Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PROMOSI KESEHATAN PADA LANSIA”

OLEH :

GITA MAWARNI (163010034)

SEMESTER 7

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungan dan kesehatan
sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini dengan judul ”PROMOSI
KESEHATAN PADA LANSIA”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Keperawatan Gerontik.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini


penyusun banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan
keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki
penyusun, maka penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Gerontik yaitu Ibu Mirnawati, S.Kep.,Ns. serta teman- teman
sekalian.

Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan
datang. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.

Gowa, 24 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG .......................................................................................

b. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................

c. TUJUAN MASALAH .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

a. Definisi Promosi Kesehatan ................................................................................

b. Dewasa Lanjut/Lansia ........................................................................................

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ..............................................................................................................

b. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman
hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah
dan swasta bersama-sama.

Salah satu usaha pemerinTah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup


sehat dan pelaksanaannya bagaimanana cara hidup sehat adalah dengan cara
melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi
juga bias dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut
dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.Mengingat tugas kita
sebgaai tim medis adlaah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup
sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang
“Promosi Kesehatan”

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah
hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang
dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang
akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu
diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan
hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ada bagaimana promosi kesehatan pada lansia.

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Makna Promosi Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Promosi Kesehatan Pada Lansia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan
mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over,
and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan
adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi
mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk
menyehatkan diri mereka.
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan
berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan
lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari
pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha
individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).
Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program
kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor,
2003). Dalam hal ini, orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena
penyakit, semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian,
promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga,
sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan
kesehatan. Menurut Green dan Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah
kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan
peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan

B. Lansia (Lebih dari 65 tahun)


1. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego
versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang
kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan
yang dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir
kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali
merasa pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.

Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:

1. Usia 65-75 tahun


 Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang
menurun.
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang
menurun.
 Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman.
 Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak
yang sudah dewasa.
 Menyesuaikan diri dengan waktu luang.
 Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
2. Usia 75 tahun atau lebih
 Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
 Menjaga kesehatan fisik dan mental.
 Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo.
 Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain.
 Menemukan makna hidup.
 Mengurus akan kematiannya kelak.
 Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas.
 Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan.

b. Perkembangan Kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia.
Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu,
aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan
intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis.
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat
menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja
berlalu. Dan mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.

c. Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan
moral, mereka mematuhi setiap aturan agar tidak menyakiti atau
menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka
mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan
orang lain.

d. Perkembangan Spiritual
Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi
lansia, yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan
dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang
kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah keagamaan. Keterkaitan
lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau
nasib baikMasalah Kesehatan
2. Masalah kesehatan Pada Lansia
1. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia.
Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh kasus
fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan oleh insiden
jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang semakin lambat,
dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat
menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan.

2. Penyakit Ketunadayaan Kronik


Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti
artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan
pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya
yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.

3. Penyalahgunaan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap
memerlukan obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu
secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan, seperti
mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat
bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau
mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk
pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan
ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta memperlambat
respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan dan kematian.
5. Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung
lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif. Tipe
dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer.
6. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas
usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung
pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat berupa penganiayaan
fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual; penganiayaan keuangan;
dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman,
penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat terjadi
di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas layanan
jangka panjang.
3. Pengkajian Perkembangan Dewasa Tua/Lanjut Usia
Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia antara lain:
a. Perkembangan Fisik
 Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan,
persepsi).
 Menyesuaikan gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang
menurun.
 Menjaga agar tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap
normal sesuai usia dan jenis kelamin.
b. Perkembangan Psikososial
 Mengatur masa pension dalam cara yang memuaskan.
 Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi.
 Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga.
 Memiliki harga diri yang tinggi.
 Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
c. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
 Melakukan praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola
tidur.
 Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk
memperoleh bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari.

4. Promosi Kesehatan Pada Dewasa Lanjut/Lansia (Diatas 65 Tahun)

Promosi Kesehatan untuk Lanjut Usia


Tes dan Skrining Kesehatan  Foktor nutrisi dan olahraga
 Seperti pada individu paruh yang dapat menyebabkan
baya penyakit kardiovaskular (mis.,
Keamanan obesitas, asupan kolesterol dan
 Tindakan keselamatan di rumah lemak, kurang olahraga
guna mencegah bahaya jatuh,  Program olahraga moderat yang
kebakaran, terbakar, luka bakar, dilakukan secara teratur guna
dan tersengat listrik. mempertahankan mobilitas
 Dukungan keselamatan sendi, tonus otot, don kalsifikasi
berkendara, terutama saat tulang
mengemudi di malam hari Interaksi Sosial
 Tindakan kewaspadaan untuk  Kegiatan intelektual dan
mencegah kecelakaan pada rekreasi pendukung
pejalan kaki  Hubungan personal pendukung
 yang membantu upaya diskusi
Nutrisi dan Olahraga mengenai perasaan,
 Pentingnya diet seimbang kekhawatiran, dan rasa takut
dengan jumlah kalori yang lebih  Ketersediaan pusat komunitas
sedikit untuk mengakomodasi sosial dan program- program
laju metabolik yang lebih bagi lansia
rendah serta aktivitas fisik yang Eliminasi
menurun  Pentingnya serat yang adekuat
 Pentingnya vitamin D dan dalam diet, olahraga yang cukup,
kalsium dalam jumlah yang dan cairan sedikitnya 8 gelas
mencukupi guna mencegah sehari untuk mencegah
osteoporosis konstipasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, kami menyimpulkan bahwa pada
dewasa memiliki tiga fase yaitu fase dewasa awal/dewasa muda (20-40 Tahun),
menengah/Paruh Baya (40-65 Tahun), dan tua/Lanjut Usia (Diatas 65 Tahun). Dari
masing-masing fase tersebut terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi oleh individu yang terlibat. Jika individu tidak dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangannya dengan baik maka tugasnya dalam tahap perkembangan
selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat penting, Perawat
harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama pada fase dewasa
ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap perkembangan serta
promosi kesehatan untuk setiap fasenya dengan Baik

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara
lain sebagai berikut:
 Agar perawat dapat memahami setiap proses pertumbuhan dan perkembangan
dari masing-masing fase orang dewasa.
 Kepada tema-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan
lebih dalam lagi mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada fase dewasa ini
sehingga dapat memiliki pedoman pengajaran lebih banyak lagi dalam
menerapkan penegetahuan kita di lapangan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

 Kozier.Erb.Berman.Snyder.2010. Buku Fundamental Keperawatan. Ed. 7.


Vol.1.Jakarta:EGC
 Santrok.John W.2002. Life Span Development: Perkembangan Masa
Hidup,Ed.5.Jilid 2. Jakarta:Erlangga
 Suprijanto.2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai