TINJAUAN PUSTAKA
21. Covid-19
Corona virus (Co Vs) adalah keluarga besar virus yang beragam secara
fenotip dan genotip. CoVs adalah virus dengan keluarga coronavirade subfamili
diakibatkan oleh merebaknya virus baru yaitu Corona virus jenis baru (SARS-
CoV-2). Corona virus adalah virus RNA strain tunggal positif, tergolong dalam
panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan yang mengandung
klorin, pelarut lipid dengan suhu 56oC selama 30 menit, eter, alkohol, asam
(Amaliyyah, 2021).
2019, ditemukan lima kasus pertama pasien pneumonia di Kota Wuhan Provinsi
Hubei, China. Lima orang tersebut dirawat dirumah sakit dengan acute respiratory
distress syndrome dan satu diantaranya meninggal dunia Sekitar 66% penderita
terpajan di pasar ikan atau pasar makanan laut (Wet Market) Huanan di kota
Negara China pada tanggal 13 Januari 2020. Thailand terkonfirmasi positif Covid-
19 sebanyak 3.135 kasus dan 58 kematian sejak tanggal 13 Januari 2020 hingga
Januari 2020 dan pada tanggal yang sama terkonfirmasi 90 kasus pasien positif
Covid-19 yang berasal dari berbagai Negara baik di benua Asia, Eropa dan
Australia. Pada tanggal 30 Januari 2020 pula, WHO membunyikan alarm darurat
Kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian oleh seluruh dunia yaitu Public
penderita yang berasal dari Jakarta. Tanggal 15 Juni 2020, sebanyak 38.277 kasus
kasus. Di Jawa Timur, pada tanggal 19 Juni 2020 terkonfirmasi penderita Covid-
19 sebanyak 9.046 +209 kasus baru, terkonfirmasi sembuh sebanyak 2.763 kasus,
2.1.3 Patofisiologi
hewan. Virus ini disebut juga dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Ada banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu.
Kelelawar, tikus dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk Corona
virus. Corona virus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian
karenanya virus ini tidak bisa hidup tanpa sel host. Siklus dari Corona virus
setelah menemukan sel host sesuai tropismenya yaitu: pertama, penempelan dan
virus masuk ke sel host yang diperantarai oleh protein S yang ada dipermukaan
masuk, selanjutnya terjadi proses translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
Kemudian replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi
dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya yaitu perakitan dan
Gejala penyakit lantaran infeksi virus corona yang baru di Wuhan ini
bervariasi, dari yang ringan tanpa gejala hingga yang parah seperti timbul sesak
gagal napas dan kematian. Gejala yang timbul bisa demam, batuk, rasa capek,
menit
Acute Respiratory Distress Onset : baru terjadi atau perburukan dalam waktu
tidak diventilasi)
tidak diventilasi)
tidak di ventilasi)
face mask
- ARDS ringan (ventilasi invasif) : 4
OSI ≥ 12,3
laboratorium menunjukkan
koagulopati,
hiperbilirubinemia.
abnormal
atau hipotermia.
1. Tanpa Gejala
ditemukan gejala
2. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti Pasien dengan gejala tanpa
ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul
3. Sedang
tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat dan/atau tarikan
dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat). Kriteria napas
≥30x/menit.
frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 <
93% pada udara ruangan. ATAU Pada pasien anak : pasien dengan
≥30x/menit.
5. Kritis
2020) yaitu :
• Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan
• Untuk kasus berat dan kritis, bila setelah klinis membaik, bebas demam
selama tiga hari namun pada follow-up PCR menunjukkan hasil yang
oleh terdeteksinya fragmen atau partikel virus yang sudah tidak aktif.
PCR karena nilai cutt off berbeda-beda sesuai dengan reagen dan alat
yang digunakan.
Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/12*
X X x
2. TANPA GEJALA
pemantauan klinis
b. Non-farmakologis
Pasien :
- Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektan lainnya
Keluarga:
c. Farmakologi
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
30 hari),
C,B, E, Zink
Vitamin D
sirup)
3. DERAJAT RINGAN
pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi dilanjutkan hingga
gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala. Isolasi dapat dilakukan
pemerintah.
pasien.
b. Non Farmakologis
tanpa gejala).
c. Farmakologis
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
Vitamin D
sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet
Antivirus :
- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5- 7 hari (terutama bila
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral
4. DERAJAT SEDANG
Darurat COVID-19
Darurat COVID-19
b. Non Farmakologis
c. Farmakologis
Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1
o Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau
bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
2.2 Konsep Lansia
kehidupannya. Pada kelompok lanjut usia ini terjadi proses penuaan yaitu suatu
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Menua
dalam menghadapi rangsangan baik dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai semnjak permulaan kehidupan. Menua
merupakan proses alamiah yang berarti bahwa seseorang telah melalui tiga
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang usia (Wibowo,
2016) yaitu:
3. lansia risiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / seseorang yang
4. Lansia potensia, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
5. Lansia yang tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdayamencari nafkah
diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas, baik pria
maupun wanita.
Sel pada lansia jumlahnya semakin sedikit atau berkurang, lebih besar
intraseluler, menurunya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati,
jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel dan otak
b. Sistem Cardiovaskuler
c. Sistem Pernafasan
dan kemampuan pegas, dinding dada, dan kekuatan otot pernapasan akan
d. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20% ( setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap hari), cepatnya menurun hubungan persarafan, lambat dalam respon
dan waktu untuk bereaksi, mengecilnya saraf panca indra : Berkurangnya
dingin.
e. Sistem Gastrointestinal
terjadi setelah 30 tahun. Penyebab lain meliputi keehatan gigi yang buruk
2. Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dan selaput lendir,
atropi indra pengecap (kurang lebih 80%), hilangnya sensitivitas dari indra
pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari
3. Esofogus melebar.
1. Ginjal
meningkat.
tahun.
g. Sistem Endokrin
dan testosteron.
1. Sistem Pendengaran
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
keratin.
atau stress.
2. Sistem Penglihatan.
Indera peraba memberikan pesan yang paling intim dan yang paling
i. Sistem Integumen
9. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti dan seperti tanduk.
j. Sistem Muskuloskeletal.
2. Kifosis
3. Pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas.
berkurangnya).
menjadi tremor.
a. Vagina
c. Atrofi payudara
kesehatan baik).
bersenggama. Pada pria lansia penis dan testis menurun ukurannya dan
2.3 Vaksin
atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa
biologi antara lain berupa peptida, protein, polisakarida, virus atau organisme
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan (KEMENKES, 2021)
kegiatan sederhana, aman dan efketif untuk melawan penyakit berbahaya sebelum
penyakit tersebut masuk kedalam tubuh. Vaksin berisi virus atau bakteri yang
telah dilemahkan atau dibunuh sebelumnya, sehingga ketika disuntikan ke dalam
tubuh manusia akan melatih sistem imun dan membentuk antibodi dan mengingat
serta serta mengetahui bagaimana melawan virus asli. Vaksin bisa dilakukan
oleh:
a. AstraZeneca
2021).
sampel yang digunakan pada pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini
yaitu 0,22 ml atau 0,5 ml, yang diberikan dengan 2 tahap. Pemberian
menggigil atau merasa demam, sakit kepala, mual dan nyeri otot.
B. Sinopharm
18-59 tahun) yang digunakan pada pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini
2021)
C. Moderna
19 merupakan vaksin yang telah diizinkan oleh Food and Drug Administration
Vaksin yang diproduksi oleh Moderna telah melewati uji klinik tahap 3 di
vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 100 µg, yang diberikan dengan 2 tahap.
Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 28 hari setelah vaksinasi tahap pertama
(Ophinni, 2021).
Efek samping yang dapat terjadi setelah injeksi vaksin Moderna COVID-
2. Efek samping umum: kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi,
d. Novavax Inc
yang dikemas dalam nanopartikel. Vaksin yang diproduksi oleh Novavax masih
berada dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap 3 di Inggris, India, Afrika Selatan
dan Meksiko. Sebanyak 15.000 sampel di Inggris (usia 18-59 tahun) yang
digunakan pada pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 5 µg atau 25 µg, yang
bekerja sama dengan Pfizer. Vaksin yang diproduksi oleh BioNTech/Pfizer telah
melewati uji klinik tahap 3 di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan,
Brasil dan Argentina. Sebanyak 43,548 sampel yang digunakan pada pengujian
vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 30 µg, yang diberikan dengan 2 tahap.
Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 21 hari setelah vaksinasi tahap pertama
(Ophinni, 2021).
f. Sinovac
CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac mengandung strain SARS-
CoV- 2 CN2 yang diekstraksi dari bronchoalveolar lavage (BAL) dari pasien
Sinovac saat ini menjalankan uji klinis fase 3 di Indonesia, Turki, Brazil,
dan Chili, Sebanyak >30.000 sampel (usia 18-59 tahun) yang digunakan pada
farmasi milik negara Biofarma. Analisis independen yang dilakukan oleh Badan
Otorisasi Penggunaan Darurat jika disetujui. Sinovac akan menjadi vaksin utama
sepenuhnya. Gelombang pertama 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah dikirim ke
Indonesia pada 6 Desember, dengan gelombang kedua 1,8 juta dosis. Mirip
dengan vaksin tidak aktif lainnya. Corona vac stabil pada penyimpanan 4 0 C
(Ophinni, 2021).
Dosis vaksin CoronaVac ini yaitu 3 µg atau 6 µg, yang diberikan dengan 2
tahap. Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 14 atau 28 hari setelah vaksinasi
vaksin Merah Putih. Vaksin COVID-19 ini dikembangkan oleh beberapa lembaga
(Persero) pada tanggal 14 Juli 2020. LBM Eijkman telah membangun pondasi
pembuatan vaksin dan selanjutnya akan diuji pada tahap praklinik terhadap hewan
merah putih ini ditargetkan akan rampung pada 2021 (Yuningsih, 2020).
negara, dan perusahaan daerah air minum serta petugas lain yang
Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada beberapa kriteria
terkontrol.
2016).
dijelaskan dan merupakan respon stimulus internal dan external yang memiliki
tanda dan gejala meliputi gejala perilaku, kognitif dan fisik (Berman, A., Snyder,
S., & Frandsen, 2016). Kecemasan merupakan perasaan was-was, khawatir yang
samar disertai respon otonom sumber seringkali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
Menurut (Herdman, T. H., & Kamitsuru, 2018) dalam NANDA ada beberapa
Apabila seseorang mengalami kondisi yang tidak baik bagi dirinya, baik
baik mulai dari ringan, sedang, berat bahkan panik. Kondisi status
Perubahan status tersebut akan berdampak pada rasa takut atau cemas
daripada sebelumnya.
b. Hospitalisasi
seseorang, yang terjadi saat seseorang sakit dan dirawat di rumah sakit.
pada seseorang yaitu rasa cemas, marah, sedih, takut, dan merasa
bersalah
seseorang.
d. Bencana
Menurut (Nevid, J., Rathus, S. A., & Beverly, 2013) kecemasan dapat
dari yang ringan sampai dengan berat/ panic (Stuart, 2016) yaitu :
a. Kecemasan ringan
meningkatkan persepsinya.
b. Kecemasan sedang
lebih terarah.
c. Kecemasan berat
d. Tingkat Panik
b. Non farmakologi.
ditransmisikan ke otak.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
memprediksi.
telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill atau sebenarnya. Aplikasi
d. Analisis(Analysis)
objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil tetapi masih dalam satu
mengelompokkan.
e. Sintesis(Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur
Ayu, G., Laksmi, P., & Sari, P. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
https://doi.org/10.1111/jmwh.13196
Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
FDA. (2020). Fact Sheet For Recipients And Caregivers Emergency Use
Older. FDA.
Hawari, D. (2008). ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Dana Bhakti Yasa.
Indonesia.
Mutaqqin Arif & Kumala Sari. (2011). Keperawatan Medikal Bedah (dewasa).
Salemba Medika.
Nevid, J., Rathus, S. A., & Beverly, G. (2013). Pengantar Psikologi Abnormal.
Erlangga.
Ophinni, Y. (2021). COVID-19 Vaccines: Current Status and Implication for Use
in Indonesia. ResearchGate.
https://www.papdi.or.id/download/983-pedoman-tatalaksana-covid-19-edisi-
3-desember-2020
Kesehatan, Ilmu.
Tandra, H. (2020). Virus Corona Baru. COVID-19. Kenali, Cegah, Lindungi diri
https://doi.org/10.30604/well.95212020