Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KMB III

“ MENINGITIS “

OLEH:

KELOMPOK III

HERNAWATI

MUH. ISWAN

RITA ANRYANI

PITER DESRY BOBOY

UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman untuk para pembaca.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

GOWA, 14 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ........................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................

Bab II Pembahasan

A. Konsep Meningitis ..................................................................................

B. Anatomi Fisisologi Selaput Otak ............................................................

C. Etiologi ...................................................................................................

D. Patofisiologi ............................................................................................

E. Tanda dan Gejala ....................................................................................

F. Komplikasi ..............................................................................................

G. Pencegahan .............................................................................................

H. Penatalaksaan ..........................................................................................

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................

B. Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara anatomi meningen menyelimuti otak dan medula spenalis. Selaput otak

terdiri atas tiga lapisan dari luar kedalam yaitu durameter, arakhnoid, dan

piameter. Durameter terdiri atass lapisan yang berfungsi kecuali diladalm tulang

tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus

venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua

humisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari

durameter yang memisahkan lobus oksifitalis dari serebellum. Araknoid

merupakan membran lembut yang bersatu di tempatnya dengan diameter,

diantaranya terdapat ruang subaraknoid dimana terdapat arteri dan vena serebri

dan dioenugi oleh cairan serebrosvinal. Sisterna magna adalah bagian terbesar

dari ruang subaraknoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah

diantara serebellum dan medulla oblongata. Diameter merupakan membran halus

yang kaya akan pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke otak dalam

jumlah yang banyak. Secara ringkas pengertia dari meningitis adalah radang pada

meningen atau membran (selaput) yang mengelilingi otak dan medula

spinalis.penyakit ini mempunyai insiden tertinggi pada anak dibawah usia 5

tahun,dengan puncak insiden pada anak usia 3-5 bulan (speer, 2007)
B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian meningitis ?

2. Jelaskan konsep meningitis !

3. Jelaskan klasifikasi meningitis !

4. Apakah anatomi fisiologi selaput otak ?

5. Apa sajakah etiologi meningitis ?

6. Jelaskan patofisiologi meningitis !

7. Jelaskan penatalaksanaan meningitis !

8. Bagaimanakah tanda dan gejala meningitis pada anak ?

9. Apakah penyebab dari meningitis ?

10. Bagaimana gambaran klinis pada meningitis ?

11. Apa saja komplikasi pada meningitis ?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep meningitis

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian meningitis

3. Mahasiswa memahami klasifikasi meningitis

4. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala meningitis pada anak

5. Mahasiswa mampu mengkaji Asuhan keperawatan meningitis

6. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab meningitis pada anak

7. Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi pada meningitis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Meningitis

1. Pengertian meningitis

Meningitis adalah Peradangan pada selaput meningen, cairan

serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada

sistem saraf pusat (yuliani, 2010).

Meningitis adalah peradangan pada susunan saraf, radang umum pada

araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, rikersia atau protozoa,

yang dapat terjadi secara akut dan kronis (arif mansjoer, 2000).

Meningitis adalah peradangan selaput, semsum tulang belakang, atau

keduanya penyebabnya adalah bakteri atau virus, miningitis sering didahului

oleh infeksi pernafasan, tenggorok atau tanda dan gejala flulike. Sejumlah

kuman neisseria meningitidis merupakan penyebab meningitis yang sering.

Penyakit ini mempunyai insiden tertingi pada anak dibawah usia 5 th, dengan

puncak insidensi pada anak usia 3-5 bulan. Bentuk meningitis yang berat,

yaitu meningokoksemia yang memiliki serangan cepat dan dapat

menyebabkan kematian. Tanda dan gejala meliputi demam tinggi, letargi,

menggigil, dan timbul ruam pada kulit (kathleen, 2008).


2. Klasifikasi Meningitis

a. Meningitis Purulenta

Radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan

medula spinalis

b. Meningitis Tuberkulosa Generalisata

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan

otak yang jernih, penyebab terjadinya adalah mycobacterium tuberculosa.

Meningitis diklasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya:

1. Aepsis

Meningitis asepsis mengacu pada salah satu menigitis virus atau

menyebabkan iritasi meningen yang disebabkan oleh abses otak,

ensefalitis, limfoma, leukemia, atau darah di ruang subarakhnoid.

2. Sepsis

Meningitis sepsis menunjukan meningitis yag disebabkan oleh

organisme bakteri seperti meningokokus, stafilokokus, atau basilus

influenza.

3. Tuberkulosa

Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel.

Infeksi meningen umumnya di hubungkan dengan satu atau dua jalan,

yaitu melalui salah satualiran darah sebagai konsekuensi dari infeksi-infeksi

bagian lain, seperti selulitis, melalui penekanan langsung seperti didapat

setelah cedera traumatik tulang wajah. Dalam jumlah kecil ada beberapa kasus
merupakan iatrogenetik atau hasil sekumder prosedur invasif (seperti lumbal

fungsi) atau alat-alat invasif (seperti alat TIK) (arif muttaqin, 2008)

B. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak

Selaput otak terdiri darei 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter,

Aranoid, Piameter. Durameter terdiri lapisan yang berfungsi kecuali didalam

tulang tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat

sinus venosis. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan

kedua hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang

horizontal dari durameter yang memisahkan lobsus oksifitalis dari serebelum.

Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan

parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena

serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian

terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah

diantara serebelum dan medulla oblongata. Piameter merupakan memmbran yang

kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah

yang banyak.

C. Etiologi

Bakteri yang dapat menyebabkan serangan meningitis diantaranya :

1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)

Bakteri ini paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-

anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga

dan rongga hidung (sinus).


2. Neisseria meningitides (meningcoccus)

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus

pneumoniae,meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian

atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah

3. Haemophilus influinzae

Tipe b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis.

Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga

bagian dalam dansinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah

membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang

disebabkan oleh virus jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria)

Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkanmeningitis.

Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan

yang terkontaminasi.Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dogdan

daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

Bakteri lainnya juga dapat menyebabkan meningitis adalah Saphylococcus

aureus dan Mycobacterium tubercolosis.

D. Patofisiology
Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang

dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan

peningkatan tekanan intra kranial. Efek patologi dan peradangan tersebut adalah :
Hiperemi pada meningen. Edema dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan

tekanan intra kranial.

Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier.

Masuknya dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau pecahnya

abses serebral atau kelainan sistem saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrea akibat

fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana dapat terjadi

hubungan antara GSF dan dunia luar. Masuknya mikroorganisme ke susunan

saraf pusat melalui ruang sub arachnoid dan menimbulkan respon peradangan

pada via, arachnoid, CSF dan ventrikel.

Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel,

edema dan skar jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF

dan menimbulkan hidrosefalus. Meningitis bakteri, netrofil, monosit, limfosit, dan

yang lainnya merupakan sel respon radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan

lekosit yang di bentuk diruang subarachnoid. Penumpukan pada CSF disekitar

otak dan medula spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah

dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan

otak dapat menjadi infarct.

Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales, mump,

herpes simplek dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya tidak

terjadi dan tidak ada mikroorganisme pada kultur CSF.


E. Tanda dan gejala

Kasus meningitis harus ditangani secepatnya karena dianggap sebagai

kondisi medis darurat. Meningitis bisa menyebabkan septikema dan ini bisa

berujung pada kematian.

1. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Remaja dan Orang Dewasa

Jika Anda dicurigai mengidap meningitis bakterialis, Anda harus segera

menghubungi rumah sakit terdekat atau segera menuju ke rumah sakit

secepatnya. Ada tanda-tanda awal yang mungkin Anda lihat sebelum gejala-

gejala yang lain muncul. Meningitis bakterialis memiliki gejala yang muncul

secara tiba-tiba dan bisa memburuk dengan cepat.

Jika terjadi demam tinggi disertai dengan pertanda awal di bawah ini,

harap segera menghubungi dokter atau langsung menunju rumah sakit

terdekat. Sekali lagi, ini merupakan kondisi medis darurat. Tanda-tanda

awalnya adalah:

a. Nyeri pada otot dan persendian, misalnya pada tangan dan kaki

b. Tangan dan kaki akan kedinginan atau bahkan menggigil

c. Kulit pucat atau muncul bintik-bintik merah yang tersebar

d. Bibir terlihat biru

Gejala awal dari meningitis bakterialis sangat umum dan mirip dengan

penyakit lain, di antaranya demam, sakit kepala parah, badan merasa tidak

enak, mual, muntah-muntah. Demam berarti suhu tubuh mencapai 38°

Celcius atau lebih, hal ini bisa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
Tanda demam lainnya adalah wajah akan terasa panas saat disentuh dan kulit

akan terlihat memerah.

Saat meningitis bakterialis bertambah parah, kondisi ini bisa

menyebabkan beberapa hal seperti berikut ini :

a. Bernapas cepat

b. Bingung

c. Mengantuk

d. Leher kaku, meski hal ini jarang terjadi pada anak kecil

e. Ruam merah terang yang tidak memudar atau berubah warna saat gelas

ditekan di atas ruam itu. Tapi gejala ini tidak selalu ada pada setiap orang

f. Sensitif terhadap cahaya (fotofobia), hal ini jarang terjadi pada anak kecil

g. Kejang-kejang

h. Perlu diingat bahwa tanda dan gejala di penderita meningitis bisa

berbeda-beda. Sebagian besar hanya mengalami sebagian gejala-gejala di

atas.

2. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Anak Kecil dan Bayi

Anak kecil dan bayi memiliki gejala-gejala meningitis bakterialis

berbeda. Ada kemungkinan terjadi pembengkakan pada bagian ubun-ubun

pada sebagian bayi yang mengidap meningitis. Gejala-gejala yang mungkin

terjadi di antaranya:

a. Terus menerus menangis tanpa alas an

b. Mudah marah dan tidak mau digendong


c. Kehilangan selera makan

d. Muntah-muntah

e. Pucat dan muncul bintik-bintik merah

f. Sangat mengantuk dan tidak ingin bangun

g. Lunglai dan tidak responsif. Pergerakan yang kaku dan patah-patah

h. Tatapan kosong

Gejala Meningitis Virus

Gejala-gejala flu ringan akan muncul pada kebanyakan orang yang

mengidap meningitis virus seperti demam, sakit kepala, dan badan merasa

tidak sehat.Meningitis virus biasanya tidak berlanjut menjadi septikemia atau

infeksi darah, berbeda halnya dengan meningitis bakterialis yang berpotensi

terjadi komplikasi. Tapi pada kasus yang lebih parah, gejala-gejala

meningitis virus dapat berupa :

a. Diare

b. Mual dan muntah-muntah

c. Leher kaku

d. Nyeri otot atau persendian

e. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

F. Komplikasi

Penyakit meningokokus adalah kondisi dimana meningitis dan infeksi darah

terjadi bersamaan. Dari seluruh kasus meningitis, diperkirakan 25% orang dengan

penyakit meningokokus akan mengalami komplikasi. Meningitis bakterialis bisa


memberi tekanan yang berat pada tubuh dan otak. Tingkat keparahan komplikasi

bisa bersifat sementara atau permanen, serta berbeda-beda pada berbagai orang.

Risiko komplikasi makin tinggi jika infeksi meningitis makin parah.

Komplikasi ini lebih sering terjadi pada kasus meningitis bakterialis daripada

kasus meningitis virus. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi:

1. Masalah ingatan atau konsentrasi

2. Kehilangan pendengaran, bisa parsial atau total

3. Kesulitan belajar, bisa sementara atau permanen

4. Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan

5. Masalah dalam berbicara

6. Penglihatan hilang, bisa sebagian atau total

7. Epilepsi

G. Pencegahan

Meningitis adalah hasil dari infeksi yang menjalar. Bakteri atau virus yang

menyebabkan meningitis bisa tersebar melalui batuk, bersin, ciuman, atau berbagi

peralatan. Beberapa langkah awal untuk mencegah terjangkit meningitis adalah:

1. Mencuci tangan

2. Berlatih hidup higienis

3. Pola hidup sehat

4. Menutup mulut saat bersin atau batuk

5. Jika sedang hamil, berhati-hati dalam memilih makanan


Banyak kasus meningitis virus dan bakteri bisa dicegah dengan berbagai

macam vaksin. Bicarakan dengan dokter jika Anda tidak yakin apakah vaksinasi

Anda yang terbaru atau tidak. Vaksin yang sudah tersedia antara lain:

1. Vaksin MMR (campak, gondongan dan campak Jerman): Dapat diberikan

pada umur 12 bulan, vaksin ulangan umur 5-7 tahun

2. Vaksin pneumokokus (PCV): Usia di bawah 1 tahun diberikan setiap dua

bulan sekali, di atas dua tahun cukup diberikan sekali

3. Vaksinasi DTaP/IPV/Hib: Perlindungan pada bakteri Hib,

difteri, batuk, tetanus dan virus polio

4. Vaksin meningitis belum termasuk jadwal imunisasi anak tetapi dapat

didapatkan di Indonesia. Konsultasikanlah dengan dokter Anda jika

menginginkan vaksin tersebut.

H. Penatalaksanaan

1. Pemberian antibiotic

Pemberian antibiotik harus tepat dan cepat sesuai dengan bakteri

penyebabnya dalam dosis yang cukup tinggi. Sambil menunggu hasil biakan

sebaiknya diberikan antibiotik dengan spectrum luas. Antibiotik diberikan

selama 10-14 hari atau sekurang-kurangnya 7 hari setelah demam bebas.

Pemberian antibiotic sebaiknya secara parental.

2. Manajemen Terapi

a. Isolasi

b. Terapi anti mikroba sesuai hasil kultur


c. Mempertahankan dehidrasi, monitor balance cairan (hubungan dalam

edema serebral)

d. Mencegah dan mengobati komplikaasi

e. Mengontrol kejang

f. Mempertahankan ventrilasi

g. Mengurangi menigkatnya tekanan intra cranial

h. Penatalaksanaan syok septic


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meningitis adalah Peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal

dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat

(suriadi, rita yuliani, 2010).

Meningitis adalah peradangan pada susunan saraf, radang umum pada

araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, rikersia atau protozoa,

yang dapat terjadi secara akut dan kronis (arif mansjoer, 2000). Penyakit

meningitis mempunyai insiden tertinggi pada anak dibawah usia 5 tahun,dengan

puncak insiden pada anak usia 3-5 bulan (speer,2007)

Klasifikasi Meningitis:

1. Meningitis Purulenta

Radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medula

spinalis

2. Meningitis Tuberkulosa Generalisata

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak

yang jernih, penyebab terjadinya adalah mycobacterium tuberculosa.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini agar lebih diperdalam, dengan tambahan

beberapa sumber buku lagi, untuk menambah dan melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Apa Itu Meningitis. URL:http://www.bluefame.com/lofiversion/in

dex-php/t47283.html (Diakses pada tanggal20 Januari 2015, 14.05 WIB)

Japardi, Iskandar. 2002. Meningitis Meningococcus. USU digital library URL

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf (Diakses pada

tanggal, 20 Januari 2015, 14.10 WIB)

Quagliarello, Vincent J., Scheld W. 1997. Treatment of Bacterial Meningitis. The

New England Journal of Medicine. 336 : 708

16 URL : http://content.nejm.org/cgi/reprint/336/10/708.pdf(Diakses pada tanggal

20 Januari 2015, 14.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai