Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

(Demam Berdarah Dengue)

BAB 1 : KONSEP MEDIS

1. Definisi

Merupakan penyakit yang merupakan penyakit yang


terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan
gejala utama,demam,nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama (Arif Mansjour
dkk,Kapita Selekta Kedokteran,2001).

2. Etiologi
Penyebab penyakit DBD ini adalah Virus Dengue termasuk
group B Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan sekarang
dikenal sebagai genus flavinus,family flaviridiae dan
mempunyai 4 serotype yaitu : DEN I,DEN II,DEN III dan DEN IV.
Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadapserotype yang lain (Demam Berdarah Dengue, FK UI,
Hal 80).

3. Patofisiologi
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor
ke tubuhmanusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Setelah manusia
terkontaminasi olehvirus tersebut maka akan terjadi infeksi yang
pertama kali yang dapat memberikangejala sebagai DBD. DBD dapat
tejadi bila seorang yang telah terinfeksi pertamakali dapat infeksi
berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi
dinoduslimpatikus regional dan menyebar kejaringan lain, terutama ke
sistemretikuloendotelial dan kulit secara brobkogen maupun
hematogen. Tubuh akanmembentuk kompleks virus antibody dalam
sirkulasi darah sehingga akanmengaktivasi sistem komplemen yang
berakibat dilepaskannya anafilaktoksin C3adan Csa sehingga
permeablitas dinding pembuluh darah meningkat dan akanterjadi juga
agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit
melepaskanvasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler
dan melepaskantrombosit. Faktor-faktor yang merangsang koagulasi
intravaskuler. Terjadinya aktivasi faktor homogen (faktor VII) akan
menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh


penderita adalahviremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam dan
bintik-bintik merah pada kulit (petechie)dan hal-hal yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(hepatomegali) dan pembesaran limpa. Peningkatan
Permeabilitasdinding kapiler mengakibatkan kurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi,hemokensentrasi (peningkatan hematokrit
20%) menunjukkan adanya kebocoran(perembesan) plasma sehingga
hematokrin menjadi lebih penting untuk menjadiukuran patokan
pemberian cairan intravena. Setelah pemberian cairan
intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran
plasma telah teratasisehingga pemberian cairan intravena harus
dikurangi kecepatan dan jumlahnyauntuk mencegah terjadinya edema
paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang
cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairanyang akan
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa
mengakibatkanrenjatan.

Jika renjatan dan hipovolemia berlangsung lama, maka akan


timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak
segera diatasi dengan baik.

Gangguan hemostasis pada penderita DHF, menyangkut 3


faktor yaitu:

1. Perubahan vaskuler
2.Trombositopenia
3.Gangguan koagulasi

4. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi dari dengue antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7
hari.

Tanda dini infeksi dengue, adalah:

1) Demam tinggi
2) Facial flushing
3) Tidak ada tanda-tanda ISPA
4) Tidak tampak fokal infeksi
5) Uji tourniket positif
6) Trombositopenia
7) Hematokrit meningkat

Indikator fase syok:

1) Hari sakit ke 4-5


2) Suhu turun
3) Nadi cepat tanpa demam
4) Tekanan darah turun/hipotensi
5) Leukopenia (< 5000/mm3)
WHO memberikan pedoman untuk membantu menegakkan
diagnosis demam berdarah secara dini disamping menentukan
derajat beratnya penyakit

Klinis :

1) Demam mendadak tinggi


2) Perdarahan (termasuk uji rumpelleede +) seperti: petechie,
epistaksis,hematemesis dan melena
3) Hepatomegali
4) Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau
hipotensi disertaigelisah dan akral dingin

Klasifikasi Demam Berdarah Dengue:

1) Derajat I (Ringan): terdapat demam mendadak selama 2-7


hari disertai gejalaklinis lain dengan manifestasi perdarahan
ringan: uji Touniket +
2) Derajat II: ditemukan pula perdarahan kulit dan
manifestasi perdarahan lain.
3) Derajat III: ditemukan tanda-tanda dini renjatan
4) Derajat IV: termasuk DSS dengan nadi dan tekanan darah
yang tidak terukur.

5. Komplikasi
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan
komplikasi serius, seperti dengue shock syndrome (DSS).
Selain menampakkan gejala demam berdarah, DSS juga
memunculkan gejala seperti:
a. Tekanan darah menurun.
b. Pelebaran pupil.
c. Napas tidak beraturan.
d. Mulut kering.
e. Kulit basah dan terasa dingin.
f. Denyut nadi lemah.
g. Jumlah urine menurun.

Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar


1-2%. Namun sebaliknya, bila tidak cepat mendapat penanganan,
tingkat kematian DSS bisa mencapai 40%. Karena itu, penting
untuk segera mencari pertolongan medis, bila Anda mengalami
gejala demam berdarah.

6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pada DBD dijumpai trombositopenia dan
hemakonsentrasiLaboratorium:
a. Trombositopenia (< 100.000/mm3)
b. Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal)
2) Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan
3) Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil
pada masa akut dankonvalesen yaitu uji peningkatan
komplemen (PK), uji netralisasi (MT), dan ujidengue Blok.
Pada uji ini dicari kenaikan antibodi (antidengue) minimal
4x
4) Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah Klien dan
jaringan

7. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat supportif yaitu
mengatasi kehilangancairan plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Untuk merawat
Klien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang terampil,
sarana laboratorium yang memadai, serta bank darah yangsenantiasa
siap jika diperlukan. (Demam Berdarah Dengue, FK, UI. Hal. 104).
Menurut WHO:

1) DBD derajat I
a. Minum banyak (1,5-2 liter perhari)
b. Kompres hangat
c. Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering.
2) DBD derajat II
a. Minum banyak (1,5-2 liter perhari)
b. Infus RL / Asering
3) DBD derajat III
a. Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam
4) DBD derajat IV
a. Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih
dahulu sampai naditeraba dan tekanan darah sudah
mulai terukur
b. Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat
dan paracetamol
c. Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan
PRC(Pack RedCell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari
10.
d. Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang
berulang-ulang berikanantibiotik
e. Bila terjadi kesadaran menurun dengan kejang-
kejang berikandexamethasone

BAB II : KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas
Identitas meliputi identitas klien dan identitas orang tua klien

b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas naik turun

c. Riwayat penyakit sekarang


Riwayat penyakit yang dialami pada saat ini seperti pana dan mual
serta nafsu makan menurun
d. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara spesifik.

e. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain
sangat menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang
bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

f. Riwayat Tumbuh Kembang

g. Riwayat Nutrisi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah

c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya


cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Intervensi Keperawatan
I. Dx : Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Anak menunjukkan temperatur tubuh dalam batas normal

Intervensi:

a. Pantau TTV klien

b. Observasi suhu
c. Kaji saat timbul demam

d. Anjurkan keluarga untuk kompres hangat klien

e. Berikan antipiretik

f. Ajarkan pada orang tua cara mengukur suhu tubuh anak

Rasional

a. Membantu mengetahui keadaan klien

b. Mengetahui tingkat suhu tubuh klien

c. Membantu untuk menentukan intervensi selanjutnya

d. Kompres berguna untuk mengeluarkan panas dalam tubuh

e. Terapi yang adekuat dapat menurunkan demam

f. Agar orang tua dapat memonitor suhu anak secara mandiri

II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan kriteria :

Porsi makan yang disajikan dihabiskan.

Intervensi :
a. Kaji keadaan umum klien
b. Beri makanan sesuai kebutuhan tubuh klien.
c. Anjurkan orang tua klien untuk memberi makanan
sedikit tapi sering.
d. Anjurkan orang tua klien memberi makanan TKTP
dalam bentuk lunak
e. Timbang berat badan klien tiap hari.
f. Kolaborasi pemberian obat reborantia.

III. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya


cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : TD 100/70 mmHg, N: 80-120x/mnt
Pulsasi kuat
Akral hangat

Intervensi :
a. Observasi Vital sign setiap jam atau lebih.
b. Observasi capillary refill
c. Observasi intake dan output, catat jumlah, warna /
konsentrasi urine.
d. Anjurkan anak untuk banyak minum 1500-2000 mL
e. Kolaborasi pemberian cairan intra vena atau plasma atau
darah.

Rasional :
a. Mengetahui kondisi dan mengidentifikasi fluktuasi cairan
intra vaskuler.
b. Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.
c. Penurunan haluaran urine / urine yang pekat dengan
peningkatan BJ diduga dehidrasi.
d. Untuk pemenuhan kebutuhan ciran tubuh
e. Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah
terjadinya hipovolemik syok
IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik, dengan kriteria :


- Keadaan umum membaik
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji keadaan umum klien
b. Beri makanan sesuai kebutuhan tubuh klien.
c. Anjurkan orang tua klien untuk memberi makanan
sedikit tapi sering.
d. Kolaborasi pemberian obat reborantia.

Rasional :
a. Memudahkan untuk intervensi selanjutnya
b. Merangsang nafsu makan klien sehingga klien mau
makan.
c. Makanan dalam porsi kecil tapi sering memudahkan
organ pencernaan dalam metabolisme.
d. Menambah nafsu makan
Daftar Pustaka

Christanti Effendy, 1995.Perawatan Pasien DHF. Penerbit buku Kedokteran


EGC,Jakarta

Doenges Marylinne,1999.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien.Edisi 3,penerbit buku
Kedokteran EGC,Jakarta.

H.M.Sjaeffollah Noer,dkk.,1996.Buku Ajar Penyakit Dalam.Edisi ketiga,balai


penerbit FKUI,Jakarta

Sri Reseki H. Hadinegoro,dkk.,1999.Demam Berdarah Dengue Naskah


Lengkap.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta.

Doenges Marylinne,1999.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien

Anda mungkin juga menyukai