Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETIMPANGAN SOSIAL EKONOMI

Disusun Oleh:

TOWISA PURWATI

Kelas: XII IPS 1

Mapel: SOSIOLOGI

SMA NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA

TP:2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan anugerah-nyalah kami dapat menyelesaikan tugas/ makalah yang berjudul
“Ketimpangan Sosial yang terjadi di Indonesia pada saat ini” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir yang diberikan
sekolah. Isi dari makalah ini adalah pemaparan pengetahuan tentang ketimpangan
social yang sedang terjadi di Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang dan berguna untuk para
kalangan muda khususnya pelajar.

Perhentian Raja, 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
1.4. Metode Penulisan....................................................................................................1
1.5. Manfaat penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

2.1. Definisi Ketimpangan Sosial..................................................................................2


2.2. Faktor penyebab Ketimpangan Sosial Ekonomi.....................................................2
2.3. Dampak yang ditimbulkan oleh ketimpangan sosial ekonomi...............................8
2.4. Upaya Mengatasinya...............................................................................................8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makalah ini kami tujukan khususnya untuk kalangan remaja, pelajar dan generasi
muda yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita semua mengenal
akan ketimpangan yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi kehidupan dan
kemakmuran masyarakat Indonesia. Kami membuat makalah ini karena prihatin akan
kondisi ketimpangan yang sangat mencolok dan berdampak buruk bagi kehidupan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, kami berharap agar para generasi muda Indonesia
termotivasi untuk membangun negri ini dengan baik agar dapat mengurangi
ketimpangan yang terjadi di bidang apapun setelah membaca makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud ketimpangan sosial ?
2) Apa saja factor yang mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi ?
3) Apa dampak yang akan ditimbulkan oleh ketimpangan sosial ekonomi ?
4) Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi ketimpangan sosial ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan


1) Sebagai sarana penambah ilmu pengetahuan.

2) Sebagai informasi untuk mengetahui akibat dan dampak ketimpangan sosial di


bidang ekonomi serta mengetahui langkah yang perlu diambil untuk mengatasi
masalah tersebut.

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan tinjauan dari beberapa sumber yang berkompeten dalam permasalahan
ketimpangan sosial.

1.5. Manfaat penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta
pemahaman tentang ketimpangan sosial di bidang ekonomi dan mencari pemecahan
masalah atau solusi untuk mengurangi ketimpangan sosial tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi pada
proses pembangunan. Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual
dari proses pertumbuhan ekonomi, sedangkan ketimpangan sosial ekonomi adalah
ketidakseimbangan diantara masyarakat dalam sektor ekonomi. Ketimpangan atau
kesenjangan mengacu pada persebaran ukuran ekonomi antar individu masyarakat,
antar kelompok masyarakat, dan bisa juga antarnegara.
kekayaan, pendapatan, dan konsumsi adalah indikator untuk mengukur ketimpangan
sosial ekonomi. Sementara itu, masalah ketimpangan sosial ekonomi biasanya
berkutat pada masalah kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, dan kesetaraan
kesempatan, seperti ketimpangan sosial lainnya, ketimpangan sosial ekonomi juga
termasuk ke dalam masalah sosial. Sebab, ketimpangan ini mengakibatkan kerugian
kepada setiap lapisan masyarakat yang ada di suatu negara, termasuk Indonesia.

Menurut Andrian of Chaniago, ketimpangan sosial adalah buah dari


pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, dimana pemerintah cenderung
mementingkan aspek ekonomi dalam pembangunan dibanding dengan aspek sosial.
Ketimpangan sosial dianggap sebagai masalah sosial masalah ini dialami dan dirasakan
seluruh aspek masyarakat, dimana ketimpangan sosial ini terbentuk oleh ketidakadilan.

2.2. Faktor penyebab Ketimpangan Sosial Ekonomi


Secara umum, ketimpangan sosial, khususnya ekonomi dipengarhi oleh dua
faktor, yaitu:

1. Faktor Internal: faktor ketimpangan sosial ini ada di dalam diri masyarakat, tertama
menyangkut kualitas yang ada di dalam diri, seperti tingkat pendidikan, kecerdasan,
kesehatan, dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal: faktor ketimpangan sosial ini berada di luar diri seseorang. Faktor
ini muncul dari kebijakan atau birokrasi pemerintah yang mengekang atau
mengucilkan satu pihak tertentu. Faktor eksternal bisa menimbulkan kemiskinan
struktural.

2
Ketimpangan sosial ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini
beberapa faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial ekonomi yang ada di
Indonesia:

1. Kebijakan Pemerintah yang Tidak Adil

Kebijakan pemerintah yang tidak adil menyebabkan sejumlah ketimpangan sosial


ekonomi. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketimpangan
sosial ekonomi adalah kebijakan pembangunan negara. Dalam masalah pembangunan,
pemerintah seringkali terlalu fokus membangun daerah perkotaan atau beberapa pulau
besar seperti Jawa dan Sumatera. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menganggap
daerah-daerah tersebut berpotensi sangat tinggi dan dapat menghasilkan pemasukan
yang tinggi bagi negara. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola
pulaupulau Indonesia yang banyak membuat mereka lebih fokus mengurus perkotaan
atau pulau-pulau besar di Indonesia.

Ini mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara daerah perkotaan dengan daerah
terpencil. Daerah perkotaan atau pulau besar yang mengalami pembangunan pesat akan
memperoleh fasilitas memadai, pendapatan yang tinggi, serta kesejahteraan penduduk
yang lebih baik. Ini berbeda dengan daerah terpencil yang kondisinya tertinggal dan
membuat fasilitas yang didapat tidak memadai, pendapatan daerah yang rendah, serta
kesejahteraan penduduk yang memprihatinkan. Kemiskinan akan dapat dijumpai di
daerah terpencil. Bila dibiarkan, maka akan terjadi kecemburuan sosial antara daerah
terpencil dengan daerah yang lebih maju.

2. Persebaran Penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk juga mempengaruhi


ketimpangan sosial ekonomi. Di Indonesia, persebaran penduduk masih tidak begitu
merata. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penduduk yang menghuni Pulau Jawa
dibanding pulau-pulau lainnya. Anggapan bahwa Pulau Jawa sebagai pusat
pemerintahan berpotensi tinggi membuat sejumlah penduduk bermigrasi ke pulau ini.

Selain itu, faktor pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk
daerah terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju

3
dibanding daerah asal mereka.. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi
antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan mengalami
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.

3. Kualitas Diri Masyarakat

Pembangunan yang tidak merata membuat fasilitas pendidikan dan kesehatan yang
memadai tidak dapat dinikmati sejumlah daerah. Akibatnya, tidak semua masyarakat
mempunyai kualitas diri yang baik. Kualitas diri ini berpengaruh terhadap kualitas
kerja mereka. Semakin tinggi kualitas diri mereka, maka semakin tinggi pula peluang
kerja dan kesejahteraan hidup yang didapat.

Selain itu, sifat malas penduduk tertentu juga berpengaruh terhadap kualitas diri
masyarakat. Sifat malas akan mengakibatkan masyarakat enggan menerima perubahan
dan enggan untuk belajar meningkatkan kualitas dirinya. Bila dibiarkan, maka
masyarakat akan semakin tertinggal kualitas dirinya. Masalah kualitas diri ini juga
menjadi salah satu masalah negara berkembang, termasuk Indonesia.

4. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu menampung angkatan kerja dengan
jumlah yang sedikit. Hal ini akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara
angkatan kerja yang telah bekerja dengan angkatan kerja yang belum bekerja.

Secara ekonomi, angkatan kerja akan berpotensi meraih pendapatan dan kesejahteraan
hidup yang lebih baik dibanding angkatan kerja yang masih menganggur. Jika tidak
diatasi, angkatan kerja yang menganggur akan semakin sedikit dan membuat
perekonomian negara semakin rapuh. Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa menjadi
solusi untuk mengatasi ketimpangan ini.

Selain itu, cara mengatasi masalah pengangguran juga harus dilakukan dalam
menangani ketimpangan sosial ekonomi ini. 5. Kemiskinan

Kemiskinan membuat masyarakat sulit mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak,


sehingga masyarakat yang mengalami kemiskinan akan mengalami ketimpangan sosial
ekonomi dengan masyarakat yang lebih kaya. Kemiskinan bisa disebabkan oleh

4
kualitas pribadi yang rendah serta sikap malas yang diidap masyarakat. Kemiskinan
juga dapat terjadi karena pengaruh struktur sosial yang juga disebut sebagai kemiskinan
struktural.

Secara umum, kemiskinan mempunyai bermacam-macam ciri, yaitu:

•Angka kematian yang diri.

•Tingkat kesehatan yang rendah. • Tingkat pendidikan yang rendah.


•Memiliki mata pencaharian yang berpenghasilan rendah.

•Mempunyai sikap tidak menerima perubahan.

Kemiskinan struktural mempunyai macam-macam golongan, yaitu:

•Kaum petani yang tidak mempunyai lahan sendiri.

•Petani yang mempunyai lahan sendiri namun lahannya begitu kecil.

•Para buruh yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik serta tidak
terlatih.

•Pengusaha yang tidak mempunyai modal dan fasilitas dari pemerintah.

6. Globalisasi

Ketimpangan sosial ekonomi akibat globalisasi bisa disebabkan oleh sikap


masyarakat terhadap globalisasi. Jika masyarakat mampu beradaptasi terhadap
globlisasi, maka mereka mampu bertahan hidup lebih lama serta kesejahteraan
ekonomi mereka relatif lebih tinggi. Sebaliknya, jika tidak mampu beradaptasi
terhadap globalisasi, masyarakat akan makin tertinggal dan kesejahteraan eknominya
akan jauh lebih rendah.

7. Teknologi

Sama seperti globalisasi, pemanfaatan teknologi juga berpengaruh terhadap


ketimpangan sosial ekonomi. Jika mampu memanfaatkan teknologi secara optimal,
maka masyarakat akan mampu bertahan hidup dan kesejahteraan ekonominya pun akan

5
membaik. Sebaliknya, kegagalan memanfaatkan teknologi akan merugikan masyarakat
dan kesejahteraan ekonominya pun akan menurun.

8. Letak Geografis

Pengaruh letak geografis juga dapat mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Hal
ini bisa dilihat dari kemajuan ekonomis masyarakat di daerah dataran tinggi dengan
dataran rendah.

Secara ekonomi, daerah dataran tinggi akan meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi
karena pembangunan di daerah tersebut cukup pesat dan fasilitas pendidikan dan
kesehatannya pun terbilang memadai.

9. Pendapatan

Sebenarnya, pendapatan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan ketimpangan


sosial ekonomi. Itu pun dengan catatan bahwa pendapatan yang diterima harus sesuai
dengan bidang pekerjaan, tingkat kesulitan, kualitas, serta kinerja dari tenaga kerja.
Jika tidak sesuai dengan hal tersebut, maka ketimpangan sosial ekonomi pasti akan
terjadi. Gaji buruh dan guru yang kecil adalah contoh ketimpangan yang disebabkan
oleh faktor ini. Bila dilihat dari tingkat kesulitan dan kualitas dari tenaga kerja, gaji
yang diterima dari dua profesi itu bisa lebih layak lagi.

10. Tingkat Kekayaan Faktor ini merupakan akumulasi dari faktor-

faktor sebelumnya, seperti lapangan kerja, kemiskinan, kualitas diri, dan pendapatan.
Tingkat kekayaan di Indonesia begitu timpang antara orang kaya dan orang miskin,
baik dari segi pendapatan maupun perlakuan dari masyarakat. Khusus segi pengakuan,
orang yang meraup pendapatan tinggi akan diperlakukan lebih layak ketimbang orang
berpendapatan rendah. Hal tersebut tentu merupakan suatu tindakan diskriminasi
terhadap orang berpendapatan rendah. Kecemburuan sosial juga akan timbul di dalam
diri orang yang berpendapatan rendah. Lebih parahnya, kecemburuan tersebut bisa
memicu tindak kejahatan yang merugikan orang berpendapatan tinggi dan tidak jarang
juga merugikan negara.

6
Selain 10 faktor di atas, masih ada beberapa faktor ketimpangan sosial di Indonesia
yang dilansir dari laman Oxam, yaitu:

• Fundamentalisme pasar yang mendorong orang kaya untuk mendapatkan kekayaan


atau keuntungan besar dari pertumbuhan ekonomi negara.

• Tingginya political capture. Istilah political capture ini merupakan istilah yang
merujuk pada kemampuan orang kaya yang dapat merubah aturan hukum, sehingga
aturan tersebut dapat menguntungkan mereka.

• Adanya ketidaksetaraan gender.

• Upah murah yang diterima tenaga kerja yang membuat mereka sulit terlepas dari jerat
kemiskinan.

• Sistem perpajakan yang gagal dalam memainkan peran pentingnya sebagai


pendistribusi kekayaan bagi masyarakat.

11. Kualifikasi tenaga kerja yang minim

Kualifikasi tenaga kerja yang terbatas membuat suatu Indonesia sulit untuk
berkembang. Oleh sebab itu diperlukan sarana yang dapat meningkatkan kualifikasi
seorang tenaga kerja seperti membuka pelatihan kerja serta memberikan kesempatan
untuk para pekerja untuk berkarya dan berinovasi agar dapat menghasilkan suatu ide
atau buah pikiran yang baru yang dapat menghasilkan keuntungan ataupun hasil.

12. Kurangnya tenaga ahli

Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki potensi akan sumber daya
alam yang sangat besar, tetapi hambatan teknologi ataupun tenaga ahli yang kurang
maka Indonesia belum bisa memaksimalkan pengunan sumber daya alam untuk
menghasilkan keuntungan dan memakmurkan kehidupan rakyat Indonesia.

13. ketidakstabilan antara tingkat natalitas dan mortalitas serta migrasi penduduk

Natalitas adalah tingkat kelahiran penduduk sedangkan mortalitas adalah tingkat


kematian penduduk. Ketidakstabilan natalitas dan mortalitas dapat menyebabkan

7
suatu negara sulit untuk mengawasi penduduknya dan migrasi penduduk yang salah
dapat menyebabkan suatu daerah tempat yang sudah padat semakin padat dan tempat
yang sepi malah ditinggalin penduduknya, hal tersebut dapat menyebabkan
persebaran penduduk yang tidak merata dan dapat menimbulkan terjadi ketimpangan
di bidang ekonomi dan dapat membuat pangan di daerah/ tempat tersebut semakin
langka. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengambil tindakan untuk terus mengawasi
persebaran penduduk serta tingkat kelahiran dan kematian penduduk.

2.3. Dampak yang ditimbulkan oleh ketimpangan sosial ekonomi


Kesenangan sosial ekonomi menimbulkan sejumlah dampak,
yaitu:
1. Dampak Positif:

•Mendorong wilayah yang tertinggal untuk meningkatkan kualitas diri dan mampu
bersaing dengan daerah yang lebih maju.

•Meningkatkan upaya untuk mendapat kesejahteraan ekonomi yang tinggi.

2. Dampak Negatif:

•Adanya kecemburuan sosial.

•Adanya diskriminasi terhadap pihak yang tersisihkan.

•Melemahkan stabilitas dan solidaritas masyarakat

•Kriminalitas dan Kemiskinan

Kriminalitas adalah tindak kriminal segala sesuatu yang mellangar hukum atau
sebuah tindak kejahatan, sedangkan kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian,pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan merupakan awal mulanya terjadinya
kriminalitas.

•Tingkat kemakmuran masyarakat berkurang

2.4. Upaya Mengatasinya


A.Upaya Umum

8
Masalah sosial ekonomi mesti diatasi dengan sejumlah cara, diantaranya:

•Memperbaiki kualitas penduduk.

•Meningkatkan kualitas kesehatan, baik dari segi fasilitas maupun pelayanan.

•Melakukan pemberdayan masyarakat yang berbasis ekonomi.

•Mengadakan transmigrasi.

•Melakukan pemerataan pembangunan.

•Mengadakan pelatihan manajerial di daerah terpencil.

•Menciptakan peluang kerja yang luas.

•Melatih kewirausahaan serta memberikan modal.

B. Upaya Pemerintah

1. Pemberantasan Kekurangan Gizi atau Stunting

Pemerintah Indonesia berupaya memberantas kekurangan gizi yang banyak terjadi,


terutama didaerah terpencil dengan pembangunan yang kurang maju. Kekurangan gizi
dianggap memperparah kondisi kemiskinan sebagai salah satu contoh masalah
ketimpangan sosial di masyarakat yang harus segera diatasi atau diturunkan. Kasus
kekurangan gizi paling tinggi di Indonesia sendiri tercatat terjadi pada daerah Indonesia
bagian timur sehingga diperlukan perhatian yang lebih dan khusus.

2. Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran

Pembangunan dan kondisi ekonomi yang tidak merata menyebabkan masih


banyaknya warga yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan. Penyaluran bantuan
sosial yang tepat sasaran bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sosial yang ada di
masyarakat terutama karena adanya daerah atau masyarakat yang kekurangan bantuan
namun justru belum tersentuk bantuan yang ada.

3. Peningkatan Peluang Pekerjaan

9
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memang dapat dibilang sudah cukup baik dan
maju, namun pertumbuhan ekonomi seharusnya didukung dengan adanya peningkatan
lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran. Pemerintah berupaya
menyediakan pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja
dan peningkatan keterampilan serta kualitas sumberdaya manusia secara merata.
Tujuannya adalah untuk mengurangi adanya ketimpangan sosial di masyarakat karena
tingkat pengangguran yang tinggi.

4. Menurunkan Ketimpangan Kekayaan

Upaya ini dilakukan dengan pengaturan ulang pajak penghasilan dimana di Indonesia
masih didominasi oleh kalangan pekerja. Sedangkan sebenarnya penghasilan pribadi
seperti pengusaha, pemilik modal, dan yang lainnya memiliki kewajiban pajak yang
lebih besar dibanding pekerja, namun pelaksanaannya belum optimal. Kondisi ini yang
akhirnya menciptakan adanya kesenjangan sosial.

5. Menciptakan Wirausaha secara Massal

Selain dengan menciptakan lapangan kerja baru, keadaan kemiskinan dan


pengangguran diatasi dengan upaya menciptakan wirausaha secara massal. Penciptaan
wirausaha secara masal

6. Memberantas korupsi dengan hukuman yang berat

Korupsi masih merupakan masalah terpenting yang harus dihadapi oleh pemerintah
Indonesia karena pemberantasan korupsi di Indonesia masih 36% dari 100%. Korupsi
menyebabkan banyak masyarakat yang kurang mampu, hidup semakin melarat.
Seharusnya mereka mendapat bantuan dari pemerintah, tetapi tidak karena uang yang
diberikan oleh pemerintah yang digunakan untuk subsidi dikorupsi oleh pejabat atau
badan negara yang serakah. Oleh karena itu Pemberantasan korupsi perlu dilakukan
dengan cara yang lebih keras lagi seperti hukuman mati bagi koruptor yang merugikan
negara. Undang Undang yang mengatur Tindak Pidana Korupsi perlu direvisi menjadi
lebih berat hukumannya agar dapat menimbulkan efek jera bagi para koruptor.

7. Membuka lapangan kerja padat karya

10
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari
progam padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi keluarga keluarga
miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan
tetap. Dengan adanya progam padat karya maka tingkat kesenjangan dan pengangguran
dapat dikurangi.

8. Penyaluran bantuan melalui subsidi

Penyaluran bantuan semacam ini dapat meringankan serta membantu masyarakat yang
kurang mampu untuk tetap menjaga kelangsungan hidup, seperti contohnya Perum
Bulog menyalurkan bantuan raskin terhadap masyarakat yang kurang mampu dengan
menjual beras dengan harga yang murah dan dapat dijangkau oleh mereka.

Selain itu, penyaluran subsidi pun harus dilakukan untuk pekerja/ buruh dengan gaji
minimum, seperti contohnya pemberian subsidi BBM. Penyaluran bantuan ini dapat
menekan angka ketimpangan sosial yang terjadi.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Masalah ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia sangat sulit dipecahkan.
Bukan hanya di Indonesia, tetapi negara-negara berkembang pun menghadapi masalah
serupa. Masalah ini ada yang berdampak positif dan negatif. Dampak positif
ketimpangan sosial ekonomi adalah mendorong adanya persaingan antar individu,
sedangkan dampak negatifnya adalah dapat membuat kemiskinan serta kriminalitas.

Upaya mengurangi ketimpangan sosial di bidang ekonomi dapat dilakukan dengan


beberapa cara yang efektif seperti memberikan bantuan/ subsidi pada masyarakat
kurang mampu, membuka lapangan kerja dan memberantas korupsi. Upaya tersebut
dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Indonesia.

Selain itu, upaya mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia dapat


terealisasi dengan adanya pendidikan yang baik dan teknologi yang memadai. Oleh
karena itu, pemerintah perlu memberi sosialisasi dan pendidikan untuk masyarakat
Indonesia agar mereka dapat mengubah pola pikir ( mindset) mereka menjadi lebih
kritis lagi

3.2 Saran
Dalam menghadapi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia pada zaman
globalisasi, diperlukan usaha yang lebih kreatif, inovatif dan eksploratif.

Selain itu, diperlukan kesadaran masyarakat unuk berubah dan dukungan atau bantuan
pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu melalui pendidikan dan progam
padat karya. Dengan adanya program padat karya, pemerintah bisa memberikan
pelatihan dan pengajaran serta pekerjaan untuk masyarakat yang kurang mampu, ini
merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia
dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat (SDM) dalam pengetahuan,
wawasan, skill, dan moralitas

12
DAFTAR PUSTAKA

•http://catatankuliahfethamrin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-
dan.html
•https://materiips.com/faktor-ketimpangan-sosial
•https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

13

Anda mungkin juga menyukai