Anda di halaman 1dari 29

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan

gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut


juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh
virus Corona Family Paramyxovirus(Zhang etal.,2006 )

Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS) atau Corona Virus


Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang
merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai
saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.( Poutanen etal., 2003 ).
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah
suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai
kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru). (
Svoboda., 2006 ).

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah


penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan
oleh virus Corona Family Paramyxovirus dengan
sekumpulan gejala klinis yang sangat berat. ( Chen &
Rumende ).
Secara proposional ada 2 definisi
kasus SARS, yaitu “suspect” dan
“probable” sesuai kriteria WHO.
Demam tinggi > 0
38 C disertai dengan batuk atau
mengalami kesulitan bernafas ditambah dengan
Definisi adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10
penderita hari sebelum timbulnya gejala klinis yaitu :
suspect (did a. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect
uga) atau penderita probable SARS (seperti merawat
mempunyai penderita, tinggal bersama, menangani sekret
riwayat atau cairan tubuh penderita)
sebagai b. Dan atau adanya riwayat pernah melakukan
berikut : perjalanan kedaerah yang sedang terjangkit
SARS
c. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit
SARS.
a. Gambaran radiologis adanya infiltrat
Definisi pada paru yang konsisten dengan gejala
penderita pro klinis pneumonia atau Respiratory
bable (mungki Distress Syndrome (RDS) yang ada.
n) adalah
b. Atau ditemukannya coronavirus SARS
penderita
suspect dengan satu atau lebih metoda
seperti yang pemeriksaan laboratorium.
disebutkan c. Atau pada otopsi ditemukan gambaran
diatas disertai
patologis RDS tanpa sebab yang jelas.
dengan :
PATOFISIOLOGI
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada
suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare.
Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan,
lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang
kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena
cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan
kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.

PATHWAY LIHAT
NANDA
SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae).
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung
ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari
lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi
tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau
aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat
banyak
Masa inkubasi penyakit SARS antara 1-  probable SARS :
14 hari dengan rerata 4 hari setelah di rontgen terlihat
 suspect SARS :
1. Suhu badan lebih dari 38 C o ada pneumonia (radang
2. Batuk,sulit bernapas, dan napas paru-paru)
pendek-pendek. terjadi gagal pernapasan,
Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan
pernah berkontak dekat dengan orang itu bisa disebutatau
pasien penyakit ini, orang bisa bisa diduga terkena SARS.
disebut SARS
CONFIRMED SARS :  UNCONFIRMED JIKA

POSITIVE SARS Dalam serum pada masa konvalesens


(serum yang diambil 28 hr atau lebih
setelah inkubasi) tidak ditemukan
antibodi terhadap Co V
DERAJAD 1 : Ringan : demam > 3 hr, batuk tdk produktif, rontgen tdk
tampak pneumonia, bisa sembuh dg sendiri

DERAJAD 2 ; Sedang : gejala ringan ditambah dg kelainan paru

DERAJAD 3 : Berat : sukar bernafas, hipoksia


1. Suspek SARS dengan riwayat kontak erat
2. Suspek SARS dengan gejala klinis berat : RR>30x/mnt,N>100 x/mnt,
penurunan kesadaran, kondisi umum lemah
3. Advis medis
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang
seharusnya terisi udara)
Gas darah arteri
Hitung jenis darah dan kimia darah
Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis :sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi
antibody.
1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase( petugad sudah memakai masker
N95 ). Untuk segera dikirim keruangan pemeriksaan atau bangsal yang
sudah disiapkan .
2. Berikan masker bedah pada penderita
3. Petugas yang masuk keruang pemeriksaan sudah memakai penggunaan alat
proteksi perorangan (PAPP)
4. Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis ,riwayat
perjalanan,riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan
pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik
6. Lakukan pemeriksaan toraks dan darah tepi lengkap
7. Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetep dirumah,anjurkan
untuk melakukan kebersihan diri ,kurangi aktifitas , dan anjurkan menghindari
menggunakan angkutan umum selama belu
8. Pengoatan dirumah diberikan antibiotik bila ada indikasi,vitamin dan
makanan bergizi.
9. Anjurkan pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi dokter , atau
rumah ssakit.
10. Bila foto toraks menunjukkan gambaran infiltrat satu sisi atau dua sisi paaru
dengan atau tanpa infiltrat lihat penatalsanaan kasus probable suspek SARS
1. Rawat dirumah sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis
2. Pengambilan darah untuk: darah tepi lengkap,fungsi hati, kreatin
fosfokinase,urea,eletrolit,creaktif protein
3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pnemonia
tipikal/atipikal lainnya;Pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan,Biakan
darah,serologi,Urine
4. Pemantauan darah 2 hari sekali
5. Foto toraks diulang sesuai indikasi klinis
6. Pemberian pengobatan Antibiotik golongan betalaktam = anti beta
laktamase (intravena) ditambah makrolid generasi baru oral atau
Sefalosporin G2, Sefalosporin G3 (intravena )
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
2. Terapi antibiotik
1. Abses paru 8. Hipotensi
9. Delirium
2. Efusi pleural 10. Asidosis metabolic
3. Empisema 11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
4. Gagal nafas 13. Septikemi
5. Perikarditis 14. Superinfeksi dapat
terjadi sebagai komplikasi
7. Atelektasis pengobatan farmakologis.
1. Menghindari kontak
langsung dengan penderita
SARS
PENCEGAHAN 2. Cuci tangan dengan
sabun antiseptik

3. Memakai masker jika


bepergian
1. Pengkajjian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :
• Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat
bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk
mengetahui konsolidasi.
• Perhatikan perubahan suhu tubuh.
• Kaji terhadap kegelisahan dan delirium
• Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil
untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
• Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-
hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
• Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,
pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
Pemeriksaan Fisik

• TTV
• B1:
Inspeksi :
Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasaan, pernafasaan
diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat dan
dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.
Palpasi : fremitus vokal menurun.
Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak.
Auskultasi: Ronkhi basah, suara napas bronkial.
• B2:
Sianosis, nadi > 100x/menit, CRT > 3 detik, BGA menunujukkan hipoksemia, S1 dan
S2 tunggal.
• B3:
Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran.

• B4:
Terkadang produksi urine menurun

• B5:
Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.

• B6:
Nyeri otot, kelemahan pada otot, EKIMOSIS, PTEKIE
Hasil Pemeriksaan Penunjang

• Hipoalbunimemia, Limfoma, leucopenia dan


trombositopenia : pada pemeriksaan sederhana
menunjukan hitung leukosit kurang dari 3,5x/L dan
limfopenia kurang dari 1x/L
• Rontgen dada : adanya penimbunan cairan
• Pemeriksaan SPGT : meningkat
• Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM) : tidak ditemukan
Diagnosa Keperawatan

– Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi dan


obstruksi jalan nafas
– Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,
takipnea, demam
– Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan oemasukan berhubungan dengan factor biologis
– Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi (RR
>24/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit)
NANDA, 2016
– Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler
INTERVENSI

LIHAT NANDA

Anda mungkin juga menyukai