1. Uncomplicated Illness
Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri
tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit
kepala, nyeri otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised dengan
gejala atipikal
2. Pneumonia ringan :
Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada
tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
3. Pneumonia berat
Remaja atau dewasa : demam atau curiga infeksi
saluran napas, ditambah frekuensi napas
>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90%
udara ruangan
Anak-anak: batuk/susah bernapas, ditambah
setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral
atau SpO2 <90%, distress napas berat (co:
6. Klasifikasi grunting, retraksi dinding dada sangat berat) tanda
bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau
minum, penurunan kesadaran, atau kejang:
takipneu
4. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam
satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-Ray; CT Scan; atau USG paru):
opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi,
lobar atau kolaps paru, atau nodul
Asal edema : gagal napas tidak sepenuhnya oleh
gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian
objektif seperti echocardiography.
5. Sepsis
Dewasa : disfungsi organ disebabkan disregulasi
respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi:
Perubahan status mental; susah napas atau
napas cepat, saturasioksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah,
ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit
mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hypernilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2 ≥
SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal
atau leukosit
Abnormal
6. Syok sepsis
Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah
dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan
vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan
status mental atau bradikardi atau CRT meningkat;
vasodilatasi hangat dengan nadi bounding;
takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura;
peningkatan laktat; oligura; hiper atau hipotermia.
7. Diagnosis Kerja Pneumonia Coronavirus nCoV
1. Pneumonia bakteri
8. Diagnosis Banding 2. Pneumonia jamur
3. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)
1. Pneumonia berat
2. Sepsis
3. Syok sepsis
10. Komplikasi
4. Gagal napas
5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
6. Kematian
11. Penyakit Penyerta Sesuai temuan
Ditetapkan oleh :
Kapusdokkes
dr. Musyafak
Brigadir Jenderal Polisi
ALUR PNEUMONIA CORONAVIRUS
PENANGANAN PRA-HOSPITAL PASIEN TERDUGA
INFEKSI PNEUMONIA COVID-19
/2
dr. Musyafak
Brigadir Jenderal Polisi
/2
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit terdekat,
petugas kesehatan Polri atau petugas kesehatan
setempat lainnya untuk proses evakuasi dan
transportasi
5. Memastikan petugas kesehatan dan petugas
lainnya menggunakan APD standar yang benar
6. Memastikan anggota masyarakat lain yang
tidak berkepentingan untuk tidak mendekat
7. Memastikan orang yang diduga menderita
Pneumonia Covid-19 sampai di rumah sakit dan
menjalani pemeriksaan ataupun pengobatan sesuai
prosedur.
1. Kasatker/Kasatwil Setempat
UNIT TERKAIT
2. Rumkit Bhayangkara/ Rumkit lainnya Setempat
3. Kabid Dokkes Setempat.