DI SUSUN :
POSKO II
(KELOMPOK 4 & KELOMPOK 8)
PRECEPTOR INSTITUSI
(....................................................)
Bismillahirrahmanirrahiim,
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta, wahai Dia yang
karena-Nya terlepas simpul kesulitan, wahai Dia yang dari-Nya diperoleh jalan keluar menuju
jalan keselamatan, yang telah menganugerahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada
Kelompok 4 dan kelompok 8 (Posko 2) sehingga “Laporan Hasil Analisa Asuhan
Keperawatan Komunitas Di Lingkungan Songkolo Kelurahan Borongloe Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa” ini dapat terselesaikan walaupun masih jauh dari
kesempurnaan.
Semoga Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada hambah- Nya yang diutus
sebagai rahmat bagi sekalian alam, sang revolusioner dunia sejati yang telah mengantarkan kita
dari pengetahuan klasik sampai kepada pengetahuan modern yaitu Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW.
Segala kesempurnaan di dunia ini hanyalah milik Allah SWT semata dan dengan rendah
hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan komunitas ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu kritik, saran dan sanggahan yang bersifat membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan komunitas ini. Besar harapan penyusun
dengan adanya laporan komunitas yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
membantu penyusun untuk menyempurnakan laporan komunitas ini. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 6
1.1.Latar Belakang ................................................................................................... 6
1.2.Tujuan................................................................................................................. 7
1.3.Manfaat............................................................................................................... 8
1.4.Ruang Lingkup ................................................................................................... 8
1.5.Metode Penulisan ............................................................................................... 9
1.6.Sistematika Penulisan ......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................... 10
2.1.Konsep Keperawatan Komunitas ....................................................................... 10
2.2.Asuhan Keperawatan Komunitas ....................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 16
3.1. Pengkajian ......................................................................................................... 16
3.2. Analisa Data ...................................................................................................... 31
3.3.Prioritas Masalah ................................................................................................ 33
3.4.Diagnosa ............................................................................................................. 35
3.5.Planing Of Action ............................................................................................... 35
3.6.Implementasi ...................................................................................................... 37
3.7. Evaluasi ............................................................................................................. 39
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 47
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 47
5.2. Saran .................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
Senggang
Tabel 3.26 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lansia yang Ikut Posbindu
Tabel 3.27 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Lansia
Tabel 3.28 Analisa Data
Tabel 3..29 Prioritas Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas Lingkungan Songkolo
Kelurahan Boronglo Kecamatann Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tabel 3.40 Planing Of Actions (Poa) Program Profesi Ners Umi Angkatan XIII Wilayah
Kerja Lingkungan Songkolo Kelurahan Borongloe Kecamtan Bontomarannu
Kabupaten Gowa
Tabel 4.1 Hasil Kegiatan
Tabel 4.2 Faktor Penghambat Dan Pendukung Pelaksanaan Kegiatan (Analisis Swot)
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbicara mengenai kesehatan tentunya kita tidak terlepas dari definisi klasik WHO
tentang kesehatan yaitu “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak sedang
menderita sakit atau kelemahan”. Mengapa WHO memasukkan istilah sosial? Sosial
berarti “Hidup bersama dalam kelompok dengan situasi yang saling membutuhkan satu
dengan yang lain”. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap
berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun
dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Efendi, 2016).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari. Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan,
melaksanakan fungsi- fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Sehat secara sosial meupakan hasil dari interaksi positif di
dalam komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada stressor yang ada
dan kemampuannya untuk mengatasi masalah serta memelihara homeostasis. Setiap
manusia mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub yaitu keadaan sehat optimal dan
keadaan sakit (Efendi, 2016).
Asuhan keperawatan komunitas merupakan pelayanan kesehatan terhadap klien baik
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang diberikan secara holistik (bio-psiko-
sosio-spiritual) bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan komunitas
sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah (Sinaga, 2021 ). Definisi sehat terkini yang
dianut oleh beberapa negara maju seperti Kanada yang mengutamakan konsep sehat-
produktif, sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya
kesehatan harus diarahkan untuk dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan
6
yang cukup agar bisa hidup produktif. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah satu
komponen utama selain pendidikan dan pendapatan perkapita (Efendi, 2016).
Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang memiliki peran penting dalam
mendukung percepatan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal maka diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah pusat dan daerah. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
ditetapkan sub sistem upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama
diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran serta aktif masyarakat dan swasta, sedang
UKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah. Penyelenggaraan
upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan,
terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu (Efendi, 2016).
