Anda di halaman 1dari 4

TransAsia Airways Penerbangan 235

TransAsia Airways Penerbangan 235 (GE235/TNA235) adalah penerbangan rute

Taipei ke Kinmen, Taiwan. Pada tanggal 4 Februari 2015, pesawat yang

mengoperasikan penerbangan ini jatuh ke Sungai Keelung bersama 58

penumpangnya tidak lama setelah lepas landas. Pilot melaporkan kebakaran di salah

satu mesin turboprop-nya tepat sebelum jatuh. Ini merupakan kecelakaan mematikan

kedua yang dialami TransAsia Airways dalam satu tahun setelah Penerbangan 222.

Pada 6 Februari 2015 diberitakan, sebanyak 15 penumpang selamat, 42 orang tewas,

dan 1 penumpang masih dinyatakan hilang. Pesawat yang terlibat kecelakaan ini

adalah ATR 72-600 turboprop ganda dengan nomor registrasi B-22816, MSN 1141.

Pesawat ini pertama kali terbang tanggal 28 Maret 2014 dan diterima oleh TransAsia

Airways pada 15 April 2014. Penerbangan 235 berangkat dari Bandar Udara

Songshan Taipei dengan 53 penumpang dan 5 awak kabin. Pesawat meninggalkan

bandara pukul 10:53 waktu Taiwan (02:53 UTC). Rekaman komunikasi pengawas

lalu lintas udara menunjukkan bahwa pilot mengeluarkan panggilan darurat dan

melaporkan kebakaran mesin. Pada pukul 10:55, pengawas kehilangan kontak dengan

pesawat. Pesawat jatuh di Sungai Keelung dekat Bandara Songshan. Tepat sebelum

pesawat menabrak air, sayap kirinya menghantam jalan layang dan melukai dua

orang di dalam taksi. Sedikitnya 26 orang tewas. Setelah pesawat berhenti bergerak

beberapa meter dari pinggir sungai, Departemen Pemadam Kebakaran Taiwan


mengadakan operasi penyelamatan. Tim penyelamat mengeluarkan penumpang dari

badan pesawat yang setengah tenggelam dan membawa mereka ke daratan

menggunakan perahu karet. Pada pukul 20:00, tim penyelamat memindahkan bangkai

pesawat ke daratan.
KMP Windu Karsa (27 Agustus 2011)

KMP Windu Karsa bertolak dari dermaga Pelabuhan Penyeberangan Bajoe, Sulawesi

Selatan, untuk memulai perjalanan menuju Kolaka, Sulawesi Tenggara pada 26

Agustus 2011. Kapal tersebut memuat 110 penumpang beserta 29 awak kapal.

Kejadian berawal dari air laut yang menggenangi geladak. Lama kelamaan ketinggian

air telah melewati motor dan mesin kemudi sehingga pompa elektrik hidrolik mesin

kemudi tidak berfungsi. Kapal terus mengalami kemiringan, hingga puncaknya

mencapai 90 derajat sehingga sebagian penumpang terjatuh dari geladak akomodasi

penumpang. Akhirnya, kapal tersebut tenggelam pada kedalaman 60 meter. Peristiwa

ini terjadi karena ada gangguan stabilitas setelah air masuk ke KMP Windu Karsa.

Sebanyak 91 orang korban telah dievakuasi dan sisanya dilakukan penyelamatan oleh

beberapa kapal bantuan dan dibantu oleh TNI AL.


TUGAS

MATA KULIAH

KEPERAWATAN BENCANA

RESIKO BENCANA ALAM

(KEGAGALAN TEKNOLOGI)

DISUSUN OLEH:

MUH ISWA

163010045

Prodi Keperawatan

Semester 7

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

TAHUN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai