DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3
4.1 Kesimpulan…………………………....................................................... 15
4.2 Saran …………………………………………………………............. 16
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 17
- Alur Pelaksanaan Program Proyek Perubahan melalui kegiatan RUTILAHU (Rumah
Tidak Layak Huni).
- Alur Pelaksanaan Kegiatan Program RUTILAHU secara terpadu.
- Keputusan Bupati Poso nomor : 188.45/1003/2016 tentang Tim Kerja Peningkatan
Kemiskinan melalui Program Rehabilitasi RUTILAHU secara terpadu.
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia, hal ini disebabkan masalah sosial terwujud dari kebudayaan manusia itu
sendiri dan akibat interaksi antar manusia itu sendiri. Permasalahan sosial yang ada
dimasyarakat sangat beragam, masalah yang dihadapi oleh seseorang belum dapat dikatakan
sebagai masalah sosial yang lain. Raab dan Selznick menyebutkan bahwa permasalahan sosial
terjadi dalam masyarakat apabila : 1). Terjadi hubungan antar warga masyarakat yang
menghambat pencapaian tujuan penting dari sebagian besar warga masyarakat. 2). Organisasi
Sosial tidak dapat mengatur hubungan antar warga dalam menghadapi ancaman dari luar.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada berbagai fenomena dalam masyarakat yang dapat
disebutkan sebagai permasalahan sosial , diantaranya adalah kemiskinan yang dapat disebut
sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisik dalam kelompok tersebut. Sehingga Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni bermaksud membantu masyarakat miskin, menimbulkan rasa sosial,
meningkatkan semangat gotong royong dengan berbasis kearifan lokal (MESALE).
Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, Jika seseorang hidup dibawah
standar dari kehidupan minimal maka orang tersebut dapat disebut miskin secara absolute,
sebaliknya jika perubahan taraf hidup rakyat lapisan bawah lebih kecil dibandingkan
perubahan masyarakat lainnya, maka masyarakat tersebut disebut miskin secara relatif.
Selain itu kemiskinan juga dapat terjadi karena berbagai pengaruh, diantaranya
pengaruh faktor biologis, psikologis dan kultural, kemiskinan ini timbul akibat pengaruh fisik
yang lemah, tidak ada keinginan untuk bekerja, pengetahuan dan pendidikan yang rendah,
dan tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan disekitarnya. Faktor lain yang
menimbulkan kemiskinan adalah perbedaan diantara kehidupan orang dibawah garis
kehidupan dengan orang diatas garis kehidupan disebut miskin struktural, kemiskinan
kelompok ini ditandai oleh tidak adanya mobilitas sosial vertikal, serta munculnya
ketergantungan yang kuat dari pihak miskin terhadap kelas sosial diatasnya.
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks, kemiskinan muncul karena berbagai
sebab, diantaranya kemampuan seseorang yang terbatas, pengaruh dari luar antara lain
Pemerintahan, keadaan ekonomi secara umum kurang mendukung, serta adanya perubahan
lingkungan, disamping itu juga sangat dimungkinkan oleh kurangnya kesempatan, dan tidak
DINAS SOSIAL KABUPATEN POSO 3
PROGRAM REHSOS RUTILAHU SECARA TERPADU
adanya faktor pendukung. Ditingkat perdesaan, kemiskinan lebih banyak disebabkan oleh
faktor ketidak berdayaan atau ketidak mampuan, keterkucilan, kemiskinan materi,
keterentanan dan sikap kepasrahan dengan kondisi yang ada, demikian pula ditingkat
perkotaan, selain disebabkan oleh hal-hal diatas, juga diakibatkan kurangnya lapangan kerja
dan tingginya biaya hidup.
Dari sudut pandang sosial, kemiskinan digambarkan sebagai suatu kondisi ketidak
mampuan masyarakat untuk memenuhi standar terntentu dari kebutuhan dasar baik makan
maupun bukan makan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yaitu pengeluaran konsumsi
kebutuhan dasar makanan setara dengan 2,100 kalori energi perkapita perhari, ditambah nilai
pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang paling cocok.
Kondisi kehidupan yang demikian oleh penduduk miskin berakibat pada semakin
tingginya beban sosial masyarakat, rendahnya kwalitas dan produktifitas sumberdaya
manusia, rendahnya partisipasi masyarakat, menurunnya ketertiban dan ketentraman
masyarakat, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, serta merosotnya mutu generasi yang akan datang.
Terlepas dari berbagai definisi, penyebab kemiskinan yang disebutkan diatas,
kemiskinan merupakan masalah nasional yang penanganannya tidak dapat ditunda, karena
selain menyangkut kehidupan dan keberlanjutan kehidupan bangsa yang berkwalitas, juga
terkait dengan harga diri individu dalam berbangsa dan bernegara, harga diri bangsa dalam
menggapai daya saing global.
Kondisi riil bangsa Indonesia banyak masyarakatnya yang melakukan dan mencari
pekerjaan diluar negeri diantaranya adalah sebagai pembantu rumah tangga dan tidak sedikit
mereka mengalami perlakuan tindak kekerasan, kondisi ini sungguh sangat memperihatinkan,
Indonesia Kaya, bumi Indonesia memiliki berbagai sumberdaya, Gas, Minyak, Batu Bara,
Emas, termasuk didalamnya kesuburan alam raya Indonesia yang tidak ternilai tetapi belum
dapat dioptimalkan untuk membangun harga diri masyarakat Indonesia secara merata dan
seharusnya rakyat Indonesia menjadi majikan di Negaranya bukan sebagai pembantu
ditempat orang lain.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso Luas Wilayah
Kabupaten Poso adalah 8.712,25 Km2 atau 12,81 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tengah. Secara administratif Kabupaten Poso terbagi dalam 19 kecamatan yang meliputi
142 Desa dan 28 Kelurahan. Luas Kecamatan yang terbesar berada pada Kecamatan Lore
Barat yaitu 976,37 Km2 atau 11,18% dari luas wilayah Kabupaten Poso, sedangkan
Kecamatan yang luasnya terkecil berada pada Kecamatan Poso Kota yaitu seluas 12,08 Km2
atau 0,14% dari total luas wilayah Kabupaten Poso.
Pamona
5 540,39 6,42
Puselemba
Poso Pesisir
14 563,06 6,45
selatan
Penduduk Kabupaten Poso terus mengalami pertumbuhan tiap tahun. Selama periode
2011 – 2015 rata – rata pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 2,40 %. Secara keseluruhan,
jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada jumlah
penduduk laki – laki. Pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Poso sebesar 235.567 jiwa
dengan komposisi laki – laki sebanyak 121.974 jiwa dan perempuan sebanyak 113.593 jiwa
dengan penyebaran sebagai berikut :
Jumlah Penduduk
N Tahu Pertumbuha
Kepadatan
o n Laki- Perempua Jumla n
Laki n h
Jumlah penduduk Kabupaten Poso tahun 2015 sebesar 235.567 jiwa, yang tersebar di
58.891 Rumah Tangga. Rata - rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 2,14 persen atau
bertambah sebesar 5.046 jiwa/tahun. Wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Poso Kota, dengan jumlah penduduk sebanyak 22.815 jiwa, tingkat kepadatan
sebanyak 1.888 jiwa/km².
Tabel
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Poso 2009-2014
Sedangkan sumber Data Base di Dinas Sosial jumlah penduduk miskin Kabupaten Poso per
Kecamatan pada tahun 2015 adalah :
JUMLAH
N
KECAMATAN PENDUDUK
o
MISKIN
1 2 3
1 Kecamatan Poso Pesisir Utara 7,375
2 Kecamatan Lore Selatan 2,860
3 Kecamatan Poso Kota 4,489
4 Kecamatan Poso Kota Utara 3,537
5 Kecamatan Lore Barat 2,161
6 Kecamatan Lore Timur 2,412
7 Kecamatan Pamona Barat 2,900
8 Kecamatan Lore Peore 1,484
9 Kecamatan Lore Tengah 2,861
10 Kecamatan Poso Kota Selatan 2,773
11 Kecamatan Pamona Tenggara 4,381
12 Kecamatan Pamona Timur 7,108
13 Kecamatan Lore Utara 6,353
14 Kecamatan Poso Pesisir Selatan 3,675
15 Kecamatan Pamona Selatan 8,339
16 Kecamatan Poso Pesisir 9,384
17 Kecamatan Lage 10,406
18 Kecamatan Pamona Utara 5,762
19 Kecamatan Pamona Puselemba 6,787
Jumlah Total Penduduk Miskin Kabupaten Poso Tahun 2015 95,047
1. Tujuan jangka pendek yang akan dilakukan mulai tanggal 21 April 2016 sampai dengan
tanggal 13 Agustus 2016 yaitu melakukan berbagai inovasi pada berbagai kegiatan dalam
rangka Peningkatan Pengentasan Kemiskinan melalui Program Peningkatan Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu
di Kabupaten Poso sebagai berikut :
a. Membentuk Tim kerja efektif Internal
b. Mengarahkan TKSK ( Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan ) selaku pendamping
dilapangan sesuai fungsi dan perannya untuk verifikasi dan validasi data.
c. Mengarahkan Pendamping Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU) baik Perkotaan dan Perdesaan serta mensosialisasikan program
penanganan Fakir Miskin melalui Program RUTILAHU secara Terpadu.
d. Membentuk Tim kerja Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program
Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu.
2. Jangka Menengah dilakukan mulai bulan September sampai dengan akhir Desember 2016
yaitu dengan melakukan pembentukan inovasi sebagai bagian dari penerapan inovasi
meliputi :
a. Mensinergikan SOP RUTILAHU antar SKPD.
b. Memadukan dan menyelaraskan Program Rehabilitasi Sosial RUTILAHU sebagai
Proyek Terpadu.
3. Jangka Panjang dilakukan mulai awal tahun 2017 dan seterusnya dengan melakukan
Pengembangan budaya inovasi (Innovation Culture) meliputi :
a. Implementasi program kegiatan terpadu
b. Monitoring dan pengawasan Terpadu
c. Evaluasi dan Pelaporan kegiatan terpadu.
BAB II
PENGERTIAN
Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak layak huni
karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis.
Persyaratan tersebut terdiri dari beberapa kriteria. Adapun kriteria yang dikatakan sebagai
rumah tidak layak huni, yaitu :
1. Luas lantai per kapita kota kurang dari empat meter persegi (4 m²), desakurang
dari 10 m².
2. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas.
3. Tidak ada akses MCK.
4. Bahan bangunan tidak permanen atau atap/dinding dari bambu, papan,rumbia.
5. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara.
6. Tidak memiliki pembagian ruangan.
7. Lantai dari papan bahan tidak permanen ataupun lantai dari tanah.
8. Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.
9. Kondisi rusak.
Rumah tidak layak huni selalu berkaitan dengan aspek kemiskinan. Program
Peningkatan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RUTILAHU) Secara Terpadu dibentuk guna membangkitkan semangat hidup
bagi kehidupan masyarakat keluarga fakir miskin agar berkehidupan yang layak, berkualitas,
produktif dan akhirnya bisa mandiri, dalam perjalanan waktu nantinya Peningkatan
Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RUTILAHU) Secara Terpadu tidak hanya ditujukan bagi Rumah Tangga sangat miskin,
melainkan juga bagi masyarakat miskin yang mana dalam kehidupannya belum memiliki
tempat tinggal dan masih hidup menumpang pada orang tua atau keluarganya. Manfaat
perubahan ini nantinya dapat mempercepat terjadinya perubahan sosial, yaitu akan memiliki
tempat tinggal yang layak huni.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
5. Nama penerima bantuan yang sudah ditetapkan Dinas Sosial tidak dapat diganti;
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setiap program sangat dipengaruhi oleh kearifan lokal dan budaya yang
berlaku, sehingga inovasi dan penyesuaian dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Berhasilnya pelaksanaan
kegiatan tergantung dari semangat dan kualitas kerja para penyelenggara program di
tingkat Desa/Kelurahan dalam membangun jaringan kerja serta menggerakkan potensi
yang ada secara optimal sehingga dapat menggali swadaya masyarakat. Sistem
pelaksanaan yang akuntable, transparan, ketepatan sasaran, ketepatan waktu,
efektivitas dan efisiensi perlu dijunjung dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
4.2 Saran
Drs.George V.Y.Tumonggi,M.Si
Pembina Utama Muda
NIP.19630614 199003 1 008
LAMPIRAN
BUPATI POSO
KECAMATAN :
1. CAMAT BAPPEDA
2. KASI KESRA
3. TKSK
DINAS SOSIAL
RUMAH YANG LAYAK
DESA/LURAH : DINAS RUMSIKOT HUNI DAN SEHAT
1. KEPALA
DESA/LURAH
2. SEKDES
3. LSM
4. LPM Koordinasi
5. KARANG TARUNA
6. TNI/POLRI Konsultasi
7. MASYARAKAT
PENERIMA Hierarki
ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM RUTILAHU SECARA TERPADU DI KABUPATEN POSO TAHUN 2016
DESA / KELURAHAN KECAMATAN DINAS SOSIAL BUPATI BKPKD BANK
DATA BASE
PENETAPAN
PERSETUJUAN VERIFIKASI DESA/KELURAHA
PROPOSAL N SASARAN
RUTILAHU SK PENETAPAN
KELOMPOK SASARAN
SOSIALISASI
PROGRAM RUTILAHU
VERIFIKAS
KELENGKAPAN I BERKAS
ADMINISTRASI PENCAIRA
N
VERIFIKASI
TERBIT SP2D
KELENGKAPAN
MONITORING ADMINISTRASI, BERITA
ACARA PENCAIRAN PENCAIRA
PERMOHONAN
N DANA
PENCAIRAN DANA
MONITORING
MENGETAHUI
LAPORAN KEGIATAN
KELENGKAPAN
ADMINISTRASI
PENGAMBILAN
PELAKSANAAN
LAPORAN KEGIATAN
SERAH TERIMA