Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


1 Pengertian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
(Definisi) disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2).
2 Anamnesis 1. Gejala utama : Demam, rasa lelah, dan batuk kering
2. Gejala tambahan lainnya yaitu rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, nyeri kepala, mata merah, nyeri tenggorok,
diare, hilang kemampuan penciuman dan membau serta ruam
pada kulit. Pada beberapa kondisi dapat terjadi tanda dan
gejala infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute
Respiratory Infection-SARI).
3. Memiliki riwayat perjalanan ke wilayah / negara yang
terjangkit* dalam 14 hari sebelum timbul gejala
4. Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau suspect
atau probable COVID-19
5. bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan
kasus terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di
wilayah/negara yang terjangkit.
3 Pemeriksaan Fisik 1. Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran
2. Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas
meningkat, tekanan darah normal atau menurun, suhu tubuh
meningkat. Saturasi oksigen dapat normal atau turun.
3. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
4. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak
simetris statis dan dinamis, fremitus raba mengeras, redup
pada daerah konsolidasi, suara napas bronkovesikuler atau
bronkial dan ronki kasar.
4 Kriteria Diagnosis Kasus COVID-19 apabila :
1.Seseorang dengan (Severe Acute Respiratory Infection) SARI
dengan riwayat demam, flu dan batuk yang membutuhkan perawatan
di Rumah Sakit tanpa penyebab lainnya dan gejala klinis pneumonia

DAN disertai satu diantara dibawah ini:


a) Riwayat bepergian ke luar negri dan daerah sekitarnya dalam
14 hari sebelum gejala muncul, ATAU
b) Muncul penyakit pada seorang petugas kesehatan yang
bekerja dalam lingkungan atau merawat pasien SARI, tanpa
riwayat bepergian ke daerah, ATAU
c) Seseorang dengan muncul gejala klinis tidak seperti biasanya
atau perjalanan klinis tidak diduga khususnya terjadi
perburukan walau sudah mendapatkan pengobatan adekuat
tanpa riwayat bepergian, bahkan dengan etiologi yang sesuai
dengan gejala klinis tersebut

2. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut dengan derajat


berapapun , dalam 14 hari sebelum onset penyakit yang memiliki
pajanan sebagai berikut:
a). Kontak fisik erat dengan kasus nCoV terkonfirmasi dan pasien
bergejala, ATAU
b). Di negara dengan fasilitas kesehatan dilaporkan terjadi infeksi
nCoV yang didapat di RS (hospital-associated nCoV)

3. Pemeriksaan Penunjang :
a). Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia. CT toraks :
menunjukkan gambaran opasitas ground-glass
c) Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan leukopenia/ normal,
limfopenia.
d). Kimia darah lainnya : pada pneumonia berat sampai sepsis dapat
menunjukkan gangguan fungsi hepar, fungsi ginjal, dan gula darah

5 klasifikasi 1. Suspek : Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut
a) Orang dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal
b) Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasusu konfirmasi/probable COVID 19
c) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di Rumah Sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
2. Kasus Konfirmasi: Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi
virus Covid-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan RT-PCR
3. Kasus Probable: Kasus suspek ISPA berat/ARDS/meninggal
dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum
ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR
4. Kontak Erat: Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probable atau konfirmasi COVID 19
a) Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter dalam
waktu minimal 15 menit
b) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau
konfirmasi
c) Orang yang memberikan perawatn langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang
sesuai standar
d) Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat

Berdasarkan beratnya kasus dibagi atas

1. Tanpa Gejala
 Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak
ditemukan gejala
2. Sedang
 Ditemukan klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, nafas
cepat) dengan SpO2 ≥ 93% dengan udara ruangan pada tanpa
tanda pneumonia berat
3. Berat
 Tanda klinis pneumonia ditambah satu dari frekuensi nafas >
30x/menit pada dewasa, distress nafas berat, atau SpO2 <
93% pada udara ruangan. Pada pasien anak ditemukan klinis
pneumonia disertai satu diantara :
- Sianosis sentral atau SpO2 < 93%
- Distress pernafasan berat
- Tanda bahaya umum (tidak mau menyusu atau minum ,
letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang)
- Nafas cepat
4. Kritis
 Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
sepsis, dan syok sepsis

Keterangan:
a) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
 Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis
diketahui
 Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak
sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau nodul
 Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload
cairan. Perlu penilaian objektif seperti echocardiography.

b) Sepsis
 Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap
infeksi (Score SOFA). Tanda organ disfungsi: perubahan status mental;
susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan
darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
 Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah
satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

c) Syok sepsis
 Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan,
membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan
serum laktat >2 mmol/L
 Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau
bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat dengan nadi bounding;
takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat;
oliguria; hiper atau hipotermia.
5 Diagnosis Kerja Pneumonia Coronavirus nCoV
6 Diagnosis 1. Pneumonia bakterial
Banding 2. SARS/MERS
3. Pneumonia Jamur
4. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)
7 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG
Penunjang toraks
2. Pemeriksaan kimia darah
o Darah perifer lengkap
o Analisis gas darah
o Fungsi hepar
o Fungsi ginjal
o Gula darah sewaktu
o Elektrolit
o Faal hemostasis ( PT/APTT, d Dimer)

3. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari


bahan saluran napas (sputum, bilasan bronkus,
cairan pleura) dan darah
8 Tata Laksana 1. Isolasi pada semua kasus
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI)
3. Serial foto toraks
4. Terapi oksigen (O2) dengan High flow oxygen
atau noninvasive ventilation hanya pada pasien
tertentu apabila terjadi depresi napas berat atau
hipoksemia.
5. Antibiotik empiris berdasarkan epidemiologi dan
pola kuman setempat secepat mungkin sampai
diagnosis ditegakkan.
6. Hidroksiklorokuin/Klorokuin
7. Azitromisin/Levofloksasin
8. Antivirus
 Kombinasi lopinavir+Ritonavir
 Favipiravir
 Oseltamivir
 Remdesivir
9. Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
10. Deksametason/Hidrokortison sesuai kebutuhan
11. Terapi simptomatik
12. Terapi cairan dan Nutrisi
13. Ventilasi mekanis (bila gagal napas)
14. Penggunaan vasopressor apabila mengalami
syok sepsis
15. Cegah komplikasi selama perawatan
16. Rujuk ke rumah sakit rujukan untuk COVID-19

9 Komplikasi 1. Pneumonia berat


2. Sepsis
3. Syok sepsis
4. Gagal napas
5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
6. Kematian
10 Penyakit Penyerta Sesuai temuan
10 Prognosis dubia

11 Edukasi 1. Menjaga kebersihan tangan dan mencuci tangan 6 langkah


sesuai standar WHO
2. Etika batuk dan bersin
3. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan
berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
4. Hindari bepergian ke daerah outbreak, hindari menyentuh
hewan atau burung serta mengunjungi peternakan atau pasar
hewan hidup.
5. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala
infeksi saluran napas.
13 Penelaah Kritis KSM Paru

15 Kepustakaan 1. WHO. WHO Statement regarding cluster of Pneumonia cases


in Wuhan, China. [Homepahe on The Internet]. cited 15 Jan
2020. Available on:
https://www.who.int/china/news/detail/09-01-2020-who-
statement-regarding-cluster-of-pneumonia-cases-in-wuhan-
china. (Jan 9th 2020)

2. Virological org. Initial genom release of novel coronavirus.


[Homepage on the Internet]. Cited Jan 5th 2020. Available
on: http://virological.org/t/initial-genome-release-of-
novelcoronavirus/319.( Jan 10th 2020)

3. Surat Resmi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit tertanggal 5 Januari 2020.

4. WHO. WHO statement on novel coronavirus in Thailand.


[Homepage on The Internet] Cited 15 Januari 2020. Available
on: https://www.who.int/news-room/detail/13-01-2020-
whostatement-on-novel-coronavirus-in-thailand. (Jan 13rd
2020)

Anda mungkin juga menyukai