Anda di halaman 1dari 14

Panduan Praktik Klinis

SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


Pengertian CoronavirusDisease 2019 (COVID-19) bayi dan anak adalah penyakit IA
(Definisi) infeksi akut yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) pada bayi dan anak

Anamnesis Manifestasi klinis COVID-19 pada anak sangat bervariasi, dari yang IA
asimtomatik sampai menunjukkan gejala sesak yang berat. Pada
anamnesis, tanyakan:
1. Gejala
a. Gejala sistemik: demam, malaise, fatigue, nyeri kepala,
myalgia
b. Gejala saluran pernapasan: batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
hidung tersumbat, sesak napas
c. Gejala lain: diare, mual, muntah
2. Faktor risiko:
a. Riwayat 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal
b. Riwayat 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus probabel/konfirmasi COVID-19
c. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probabel atau
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15
menit atau lebih
d. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain)
e. Orang yang memberikan pelayanan langusng terhadap kasus
kasus probabel atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang
sesuai standar
f. Bayi lahir dari ibu suspek, probabel, atau konfirmasi COVID-
19

Pemeriksaan Tergantung derajat keparahan penyakit, pada pemeriksaan bisa IA


Fisik didapatkan tanda berikut:
1. Kesadaran: kompos mentis sampai dengan penurunan kesadaran
2. Desaturasi
3. Tanda utama: demam dan peningkatan laju napas sesuai kriteria
WHO
4. Napas cuping hidung
5. Sianosis
6. Retraksi subkostal dan/atau intercostal
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


7. Suara paru: ronki, mengi
8. Lain-lain: pembesaran tonsil
9. Pada bayi bisa didapatkan: hipotermia atau hipertermia, letargis,
sesak napas, apnea, sianosis, ikterik, hepatomegali, kesulitan
minum, muntah, kembung, diare, asfiksia

Kriteria 1. Kasus Suspek COVID-19 IB


Diagnosis 1) Anak dengan Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), yaitu
demam (suhu≥38˚C) atau riwayat demam; dan disertai
dengan salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti
batuk/sesak napas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan
hingga berat DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
2) Anak dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus probabel/konfirmasi COVID-19
3) Anak dengan ISPA berat/pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
menyakinkan
a. Kriteria pneumonia berat: pasien anak dengan batuk atau
kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut
ini:
b. Takipnea: usia<2 bulan, ≥60x/mnt; 2-11 bulan, ≥50x/mnt;
1-5 tahun, ≥40x/mnt; >5 tahun, ≥30x/mnt
c. Distres pernapasan berat (seperti merintih, head bobbing,
stridor, retraksi)
d. Sianosis sentral atau SpO2<90%
e. Tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusu atau
minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang
4) Bayi yang lahir dari ibu suspek atau probabel atau
terkonfirmasi COVID-19
2. Kasus probabel COVID-19
Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada
hasil RT-PCR
3. Kasus konfirmasi COVID-19
Seorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:


1) Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
2) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
a. Asimtomatik
Anak dengan hasil positif COVID-19 tanpa manifestasi
klinis
b. ISPA atas
Demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat,
fatigue, nyeri kepala, mialgia, atau rasa tidak nyaman
c. Pneumonia
ISPA atas disertai dengan minimal salah satu kriteria
berikut:
- Takipnu sesuai kriteria WHO
- Dispnea: napas cuping hidung, head bobbing, retraksi
subcostal dan/atau intercostal
- Saturasi oksigen <92% room air
- Hipoksemia
d. Kasus kritis
a) Gagal napas menurut kriteria Pediatric Acute
Respiratory Distress Syndrome (PARDS) menurut
Pediatric Acute Lung Injury Consensus Conference
(PALICC) adalah sebagai berikut:

Usia Eksklusi pasien dari penyakit perinatal


Waktu Dalam 7 hari sejak onset penyakit
Penyebab Gagal napas yang tidak dapat dijelaskan oleh gagal jantung atau
edema kelebihan cairan (fluid overload)
Radiologis Infiltrat baru konsisten dengan penyakit paru akut
Oksigenasi Ventilasi mekanis noninvasif Ventilasi mekanis invasif
PARDS Ringan Sedang Berat
Masker full face 4≤ OI ≤8 8≤ OI ≤16 OI ≥16
Ventilasi bilevel atau
CPAP ≥5 cmH2O
PaO2/FiO2 ratio ≤300 5≤ OSI 7,5≤ OSI OSI
≤7,5 ≤12,3 ≥12,3
SpO2/FiO2 rasio ≤264
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak

b) Sepsis
Diagnosis sepsis ditegakkan berdasar tanda systemic
inflammatory response syndrome (SIRS) yang
disebabkan infeksi. Kriteria infeksi, dalam hal ini,
sesuai dengan diagnosis COVID-19. Kriteria SIRS
disesuaikan dengan usia anak, sesuai International
Pediatric Sepsis Consensus Conference 2005, yaitu
terdapatnya paling sedikit 2 dari 4 kriteria, salah satu
kriteria tersebut harus merupakan suhu tubuh atau
jumlah leukosit yang abnormal
(1) Abnormalitas suhu inti <36˚C atau >38,5˚C atau
suhu aksila >37,9˚C
(2) Takikardia: rerata denyut jantung di atas normal
sesuai usia tanpa adanya stimulus eksternal, obat
kronik, atau stimulus nyeri; atau peningkatan
denyut jantung persisten dalam 0,5 sampai 4 jam
tanpa diketahui sebabnya. Bradikardia (anak<1
tahun): rerata denyut jantung <p10 menurut umur
tanpa adanya stimulus vagal eksternal, obat β-
bloker, atau penyakit jantung kongenital; depresi
persisten yang terjadi >0,5 jam tanpa diketahui
sebabnya.
(3) Rerata laju pernapasan >2SD di atas normal
menurut umur atau penggunaan ventilasi mekanik
untuk proses akut yang tidak berhubungan dengan
penyakit neuromuskuler atau di bawah pengaruh
anestesi umum
(4) Penignkatan/penurunan jumlah leukosit menurut
umur (bukan akibat sekunder dari leukopenia yang
diinduksi oleh kemoterapi) atau ditemukan
netrofil imatur >10%
c) Sepsis Berat
Sepsis berat adalah sepsis ditambah dengan disfungsi
organ
d) Syok Septik
Syok septik adalah tanda kegagalan sirkulasi pada
anak dengan tanda klinis berupa takikardi dan
gangguan perfusi yang antara lain ditandai dengan
waktu pengisian kapiler >2 detik, ekstermitas yang
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak

dingin atau mottled, kesadaran menurun, nadi perifer


yang lebih kecil daripada nadi sentral.
Syok septik yang mengakibatkan hipotensi disebut
syok septik berat. Hipotensi adalah tekanan sistolik di
bawah nilai normal sesuai usia

Diagnosis 1. Suspek atau probabel COVID-19 (Z 03.8) IB


2. Suspek atau probabel COVID-19 pada bayi (P 96.8)
3. COVID-19 terkonfirmasi (B 34.2)
4. COVID-19 terkonfirmasi pada bayi (P 39.8)

Diagnosis 1. Infeksi saluran pernapasan bawah lainnya (bronkiolitis,


Banding laringotrakeobronkitis)
2. Kelainan bawaan pada paru (cystic lung disease, bullae,
hypoplasia, dan lain sebagainya)
3. Payah jantung
4. Sepsis
5. Pada bayi karena gejalanya tidak khas dapat mehyerupai
pneumonia neonatal, Penyakit Membran Hialin, TTNB, Sindrom
Aspirasi Mekonium, PPHN, Air Leak Syndrome, sepsis
neonatorum

Pemeriksaan 1. Darah IB
Penunjang 1) Darah rutin lengkap: pada fase awal dapat ditemukan leukosit
meningkat, normal, atau leukopenia disertai limfopenia. Pada
beberapa kasus didapatkan trombositopenia
2) CRP: normal atau meningkat sementara
3) Prokalsitonin: normal/meningkat apda fase lanjut
4) Untuk menilai komplikasi lakukan pemeriksaan fungsi hati,
fungsi ginjal, laktat, AGD, elektrolit, glukosa, HIV, dan
pemeriksaan lain atas indikasi.
2. Pencitraan
1) Foto toraks:
a. Pada kasus COVID-19 tanpa pneumonia, tidak rutin
dilakukan, tergantung kondisi pasien dan penilaian dari
klinisi
b. Dilakukan pada kasus suspek COVID-19 dengan
pneumonia, kasus probabel, dan kasus konfrmasi
c. Hasil: sesuai dengan gambaran pneumonia ringan
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


sampai berat
d. Dapat ditemukan efusi pleura
2) CT scan toraks
a. Bisa dilakukan jika terindikasi dan kondisi
memungkinkan
b. Pada tahap awal didapatkan gambaran multiple small
plaques dan interstitial changes, terutama di daerah
perifer. Pada kondisi lanjut bisa didapatkan multiple
ground-glass opacity dan/atau infiltrat
c. Konsolidasi paru bisa didapatkan pada kasus yang berat
3. Pemeriksaan untuk deteksi SARS-CoV-2 dengan metode
Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
1) Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan mikrobiologi
adalah swab nasofaring, sputum, dan serum. Bila
memungkinkan: bilasan bronkus, bronchoalveolar lavage,
dan bila menggunakan endotracheal tube dapat berupa
aspirat endotrakeal
2) Pengambilan specimen nasofaring dan serum
3) Perlu koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk
menyediakan Viral Transport Media (VTM) dan cara
pengirimannya
4) Pada bayi dengan RT-PCR COVID-19 dan atau rapid test
COVID-19
I= segera setelah lahir, II=24 jam setelah swab pertama
(kondisional)
4. Pemeriksaan Rapid Test
Pemeriksaan Rapid Test harus berhati-hati dalam
menginterpretasikan hasilnya dengan memperhatikan waktu
kontak dan timbulnya gejala mengingat false negative yang
tinggi. Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutkan untuk
mengkonfirmasi diagnosis
5. Pemeriksaan lain yang terindikasi sesuai kondisi pasien

Terapi 1. Tata laksana umum IA


a. Terapi oksigen sesuai dengan kondisi pasien (oksigen nasal
sampai dengan ventilasi mekanis)
b. Nutrisi
c. Asupan cairan cukup
d. Isolasi tekanan negatif
e. Terapi cairan jika diperlukan
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


2. Tata laksana khusus
a. Antibiotik: Antibiotik intravena, Ceftriaxone IV 80
mg/kgBB/24 jam atau 10 mg/kgBB/24 jam jika dicurigai IB
disertai dengan pneumonia atipikal
b. Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali jika diperlukan
c. Pemberian vit. C (1-3 tahun maksimal 400 mg/hari; 4-8 tahun IA
maksimal 600 mg/hari; 9-13 tahun maksimal 1,2 gram per IIB
hari; 12-18 tahun maksimal 1,8 gram/hari)
d. Vit D3 (<3 tahun 400 IU/hari; anak 1000 IU/hari; remaja 2000
IU/hari; remaja obesitas 5000 IU per hari IA
e. Zink 20 mg/hari
f. Methisoprinol sebagai imunomodulator 50-100 mg/kg/hari IIB
g. Remdesivir (kondisional) IIB
Untuk COVID-19 konfirmasi dengan klinis sedang dan IIB
komorbid, COVID-19 konfirmasi klinis berat, COVID-19
konfirmasi dengan komorbiditas/imunokompromi, MISC
dengan RT-PCR positif
Dosis anak dan dewasa
1) ≥3,5kg hingga <40 kg: 5 mg/kg IV loading dose pada hari
ke-1, dilanjutkan dengan 2,5 mg/kg IV tiap 24 jam
2) ≥40 kg: 200 mg IV loading dose pada hari ke-1 dilanjutkan
dengan 100 mg IV setiap 24 jam drip selama 30-120 menit
3) Anak >12 tahun dengan BB ≥40 kg yang memerlukan
ventilasi mekanik invasif dengan dosis hari ke-1 200 mg
IV, hari ke-2 sd hari ke-9 100 mg IV selama 30-120 menit
4) Durasi Remdesivir yang direkomendasikan hingga 10 hari,
durasi 5 hari dianjurkan untuk respon cepat
h. Favipiravir
Alternatif bila Remdesivir tidak tersedia, COVID-19 IIB
terkonfirmasi derajat ringan-sedang dengan
komorbiditas/imunokompromi
1) 10-15 kg: H1 500 mg, hari selanjutnya 200 mg tiap 8 jam
2) 16-21 kg: H1 800 mg, hari selanjutnya 400 mg tiap 12 jam
3) 22-35 kg: H1 1200 mg, hari selanjutnya 600 mg tiap 12
jam
4) >35 kg: H1 2x1600 mg, hari selanjutnya 600 mg tiap 12
jam
i. Oseltamivir IIB
Jika dicurigai koinfeksi dengan Influenza
1) <1 tahun: 3 mg/kg/dosis setiap 12 jam
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


2) >1 tahun
BB <15 kg: 30 mg tiap 12 jam
BB15-23 kg: 45 mg tiap 12 jam
BB 23-40: 60 mg tiap 12 jam
BB >40 kg: 75 mg tiap 12 jam IB
3. Tata laksana bayi baru lahir
a. Bayi yang lahir dari ibu suspek atau probabel COVID 19
1) Bayi termasuk kriteria kontak erat risiko rendah
2) Dilakukan swab pertama dan kedua (kondisional) pada
bayi jika hasil swab ibu positif
3) Bayi dirawat terpisah dari ibu, sampai diketahui hasil
pemeriksaan SARS-CoV-2 ibu negatif
4) ASI tetap diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI perah,
bila tidak tersedia atau sulit dapat diberikan susu formula
5) Bayi dimonitor ketat dan perlu di-follow up hingga pulang IB
b. Bayi sehat yang lahir dari ibu yang terkonfirmasi COVID-19
1) Bayi termasuk kriteria kontak erat risiko tinggi
2) Bayi diperiksa swab pada hari ke-1. Swab hari ke-2
dan/atau 3 serta hari ke-14 dan/atau 15 (kondisional)
3) Bayi dirawat terpisah dari ibu, sampai ibu dinyatakan
sembuh oleh dokter yang merawat (sesuai dengan kriteria
yang berlaku)
4) ASI tetap diberikan dalam bentuk ASI perah (pasteurisasi)
dan bila tidak tersedia/sulit dapat diberikan susu formula
5) Bayi dimonitor ketat dan perlu di-follow up hingga pulang
6) Jika bayi menunjukkan gejala, bayi dirawat sebagai suspek
COVID-19 di ruang isolasi.

Edukasi 1. Pencegahan level individu IB


a. Mencuci tangan
b. Pemberian imunisasi untuk mencegah pneumonia
c. Pengobatan secara dini bila didapatkan gejala infeksi saluran
pernapasan
d. Pemberian ASI pada saat bayi dan pemberian nutrisi yang
cukup saat anak-anak
e. Lingkungan rumah yang cukup ventilasi dan cukup matahari
f. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki
gejala sakit
g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda-
benda yang sering disentuh pada permukaan rumah dan
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


perabot (meja, kursi dll), gagang pintu, dll.
h. Tidak merokok
i. Mengendalikan komorbid
2. Pembatasan interaksi fisik dan pembatasan sosial (physical
contact/physical distancing dan social distancing)
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur IB
jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan
berciuman
b. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus,
dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam
sibuk ketika bepergian
c. Sekolah dan bekerja dari rumah, jika memungkinkan dan
sekolah/kantor memberlakukan ini
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum
e. Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk tempat-
tempat wisata
f. Hindari berkumpul dengan teman dan keluarga, termasuk
berkunjung tatap muka dan menunda kegiatan Bersama.
Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media sosial
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk meghubungi
dokter atau fasilitas lainnya
h. Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia.
Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari
interaksi langsung dengan mereka
i. Untuk sementara waktu anak sebaiknya bermain di rumah
j. Untuk sementara waktu ibadah dilakukan di rumah
3. Menerapkan etika batuk dan bersin
a. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan
tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci IA
tangan
b. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersintutupi dengan lengan
atas bagian dalam
4. Neonatus IB
a. Pemberian ASI perah bila ibu tidak memenuhi syarat rawat
gabung atau dalam keadaan tidak bisa menjamin prosedur
perlindungan saluran napas dan pencegahan transmisi melalui
kontak
b. Cara memerah ASI
c. APD orang yang merawat bayi dan orang yang sehat yang
merawat bayi
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


d. Menyusu langsung dari ibu dengan melaksanakan prosedur
perlindungan saluran napas
e. Kontrol sesuai jadwal atau bila ada keluhan
f. Lingkungan terjamin bersih (kebersihan tangan yang merawat,
alat-alat bayi yang terpakai, dan lain-lain)
g. Bayi boleh rawat gabung dengan ibu jika:
1) Ibu terkonfirmasi COVID-19 sudah dinyatakan sembuh
oleh dokter yang merawat (sesuai dengan kriteria yang
berlaku)
2) Ibu suspek COVID-19/probabel COVID-19 sampai
diketahui hasil pemeriksaan SARS-CoV-2 ibu negatif 2 kali
berturut-turut

Komplikasi 1. Pneumonia berat IB


2. Sepsis
3. Syok sepsis
4. Gagal napas
5. Multiorgan disfunction syndrome (MODS)
6. Kematian

Prognosis Mortalitas 2,2-2,7% pada kasus anak Indonesia yang sudah IB


terkonfirmasi

Kriteria 1. Selesai isolasi IB


Keluar RS Kriteria pasien isolasi yang dinyatakan selesai isolasi, sebagai
berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
Pasien konfirmasi asimtomatik tidak dilakukan pemeriksaan
follow up RT-PCR. Dinyatakan sudah selesai isolasi apabila
sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak
pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi
b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang
Pasien konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang
bisa diputuskan selesai isolasi oleh DPJP dengan dasar salah
satu atau kedua hal berikut:
1) Pasien sudah 10 hari dari tanggal awitan dengan minimal
3 hari sudah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan
2) PCR telah negatif dua kali atau positif dengan batas CT
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


value yang telah ditetapkan oleh RS sesuai dengan jenis
alat yang digunakan
c. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di
RS
Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dinyatakan bisa
selesai isolasi oleh DPJP dengan salah satu atau kedua hal
berikut:
1) Pasien sudah 10 hari dari tanggal awitan dengan minimal
3 hari sudah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan
2) PCR telah negatif dua kali atau positif dengan batas CT
value ditetapkan RS sesuai dengan jenis alat yang
digunakan

2. Sembuh
a. Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang,
dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah
memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat
pernyataan selesai pemantauan
b. Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan
memiliki hasil pemeriksaan follow up RT-PCR masih dapat
mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19, walaupun virus
sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi). Terhadap
pasien tersebut, maka penentuan sembuh berdasarkan hasil
asesmen yang dilakukan DPJP
c. Bayi memenuhi kriteria di atas dan ditambah:
1) Klinis baik, tidak terpasang alat-alat medis
2) Berat badan ≥1800 gram
3) Refleks hisap dan menelan baik
4) Bayi bugar
5) Keluarga mampu merawat dan melakukan isolasi mandiri

3. Alih rawat nonisolasi


Proses alih rawat ke ruangan nonisolasi diperuntukkan bagi
pasien yang sudah memenuhi kriteria selesai isolasi, tetapi masih
memerlukan perawatan lanjutan untuk kondisi tertentu terkait
dengan komorbid, koinsiden, dan komplikasi. Proses alih rawat
diputuskan berdsarkan hasil asesmen klinis oleh DPJP sesuai
standar pelayanan dan/atau standar prosedur operasional.
Apabila setelah dalam perawatan di ruang nonisolasi
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


menunjukkan perburukan klinis ke arah COVID-19, maka dapat
dilakukan pemeriksaan swab ulang

Penelaah
kritis
Indikator Angka morbiditas, angka mortalitas, ALOS
medis
Kepustakaan KEMENKES. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi ke-5.
Karen M. Poupolo, Mark L. Hudak, David W. Kimberlin, James
Cummings. Management of Infants born to mother with COVID-
19 Date of Document: April 2, 2020. American Academy of
Pediatrics Committee on Fetus and Newborn, Section on
Neonatal Perinatal Medicine and Committee of Infectious
Disease.
Panduan Klinis dan Tata Laksana COVID-19 Pada Anak. IDAI Edisi
2. 22 Maret 2020.
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tata Laksana
COVID-19. Edisi 1, April 2020.
World Health Organization. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
situation report-60. 2020. Tersedia di:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200320-sitrep-60-covid-19.pdf?sfvrsn=d2bb4f1f 2
Hoang A., Corath K., Moreira A., Evans M., Morton F., Burmeister
F., et.al. COVID-19 in 7780 Pediatric Patients: A Systematic
Review. E Clinical Medicine. Elsevier Ltd. 2020; 24. (Level of
confidence 2A).
Zimmerman P. and Curtis N. Coronavirus Infection in Children
including COVID -19: An Overview epidemiology, clinical
features, diagnosis, treatment and prevention options in children.
Pediatric Infectious Disease Journal. 2020;39(5).
Ding Y., Yan H. and Guo W. Clinical Characteristics of Children
with COVID-19: A Meta-Analysis. Frontiers in Pediatrics.
2020;8(7).
Rodrgiguez-Moralesa AJ., Cardona-Ospinaa JA., Guitierrez-
Ocampoa E., Villamizar-Pena R., Holguin-Rivera Y. Escalera-
Antezana JP., et al., on behalf of the Latin American Network of
Coronavirus Disease 2019-COVID-19 Research (LANCOVID-
19). Clinical, laboratory and imaging features of COVID-19: A
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak


systematic review and meta-analysis. Trav Med Infect Dis.
2020;34. (Level of Evidence 2a)
Cheng MP., Papenburg J., Desjardins MI., Kanjilal S., Quach C.,
Libman M., et al. Diagnostic testing for severe acute respiratory
syndrome-related Coronavirus-2: a narrative review. Ann Intern
Med. 2020
Panduan Praktik Klinis
SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Umbu Rara Meha

COVID-19 Bayi dan Anak

Anda mungkin juga menyukai