Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................... 1

Kata Pengantar …..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 3

1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................. 8

BAB II PENGERTIAN …………...................................................................... 10

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN…......................................................... 12

3.1 Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial


RUTILAHU………………………….……..…………........................... 12
3.2 Kelompok Penerima Bantuan…………….………………….................. 12
3.3 Prosedur Pengusulan Kegiatan……………………................................. 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SASARAN.......................................................... 15

4.1 Kesimpulan…………………………....................................................... 15
4.2 Saran …………………………………………………………............. 16
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 17
- Alur Pelaksanaan Program Proyek Perubahan melalui kegiatan RUTILAHU (Rumah
Tidak Layak Huni).
- Alur Pelaksanaan Kegiatan Program RUTILAHU secara terpadu.
- Keputusan Bupati Poso nomor : 188.45/1003/2016 tentang Tim Kerja Peningkatan
Kemiskinan melalui Program Rehabilitasi RUTILAHU secara terpadu.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 1


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

KATA PENGANTAR

Dalam upaya pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Poso, Dinas Sosial Kabupaten


Poso melakukan Inovasi-Inovasi yang salah satu Inovasi tersebut ialah Program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu.
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) sebelumnya
kegiatan tersebut telah dilaksanakan oleh berbagai SKPD, namun hasilnya belum terlihat
karena setiap SKPD melakukan kegiatannnya pada berbagai sebaran sasaran yang berbeda
dan tidak fokus pada pemberdayaan Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin. Kaitannya
dengan hal ini perlu dilakukan perubahan yang semula dilakukan partial oleh SKPD diubah
menjadi kegiatan yang dilakukan secara bersama dengan memadukan semua kegiatan SKPD,
membentuk Tim Kerja Terpadu Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu melalui
ketetepan atau Keputusan Bupati Poso. Surat Keputusan Bupati ini akan menjelaskan
kebijakan-kebijakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, dalam
pelaksanaan kebijakan harus dilaksanakan secara terpadu pada semua level kegiatan sehingga
dalam pengentasan kemiskinan yang ada di Kabupaten Poso mencakup pemanfaatan berbagai
potensi untuk kesempatan mendapatkan perumahan yang layak huni.
Dalam Kesempatan ini, Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua
Pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam keseluruhan proses Program Inovasi
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) secara terpadu di Kabupaten
Poso.
Semoga Program Inovasi ini dapat bermanfaat bagi Rumah Tangga Miskin dan
Sangat Miskin untuk mendapatkan Rumah layak huni serta dapat membantu dalam
pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Poso.

Poso, Juli 2016


Kepala Dinas Sosial
Kabupaten Poso

Drs. George V.Y.Tumonggi M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19630614 199003 1 008

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 2


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia, hal ini disebabkan masalah sosial terwujud dari kebudayaan manusia itu
sendiri dan akibat interaksi antar manusia itu sendiri. Permasalahan sosial yang ada
dimasyarakat sangat beragam, masalah yang dihadapi oleh seseorang belum dapat dikatakan
sebagai masalah sosial yang lain. Raab dan Selznick menyebutkan bahwa permasalahan sosial
terjadi dalam masyarakat apabila : 1). Terjadi hubungan antar warga masyarakat yang
menghambat pencapaian tujuan penting dari sebagian besar warga masyarakat. 2). Organisasi
Sosial tidak dapat mengatur hubungan antar warga dalam menghadapi ancaman dari luar.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada berbagai fenomena dalam masyarakat yang dapat
disebutkan sebagai permasalahan sosial , diantaranya adalah kemiskinan yang dapat disebut
sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisik dalam kelompok tersebut. Sehingga Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni bermaksud membantu masyarakat miskin, menimbulkan rasa sosial,
meningkatkan semangat gotong royong dengan berbasis kearifan lokal (MESALE).
Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, Jika seseorang hidup dibawah
standar dari kehidupan minimal maka orang tersebut dapat disebut miskin secara absolute,
sebaliknya jika perubahan taraf hidup rakyat lapisan bawah lebih kecil dibandingkan
perubahan masyarakat lainnya, maka masyarakat tersebut disebut miskin secara relatif.
Selain itu kemiskinan juga dapat terjadi karena berbagai pengaruh, diantaranya
pengaruh faktor biologis, psikologis dan kultural, kemiskinan ini timbul akibat pengaruh fisik
yang lemah, tidak ada keinginan untuk bekerja, pengetahuan dan pendidikan yang rendah,
dan tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan disekitarnya. Faktor lain yang
menimbulkan kemiskinan adalah perbedaan diantara kehidupan orang dibawah garis
kehidupan dengan orang diatas garis kehidupan disebut miskin struktural, kemiskinan
kelompok ini ditandai oleh tidak adanya mobilitas sosial vertikal, serta munculnya
ketergantungan yang kuat dari pihak miskin terhadap kelas sosial diatasnya.
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks, kemiskinan muncul karena berbagai
sebab, diantaranya kemampuan seseorang yang terbatas, pengaruh dari luar antara lain
Pemerintahan, keadaan ekonomi secara umum kurang mendukung, serta adanya perubahan
lingkungan, disamping itu juga sangat dimungkinkan oleh kurangnya kesempatan, dan tidak
DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 3
PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

adanya faktor pendukung. Ditingkat perdesaan, kemiskinan lebih banyak disebabkan oleh
faktor ketidak berdayaan atau ketidak mampuan, keterkucilan, kemiskinan materi,
keterentanan dan sikap kepasrahan dengan kondisi yang ada, demikian pula ditingkat
perkotaan, selain disebabkan oleh hal-hal diatas, juga diakibatkan kurangnya lapangan kerja
dan tingginya biaya hidup.
Dari sudut pandang sosial, kemiskinan digambarkan sebagai suatu kondisi ketidak
mampuan masyarakat untuk memenuhi standar terntentu dari kebutuhan dasar baik makan
maupun bukan makan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yaitu pengeluaran konsumsi
kebutuhan dasar makanan setara dengan 2,100 kalori energi perkapita perhari, ditambah nilai
pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang paling cocok.
Kondisi kehidupan yang demikian oleh penduduk miskin berakibat pada semakin
tingginya beban sosial masyarakat, rendahnya kwalitas dan produktifitas sumberdaya
manusia, rendahnya partisipasi masyarakat, menurunnya ketertiban dan ketentraman
masyarakat, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, serta merosotnya mutu generasi yang akan datang.
Terlepas dari berbagai definisi, penyebab kemiskinan yang disebutkan diatas,
kemiskinan merupakan masalah nasional yang penanganannya tidak dapat ditunda, karena
selain menyangkut kehidupan dan keberlanjutan kehidupan bangsa yang berkwalitas, juga
terkait dengan harga diri individu dalam berbangsa dan bernegara, harga diri bangsa dalam
menggapai daya saing global.
Kondisi riil bangsa Indonesia banyak masyarakatnya yang melakukan dan mencari
pekerjaan diluar negeri diantaranya adalah sebagai pembantu rumah tangga dan tidak sedikit
mereka mengalami perlakuan tindak kekerasan, kondisi ini sungguh sangat memperihatinkan,
Indonesia Kaya, bumi Indonesia memiliki berbagai sumberdaya, Gas, Minyak, Batu Bara,
Emas, termasuk didalamnya kesuburan alam raya Indonesia yang tidak ternilai tetapi belum
dapat dioptimalkan untuk membangun harga diri masyarakat Indonesia secara merata dan
seharusnya rakyat Indonesia menjadi majikan di Negaranya bukan sebagai pembantu
ditempat orang lain.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso Luas Wilayah
Kabupaten Poso adalah 8.712,25 Km2 atau 12,81 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tengah. Secara administratif Kabupaten Poso terbagi dalam 19 kecamatan yang meliputi
142 Desa dan 28 Kelurahan. Luas Kecamatan yang terbesar berada pada Kecamatan Lore
Barat yaitu 976,37 Km2 atau 11,18% dari luas wilayah Kabupaten Poso, sedangkan
Kecamatan yang luasnya terkecil berada pada Kecamatan Poso Kota yaitu seluas 12,08 Km2
atau 0,14% dari total luas wilayah Kabupaten Poso.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 4


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Poso


Luas Presentase
terhadap
No Kecamatan Wilayah Luas
Kabupaten
(Km²) (%)

1 Pamona Selatan 399,86 4,58

2 Pamona Barat 272,16 3,12

3 Pamona Tenggara 487,4 5,58

4 Pamona Utara 634,27 7,26

Pamona
5 540,39 6,42
Puselemba

6 Pamona Timur 701,95 8,04

7 Lore Selatan 569,49 6,52

8 Lore Utara 428,02 4,90

9 Lore Tengah 864,61 9,90

10 Lore Barat 976,37 11,18

11 Lore Peore 423,87 4,86

12 Lore Timur 327,87 3,76

13 Poso Pesisir 437,39 5,01

Poso Pesisir
14 563,06 6,45
selatan

15 Poso Pesisir Utara 623,47 7,14

16 Poso Kota 12,08 0,14

17 Poso Kota Utara 20.04 0,23

18 Poso Kota Selatan 27,62 0,32

19 Lage 401,43 4,60

JUMLAH 8.712,25 100

Penduduk Kabupaten Poso terus mengalami pertumbuhan tiap tahun. Selama periode
2011 – 2015 rata – rata pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 2,40 %. Secara keseluruhan,
jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada jumlah
penduduk laki – laki. Pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Poso sebesar 235.567 jiwa

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 5


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

dengan komposisi laki – laki sebanyak 121.974 jiwa dan perempuan sebanyak 113.593 jiwa
dengan penyebaran sebagai berikut :

Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Poso Tahun 2011 - 2015

Jumlah Penduduk
N Tahu Pertumbuha
Kepadatan
o n Laki- Perempua Jumla n
Laki n h

111.70 103.593 213.09 24 Jiwa/Km 1,85%


1 2011
3 6

114.18 106.120 220.30 25 Jiwa/Km 3,38%


2 2012
4 4

116.82 108.596 225.37 26 Jiwa/km 2,30%


3 2013
7 9

119.37 111.147 230.52 26 Jiwa/Km 2,28%


4 2014
4 1

121.97 113.593 235.56 27 Jiwa /Km 2,18%


5 2015
4 7

Rata – Rata 26 Jiwa/Km 2,40%

Jumlah penduduk Kabupaten Poso tahun 2015 sebesar 235.567 jiwa, yang tersebar di
58.891 Rumah Tangga. Rata - rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 2,14 persen atau
bertambah sebesar 5.046 jiwa/tahun. Wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Poso Kota, dengan jumlah penduduk sebanyak 22.815 jiwa, tingkat kepadatan
sebanyak 1.888 jiwa/km².

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 6


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan


Lore Barat yaitu sebanyak 3.164 jiwa, dengan tingkat kepadatan 3,24 jiwa/km². Sehingga
angka Kemiskinan Kabapaten Poso mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 adalah :

Tabel
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Poso 2009-2014

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk


Miskin
2009 194.139 Jiwa 41.458 Jiwa
2010 210.190 Jiwa 45.327 Jiwa
2011 215.296 Jiwa 42.979 Jiwa
2012 220.304 Jiwa 40.760 Jiwa
2013 225.379 Jiwa 41.290 Jiwa
2014 230.521 Jiwa 39.647 Jiwa
Sumber Data : BPS Kabupaten Poso

Sedangkan sumber Data Base di Dinas Sosial jumlah penduduk miskin Kabupaten Poso per
Kecamatan pada tahun 2015 adalah :

JUMLAH
N
KECAMATAN PENDUDUK
o
MISKIN
1 2 3
1 Kecamatan Poso Pesisir Utara   7,375
2 Kecamatan Lore Selatan   2,860
3 Kecamatan Poso Kota   4,489
4 Kecamatan Poso Kota Utara   3,537
5 Kecamatan Lore Barat   2,161
6 Kecamatan Lore Timur   2,412
7 Kecamatan Pamona Barat   2,900
8 Kecamatan Lore Peore   1,484
9 Kecamatan Lore Tengah   2,861
10 Kecamatan Poso Kota Selatan   2,773
11 Kecamatan Pamona Tenggara   4,381
12 Kecamatan Pamona Timur   7,108
13 Kecamatan Lore Utara   6,353
14 Kecamatan Poso Pesisir Selatan   3,675
15 Kecamatan Pamona Selatan   8,339
16 Kecamatan Poso Pesisir   9,384
17 Kecamatan Lage   10,406
18 Kecamatan Pamona Utara   5,762
19 Kecamatan Pamona Puselemba   6,787
Jumlah Total Penduduk Miskin Kabupaten Poso Tahun 2015 95,047

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 7


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Penanganan masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan akan papan telah


dilakukan diberbagai SKPD, terutama dilingkup Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota
Kabupaten Poso, BAPPEDA Kabupaten Poso dan Dinas Sosial Kabupaten Poso, sedangkan
Dinas Sosial Kabupaten Poso mengacu pada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan
Kemiskinan serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui pendekatan wilayah. Inti dari
peraturan-peraturan dan undang-undang diatas adalah mengupayakan agar kemiskinan
diwilayah Republik Indonesia dapat ditekan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni bermaksud membantu


masyarakat miskin, menumbuhkan rasa sosial, meningkatkan semangat gotong royong
dengan berbasis kearifan lokal Mesale. Membangun masyarakat miskin menjadi kelompok
masyarakat yang berkualitas, produktif dan mandiri merupakan suatu proses, sehingga
Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu dilaksanakan dalam waktu yang panjang, oleh
karena itu pengembangannya dibagi dalam tiga kerangka, yaitu: tujuan jangka pendek
dimulai dari Tanggal 21 April 2016 sampai dengan 13 Agustus 2016 disebut tahap persiapan,
tujuan jangka menengah kurun waktu Sembilan bulan sampai dengan Desember 2016 disebut
tahap persiapan, selanjutnya tujuan jangka panjang dimulai dari Januari 2017 dan seterusnya
disebut tahap pelaksanaan sebagai berikut :

1. Tujuan jangka pendek yang akan dilakukan mulai tanggal 21 April 2016 sampai dengan
tanggal 13 Agustus 2016 yaitu melakukan berbagai inovasi pada berbagai kegiatan dalam
rangka Peningkatan Pengentasan Kemiskinan melalui Program Peningkatan Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu
di Kabupaten Poso sebagai berikut :
a. Membentuk Tim kerja efektif Internal
b. Mengarahkan TKSK ( Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan ) selaku pendamping
dilapangan sesuai fungsi dan perannya untuk verifikasi dan validasi data.
c. Mengarahkan Pendamping Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU) baik Perkotaan dan Perdesaan serta mensosialisasikan program
penanganan Fakir Miskin melalui Program RUTILAHU secara Terpadu.
d. Membentuk Tim kerja Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program
Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 8


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

2. Jangka Menengah dilakukan mulai bulan September sampai dengan akhir Desember 2016
yaitu dengan melakukan pembentukan inovasi sebagai bagian dari penerapan inovasi
meliputi :
a. Mensinergikan SOP RUTILAHU antar SKPD.
b. Memadukan dan menyelaraskan Program Rehabilitasi Sosial RUTILAHU sebagai
Proyek Terpadu.
3. Jangka Panjang dilakukan mulai awal tahun 2017 dan seterusnya dengan melakukan
Pengembangan budaya inovasi (Innovation Culture) meliputi :
a. Implementasi program kegiatan terpadu
b. Monitoring dan pengawasan Terpadu
c. Evaluasi dan Pelaporan kegiatan terpadu.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 9


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

BAB II

PENGERTIAN

Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak layak huni
karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis.
Persyaratan tersebut terdiri dari beberapa kriteria. Adapun kriteria yang dikatakan sebagai
rumah tidak layak huni, yaitu :

1. Luas lantai per kapita kota kurang dari empat meter persegi (4 m²), desakurang
dari 10 m².
2. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas.
3. Tidak ada akses MCK.
4. Bahan bangunan tidak permanen atau atap/dinding dari bambu, papan,rumbia.
5. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara.
6. Tidak memiliki pembagian ruangan.
7. Lantai dari papan bahan tidak permanen ataupun lantai dari tanah.
8. Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.
9. Kondisi rusak.

Rumah tidak layak huni selalu berkaitan dengan aspek kemiskinan. Program
Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu dibentuk guna membangkitkan semangat hidup
bagi kehidupan masyarakat keluarga fakir miskin agar berkehidupan yang layak, berkualitas,
produktif dan akhirnya bisa mandiri, dalam perjalanan waktu nantinya Peningkatan
Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU) Secara Terpadu tidak hanya ditujukan bagi Rumah Tangga sangat miskin,
melainkan juga bagi masyarakat miskin yang mana dalam kehidupannya belum memiliki
tempat tinggal dan masih hidup menumpang pada orang tua atau keluarganya. Manfaat
perubahan ini nantinya dapat mempercepat terjadinya perubahan sosial, yaitu akan memiliki
tempat tinggal yang layak huni.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 10


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Berikut ini disajikan beberapa manfaat Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui


Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu
sebagai berikut :

1. Secara Internal Manfaat Proyek Perubahan :


a. Memudahkan monitoring dan evaluasi, karena kegiatan dilakukan secara terpadu.
b. Memudahkan masuknya informasi perubahan pertumbuhan RUTILAHU.
c. Meningkatkan kinerja Dinas Sosial Kabupaten Poso.
d. Terbentuknya Tim Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu sebagai
pemrakarsa penyusunan dan pelaksanaan program Rehabilitasi sosial RUTILAHU
secara terpadu.
2. Secara External Program Rehabilitasi Sosial RUTILAHU Terpadu dapat :
a. Membantu Tim Nasional Percepatan Pengendalian Kemiskinan (TNP2K), semakin
efektif dalam percepatan pengentasan kemiskinan.
b. Meningkatkan kepedulian para stakeholder dan masyarakat serta pemerintah dalam
menangani kemiskinan.
c. Meningkatkan serta menumbuh kembangkan semangat Gotong Royong ( Mesale )
diantara sesama warga Masyarakat Kabupaten Poso.
d. Mengurangi pemukiman kumuh di kantong-kantong kemiskinan Kabupetan Poso.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 11


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial


RUTILAHU :

1. Memiliki KTP/identitas diri yang berlaku;


2. Kepala keluarga /anggota keluarga tidak mempunyai sumber mata
pencaharian atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiian;
3. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk penduduk
miskin seperti zakat dan raskin;
4. Tidak memiliki aset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3 bulan kecuali tanah dan rumah
yang ditempati;
5. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan sertifikat
atau girik atau ada surat keterangan kepemilikan dari kelurahan /desa atas
status tanah.
6.  Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan sosial, dengan kondisi sebagai
berikut :
a. Tidak permanen dan / atau rusak;
b. Dinding dan atap dibuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk, seperti :
papan, ilalang, bambu yang dianyam/gedeg, dsb;
c. Dinding dan atap sudah rusak sehingga membahayakan, mengganggu
keselamatan penghuninya;
d. Lantai tanah/semen dalam kondisi rusak;
e. Diutamakan rumah tidak memiliki fasilitas kamar mandi, cuci dan kakus.

 3.2 Kelompok Penerima Bantuan

Kepala Keluarga penerima bantuan dengan difasilitasi oleh Dinas Sosial


Kab/Kota membentuk kelompok dengan anggota berjumlah 5 sampai dengan 10
KK. Tugas kelompok adalah :
1. Membentuk pengurus kelompok terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara;
2. Membuka rekening di Bank Pemerintah atas nama kelompok dengan specimen
ditandatangani Ketua dan Bendahara;
3. Melakukan penilaian bagian rumah yang akan direhabilitasi;

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 12


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

4. Menetapkan toko bangunan yang akan menjamin penyediaan barang;


5. Mengusulkan pelaksana yang ahli dalam bidang bangunan (tukang);
6. Mengajukan usulan kebutuhan perbaikan rumah beserta dana yang diperlukan
maksimal sebesar Rp. 10.000.000,- setiap rumah untuk disetujui oleh Dinas
Sosial Kabupaten Poso;
7. Membantu tukang yang telah ditunjuk untuk mengerjakan perbaikan rumah
secara gotong royong ( Masale ) dalam satu kelompok;
8. Setelah uang diterima, Ketua membuat dan menandatangani tanda terima uang
bantuan sejumlah yang tercantum dalam rekening dengan diketahui aparat
desa/kelurahan setempat dan Dinas Sosial Kabupaten Poso;
9. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan dengan
malampirkan bukti-bukti kwitansi pengeluaran dan surat pernyataan telah
diselesaikannya pekerjaan yang diketahui kepala desa/lurah.

3.3 Prosedur Pengusulan Kegiatan

Prosedur pengusulan penerima bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak


huni dan sarana prasarana lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Dinas Sosial Kabupaten/Kota bersama TKSK/PSM/Karang Taruna/Orsos/Aparat


desa/Kelurahan melakukan pendataan KK calon penerima Program Rehabilitasi
Sosial RUTILAHU;

2. Berdasarkan hasil pendataan tersebut, Dinas Sosial/Instansi Kab/Kota mengajukan


permohonan bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni dengan
melampirkan data lokasi, data calon penerima (by name by address) dan foto
rumah;

3. Dinas Sosial melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi lapangan;

4. Berdasarkan hasil verifikasi administrasi dan lapangan Dinas Sosial mengeluarkan


SK Penerapan KK penerima bantuan Rehabilitasi Sosial RUTILAHU;

5. Nama penerima bantuan yang sudah ditetapkan Dinas Sosial tidak dapat diganti;

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 13


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Prinsip pelaksanaan kegiatan RUTILAHU adalah :

a. Swakelola; baik secara inividu maupaun kelompok


b. Kesetiakawanan; Dilandasi oleh kepedulian sosial untuk membantu orang.
c. Keadilan; Menekankan pada aspek pemeratataan, tidak diskriminatif dan
seimbang antara hak dan kewajiban.
d. Kemanfaatan; Dilaksanakan dengan memperhatikan kegunaan atau fungsi dari
barang/ruang/kondisi yang iperbaikai atau diganti.
e. Keterpaduan; Mengintegrasikan berbagai komponen terkait sehingga dapat
berjalan secara terkoordinir dan sinergis.
f. Kemitraan; Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan fakir miskin dan
masyarakat pada umumnya dibuthkan kemitraan dengan berbagai pihak.
g. Keterbukaan;pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini berhak mendapatkan
informasi yang benar dan bersedia menerima masukan bagi keberhasilan
pelaksanaan kegiatan RUTILAHU.
h. Akuntabilitas; berbagai sumber daya digunakan dengan penuh tanggung jawab
dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun administrative.
i. Partisipasi; Pelaksanaan RUTILAHU dilaksanakan dengan melibatkan unsure
masyarakat termasuk dunia usaha dengan mendayagunakan berbagai sumber daya
yang dimiliknya.
j. Profesional; Dilaksanakan dengan menggunakan manajemen yang baik dan
pendekatan / konsep yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
k. Keterlanjutan; Dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemandirian.
l. Mesale; Dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat di sekitarnya
dengan menjunjung tinggi rasa kegotong-royongan guna menumbuhkan rasa
kesetiakawanan sosial.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 14


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam rangka mengurangi masalah kesejahteraan sosial Pemerintah Kabupaten


Poso dalam hal ini Dinas Sosial Kabupaten Poso mengadakan Program Rehabilitasi
Sosial RUTILAHU (Rumah Tidak Layak Huni) secara terpadu kegiatan ini di
harapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan dapat memenuhi kebutuhan
Rumah Layak Huni bagi Keluarga Miskin yang ada di Kabupaten Poso. Hal ini sudah
tertuang dalam undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Dalam undang-undang tersebut di jabarkan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.

Setiap program sangat dipengaruhi oleh kearifan lokal dan budaya yang
berlaku, sehingga inovasi dan penyesuaian dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Berhasilnya pelaksanaan
kegiatan tergantung dari semangat dan kualitas kerja para penyelenggara program di
tingkat Desa/Kelurahan dalam membangun jaringan kerja serta menggerakkan potensi
yang ada secara optimal sehingga dapat menggali swadaya masyarakat. Sistem
pelaksanaan yang akuntable, transparan, ketepatan sasaran, ketepatan waktu,
efektivitas dan efisiensi perlu dijunjung dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Petunjuk Teknis pelaksanaan Rehabilitasi Sosial RUIAHU ini diharapkan dapat


menjadi acuan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan bagi pihak-pihak terkait,
sehingga mampu menghasilkan capaian kinerja sesuai dengan harapan. Dengan
demikian program penanganan kemiskinan Kabupaten Poso dapat berhasil dan
sekaligus mampu memberikan sentuhan hak dasar manusia berupa tempat tinggal
yang layak sehingga mampu meningkatkan keberfungsian individu, keluarga dan
lingkungan sosial.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial di prioritaskan kepada mereka yang


memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria
masalah sosial yakni kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketuna
susilaan dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban tindak kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi. Sehingga pada akhirnya dapat menekan angka
kemiskinan dan permasalahan sosial yang ada di Kabupaten Poso.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 15


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :


1. Program berkelanjutan dari Program Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU) terpadu di Kabupaten Poso seperti bantuan usaha agar
Masyarakat miskin tersebut dapat lebih berdaya dan mampu mandiri,
merubah hidupnya dengan modal yang diberikan Pemerintah.
2. Pemerintah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti RT, RW,
Kades/Lurah dan Camat agar pendataan Penduduk miskin di
Desa/Kelurahan dapat dilakukan dengan baik agar setiap Program
pengentasan kemiskinan seperti Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak
Huni (RUTILAHU) dapat tepat sasaran.

Poso, Juli 2016


Kepala Dinas Sosial
Kabupaten Poso

Drs.George V.Y.Tumonggi,M.Si
Pembina Utama Muda
NIP.19630614 199003 1 008

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 16


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

LAMPIRAN

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 17


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

ALUR PELAKSANAAN PROGRAM PROYEK PERUBAHAN MELALUI KEGIATAN

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RUTILAHU)

SECARA TERPADU DI KABUPATEN POSO

BUPATI POSO

KECAMATAN :

1. CAMAT BAPPEDA
2. KASI KESRA
3. TKSK

DINAS SOSIAL
RUMAH YANG LAYAK
DESA/LURAH : DINAS RUMSIKOT HUNI DAN SEHAT

1. KEPALA
DESA/LURAH
2. SEKDES
3. LSM
4. LPM Koordinasi
5. KARANG TARUNA
6. TNI/POLRI Konsultasi
7. MASYARAKAT
PENERIMA Hierarki

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 18


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

Peran dan Tanggung Jawab masing-masing adalah :

I. Kepala Desa/lurah adalah :


1. Kepala Desa Mengusulkan Masyarakat yang rumahnya Tidak layak huni.
2. Keluarga yang diusulkan Merupakan Keluarga Fakir miskin.
3. Memikili KTP yang masih berlaku
4. Memiliki Surat Kepemilikan Lahan.
5. Foto Kondisi rumah saat belum di bantu tampak dari depan, samping kiri dan Kanan, lantai.

II. TKSK memiliki Peran sebagai berikut :


1. Melakukan Verifikasi dan validasi data yang telah diusulkan Kepala desa/Lurah.
2. Data yang diusulkan harus ada di Data BDT yang telah diusulkan melalui Dinas Sosial Kabupaten.
3. Membantu Masyarakat untuk membuat laporan Pertanggungjawaban Keuangan.

III. Camat memiliki Peran sebagai berikut :


1. Melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Program RUTILAHU.
2. Bertanggung Jawab terhadap Data yang telah diusulkan oleh Kepala Desa / Lurah tentang usulan RUTILAHU.

IV. Dinas Sosial kabupaten memiliki Peran sebagai :


1. Melakukan Koordinasi dengan SKPD terkait yang menangani program Rutilahu.
2. Melakukan Penjajakan Awal bersama TKSK terhadap Data Yang diusulkan oleh desa/lurah mengetahu Camat.
3. Melakukan Verifikasi dan Falidasi terhadap Data Usulan Program RUTILAHU.
4. Menyampaikan Kepada TKSK untuk memfasilitasi masyarakat membentuk Kelompok masing-masing 10 orang.
5. Membuat SK Penetapan Tentang Penetapan nama-nama Calon penerima program RUTILAHU.
6. Melakukan Monitoring terhadap pelaksanaan Program RUTILAHU.

V. BAPPEDA Memiliki Peran sebagai berikut :


1. Menyediakan anggaran untuk Program RUTILAHU yang diusulkan Oleh Dinas Sosial
2. Berkoodinasi dengan TIM TKPKD.

VI. Bupati Poso memiliki Peran sebagai Berikut :


1. Melakukan Penanda tanganan tentang SK Penetapan Penerima Program RUTILAHU yang diusulkan oleh Dinas Terkait.

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 19


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM RUTILAHU SECARA TERPADU DI KABUPATEN POSO TAHUN 2016
DESA / KELURAHAN KECAMATAN DINAS SOSIAL BUPATI BKPKD BANK

DATA BASE

PENETAPAN
PERSETUJUAN VERIFIKASI DESA/KELURAHA
PROPOSAL N SASARAN
RUTILAHU SK PENETAPAN
KELOMPOK SASARAN

SOSIALISASI
PROGRAM RUTILAHU
VERIFIKAS
KELENGKAPAN I BERKAS
ADMINISTRASI PENCAIRA
N
VERIFIKASI
TERBIT SP2D

KELENGKAPAN
MONITORING ADMINISTRASI, BERITA
ACARA PENCAIRAN PENCAIRA
PERMOHONAN
N DANA
PENCAIRAN DANA
MONITORING

MENGETAHUI
LAPORAN KEGIATAN
KELENGKAPAN
ADMINISTRASI

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 20


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

PENGAMBILAN

PELAKSANAAN

LAPORAN KEGIATAN

SERAH TERIMA

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 21


PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU

DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 22

Anda mungkin juga menyukai