1.2.Tujuan
1. Tujuan Umum
untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001 dan
002 /RT 001 dan 002 kelurahan borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di lingkungan
songkolo RW 001 dan 002 /RT 001 dan 002 kelurahan borongloe kecamatan bontomarannu
kabupaten gowa, mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001 dan
002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
2) Menetapkan diagnose keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001 dan
002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
3) Menetapkan intervensi keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001 dan
002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
4) Menerapkan implementasi keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001
7
dan 002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
5) Melakukan evaluasi keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001 dan
002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
6) Melakukan dokumentasi keperawatan komunitas di lingkungan songkolo RW 001
dan 002 /RT 001 dan 002, wilayah kerja Puskesmas Bontomaranno kelurahan
borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
1.3.Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam menghadapi
dinamika masyarakat.
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang dialami
masyarakat.
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang kondisi kesehatan
masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Bontomarano kelurahan
Bontomarano Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan guna membantu program
kesehatan pada masyarakat.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktek Keperawatan Komunitas yang dilakukan Mahasiswa Profesi
Ners Angkatan XIII Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
8
selama 5 minggu ( 14 April 2022 s/d 04 Juni 2022) berlokasi di Lingkungan Songkolo
Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
10
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
11
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
2) Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus
yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun
tidak terikat dalam suatu institusi
3) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal
4) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas)
5) Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa)
yang mempunyai :
a. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah
lain
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
d. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
e. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
(Akbar, 2019).
4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengemblikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif
(Efendi & Makhfudli, 2015)
5. Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :
12
1) Proses Kelompok
2) Pendidikan kesehatan
3) Kerja sama (partnership) (Akbar, 2019)
13
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2015).
b. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Analisa data adalah Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2015). Kesehatan Diagnosis
keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun
potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang
ada.Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),
etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S)
(Mubarak, 2015).
c. Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang
sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencaan intervensi
yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah:
d. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan harus bekerjasama
dengan angota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2015).
a) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatankesehatan
c) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
e. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
14
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2015). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah:
a) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
d) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
e) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatankesehatan
f) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk
mencegahgangguan penyakit
g) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengkajian
1. Karakteristik komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2014). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya.Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dansebagainya
(Mubarak, 2015).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2014).
Karakteristik wilayah komunitas yang akan dilakukan kegiatan berada di
lingkungan songkolo kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten
Gowa.
a. Data yang akan digali lebih lanjut
Data yang diperoleh dari Puskesmas Bontomarannu selama 6 bulan terakhir
didapatkan 10 jenis penyakit terbanyak yaitu demam yamg tidak diketahui
sebabnya (718), batuk (576), ispa (569), dermatitis dan eksim (521), luka
kecelakaan (511), sakit kepala (397), influenza (372), commond cold (341),
gastritis (318), artritis dan lainnya (152).
Dari data tersebut maka dilakukan pendataan di wilayah kerja lingkungan
Songkolo Kecamatan Makassar dengan hasil sebagai berikut :
16
1) Data Demografi
Dari data yang didapatkan pada saat pendataan, tahun 2022, Jumlah Kepala
Keluarga di lingkungan songkolo Kelurahan Borongloe Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa
dengan perincian menurut jenis kelamin sebagai berikut:
1. Jumlah KK : 6 0 0 KK
2. Jumlah penduduk : 1993 jiwa
n = N
1 + Ne2
Ket :
N = Ukuran Populasi
Penye :
n = 600
1 + (600 x 0,052)
17
2) Komposisi keluarga
18
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di
Lingkungan Songkolo Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa
No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 240 100
Total 240 100%
Sumber : Data Primer April 2022
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan agama di lingkungan songkolo Kelurahan borongloe
Kecamatan Makassar dari 240 jiwa (100 %). Dimana semua penduduk
beragama islam.
19
5 O 46 19,2
Total 240 100 %
20
2 Lengkap 123 51,3
3 Tidak lengkap 80 33,3
Total 240 100 %
.
21
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Lingkungan Songkolo Kelurahan
Borongloe Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Belum Sekolah 2 0,8
2 SD 47 19,6
3 Tamat SD 54 22,5
4 Tidak Tamat SD 16 6.7
5 SMP 45 18,8
6 SMA 69 28,8
7 D III 1 0,4
8 S1 5 2,1
9 Pasca Sarjana 1 0,4
Total 240 100 %
22
7 Tidak bekerja 7 2.9
8 IRT 15 6,3
Total 240 100 %
Sumber : Data Primer April 2022
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan pekerjaan di dilingkungan songkolo dari 240 jiwa (100%)
dimana jumlah pekerjaan terbanyak adalah petani yaitu sebanyak 82 jiwa
(34,2%), dan jumlah pekerjaan paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI
sebanyak 3 jiwa (1,3%). Jumlah penduduk yang tidak bekerja sebanyak 7
jiwa (2,9%).
23
Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jaminan
Kesehatan di lingkungan songkolo Kecamatan Bontomarannu
Kabupaten Gowa
24
2 Semi Permanen 8 3,3
3 Tidak Permanen 1 0,4
Total 240 100 %
25
3 Tertutup, tidak kedap air 39 16,3
4 Terbuka, kedap air 55 22,9
Total 240 100 %
27
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
yang terdata di lingkungan songkolo dari 240 jiwa (100%),
berdasarkan Jenis Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur, IUD
(0,8%), Suntik (5,4%), Pil (3,8%) dan yang tidak ikut KB (90,0%).
29
yang terdata di lingkungan songkolo dari 240 jiwa (100%),
berdasarkan Aktivitas Lansia Pada Waktu Senggang, Tidak Ada
Lansia (50,4%), Berkebun (20,4%), Nonton TV (18,8%) dan Bukan
Salah Satunya (10,4%).
30
2. Rencana Keperawatan
a) Tabel 3.28 analisa data
No. Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
1. Resiko terjadinya penyakit Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat berhubungan dengan faktor resiko
akibat lingkungan yang tidak kurangnnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan ditandai dengan :
sehat berhubungan dengan Sebagian masyarakat memiliki kandang ternak yang tidak terawat sebanyak
faktor resiko kurangnnya 66,7 % dan terawat 31,3 %
kepedulian masyarakat Masih adanya warga yang membuang sampah sembarang tempat sebanyak 1,3 %, suangai 1,
terhadap kebersihan 3%
lingkungan.
2. Resiko terjadinya penurunan Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut dilingkungan songkolo kelurahan
derajat kesehatan pada usia borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa berhubungan dengan tidak adanya
lanjut dilingkungan songkolo pembinaan usia lanjut, tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan usila
kelurahan borongloe ditandai dengan:
kecamatan bontomarannu Belum efektifnya posbindu lansia dilingkungan songkolo
kabupaten gowa
berhubungan dengan tidak
adanya penetapan waktu yang
pasti dalam pelaksanaan
jadwal posbindu dilingkungan
songkolo
31
b) Dari analisa data di atas diagnosa yang muncul
1. Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat berhubungan
dengan faktor resiko kurangnnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan.
2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut dilingkungan
songkolo kelurahan borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
berhubungan dengan tidak adanya penetapan waktu yang pasti dalam
pelaksanaan jadwal posbindu dilingkungan songkolo
32
3. TABEL 3..29 PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS LINGKUNGAN SONGKOLO
KELURAHAN BORONGLO KECAMATANN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA
DIAGNOSA
NO A B C D E F G H I J K TOTAL PRORITAS
KEPERAWATAN
37
33
KETERANGAN :
G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas Kesehatan
37
34
3.2. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah
1. Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat berhubungan dengan faktor resiko kurangnnya kepedulian
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut dilingkungan songkolo kelurahan borongloe kecamatan
bontomarannu kabupaten gowa berhubungan dengan tidak adanya penetapan waktu yang pasti dalam pelaksanaan jadwal
posbindu dilingkungan songkolo
1. Resiko terjadinya Memberikan edukasi kesehatan Penyuluhan Warga 30 menit Masjid Rp.100.000 Mahasiswa
penyakit akibat mengenai phbs, menjadwalkan phbs, lingkunga , Profesi Ners
baksos, dan n lingku Kelompok 4
lingkungan yang tidak baksos setiap hari sabtu, dan pengadaan songkolo ngan dan 8, kader
sehat berhubungan melakukan pembuatan tempat tempat songko dan pihak
sampah di lo puskesmas
dengan faktor resiko sampah di 8 titik di lingkungan
8 titik
kurangnnya kepedulian songkolo agar dapat
masyarakat terhadap meminimalisir terjadinya
kebersihan lingkungan. penyakit
37
35
2. Resiko terjadinya Memberikan usulan penetapan Diskusi Warga , 45 menit Kantor desa Rp.1.500.0 Mahasiswa
penurunan derajat kegiatan posbindu, melakukan bersama pemerinta 00 Profesi
pihak h desa, Ners
kesehatan pada usia senam lansia tiap hari sabtu di puskesmas dan pihak Kelompok
lanjut dilingkungan Puskesmas, melakukan mengenai puskesma 4 dan 8,
pengusulan s kader dan
songkolo kelurahan pemeriksaan kesehatan yang
ketetapan lingkunga pihak
borongloe kecamatan bekerja sama dengan pihak pelaksanaan n puskesmas
bontomarannu puskesmas dilingkungan kerja kegiatan songkolo
posbindu,
kabupaten gowa puskesmas bontomarannu yaitu kegiatan
berhubungan dengan lingkungan songkolo senam
lansia, dan
tidak adanya
pemeriksaan
penetapan waktu yang kesehatan
pasti dalam pemerintah
desa serta
pelaksanaan jadwal
warga
posbindu
dilingkungan
songkolo
37
36
51
3.4. Implementasi
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mengacu pada ilmu dan
kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat terutama kelompok risiko
tinggi. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapan
asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan
sangat tergantung pada respon positif dari masyarakat terutama dalam
memberikan informasi yang valid dan akurat. Melalui pendekatan dan
melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh
agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan
keperawatan langsung pada masyarakat.
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan
tahapan pada proses keperawatan di klinik keperawatan yang meliputi:
Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi .Pembahasan inipun
mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,
Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).
1. Implementasi Fisik
1) Melakukan kegiatan Sabtu Bersih (Kerja Bakti Bersama Masyarakat)
tiap hari sabtu dengan tujuan membersihkan lingkungan, sehingga
lingkungan bersih dan bebas dari bakteri, serta masyarakat dapat
memahami pentingnya menjaga kesehatan lingkungan terutama pada
permasalahan sampah, dengan hasil kerja bakti telah dilaksanankan
pada minggu pertama masa Praktik Komunitas Mahasiswa, yaitu pada
hari Sabtu, 14, 21, Mei 2022.
2) Melaksanakan kegiatan senam lansia setiam hari sabtu di Puskesmas
Bontomarannu pada tanggal 14, 21 Mei 2022
3) Meklaksanakan kegiatan pengadaan tempah sampah di lingkungan
songkolo pada tanggal 30 Mei 2022
37
2. Implementasi Non Fisik
1) Dilakukannya Pemeriksaan Kesehatan Gratis yaitu pemeriksaan gula
darah, asam urat , kolesterol, dan tekanan darah pada warga
dilingkungan Songkolo dan Balang-Balang yang dilaksanakan di
posko 2 lingkungan Songkolo pada hari Jumad, 20 Mei 2022.
2) Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Masjid bersama ibu Majelis Ta’lim agar masyarakat mengetahui
manfaat dari perilaku hidup bersih bagi individu dan kelompok yang
dilakukan pada hari Jumad, 20 Mei 2022.
38
3.5. Evaluasi
Waktu/ Indikator
No. Diagnosa Keperawatan Kegiatan Peserta Hambatan Solusi
Tempat Keberhasilan
1 Resiko terjadinya 1. Pelaksanaan Sabtu, 14 Mei Mahasiswa Indikator Pada saat Perlu arahan
penyakit akibat bakti sosial 2022 / dan warga keberhasilan 80% diadakan kerja mengenai
lingkungan yang tidak setiap hari Lingkungan Lingkungan bakti, sebagian pentingnya gotong
sehat berhubungan sabtu Songkolo Songkolo masyarakat tidak royong
dengan faktor resiko sebanyak 30 berpartisipasi membersihkan
kurangnnya kepedulian orang lingkungan sekitar.
masyarakat terhadap Jumad, 20 Mei Ibu-ibu Indikator Terkendala di Adanya pembagian
kebersihan lingkungan. 2. Penyuluhan 2022 / Masjid majelis keberhasilan 80% LCD yang leaflet mengenai
PHBS Al- Huda Pattiro Ta’lim gambarnya materi penyuluhan
sebanyak 25 kurang besar
orang
3. Pengadaan Senin, 30 Mei Masyarkat Indikator Terkendala pada Adanya pembagian
tempat sampah 2022/ Lingkungan keberhasilan 80% transportasi pada leaflet mengenai
Lingkungan Songkolo saat distribusi materi penyuluhan
Songkolo Di 8 titik tempat sampah
39
37
• Keluraha
n
• Masjid
(3)
• Ibu
lingkunga
n
• Posyando
• 2 posko
2. Resiko terjadinya 1. Diskusi Selasa, 10 Mei Penanggung Indikator Jumlah lansia Dilakukannya
penurunan derajat bersama pihak 2022/ Puskesmas jawab keberhasilan 60% yang sedikit di kegiatan posbindu
kesehatan pada usia puskesmas di Bontomaranno kegiatan Lingkungan yang secara bergilir
lanjut dilingkungan mengenai posbindu Songkolo dimasing-masing
songkolo kelurahan pengusulan setiap lingkungan
borongloe kecamatan ketetapan kerja Puskesmas
bontomarannu pelaksanaan Bontomaranno
kabupaten gowa kegiatan
berhubungan dengan posbindu
tidak adanya penetapan
40
38
waktu yang pasti dalam
pelaksanaan jadwal
posbindu dilingkungan 2. Kegiatan Sabtu, 14, 21 Para lansia di Indikator Pada saat Perlu diadakan
songkolo senam lansia, Mei 2022/ lingkungan keberhasilan 80% melakukan senam edukasi kepada
Puskesmas kerja lansia sebagian para lansia
di Bontomaranno Puskesmas lansia tidak hadir mengenai
Bontomarann karena terkendala pentingya ikut
o terutama dengna waktu dan senam lansia serta
Lingkungan kondisi lansia. memperkuat
Songkolo . pendekatan
yang ikut mahasiswa
serta 19 terhadap warga
peserta
3. Pemeriksaan Jumad , 20 Mei Warga Indikator Kegiatan tidak Perlu arahan
kesehatan 2022/ Posko 2 Songkolo dan keberhasilan 80% sesuai dengan mengenai
lansia Lingkungan Balang- jadwal yang pentingnya tepat
Songkolo balang ditentukan karena waktu
peserta Kurangnya
sebanyak 38 kesadaran
41
39
orang masyarakat untuk
hadir tepat waktu.
4.3. Tabel 4.2 Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Kegiatan (Analisis SWOT)
40
42
dari pemerintah setempat, puskesmas untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan.
Kelemahan : Pada perencanaan ini adalah kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk
beberapa kegiatan yang membutuhkan pembiayaan besar, sehingga beberapa metode tepat
guna disiapkan untuk menghadapi kendala dana tersebut dan dalam penyusuan
perencanaan tidak melibatkan pihak terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Masyarakat menginginkan mahasiswa yang membuat rencana kegiatan dan mereka
mendukung kegiatan yang direncanakan.
Kesempatan :Setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan selalu mendapat dukungan dari kepala Lurah,
Kepala Lingkungan, RT, RW maupun dari puskesmas dan pihak terkaitpun didapatkan
berupa kesediaan kerjasama dalam beberapa kegiatan yang telah direncanakan.
Ancaman : Perencanaaan ini adalah kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan
nantinya akan berkurang berhubungan dengan kesibukan dalam bertani atau malas keluar
rumah. Dan ketidakpastian sumber dana untuk membiayai setiap rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan dan Bantuan dana
3 Pelaksanaan Masalah kesehatan I : Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat berhubungan
dengan faktor resiko kurangnnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan.
Analisis SWOT
Kekuatan : Dalam kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan ini adalah dukungan masyarakat,
43
41
pemerintah setempat, tokoh masyarakat dalam memotivasi masyarakat untuk berperan
serta aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Kelemahan : Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah . Dan
juga diperberat dengan keadaan ekonomi/pendapatan masyarakat yang tidak memadai.
Kesempatan : Adanya beberapa program pemerintah dan puskesmas yang sejalan dengan program
mahasiswa misalnya, melakukan kegiatan Sabtu bersih dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Ancaman : Saat pelaksanaan kegiatan, ada beberapa mahasiswa yang tidak dapat terlibat dalam
kegiatan tersebut karena sulit diatur.
Masalah Kesehatan II:Kurangnya Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut
dilingkungan songkolo kelurahan borongloe kecamatan bontomarannu kabupaten gowa
berhubungan dengan tidak adanya penetapan waktu yang pasti dalam pelaksanaan
jadwal posbindu dilingkungan songkolo
Analisis SWOT
Kekuatan : Yang ada dalam masalah ini adalah adanya minat masyarakat yang cukup besar untuk
mengikuti penyuluhan dan konseling kesehatan, serta adanya dukungan dari
pemerintah setempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
44
42
masalah ini.
Kelemahan : Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan serta
belum ditetapkan secara pasti mengenai jadwal dilakukakannya kegiatan dilingkungan
songkolo.
Kesempatan : Adalah sejalannya beberapa kegiatan dengan program pemerintah dan puskesmas,
misalnya mengadakan posyandu dan pelatihan kader kesehatan
Ancaman : Yang ada dalam masalah ini adalah dibutuhkannya dukungan yang sangat besar dari
aparat pemerintah setempat dan petugas kesehatan dalam tinjaklanjut program serta
dibutuhkannya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
yang ada serta program yang dibuat.
45
43
4.4. Evaluasi
1. Struktur
Dalam perencanaan kegiatan telah diorganisir dengan baik mencakup
penunjukan penanggung jawab dalam setiap kegiatan dengan harapan
tersebut dapat berlangsung dengan baik.
2. Proses
Pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung dengan baik karena semua anggota
kelompok dapat berpartisipasi dan bekerja sama dalam kegiatan yang
dilakukan.
3. Hasil
a. Kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana, yaitu penyuluhan
kesehatan PHBS, pemeriksaan kesehatan lansia, pengadaan senam
lansia setiap hari sabtu, pengadaan tempat sampah dan sabtu bersih
yang dilaksanakan di di lingkungan songkolo terlaksana dengan
cukup baik mengingat antusias masyarakat yang cukup tinggi.
b. Setelah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis dan penyuluhan,
masyarakat mengatakan telah mengerti dan memahami tentang
pentingnya kesehatan baik kesehatan perorangan maupun kesehatan
lingkungan.
46
44
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan komunitas diberikan melalui tahap proses
keperawatan, yang terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosis,
perencanan, implementasi dan evaluasi.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di Lingkungan
Songkolo, mahasiswa melibatkan peran serta masyarakat melalui strategi
pembinaan wilayah dan keluarga binaan dimana mahasiswa dan
masyarakat lainnya bekerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di Lingkungan Songkolo
adalah: Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat
berhubungan dengan faktor resiko kurangnnya kepedulian masyarakat
terhadap kebersihan lingkunganResiko terjadinya penurunan derajat
kesehatan pada usia lanjut dilingkungan songkolo kelurahan borongloe
kecamatan bontomarannu kabupaten gowa berhubungan dengan tidak
adanya penetapan waktu yang pasti dalam pelaksanaan jadwal posbindu
dilingkungan songkolo
4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah tersebut yaitu: Pemeriksaan kesehatan, Penyuluhan kesehatan
penyakit lansia, senam lansia, pengadaan tempat sampah dan penyuluhan
PHBS.
Kegiatan yang dilakukan tersebut tentu saja tidak terlepas dari peran serta
masyarakat sebagai objeknya, serta pihak-pihak lain yang telah mendukung
baik itu pemerintah setempat (aparat desa dan kepala dusun), para tokoh
pendidik, para tokoh masyarakat, dan pihak Puskesmas.
47
5.2. Saran
1. Pihak Pendidikan
a. Dalam proses persiapan memasuki program Kuliah Kerja Profesi Ners
Keperawatan yang dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki
suatu konsep yang terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan
konsep Kuliah Kerja Profesi Ners dengan kondisi lapangan, sehingga
didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan persepsi menuju
peningkatan efektifitas pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi Ners di
lapangan.
b. Untuk meningkatkan, memperluas, dan mempermudah hubungan
instansi yang terkait dengan Kuliah Kerja Profesi Ners Keperawatan
dengan mahasiswa diharapkan adanya kerjasama antara pendidikan
dengan instansi terkait baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk
yang lain.
2. Pemerintah Desa
a. Agar senantiasa memotivasi masyarakat untuk meningkatkan status
kesehatan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
b. Agar melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dirintis oleh
mahasiswa pada hari-hari selanjutnya.
3. Mahasiswa Kuliah Kerja Profesi Ners Keperawatan
Tunjukkan profesionalisme kita sebagai Profesi Ners, sehingga
memberikan kesan yang membekas bagi masyarakat dan bermanfaat bagi
semua pihak yang bersangkutan.Pertahankan kebersamaan dengan
kerjasama yang baik antar anggota kelompok dalam melaksanakan disiplin
Ilmu Profesi Ners sebagai mana yang kami lakukan, sebab itu modal
keberhasilan kita
48
46
DAFTAR PUSTAKA
49
47
48
49