Disusun Oleh:
TOWISA PURWATI
Mapel: SOSIOLOGI
TP:2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan anugerah-nyalah kami dapat menyelesaikan tugas/ makalah yang berjudul
“Ketimpangan Sosial yang terjadi di Indonesia pada saat ini” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir yang diberikan
sekolah. Isi dari makalah ini adalah pemaparan pengetahuan tentang ketimpangan
social yang sedang terjadi di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang dan berguna untuk para
kalangan muda khususnya pelajar.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor Internal: faktor ketimpangan sosial ini ada di dalam diri masyarakat, tertama
menyangkut kualitas yang ada di dalam diri, seperti tingkat pendidikan, kecerdasan,
kesehatan, dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal: faktor ketimpangan sosial ini berada di luar diri seseorang. Faktor
ini muncul dari kebijakan atau birokrasi pemerintah yang mengekang atau
mengucilkan satu pihak tertentu. Faktor eksternal bisa menimbulkan kemiskinan
struktural.
2
Ketimpangan sosial ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini
beberapa faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial ekonomi yang ada di
Indonesia:
Ini mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara daerah perkotaan dengan daerah
terpencil. Daerah perkotaan atau pulau besar yang mengalami pembangunan pesat akan
memperoleh fasilitas memadai, pendapatan yang tinggi, serta kesejahteraan penduduk
yang lebih baik. Ini berbeda dengan daerah terpencil yang kondisinya tertinggal dan
membuat fasilitas yang didapat tidak memadai, pendapatan daerah yang rendah, serta
kesejahteraan penduduk yang memprihatinkan. Kemiskinan akan dapat dijumpai di
daerah terpencil. Bila dibiarkan, maka akan terjadi kecemburuan sosial antara daerah
terpencil dengan daerah yang lebih maju.
2. Persebaran Penduduk
Selain itu, faktor pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk
daerah terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju
3
dibanding daerah asal mereka.. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi
antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan mengalami
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.
Pembangunan yang tidak merata membuat fasilitas pendidikan dan kesehatan yang
memadai tidak dapat dinikmati sejumlah daerah. Akibatnya, tidak semua masyarakat
mempunyai kualitas diri yang baik. Kualitas diri ini berpengaruh terhadap kualitas
kerja mereka. Semakin tinggi kualitas diri mereka, maka semakin tinggi pula peluang
kerja dan kesejahteraan hidup yang didapat.
Selain itu, sifat malas penduduk tertentu juga berpengaruh terhadap kualitas diri
masyarakat. Sifat malas akan mengakibatkan masyarakat enggan menerima perubahan
dan enggan untuk belajar meningkatkan kualitas dirinya. Bila dibiarkan, maka
masyarakat akan semakin tertinggal kualitas dirinya. Masalah kualitas diri ini juga
menjadi salah satu masalah negara berkembang, termasuk Indonesia.
4. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu menampung angkatan kerja dengan
jumlah yang sedikit. Hal ini akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara
angkatan kerja yang telah bekerja dengan angkatan kerja yang belum bekerja.
Secara ekonomi, angkatan kerja akan berpotensi meraih pendapatan dan kesejahteraan
hidup yang lebih baik dibanding angkatan kerja yang masih menganggur. Jika tidak
diatasi, angkatan kerja yang menganggur akan semakin sedikit dan membuat
perekonomian negara semakin rapuh. Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa menjadi
solusi untuk mengatasi ketimpangan ini.
Selain itu, cara mengatasi masalah pengangguran juga harus dilakukan dalam
menangani ketimpangan sosial ekonomi ini. 5. Kemiskinan
4
kualitas pribadi yang rendah serta sikap malas yang diidap masyarakat. Kemiskinan
juga dapat terjadi karena pengaruh struktur sosial yang juga disebut sebagai kemiskinan
struktural.
•Para buruh yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik serta tidak
terlatih.
6. Globalisasi
7. Teknologi
5
membaik. Sebaliknya, kegagalan memanfaatkan teknologi akan merugikan masyarakat
dan kesejahteraan ekonominya pun akan menurun.
8. Letak Geografis
Pengaruh letak geografis juga dapat mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Hal
ini bisa dilihat dari kemajuan ekonomis masyarakat di daerah dataran tinggi dengan
dataran rendah.
Secara ekonomi, daerah dataran tinggi akan meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi
karena pembangunan di daerah tersebut cukup pesat dan fasilitas pendidikan dan
kesehatannya pun terbilang memadai.
9. Pendapatan
faktor sebelumnya, seperti lapangan kerja, kemiskinan, kualitas diri, dan pendapatan.
Tingkat kekayaan di Indonesia begitu timpang antara orang kaya dan orang miskin,
baik dari segi pendapatan maupun perlakuan dari masyarakat. Khusus segi pengakuan,
orang yang meraup pendapatan tinggi akan diperlakukan lebih layak ketimbang orang
berpendapatan rendah. Hal tersebut tentu merupakan suatu tindakan diskriminasi
terhadap orang berpendapatan rendah. Kecemburuan sosial juga akan timbul di dalam
diri orang yang berpendapatan rendah. Lebih parahnya, kecemburuan tersebut bisa
memicu tindak kejahatan yang merugikan orang berpendapatan tinggi dan tidak jarang
juga merugikan negara.
6
Selain 10 faktor di atas, masih ada beberapa faktor ketimpangan sosial di Indonesia
yang dilansir dari laman Oxam, yaitu:
• Tingginya political capture. Istilah political capture ini merupakan istilah yang
merujuk pada kemampuan orang kaya yang dapat merubah aturan hukum, sehingga
aturan tersebut dapat menguntungkan mereka.
• Upah murah yang diterima tenaga kerja yang membuat mereka sulit terlepas dari jerat
kemiskinan.
Kualifikasi tenaga kerja yang terbatas membuat suatu Indonesia sulit untuk
berkembang. Oleh sebab itu diperlukan sarana yang dapat meningkatkan kualifikasi
seorang tenaga kerja seperti membuka pelatihan kerja serta memberikan kesempatan
untuk para pekerja untuk berkarya dan berinovasi agar dapat menghasilkan suatu ide
atau buah pikiran yang baru yang dapat menghasilkan keuntungan ataupun hasil.
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki potensi akan sumber daya
alam yang sangat besar, tetapi hambatan teknologi ataupun tenaga ahli yang kurang
maka Indonesia belum bisa memaksimalkan pengunan sumber daya alam untuk
menghasilkan keuntungan dan memakmurkan kehidupan rakyat Indonesia.
13. ketidakstabilan antara tingkat natalitas dan mortalitas serta migrasi penduduk
7
suatu negara sulit untuk mengawasi penduduknya dan migrasi penduduk yang salah
dapat menyebabkan suatu daerah tempat yang sudah padat semakin padat dan tempat
yang sepi malah ditinggalin penduduknya, hal tersebut dapat menyebabkan
persebaran penduduk yang tidak merata dan dapat menimbulkan terjadi ketimpangan
di bidang ekonomi dan dapat membuat pangan di daerah/ tempat tersebut semakin
langka. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengambil tindakan untuk terus mengawasi
persebaran penduduk serta tingkat kelahiran dan kematian penduduk.
•Mendorong wilayah yang tertinggal untuk meningkatkan kualitas diri dan mampu
bersaing dengan daerah yang lebih maju.
2. Dampak Negatif:
Kriminalitas adalah tindak kriminal segala sesuatu yang mellangar hukum atau
sebuah tindak kejahatan, sedangkan kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian,pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan merupakan awal mulanya terjadinya
kriminalitas.
8
Masalah sosial ekonomi mesti diatasi dengan sejumlah cara, diantaranya:
•Mengadakan transmigrasi.
B. Upaya Pemerintah
9
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memang dapat dibilang sudah cukup baik dan
maju, namun pertumbuhan ekonomi seharusnya didukung dengan adanya peningkatan
lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran. Pemerintah berupaya
menyediakan pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja
dan peningkatan keterampilan serta kualitas sumberdaya manusia secara merata.
Tujuannya adalah untuk mengurangi adanya ketimpangan sosial di masyarakat karena
tingkat pengangguran yang tinggi.
Upaya ini dilakukan dengan pengaturan ulang pajak penghasilan dimana di Indonesia
masih didominasi oleh kalangan pekerja. Sedangkan sebenarnya penghasilan pribadi
seperti pengusaha, pemilik modal, dan yang lainnya memiliki kewajiban pajak yang
lebih besar dibanding pekerja, namun pelaksanaannya belum optimal. Kondisi ini yang
akhirnya menciptakan adanya kesenjangan sosial.
Korupsi masih merupakan masalah terpenting yang harus dihadapi oleh pemerintah
Indonesia karena pemberantasan korupsi di Indonesia masih 36% dari 100%. Korupsi
menyebabkan banyak masyarakat yang kurang mampu, hidup semakin melarat.
Seharusnya mereka mendapat bantuan dari pemerintah, tetapi tidak karena uang yang
diberikan oleh pemerintah yang digunakan untuk subsidi dikorupsi oleh pejabat atau
badan negara yang serakah. Oleh karena itu Pemberantasan korupsi perlu dilakukan
dengan cara yang lebih keras lagi seperti hukuman mati bagi koruptor yang merugikan
negara. Undang Undang yang mengatur Tindak Pidana Korupsi perlu direvisi menjadi
lebih berat hukumannya agar dapat menimbulkan efek jera bagi para koruptor.
10
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari
progam padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi keluarga keluarga
miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan
tetap. Dengan adanya progam padat karya maka tingkat kesenjangan dan pengangguran
dapat dikurangi.
Penyaluran bantuan semacam ini dapat meringankan serta membantu masyarakat yang
kurang mampu untuk tetap menjaga kelangsungan hidup, seperti contohnya Perum
Bulog menyalurkan bantuan raskin terhadap masyarakat yang kurang mampu dengan
menjual beras dengan harga yang murah dan dapat dijangkau oleh mereka.
Selain itu, penyaluran subsidi pun harus dilakukan untuk pekerja/ buruh dengan gaji
minimum, seperti contohnya pemberian subsidi BBM. Penyaluran bantuan ini dapat
menekan angka ketimpangan sosial yang terjadi.
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
Masalah ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia sangat sulit dipecahkan.
Bukan hanya di Indonesia, tetapi negara-negara berkembang pun menghadapi masalah
serupa. Masalah ini ada yang berdampak positif dan negatif. Dampak positif
ketimpangan sosial ekonomi adalah mendorong adanya persaingan antar individu,
sedangkan dampak negatifnya adalah dapat membuat kemiskinan serta kriminalitas.
3.2 Saran
Dalam menghadapi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia pada zaman
globalisasi, diperlukan usaha yang lebih kreatif, inovatif dan eksploratif.
Selain itu, diperlukan kesadaran masyarakat unuk berubah dan dukungan atau bantuan
pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu melalui pendidikan dan progam
padat karya. Dengan adanya program padat karya, pemerintah bisa memberikan
pelatihan dan pengajaran serta pekerjaan untuk masyarakat yang kurang mampu, ini
merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia
dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat (SDM) dalam pengetahuan,
wawasan, skill, dan moralitas
12
DAFTAR PUSTAKA
•http://catatankuliahfethamrin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-
dan.html
•https://materiips.com/faktor-ketimpangan-sosial
•https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
13