Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIK KLINIK INFEKSI PNEUMONIA

CORONA VIRUS COVID-19

Diagnosis Pneumonia Coronavirus nCoV Kode ICD X: n/a

Pneumonia Coronavirus nCoV adalah peradangan pada


parenkim paru yang diduga disebabkan oleh Coronavirus
(2019-nCoV)

Dalam keadaan berat termasuk ke dalam Severe Acute


1. Pengertian (Definisi) Respiratory Infection (SARI) adalah infeksi saluran nafas
akut dengan :
 Riwayat demam atau saat pengukuran suhu tubuh
≥38 C dan batuk
 Onset dalam waktu 10 hari terakhir
 Membutuhkan perawatan Rumah Sakit

1. Pasien dengan pneumonia nCoV, SARI dan


surveilans kasus nCoV dengan gejala yaitu :
 Batuk
 Sesak nafas atau kesulitan bernapas
 Demam
2. Anamnesis
2. Riwayat bepergian ked an atau dari Wuhan/China /
Out Break dalam 14 hari terakhir
3. Riwayat kontak erat dengan pasien pneumonia nCoV
4. Riwayat kontak hewan atau produk hewan, contoh
ungags, kelelawar, ular dan mamalia lainynya.

1. Kesadaran kompos mentis atau penurunan kesadaran


2. Tanda vital : frekuensi nadi meningkkat, frekuensi
napas meningkat, tekanan darah normal atau
menurun, suhu tubuh meningkat.
3. Pemeriksaan fisik 3. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
4. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat
tidak simetris statis dan dinamis, fremitus mengeras,
redup pada daerah konsolidasi, suara napas
bronkovesiluer atau bronkial, ronki kasar.

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-Scan toraks)


4. Pemeriksaan penunjang USG Toraks
Pemeriksaan swab tenggorok dan aspirat saluran
napas bawah seperti sputum, bilasan
bronkus, kurasan bronkoalveolar
(bronchoalveolar lavage / BAL) bila menggunakan
pipa endotrakeal dapat berupa aspirat endotrakeal)
untuk RT-PCR virus, sequencering bila tersedia.
(Corona virus 2019-nCoV)
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
o Darah perifer lengkap
o Analisis gas darah
o Fungsi hepar
o Fungsi ginjal
o Gula darah sewaktu
o Elektrolit
o Faal hemostatis (PT/APTT, d Dimer)
6. Prokalsitonin (bila dicurigai bakterialis)
7. Laktat
8. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan
saluran napas (sputum,bilasan bronkus, cairan
pleura) dan darah.
9. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investigasi
kemungkinan penularan)
Kasus nCoV apabila :
1. Seseorang dengan SARI dengan riwayat demam, flu
dan batuk yang membutuhkan perawatan di Rumah
Sakit tanpa penyebab lainnya dengan gejala klinis
pneumonia. DAN disertai satu diantara dibawah ini :
a) Riwayat bepergian ke Wuhan, profinsi Hubei,
China dan daerah sekitarnya dalam 14 hari
sebelum gejala muncul, ATAU
b) Muncul penyakit pada seorang petugas keshatan
yang bekerja dalam lingkungan atau merawat
pasien SARI, tanpa riwayat bepergian ke daerah,
ATAU seseorang dengan muncul gejala klinis
tidak seperti biasanya atau perjalan klinis tidak
diduga khususnya terjadi perburukan walau
5. Kriteria Diagnosis
sudah mendapatkan pengobatan adekuat tanpa
riwayat bepergian, bahkan dengan etiologi yang
sesuai dengan gejala klinis tersebut.
2. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut
dengan derajat berapapun, dalam 14 hari sebelum
onset penyakit yang memiliki pajanan sebagai berikut
:
a) Kontak fisik erat dengan kasus nCoV
terkonfirmasi dan pasien bergejala, ATAU
b) Di Negara dengan fasilitas kesehatan dilaporkan
terjadi infeksi nCoV yang didapat di RS (Hospital-
associated nCoV)
3. Pemeriksaan penunjang
a) Foto toraks: menunjukan gambaran
pneumonia. CT Toraks: menunjukan gambaran
opasitas ground-glass
RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat
saluran napas bawah) : menunjukan positif 2019-
nCoV
c) Darah perifer lengkap : dapat ditemukan
leukopenia/normal, limfopenia
b) Kimia darah lainnya: pada pneumonia berat
sampai sepsis dapat menunjukkan gangguan
fungsi hepar, fungsi ginjal, gula darah dan
peningkatan PT, d Dimer, dan laktat.

1. Uncomplicated Illness
 Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri
tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit
kepala, nyeri otot.
 Pasien usia tua dan immunocompromised dengan
gejala atipikal
2. Pneumonia ringan :
 Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada
tanda pneumonia berat
 Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
3. Pneumonia berat
 Remaja atau dewasa : demam atau curiga infeksi
saluran napas, ditambah frekuensi napas
>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90%
udara ruangan
 Anak-anak: batuk/susah bernapas, ditambah
setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral
atau SpO2 <90%, distress napas berat (co:
6. Klasifikasi grunting, retraksi dinding dada sangat berat) tanda
bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau
minum, penurunan kesadaran, atau kejang:
takipneu
4. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
 Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam
satu minggu klinis diketahui
 Foto dada (X-Ray; CT Scan; atau USG paru):
opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi,
lobar atau kolaps paru, atau nodul
 Asal edema : gagal napas tidak sepenuhnya oleh
gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian
objektif seperti echocardiography.
5. Sepsis
 Dewasa : disfungsi organ disebabkan disregulasi
respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi:
Perubahan status mental; susah napas atau
napas cepat, saturasioksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah,
ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit
mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hypernilirubinemia
 Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2 ≥
SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal
atau leukosit
Abnormal
6. Syok sepsis
 Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah
dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan
vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
 Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan
status mental atau bradikardi atau CRT meningkat;
vasodilatasi hangat dengan nadi bounding;
takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura;
peningkatan laktat; oligura; hiper atau hipotermia.
7. Diagnosis Kerja Pneumonia Coronavirus nCoV

1. Pneumonia bakteri
8. Diagnosis Banding 2. Pneumonia jamur
3. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)

1. Isolasi pada semua kasus


2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI)
3. Serial foto toraks
4. Terapi oksigen (O2). Penggunaan High flow oxygen
atau noninvasive ventilation hanya pada pasien
tertentu apabila terjadi depresi napas berat atau
hipoksemia.
9. Tatalaksana
5. Antibiotic empiris berdasarkan epidemologi dan pola
kuman setempat secepat mungkin sampai diagnosis
ditegakkan.
6. Kortikosteroid tidak dianjurkan
7. Terapi simptomatik
8. Terapi cairan
9. Ventilasi mekanis (bila gagal napas)
10. Penggunaan vasopressor apabila mengalami syok
sepsis
11. Cegah komplikasi selama perawatan
12. Anti nCoV belum ada

1. Pneumonia berat
2. Sepsis
3. Syok sepsis
10. Komplikasi
4. Gagal napas
5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
6. Kematian
11. Penyakit Penyerta Sesuai temuan

12. Prognosis Dubia


Ditemukan hasil RT-PCR negatif sebanyak dua kali
13. Kriteria Pulang
berturut- turut serta disertai perbaikan klinis

1. Menjaga kebersihan tangan dan mencuci tangan 6


langkah sesuai standar WHO
2. Etika batuk dan bersin
3. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan
masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan
14. Edukasi
4. Hindari bepergian ke daerah outbreak, hindari
menyentuh hewan atau burung serta mengunjungi
peternakan atau pasar hewan hidup.
5. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki
gejala infeksi saluran napas.

Ditetapkan oleh :
Kapusdokkes

dr. Musyafak
Brigadir Jenderal Polisi
ALUR PNEUMONIA CORONAVIRUS
PENANGANAN PRA-HOSPITAL PASIEN TERDUGA
INFEKSI PNEUMONIA COVID-19

No. Dokumen No. Revisi Halaman

/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


(STANDAR PROSEDUR Kapusdokkes
OPERASIONAL)

dr. Musyafak
Brigadir Jenderal Polisi

Suatu proses penanganan terhadap pasien dengan


PENGERTIAN suspect infeksi Pneumonia Coronavirus (Covid-19)
sebelum masuk rumah sakit.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah


untuk mengurangi penyebaran infeksi melalui udara
TUJUAN
dari pasien kepada petugas, pengunjung dan
lingkungan.

Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/255/I/KES.2./2020


Tanggal 27 Januari 2020 tentang Pelaksanaan Upaya
KEBIJAKAN
Promotif dan Preventif Guna Mencegah terhadap
Pneumonia Novel Coronavirus.

A. Fungsi Anggota Polri Tugas Umum :


1. Bila Polisi Tugas Umum menerima
laporan masyarakat atau menemui:
a. Seseorang dengan gejala :
1) Batuk
2) Sesak nafas atau kesulitan bernapas
3) Demam
b. Orang tersebut ada riwayat bepergian ke dan
atau dari Wuhan / China / Out Break dalam 14
hari terakhir
PROSEDUR KERJA
c. Orang tersebut ada riwayat kontak erat
dengan pasien pneumonia Covid-19
d. Orang tersebut ada riwayat kontak hewan atau
produk hewan, contoh : unggas, kelelawar, ular
dan mamalia lainnya.
2. Gunakan APD, minimal menggunakan
masker secara benar
3. Mempersilakan orang tersebut agar mau diajak ke
rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut, bila perlu dengan upaya paksa
PENANGANAN PRA-HOSPITAL PASIEN TERDUGA
INFEKSI PNEUMONIA COVID-19

No. Dokumen No. Revisi Halaman

/2
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit terdekat,
petugas kesehatan Polri atau petugas kesehatan
setempat lainnya untuk proses evakuasi dan
transportasi
5. Memastikan petugas kesehatan dan petugas
lainnya menggunakan APD standar yang benar
6. Memastikan anggota masyarakat lain yang
tidak berkepentingan untuk tidak mendekat
7. Memastikan orang yang diduga menderita
Pneumonia Covid-19 sampai di rumah sakit dan
menjalani pemeriksaan ataupun pengobatan sesuai
prosedur.

B. Fungsi Petugas Kesehatan Polri :


1. Bila mendapat laporan dari Polisi Tugas
Umum tentang adanya seseorang terduga
menderita Pneumonia Covid- 19, lakukan :
a. Koordinasi dengan Rumkit Bhayangkara atau
rumah sakit terdekat untuk proses evakuasi,
transportasi dan penatalaksanaan lebih lanjut
b. Memastikan bahwa semua petugas yang terlibat
telah cuci tangan secara benar ( 6 langkah )
dengan sabun dan air mengalir atau dengan media
berbasis alkohol
c. Memastikan bahwa semua petugas yang
terlibat telah menggunakan APD standar yang
benar
d. Memastikan orang yang diduga menderita Pneumonia
Covid-19 sampai di rumah sakit dan menjalani
pemeriksaan ataupun pengobatan sesuai prosedur.
2. Memastikan Anggota Polri Tugas Umum
menjalani prosedur dekontaminasi yang benar.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap
Anggota Polri yang terlibat.
4. Jika mendapati Anggota Polri yang terlibat tersebut timbul
gejala-gejala yang mengarah pada Pneumonia Covid-19,
segera lakukan langkah-langkah pemeriksaan kesehatan
dan penanganan lebih lanjut.
5. Berikan vitamin dan preparat modulator lain sebagai upaya
peningkatan stamina dan daya tahan tubuh.
6. Lakukan upaya penyuluhan dan edukasi secara terus-
menerus tentang pencegahan Pneumonia Covid-19
kepada Pegawai Negeri Pada Polri dan keluarganya di
lingkungan kerjanya masing-masing.

1. Kasatker/Kasatwil Setempat
UNIT TERKAIT
2. Rumkit Bhayangkara/ Rumkit lainnya Setempat
3. Kabid Dokkes Setempat.

Anda mungkin juga menyukai