeksi, kanker) Anisa
a.Mengidentifikasi
penyebab hipertermia
(mis. Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
b.Memonitor suhu tubuh
c.Memonitor kadar
elektrolit
d.Memonitor keluaran
urine
e.Memonitor komplikasi
akibat hipertermia
Terapeutik :
a.Menyediakan lingkungan
yang dingin
b.Melonggarkan atau
lepaskan pakaian
c.Membasahi dan kipasi
permukaan tubuh
d.Memberikan cairan oral
e.Mengganti linen setiap
hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
f.Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres
dingim pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
g.Menghindari pemberian
antipiretik atau aspirin
h.Memberikan oksigen jika
perlu
Edukasi :
a.Menganjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
a.Mengkolaborasikan
pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika
perlu
2. Sabtu, 24 Juli 2021 Pola Nafas Tidak Efektif b/d Manajemen Jalan Napas Reni
Hambatan Upaya Nafas (mis.
Pukul 09.30 Wib Anisa
Observasi :
Nyeri saat bernafas, kelemahan
otot pernafasan) a.Memonitor pola napas
(frekuensi,kedalaman
usaha napas)

b.Memonitor bunyi napas


tambahan
(mis.gurgling,mengi,
wheezing,ronkhi kering)

c. Memonitor sputum
(jumlah,warna,aroma)

Terapeutik :

a.Mempertahankan
kepatenan jalan napas
dengan head tilt dan chin
lift ( jaw thrust jika curiga
trauma servikal)

b.Memposisikan semi
fowler atau fowler

c.Memberikan minum
hangat

d.Melakukan fisioterapi
dada, jika perlu

e.Melakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik

f.Melakukan
hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal

g.Mengeluarkan sumbatan
benda padat dengan forsep
McGill

h.Memberikan oksigen, jika


perlu

Edukasi :

a.Mengkolaborasikan
pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

3. Sabtu, 24 Juli 2021 Besihan Jalan Nafas Tidak Latihan Batuk Efektif
Observasi
Pukul 10.30 Wib Efektif b/d Spasme Jalan Nafas
1.Mengidentifikasi
kemampuan batuk
2.Memonitor adanya
retensi sputum
3. Memonitor tanda dan
gejala infeksi saluran napas
4. Memonitor input dan
output cairan (mis. Jumlah
dan karakteristik)
Terapeutik :
1. Mengatur posisi semi-
fowler atau fowler
2.Memasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
3.Membuang sekret pada
tempat sputum
Edukasi :
1. Menjelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
2.Menganjurkan tarik
napas dalam melalui
hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
3. Menganjurkan
mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
4.Menganjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam
yang ke 3
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasikan
pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
4. Sabtu, 24 Juli 2021 Gangguan Pertukaran Gas b/d Pemantauan Respirasi Reni
Observasi:
Pukul 11.30 Wib Ketidakseimbangan Ventilasi- Anisa
a.Mengobservasi frekuensi,
Perfusi irama, kedalaman dan
upaya napas
b.Memonitor pola napas
(seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheynestokes,
Biot, ataksik)
c.Memonitor kemampuan
batuk efektif
d.Memonitor adanya
produksi sputum
e.Memonitor adanya
sumbatan jalam nafas
f.Mempalpasi kesismetrisan
ekspansi paru
g.Mengauskultasi bunyi
napas
h.Memonitor saturasi
oksigen
i.Memonitor nilai AGD
j.Memonitor hasil X-ray
toraks
Terapeutik:
a.Mengatur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
b.Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
aMenjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
b.Menginformasikan hasil
pemantauan, jika perlu

6. Evaluasi (SLKI)

No Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi Paraf


1. Sabtu, 24 Juli 2021 Hipertermi b/d Proses S: - Reni Anisa
Pukul 14.00 Wib Penyakit O:
- Kulit merah sedang
dengan skala 3
- Suhu tubuh sedang
dengan skala 3
- Suhu kulitsedang dengan
skala 3
- Kejang sedang dengan
skala 3
A: Masalah belum sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
Intervensi

2. Sabtu, 24 Juli 2021 Pola Nafas Tidak Efektif S: - Reni Anisa


Pukul 14.00 Wib b/d O:
- Dispnea sedang dengan
skala 3
-Penggunaan otot bantu
napas sedang dengan skala
3
-Frekuensi napas sedang
dengan skala 3
-Kedalaman nafas sedang
dengan skala 3
-Pemanjangan fase
ekspirasi sedang dengan
skala 3
-Pernapasan cuping hidung
sedang dengan skala 3
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi

3. Sabtu, 24 Juli 2021 Bersihan Jalan Nafas Tidak S: - Reni Anisa


Pukul 14.00 Wib Efektif b/d Spasme Jalan O:
- Pola Napas sedang
Nafas
dengan skala 3
-Dispnea sedang dengan
skala 3
-Frekuensi napas sedang
dengan skala 3
- Batuk efektif sedang
dengan skala 3
-Produksi sputum sedang
dengan skala 3
-Wheezing sedang dengan
skala 3
-Frekuensi nafas sedang
dengan skala 3
-Pola napas sedang
dengan skala 3
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
-Identifikasi kemampuan
batuk
-Monitor adanya retensi
sputum
- Monitor input dan output
cairan (mis. Jumlah dan
karakteristik)
-Atur posisi semi-fowler
atau fowler
-Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
4. Minggu 13 Juni 2021 Gangguan Pertukaran Gas S: - Reni Anisa
Pukul 14.00 WIB b/d O:
- Dispnea sedang dengan
skala 3
-Bunyi nafas tambahan
sedang dengan skala 3
-PCO2 sedang dengan skala
3
-PO2 sedang dengan skala
3
-Takikardia sedang dengan
skala 3
-Sianosis sedang dengan
skala 3
-Gelisah sedang dengan
skala 3
-Napas cuping hidung
sedang dengan skala 3
-Warna kulit sedang dengan
skala 3
-Diaforesis seadang dengan
skala 3
-PH arteri sedang dengan
skala 3
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Raden Muhammad Ali Satria (2020). Analisis Faktor Risiko Kematian Dengan Penyakit Komorbid
Covid-19. Jurnal Keperawatan Silampari,Volume 4, Nomor 1.

Yenti Sumarin (2020). Pandemi Covid-19: Tantangan Ekonomi Dan Bisnis. Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah. Voume. 6, Nomor 2.

Yelvi Levani,Aldo Dwi Prastya, Siska Mawaddatunnadila (2021). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan,
Volume. 17, Nomor.1.

Dian Pratiwi dKK (2021).Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Pencegahan Covid-19
Masyarakat Desa Galung Kabupaten Baruu. Prosiding Vol 2. No 2 (2021)ISSN: 2746-1246.

Aprilia Nur Arninasari, Valiant Lukad Perdana Sutrisno (2021). Edukasi Penerapan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 di Dusun Tegalrejo, Kelurahan Begajah,
Kecamatan Sukoharjo. DEDIKASI: Community Service Report (Vol.3 Issue 1).

Yuliana (2020). Corona Virus Disease (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.Volume 2, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai