Anda di halaman 1dari 28

COVID-19 PADA ANAK, REMAJA DAN NEONATUS

No Dokumen : Revisi Halaman


005/PPK/RSNS/IV/2020 1 1/24

Tanggal Terbit Ditetapkan


6 September 2021 Direktur
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS

dr. Sri Pratomo, Sp.B,FinaCS,FICS


A. Pengertian COVID-19 (Coronavirus disease 2019) anak merupakan
penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang terjadi pada
anak yaitu seseorang yang belum berusia 18 tahun. (UU no 23
tahun 2002)
B. Anamnesis Manifestasi klinis Covid-19 pada anak sangat bervariasi, dari
asimpromatik hingga menunjukkan gejala sesak berat.
a. Gejala:
1. Gejala sistemik:
Demam akut (≥ 38’C)/ riwayat demam, sakit kepala,
myalgia, kelelahan (fatigue), penurunan kesadaran,
letargi, iritabel, pada bayi terdapat toleransi minum
yang buruk.
2. Gejala saluran pernapasan: batuk, sesak napas,
nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung tersumbat
anosmia akut (hilangnya kemampuan indra
penciuman)
3. Gejala lain: anoreksia/mual/muntah, diare, ageusia
akut (hilangnya kemampuan indra perasa)
b. Faktor risiko:
1. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat
berisiko tinggi penularan
2. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat tinggal atau bepergian di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan
transmisi lokal
3. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
C. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum:
Kesadaran (kompos mentis hingga penurunan kesadaran),
batuk, flu-like sindrom, sesak napas, sianosis
B. Tanda Vital :
Frekuensi napas, frekuensi jantung, laju nadi, suhu, tekanan
darah, suhu tubuh
C. Tanda-tanda sesak napas:
a. Napas cepat
Kriteria napas cepat WHO
0 - 2 bulan : > 60 x/menit
2 - 12 bulan : > 50 x/menit
12 - 60 bulan : > 40 x/menit
60 - 96 bulan : > 30 x/menit
b. Napas cuping hidung
c. Napas kussmaul
d. Retraksi suprasternal, intercostal, epigastrial, sub costal
e. Sianosis/desaturasi
f. Pada bayi muda: merintih, head bobbing
g. Auskultasi paru :
Suara vesikuler melemah, ronki, wheezing

D. Kriteria Diagnosis Diagnosis Suspek/probable Covid-19 ditegakkan berdasarkan


hasil klinis & bukti epidemiologis, tetapi belum terdapat hasil
konfirmasi RT-PCR atau TCM SARS CoV2. Bila sudah terdapat
hasil RT PCR atau TCM COVID 19, maka pasien dinyatakan
terkonfirmasi:
1. Suspek COVID 19 (ICD 10 additional code: Z20.822)
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN
salah satu kriteria epidemiologis:
Kriteria Klinis:
 Demam akut (≥ 38oC)/riwayat demam* dan batuk;
ATAU
 Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut:
demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue),sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan,
coryza/ pilek/hidung tersumbat, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
DAN
Kriteria Epidemiologis:
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi
penularan; ATAU
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal; ATAU
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan
pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang
melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus
dan kontak; ATAU
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
COVID-19.
b. Seseorang dengan penyakit saluran respirasi berat
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi
kriteria epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-
2 positif
2. Probable COVID-19 (ICD 10 additional code: Z20.822)
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable; ATAU
terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan cluster COVID-19
b. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya
kemampuan indra penciuman) atau ageusia (hilangnya
kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain
yang dapat diidentifikasi
c. Kasus suspek dengan gambaran radiologis yang sugestif
kearah COVID-19
3. Konfirmasi Covid-19 (U07.1)
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
DAN memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU
kasus suspek (kriteria A atau B)
Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid
antigen SARS-CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat
dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi.

Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi


tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.
1. Tanpa gejala
Hasil uji SARS-CoV-2 positif tanpa ada tanda dan gejala
klinis.
2. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus
atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul seperti
demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit
tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual
dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang
pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset
gejala pernapasan juga sering dilaporkan. Pasien usia
tua dan immunocompromised gejala atipikal seperti
fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun,
diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada
demam.
3. Sedang
Pada pasien remaja: pasien dengan tanda klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) dapat
disertai ronki atau wheezing tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat termasuk SpO2  95% dengan udara
ruangan.
ATAU
Pada pasien anak-anak : pasien dengan tanda klinis
pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas,
napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dapat
disertai ronki atau wheezing namun tidak ada tanda
pneumonia berat.
Kriteria napas cepat :
 usia <2 bulan, ≥60x/menit;
 usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
 usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ;
 usia >5 tahun, ≥30x/menit.
4. Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien remaja: pasien dengan tanda klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat)
ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit,
distres pernapasan berat, atau SpO2 < 95% pada udara
ruangan. Atau adanya tanda dan gejala bahaya umum
seperti kejang, penurunan kesadaran, muntah profuse,
tidak dapat minum, dengan atau tanpa gejala
respiratori.
ATAU
Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis
pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah
setidaknya satu dari berikut ini: sianosis sentral atau
SpO2<93% ; distres pernapasan berat (seperti napas
cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat
berat); tanda bahaya umum : ketidakmampuan
menyusu atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang. muntah profuse, tidak dapat
minum, dengan atau tanpa gejala respiratori.
5. Kritis
Pasien mengalami perburukan dengan cepat menjadi
acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau gagal
napas atau terjadi syok, ensefalopati, kerusakan
miokard atau gagal jantung, koagulopati, gangguan
ginjal akut, dan disfungsi organ multipel atau
manifestasi sepsis lainnya. Kriteria gagal napas dengan
pediatric acute respiratory distress syndrome (PARDS)
dapat dilihat pada gambar di bawah

6. Multisystem inflammatory syndrome


Anak dan remaja 0-19 tahun yang mengalami demam 
3 hari
DAN disertai dua dari:
a) Ruam atau konjungtivitis bilateral non
purulenta atau tanda inflamasi mukokutaneus
pada mulut, tangan dan kaki
b) Hipotensi atau syok
c) Gambaran disfungsi miokardium, perikarditis,
vaskulitis, abnormalitas koroner (terdiri atas
kelainan pada ekokardiografi, peningkatan
Troponin/NT-proBNP)
d) Bukti adanya koagulopati (dengan peningkatan
PT, APTT, D-dimer)
e) Gejala gastrointestinal akut (diare, muntah, atau
nyeri perut)
DAN
Peningkatan marker inflamasi seperti LED, CRP atau
procalcitonin
DAN
Tidak ada penyebab keterlibatan etiologi bakteri yang
menyebabkan inflamasi meliputi sepsis bakteri,
sindrom syok karena Stafilokokkus atau Streptokokkus
DAN
Terdapat bukti COVID-19 (berupa RT-PCR, positif tes
antigen atau positif serologi) atau kemungkinan besar
kontak dengan pasien COVID-19

E. Diagnosis Kerja Diagnosis utama : (U07.1)


1. Suspek Covid-19 (ICD 10: additional code Z20.822)
2. Probable Covid-19 (ICD 10: additional code Z20.822)
3. Covid-19 Asimtomatis terkonfirmasi
4. Covid-19 Ringan terkonfirmasi
5. Covid-19 Sedang terkonfirmasi
6. Covid-19 Berat terkonfirmasi
7. Covid-19 Kritis terkonfirmasi
8. Multiple inflamatory syndrome
Diagnosis sekunder :
1. Acute respiratory distress syndrome (J80)
2. Pneumonia (J12.82)
3. Sepsis (A41.9)
F. Diagnosis Banding 1. Infeksi virus dengue
2. Pneumonia bakterial / virus lainnya
3. Bronkitis akut
4. Rinotonsilofaringitis akut bakterial / viral lainnya
5. Asma bronkiale
6. TB paru
7. Gagal Jantung
G. Pemeriksaan A. Darah
Penunjang 1. Darah rutin lengkap:
a. Leukosit sebagian besar normal, namun pada
beberapa laporan dapat meningkat maupun
terjadi leukopenia
b. Dapat disertai trombositopenia
c. Absolute lymphocyte count bervariasi. Sebagian
besar normal, namun ada yang menurun dan
meningkat
2. LED: meningkat pada sebagian besar kasus
3. CRP: normal atau meningkat sementara
4. Prokalsitonin: normal/ meningkat pada fase lanjut
5. Untuk menilai komplikasi lakukan pemeriksaan
gangguan koagulasi, fungsi hati, fungsi ginjal, laktat,
AGD, elektrolit, glukosa, HIV, dan pemeriksaan lain atas
indikasi.
B. Pencitraan
1. Foto toraks atau baby gram pada neonatus:
a. Pada kasus tanpa pneumonia tidak rutin
dilakukan, tergantung kondisi pasien dan
penilaian dari klinisi
b. Dilakukan bila terdapat klinis derajat sedang,
berat, atau kritis
c. Hasil: sesuai gambaran pneumonia ringan sampai
berat. Beberapa laporan melaporkan gambaran
ground-glass opacity bilateral dengan distribusi
bagian perifer, subpleural dan/atau konsolidasi
d. Dapat ditemukan efusi pleura.
2. Ekokardigografi atas indikasi
3. CT-scan toraks :
a. Bisa dilakukan jika terindikasi dan kondisi
memungkinkan (pertimbangkan risiko penularan
akibat membawa pasien ke ruang CT-scan)
b. Pada tahap awal didapatkan gambaran multiple
small plaques dan interstitial changes, terutama di
daerah perifer. Pada kondisi lanjut bisa
didapatkan bilateral multiple ground-glass opacity
dan/atau infiltrat
c. Konsolidasi paru bisa didapatkan pada kasus
yang berat.
C. Pemeriksaan untuk diagnostic untuk mendeteksi SARS-
CoV-2 dengan metode RT-PCR atau TCM:
Dilakukan 2x pada hari 1 dan ke 2 dengan jarak minimal 24
jam. Bila hari pertama positif tidak perlu pemeriksaan hari
ke 2, tetapi bila hari pertama negatif maka dilakukan
pemeriksaan hari ke 2. Spesimen yang dikirim untuk
pemeriksaan mikrobiologi adalah swab nasofaring, atau
oronasofaring, atau serum. Bila memungkinkan dengan
bilasan bronkus, bronchoalveolar lavage, dan bila
menggunakan endotracheal tube dapat berupa aspirat
endotracheal. Swab PCR evaluasi pada COVID 19
terkonfirmasi dilakukan pada hari ke 11 (10 hari setelah
pengambilan swab positif), dan swab PCR tambahan sesuai
sesuai indikasi bila diperlukan.
D. Pemeriksaan rapid test
Pemeriksaan rapid test harus berhati-hati dalam
menginterpretasikan hasilnya dengan memperhatikan
waktu kontak dan timbulnya gejala mengingat false
negative yang tinggi. Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk mengkonfirmasi diagnosis.
E. Pemeriksaan lain yang terindikasi sesuai kondisi pasien
H. Tatalaksana Tata laksana kasus COVID-19 meliputi tata laksana standar
yang terdiri atas tata laksana suportif meliputi farmakologis
dan non farmakologis serta tata laksana pemberian antivirus.

Tata Kontak erat Tanpa Suspek/


Laksana tanpa gejala gejala Probable/
terkonfirm Terkonfirmasi
asi, Sedang
suspek/pro
bable/terko
nfirmasi
ringan
Isolasi + + + setelah pulang
mandiri dari RS, tetap
dan melakukan
pemantaua protokol
n pencegahan
infeksi
Isolasi di - - + ventilasi
rumah sakit natural/tekanan
negatif

Dilanjutkan
isolasi mandiri
jika dinyatakan
boleh rawat jalan
Pemeriksaa - - +
n darah
Anak dengan Darah lengkap,
komobiditas: CRP, D-dimer
atas
Lain-lain sesuai
pertimbanga
indikasi/
n khusus
komorbiditas
Pemeriksaa - - +
n Rontgen
Anak dengan
komobiditas:
atas
pertimbanga
n khusus
Pemeriksaa
n
EKG/Echoc
ardigraphy
Pemberian - + +
suplementa
Nutrisi Oral Oral/enteral
si Vitamin
adekuat
C, D3 dan
Zink
Antivirus - - +
spesifik
Pertimbanga  Remdesiv
COVID-19
n khusus ir
pada anak Alternatif
dengan Favipiravir
komorbidita
s
 Favipiravir
Antibiotik - - -/+
(panduan
umum)

 Ceftriaks - - Hanya jika ada


on tanda-tanda
infeksi bakteri

 Azithrom - - -
isin
Antivirus - - -
lain:
Bukan untuk Bukan untuk Bukan untuk
 Oseltami COVID-19 COVID-19 COVID-19
vir
Steroid - - +
Pada
komorbidita
s dengan
atas indikasi
dan
pertimbanga
n khusus
Antikoagul - - + atas indikasi
an
Pada
komorbidita
s dengan
atas indikasi
dan
pertimbanga
n khusus
Immunoglo - - -
bulin
intravena
Support - - +
Oksigen
Oksigen nasal
kanul, sungkup
Lain-lain - - Sesuai dengan
seperti HD, komorbiditas
CRRT
Swab Jika swab Tidak perlu Tidak perlu swab
ulangan awal negatif swab ulang ulang kecuali
ulang ketika kecuali kasus
bergejala kasus komorbiditas
komorbidita yang
s yang memerlukan
memerlukan pengobatan
pengobatan lanjutan dan
lanjutan masih harus
melanjutkan
pengobatan
rawat inap > 7
hari
Kriteria 14 hari 10 hari 10 hari ditambah
selesai ditambah 3 3 hari setelah
isolasi hari setelah bebas gejala
mandiri bebas gejala
Immunokompro
Jika tidak mais berat 20
bergejala 10 hari ditambah 24
hari dari tes jam bebas
pertama demam dan
positif gejala perbaikan
Immunokom
promais
berat 20 hari
ditambah 24
jam bebas
demam dan
gejala
perbaikan
Imunisasi Jika selama 1 bulan 1 bulan setelah
Rutin 14 hari setelah selesai isolasi
negtif atau selesai
tidak isolasi
bergejala
dapat
langsung
diberikan
Imunisasi Jika selama 3 bulan 3 bulan setelah
COVID-19 14 hari setelah selesai isolasi
negtif atau selesai
tidak isolasi
bergejala
dapat
langsung
diberikan

Tata Laksana Kasus suspek Kasus


berat dan kritis probable/konfirmas
i berat dan kritis
Isolasi + setelah pulang + setelah pulang dari
mandiri dan dari RS jika RS, tetap melakukan
pemantauan terbukti positif, protokol pencegahan
tetap melakukan infeksi
protokol
pencegahan infeksi
Isolasi di + tekanan negatif + tekanan negatif
rumah sakit
Jika terbukti positif, Dilanjutkan isolasi
dilanjutkan isolasi mandiri jika
mandiri jika dinyatakan boleh
dinyatakan boleh rawat jalan
rawat jalan
Pemeriksaan + +
darah
Darah rutin, hitung Darah rutin, hitung
jenis, analisis gas jenis, analisis gas
darah, CRP. darah, CRP.
Pemeriksaan fungsi Pemeriksaan fungsi
ginjal, fungsi hati, ginjal, fungsi hati,
elektrolit, faktor elektrolit, faktor
koagulasi seperti d- koagulasi seperti d-
dimer, fibrinogen, dimer, fibrinogen,
PT/APTT, penanda PT/APTT, penanda
inflamasi seperti inflamasi seperti
ferritin, LDH, dan ferritin, LDH, dan
marker jantung marker jantung
seperti seperti troponin/NT-
troponin/NT-pro pro BNP
BNP
Lain-lain sesuai
Lain-lain sesuai indikasi/komorbiditas
indikasi/komorbidi
tas
Pemeriksaan + +
Rontgen
Pemeriksaan + +
EKG/Echocar
digraphy
Pemberian + +
suplementasi Oral/enteral/intrav Oral/enteral/intraven
Vitamin C, D3 ena a
dan Zink
Antivirus + +
spesifik
 Remdesivir  Remdesivir
COVID-19
Alternatif Alternatif Favipiravir
Favipiravir
Antibiotik +/- +/-
(panduan
umum)

 Ceftriakso Hanya jika ada Hanya jika ada tanda-


n tanda-tanda infeksi tanda infeksi bakteri
bakteri

 Azithromi Hanya jika ada Hanya jika ada


sin kecurigaan ko- kecurigaan ko-infeksi
infeksi dengan dengan
mikroorganisme mikroorganisme
atipikal atipikal
Antivirus Hanya jika ada Hanya jika ada
lain: kecurigaan ko- kecurigaan ko-infeksi
infeksi dengan dengan Influenza
 Oseltamivi
Influenza
r
Steroid + +
Antikoagulan + atas indikasi + atas indikasi
Immunoglobu -/+ dengan +/- dengan
lin intravena pertimbangan pertimbangan khusus
khusus
Support + +
Oksigen
Oksigen tekanan Oksigen tekanan
tinggi, ventilasi tinggi, ventilasi non-
non-invasif invasif maupun invasif
maupun invasif
Lain-lain Sesuai dengan Sesuai dengan
seperti HD, komorbiditas komorbiditas
CRRT
Swab ulangan Tidak perlu swab Tidak perlu swab
ulang kecuali kasus ulang kecuali kasus
komorbiditas yang komorbiditas yang
memerlukan memerlukan
pengobatan pengobatan lanjutan
lanjutan dan masih dan masih harus
harus melanjutkan melanjutkan
pengobatan rawat pengobatan rawat
inap > 7 hari inap > 7 hari
Kriteria 10 hari ditambah 3 10 hari ditambah 3
selesai isolasi hari setelah bebas hari setelah bebas
mandiri gejala gejala
Immunokomproma Immunokompromais
is berat 20 hari berat 20 hari
ditambah 24 jam ditambah 24 jam
bebas demam dan bebas demam dan
gejala perbaikan gejala perbaikan

Imunisasi 1 bulan setelah 1 bulan setelah selesai


Rutin selesai isolasi isolasi
Imunisasi 3 bulan setelah 3 bulan setelah selesai
COVID-19 selesai isolasi isolasi

INDIKASI DAN PRINSIP PENGGUNAAN HFNC PADA KASUS


ANAK DENGAN COVID-19
1. Anak dengan klinis sesak (RR>+2 SD sesuai usia)
dengan atau tanpapeningkayan usaha nafas atau
work of breathing
2. Memerlukan suplementasi oksigen untuk
mempertahankan SpO2 > 88% dan OI (oxygenation
index) <4 atau OSI (oxygenation saturation index) <5
3. Terdapat infiltrate baru yang konsisten dengan
gambaran penyakit paru akut
o HFNC dapat digunakan bila CPAP/NIV tidak
tersedia, pada pasien dengan SF rasio > 264 dengan
pemberian FiO2 0,35-0,4
o HFNC beresiko menyebabkan kontaminasi aerosol,
karena tingkat kebocoran yang tinggi
o Jika target oksigenasi (SpO2 > 92-94% dengan FiO2
<0,4) tidak membaik dalam waktu 30-60 menit,
segera intubasi

INDIKASI MASUK RUANG ICU ISOLASI COVID-19 :


Bila memenuhi 1 kriteria mayor atau 3 kriteria minor. Kriteria
tersebut yaitu :
Kriteria Mayor
1. Memerlukan dukungan ventilasi mekanik
2. Paska tindakan : intrakranial, open thorak, intrumental
spinal, laring, trakea, bronkus, laparotomi, tranplantasi
organ, multipel trauma
Kriteria Minor
Jalan napas :
1. Ketidakstabilan jalan napas dengan menggunakan
naso/oropharingeal airway
2. Memerlukan jalan napas buatan
Pernapasan :
1. Peningkatan laju napas > 60 kali permenit
2. Bradipneu atau apneu yang tidak kembali spontan
Sirkulasi :
1. Peningkatan atau penurunan denyut jantung dengan
pulsasi lemah. Disertai capillary refill time > 2 detik,
produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam, tekanan darah sistolik <
persentil 5 sesuai usia atau < 2 SD
Usia Nadi (kali
permenit)
1 bulan - 8 tahun >180
> 8 tahun >160

2. Syok refrakter cairan dengan kebutuhan obat vasoaktif/


inotropik
3. Gangguan irama jantung yang mengancam nyawa
4. Tekanan darah 50% diatas persentil 95 (kurang dari 6
tahun), atau diatas 180/120 mmHg (diatas 6 tahun)
5. Dehidrasi berat > 15%
6. Perdarahan 20-30% EBV
7. Paska resusitasi jantung paru
8. Memerlukan monitoring tekanan arteri, vena sentral, atau
arteri pulmonalis
9. Kriteria lain
10. SGOT dan SGPT > 2000, bilirubin direk > 17 gr/dl, waktu
protrombin > 40 detik
11. LFG < 25 gr/dl
12. pH darah kurang dari 7,1 atau lebih dari 7,7
13. Gangguan elektrolit
14. Hiperkalemia, kadar kalium darah > 7 mmol/L
15. Hipokalemia, kadar kalium darah < 2 mmol/L
16. Hipernatremia, kadar natrium darah > 170 mmol/L
17. Hiponatremia, kadar natrium darah < 110 mmol/ L
18. Status epilepsi atau konvulasi yang refrakter dengan
pemberian lebih dari 2 macam obat antikejang intravena
19. Hipo atau hiperglikemia (kadar gula darah < 40 mg/dl
atau lebih dari 3000 mg/dl)
20. Gangguan hormonal melibatkan gangguan fungsi
kardiorespirasi
21. Perikarditis/efusi perikard
22. Edema pulmo yang tidak responsive dengan pemberian
diuretik
23. Gangguan neuromuskular progresif
24. Keracunan atau overdosis obat
25. Suhu lebih dari 41oC
26. Kadar Hb ≤ 3 gr/dL atau 4-6 gr/dL dengan gangguan
kardiorespirasi
27. Paska endoskopi darurat
28. Tranfusi tukar atau plasma faresis atau leukoforesis
dengan kondisi klinis tidak stabil

INDIKASI KELUAR RUANG ICU ISOLASI COVID-19


Bila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Kesadaran
GCS >8
Jalan Napas
1. Jalan napas paten
2. Pasien dengan jalan napas buatan tidak memerlukan
suctioning < 1 jam
Pernapasan
1. Dukungan ventilator mekanik invasive maupun non
invasive sudah lepas > 24 jam
2. Saturasi O2 > 95% dengan fraksi O2 > 50% (dengan
masker)
Sirkulasi
1. Pasien stabil dengan obat inotropik, vasodilator dan
antiaritmia dosis rendah atau tanpa penggunaan obat
ketiganya
2. Gangguan irama jantung yang telah stabil
3. Pemantauan hemmodinamik sentral telah dilepas
Neurologis
1. Status neurologis stabil
2. Kejang telah terkontrol

KRITERIA KELUAR RUANG ISOLASI COVID-19


1. Bila tidak terdapat indikasi lanjut perawatan di rumah
sakit, maka
 Pada pasien COVID-19 terkonfirmasi, pasien
diperbolehkan pulang dan isolasi mandiri bila sudah
lebih dari 3 hari bebas gejala, tanpa menunggu hasil
swab evaluasi
 Pada pasien suspek/probable setelah pemeriksaan
swab RT-PCR/TCM diagnostik, terbukti tidak
menderita COVID-19 pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak minimal 24 jam
2. Bila terdapat indikasi lanjut perawatan di rumah sakit,
maka
 Pasien suspek/ probable dapat dipindah ke ruang
perawatan biasa (non isolasi COVID-19) bila
pemeriksaan swab 2 kali menunjukkan hasil negatif
pada pemeriksaan diagnostik dengan swab RT
PCR/TCM, atau
 Pada pasien dengan diagnosis COVID-19 terkonfirmasi,
telah mendapatkan perawatan di ruang isolasi COVID-
19 selama minimal 10 hari dan hasil swab evaluasi
negatif 1x

TATALAKSANA PADA NEONATUS


1. Tata laksana bayi sehat yang lahir dari ibu
terkonfirmasi COVID-19:
 Bayi sehat yang lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-
19 masuk dalam kriteria kontak erat risiko tinggi
 Bayi dilakukan pemeriksaan swab pada hari ke-1
dan ke-2 untuk pemeriksaan SARS-CoV-2
 Bayi dirawat terpisah dari ibu, sampai ibu
dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat
(sesuai dengan kriteria yang berlaku)
 ASI tetap diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI
perah
 Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan
dilakukan pembersihan pompa setelah digunakan
 Kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah
harus diperhatikan
 Dukungan kesehatan mental dan psikososial
diberikan untuk ibu dan keluarga
 Bayi dimonitor ketat dan perlu difollow up hingga
pulang
 Jika bayi menunjukkan gejala, bayi dirawat sebagai
suspect, bayi dirawat di ruang isolasi.

2. Tata laksana bayi sehat yang lahir dari ibu probable


COVID-19:
 Bayi sehat yang lahir dari ibu probable masuk
dalam kriteria kontak erat risiko rendah
 Bayi dilakukan pemeriksaan swab pada hari ke-1
dan ke-2 untuk pemeriksaan SARS-CoV-2
 Bayi dirawat terpisah dari ibu, sampai diketahui
hasil pemeriksaan SARS-CoV-2 ibu negatif
 ASI tetap diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI
perah
 Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan
dilakukan pembersihan pompa setelah digunakan
 Kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah
harus diperhatikan
 Bayi dimonitor ketat dan perlu difollow up hingga
pulang
 Dukungan kesehatan mental dan psikososial
diberikan untuk ibu dan keluarga.

3. Tata laksana bayi sehat yang lahir dari ibu suspect


COVID-19:
 Bayi dilakukan pemeriksaan swab pada hari ke-1
dan ke-2 untuk pemeriksaan SARS-CoV-2
 Bayi sehat dirawat gabung dan bisa menyusu
langsung dari ibu, dengan melaksanakan prosedur
perlindungan saluran napas dengan baik, antara
lain menggunakan masker bedah, menjaga
kebersihan tangan sebelum dan setelah kontak
dengan bayi, dan rutin membersihkan area
permukaan dimana ibu telah melakukan kontak.
 Dalam keadaan tidak bisa menjamin prosedur
perlindungan saluran napas dan pencegahan
transmisi melalui kontak, maka bayi diberikan ASI
perah dan dirawat terpisah dari ibu.
 Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan
dilakukan pembersihan pompa setelah digunakan
 Kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah
harus diperhatikan
 Bayi dimonitor ketat dan perlu difollow up hingga
pulang
 Dukungan kesehatan mental dan psikososial
diberikan untuk ibu dan keluarga.
4. Tata laksana bayi sakit yang lahir dari ibu
suspect/probable/terkonfirmasi COVID-19:
 Tata laksana suportif sesuai indikasi morbiditas
system organ yang dibutuhkan
 Obat-obatan umum: sesuai morbiditas kebutuhan
system organ yang terindikasi
 ASI, tidak ada indikasi kontra dari ASI ibu yang
mendapatkan terapi antivirus

I. Penyakit Penyerta 1. Pneumonia berat


2. Sepsis
3. Syok Sepsis
4. Gagal napas
5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
6. Kematian
J. Prognosis COVID-19 tanpa komplikasi :
Ad vitam/ad sanationam/ad fungsionam : Dubia ad bonam
COVID-19 dengan komplikasi :
Ad vitam/ad sanationam/ad fungsionam : Dubia ad malam
K. Kriteria Pulang 1. Selesai Isolasi
Kriteria pasien konfirmasi yang dinyatakan isolasi, sebagai
berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Pasien konfirmasi asimptomatik tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR. DInyatakan selesai
isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri
selama 10 hari sejak pengambilan specimen
diagnosis konfirmasi.
b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan sedang
Pasien konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala
sedang bisa diputuskan selesai isolasi oleh DPJP
dengan dasar salah satu dari 2 hal berikut:
1) Pasien sudah 10 hari sejak dari tanggal onset
dengan minimal 3 hari sudah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan
2) PCR telah negatif 2 kali atau positif dengan
batas CT value yang telah ditetapkan oleh RS
sesuai dengan jenis alat yang digunakan.
c. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang
dirawat di rumah sakit
Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis
dinyatakan bisa diputuskan selesai isolasi oleh DPJP
dengan dasar salah satu atau ke dua hal berikut:
1) P Pasien sudah 10 hari sejak dari tanggal
onset dengan minimal 3 hari sudah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan
2) PCR telah negatif 2 kali atau positif dengan
batas CT value yang telah ditetapkan oleh RS
sesuai dengan jenis alat yang digunakan.
2. Sembuh
a. Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala
sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh
apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan
dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan
b. Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis
dimungkinkan pemeriksaan follow up RT-PCR
persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR
masih dapat mendeteksi bagian tubuh virus COVID-
19 walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak
menular lagi). Terhadap pasien tersebut maka
penentuan sembuh berdasarkan hasil assessmen
yang dilakukan oleh DPJP.
3. Alih Rawat Non Isolasi
Proses alih rawat ke ruang non isolasi diperuntukkan
untuk pasien yang sudah memenuhi kriteria selesai isolasi
tetapi masih memerlukan perawatan lanjutan untuk
kondisi tertentu yang terkait dengan komorbid, co-insiden
dan kompliasi. Proses alih rawat diputuskan berdasarkan
hasil assessmen klinis yang dilakukan oleh DPJP sesuai
standar pelayanan dan/atau standar prosedur operasional.
Pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Apabila setelah dalam perawatan di ruang non isolasi
menunjukkan perburukan klinis ke arah gejala COVID-19,
maka dapat dilakukan pemeriksaan swab ulang.
L. Edukasi 1. Penjelasan perjalanan penyakit, diagnosis dan prognosis
penyakit, rencana tatalaksan penyakit, termasuk
tatalaksana bila kedian tidak ada indikasi perawatan RS
dan memerlukan isolasi mandiri, menjelaskan komplikasi
dari penyakit dan efek samping obat-obatan.
2. Pencegahan Level individu
a. Mencuci tangan
b. Pemberian imunisasi untuk mencegah pneumonia
c. Pengobatan secara dini bila didapatkan gejala
infeksi saluran pernapasan
d. Pemberian nutrisi yang cukup
e. Lingkungan rumah yang cukup ventilasi dan sinar
matahari
f. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang
memiliki gejala sakit
g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala
pada benda-benda yang sering disentuh dan pada
permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan
lain-lain), gagang pintu, dan lain-lain
h. Tidak merokok
i. Mengendalikan komorbid
3. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang
mengatur jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman,
tidak berpelukan dan berciuman
b. Hindari penggunaan transportasi public (seperti
kereta, bus, dan angkot) yangbtidak perlu, sebisa
mungkin hindari jam seibuk Ketika berpergian
c. Sekolah dari rumah
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan
fasilitas umum
e. Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri
termasuk ke tempat-tempat wisata
f. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan
menunda kegiatan bersama
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk
menghubungi dokter atau fasilitas lainnya
h. Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang
tua/lanjut usia. Jika tinggal satu rumah hindari
interaksi langsung
i. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain di
rumah, tidak membawa ke fasilitas umum atau
kegiatan yang menyebabkan orang berkerumun
j. Untuk sementara waktu, ibadah dilaksanakan di
rumah
4. Menerapkan Etika Batuk dan Bersin
a. Jika terpasa harus berpergian, saat batuk dan bersin
gunakan tisu lalu langsung buat tidu ke tempat
sampah dan segera cuci tangan
b. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi
dengan lengan atas bagian dalam
M. Penelaah Kritis dr. Isna Nurhayati Sp.A, M.Kes
dr. Astri Tantri Sp.A, M.Kes
N. Indikator Medis Perbaikan klinis dan laboratorium, angka morbiditas, dan
angka mortalitas, ALOS.
O. Kepustakaan 1. Pedoman Tatalaksana Covid 19. Edisi 3, Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif
Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Desember 2020.
2. Revisi Protokol Tatalaksana COVID-19 5 Organisasi Profesi
(Surat Organisasi Profesi kepada Dirjen Yankes
Kementerian Kesehatan RI tertanggal 14 Juli 2021
3. Pedoman Pencegahan dan pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) revisi kelima. Kemenkes RI, Jakarta.
2020.
4. Therapeutics and COVID-19: living guideline. World Health
Organization (WHO). Juli 2021. Dapat diakses melalui
https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-
nCoV-therapeutics-2021.2

Ketua Komite Medis Kelompok Staf Medis Anak


RS Nirmala Suri RS Nirmala Suri

dr. Agus Budi Utomo Sp.S dr. Isna Nurhayati Sp.A, M.Kes
…………………………………

dr. Astri Tantri Sp.A, M.Kes


…………………………………

Lampiran 1. Obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, dan durasi pada pasien anak dengan
Covid-19
Nama Indikasi Kontraindika Dosis Durasi Keterangan
Obat si
Remdesiv  COVID-19 Gangguan <40 kg: 5 mg/kg Untuk pasien Tersedia
ir konfirmasi hepar (ALT  IV loading dose yang tidak melalui
klinis sedang 5x batas atas pada hari ke-1; memerlukan permintaan
dengan normal atau diikuti 2,5 ventilasi khusus untuk
komorbid ada elevasi mg/kg IV tiap mekanik anak-anak.
 COVID-19 ALT yang 24 jam atau ECMO Pemberian
konfirmasi berkaitan ≥40 kg: 200 mg diberikan didiskusikan
klinis berat dengan IV loading dose selama 5 dengan tim
 COVID meningkatny pada hari ke-1; hari atau penanganan
konfirmasi a bilirubin diikuti 100 mg sampai COVID-19 di
dengan direk, alkalin IV tiap 24 jam pulang mana rumah sakit
komorbiditas fosfatase, Drip selama 30- yang lebih masing-
/immunucom atau INR) 120 menit cepat masing
promais Gangguan Jika belum
 MISC dengan ginjal (>28 perbaikan
RT PCR positif hari dengan maka dapat
eFGR <30 diberikan
ml/menit sampai 10
atau hari
neonates
cukup bulan
(7-28 hari
kehidupan)
dengan
serum
kreatinin ≥ 1
mg/dL,
kecuali
manfaat
lebih banyak
dari risiko
pemberian
obat
Tidak ada
penyesuaian
dosis untuk
pasien
dengan eGFR
>30
ml/menit
Favipiravi Alternatif bila 10-15 kg: H1
r Remdesivir tidak 500 mg, hari
tersedia selanjutnya 200
mg tiap 8 jam
COVID-19
terkonfirmasi 16-21 kg: H1
derajat ringan- 800 mg, hari
sedang dengan selanjutnya 400
komorbiditas/im mg tiap 12 jam
munokompromai
s 22-35 kg: H1
1200 mg, hari
selanjutnya 600
mg tiap 12 jam

Diatas 35 kg: H1
2x1600 mg, hari
selanjutnya 600
mg tiap 12 jam
Oseltamiv Jika dicurigai < 1 tahun :
ir koinfeksi dengan 3 mg/kg/dosis
Influenza setiap 12 jam

> 1 tahun
BB < 15 kg : 30
mg tiap 12 jam
BB 15-23 kg :
45 mg tiap 12
jam
BB 23-40 mg :
60 mg tiap 12
jam
BB > 40 kg : 75
mg tiap 12 jam
Tocilizum  COVID Kontraindika Infant: 8 Dosis Pemberian
ab konfirmasi si relative, mg/kgBB/dosis tunggal, didiskusikan
berat atau adanya IV, dosis tunggal dapat dengan tim
MISC yang infeksi aktif diulang 12- penanganan
refrakter BB < 30 kg : 12 24 jam COVID-19 di
dengan terapi mg/kgBB/dosis kemudian rumah sakit
standard IV dosis tunggal jika kondisi masing-
ATAU BB > 30 kg : 8 pasien tidak masing
 COVID berat mg/kgBB IV, perbaikan
atau MISC
dengan Maksimum
peningkatan dosis 800 mg
IL-6
IVIG  COVID-19 Pada pasien Single dose Pemberian
terkonfirmasi yang didiskusikan
berat kritis menunjukan dengan tim
 MIS-C gejala seperti penanganan
Kawasaki: 2 COVID-19 di
g/kgBB dosis rumah sakit
tunggal diinfus masing-
8- 12 jam masing
Pada pasien
tanpa gejala
seperti
Kawasaki: 1
g/kgBB dosis
tunggal diinfus
8-12 jam
Plasma COVID konfirmasi Anak >40kg: Hati-hati efek
Konvales yang berat kritis 200-500 mL samping
ens Anak < 40 kg: TRALI dan
dosis 10- anafilaktik
15mL/kg

Steroid COVID-19 Deksametason: Diberikan Anak besar


dosis konfirmasi 0,15 mg per selama 10 obesitas
rendah derajat sedang kgBB per hari hari atau menggunakan
diberikan tiap sampai dosis dewasa
24 jam pulang dari Anak lebih
(IV/oral/NGT) perawatan, kecil obesitas
maksimal dosis mana yang perhitungan
6 mg lebih singkat dosis
menggunakan
Prednisolone: BB ideal
1 mg/kgBB satu
kali sehari
(oral/NGT),
maksimal dosis
40 mg
Metilprednisolo
n: 0,8 mg/kgBB
IV satu kali
sahari maksimal
dosis 32 mg
Hidrokortison:
Neonatus < 1
bulan: 0,5
mg/kg IV tiap
12 jam selama 7
hari, dilanjutkan
dengan 0,5
mg/kg IV satu
kali sehari
selama 3 hari
Anak  1 bulan:
1,3 mg per kgBB
tiap 8 jam
maksimum
dosis 50 mg,
maksimum
dosis per hari
150 mg
Steroid Metilprednisolo Metilprednis Metilpredniso
untuk n: 2 oolon: ketika lon : Untuk
MISC atau mg/kgBB/hari pasien klinis yang
COVID-19 bagi 2 dosis. perbaikan tidak respons
berat Hidrokortison : dapat diganti dengan IVIG
2-4 mg/kg tiap dengan atau MIS-C
6 jam IV prednisolone tipe
maksimal 100 /prednisone macrophage
mg per dosis oral pada activation
saat pulang syndrome
dari rumah atau cytokine
sakit, release storm.
kemudian Dapat
ditappering diberikan
off selama 3- bersamaan
4 minggu dengan IVIG
Hidrokortison
:
Diberikan
untuk syok
resisten
katekolamin

LMWH Dosis profilaksis Perdarahan Dosis Pemberian


dan untuk semua aktif, riwayat profilaksis : didiskusikan
Heparin pasien COVID-19 alergi Heparin berat dengan tim
sedang berat heparin atau molekul rendah penanganan
heparin- (low molecular- COVID-19 di
induced weight rumah sakit
thrombocyto heparin/LMWH masing-
penia, ) 0,5 mg/kgBB masing
riwayat tiap 12 jam SQ
perdarahan ATAU
sebelumnya, Unfractionated
jumlah heparin (UFH)
trombosit dosis profilaksis
<25.000/mm 10 IU/kg/jam IV
3
, gangguan
hati berat
Vitamin C Semua pasien 1-3 tahun
COVID-19 maksimal
terkonfirmasi 400mg/hari;
4-8 tahun
maksimal
600mg/hari;
9-13 tahun
maksimal
1,2gram/hari;
12-18 tahun
maksimal
1,8gram/hari
Zinc Semua pasien 20 mg/hari
COVID-19
terkonfirmasi
Vitamin Semua pasien <3 tahun: 400
D3 COVID-19 IU per hari
terkonfirmasi Anak 1000 IU
per hari
Remaja 2000 IU
per hari
Remaja obesitas
5000 IU per
hari)

Anda mungkin juga menyukai