Anda di halaman 1dari 15

KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI DI INDONESIA

Muhammad Nasyith Ramadhan Haqiqi

2006474310

Makalah Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Program Studi Hubungan Masyarakat

Program Pendidikan Vokasi

Universitas Indonesia

2020
ABSTRAK

Keadaan sosial ekonomi di Indonesia sangatlah memprihatinkan. Terdapat kesenjangan antara masyarakat
golongan atas dengan golongan menengah ke bawah. Kesenjangan sosial ekonomi ini harus segera diatasi, agar
tidak timbul masalah-masalah sosial lainnya. Kesenjangan sosial ekonomi merupakan suatu kondisi sosial dalam
kehidupan masyarakat yang tidak seimbang akibat adanya berbagai perbedaan dalam kehidupan sosial ekonomi,
terutama dalam hal keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Dalam karya tulis ilmiah ini metodi penulisan
yang penulis gunakan adalah studi literatur atau kajian pustaka, dengan media sarana internet.
Kata kunci: kesenjangan, sosial, ekonomi

i
DAFTAR ISI

KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI DI INDONESIA.................................................................i


ABSTRAK...........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
Gambar 1.1 Potret Kesenjangan Sosial Ekonomi Di Ibu Kota...........................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
2.1 Landasan Teori..........................................................................................................................4
2.1.1 Landasan Teori 1: Teori Kelas Sosial Menurut Karl Marx............................................4
2.1.2 Landasan Teori 2: Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Wilayah...................4
2.1.3 Landasan Teori 3: Teori Stratifikasi Sosial Menurut Emile Durkheim.........................5
2.2 Hasil Penelitian..........................................................................................................................6
2.2.1 Hasil Penelitian 1................................................................................................................6
2.2.2 Hasil Penelitian 2................................................................................................................7
Gambar 1.2 Data Angka kemiskinan BP...........................................................................................7
2.2.3 Hasil Penelitian 3................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
3.1 Saran.........................................................................................................................................10
Daftar Pustaka...................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat kita pungkiri bahwa modernisasi merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi
seiring berkembangnya zaman. Sehingga manusia harus bersiap-siap untuk menghadapi
modernisasi tersebut. Menurut Wida Widianti (2009: 41) “modernisasi selalu diarahkan
untuk menciptakan situasi dan kondisi masyarakat yang lebih positif dibandingkan dengan
situasi dan kondisi yang ada sebelumnya. Di antaranya adalah tersedianya berbagai macam
fasilitas hidup, sarana, dan prasarana yang banyak dan berkualitas tinggi sehingga
mendukung berbagai sektor kehidupan masyarakat, meningkatnya taraf hidup masyarakat,
meningkatnya martabat bangsa, dan sebagainya.”

Selain akibat-akibat positif yang disebutkan di atas, pembangunan dan modernisasi yang
tidak direncanakan dengan baik dapat menimbulkan berbagai akibat negatif yang dapat
memicu masalah sosial. Masalah sosial akan berkembang jika terjadi ketidakseimbangan
dalam kehidupan sosial, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun sistem
nilai yang lain. Sedangkan J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masalah sosial
merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-
keinginan pokok dari anggota kelompok sosial tersebut sehingga akan menyebabkan
kepincangan ikatan sosial Wida Widianti (2009: 42). Salah satu masalah sosial yang timbul
dari modernisasi adalah kesenjangan sosial ekonomi.

kesenjangan sosial ekonomi

Kesenjangan sosial merupakan permasalahan yang sudah ada sejak awal kemerdekaan
Indonesia hingga saat ini. Menurut Meyrizki & Pandjaitan (2011) kesenjangan merupakan
salah satu keadaan atau kondisi yang tidak seimbang yang terdapat dalam kehidupan
sosial-ekonomi masyarakat. Kesenjangan sosial-ekonomi sering kali terjadi di lingkungan
masyarakat. Permasalahan kesenjangan utamanya sering terjadi pada ketidakmerataan
pendapatandan perbedaan pembangunan masyarakat perkotaan dan pesisir. Kesenjangan
tersebut dipengaruhi salah satunya oleh realitas sosial-ekomomi yang terjadi.”

1
Gambar 1.1 Potret Kesenjangan Sosial Ekonomi Di Ibu Kota
Dalam bahasa yang sederhana, kesenjangan dapat dikatakan sebagai ketidaksesuaian
antara harapan-harapan yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi. Kesenjangan sosial
ekonomi merupakan suatu kondisi sosial dalam kehidupan masyarakat yang tidak seimbang
akibat adanya berbagai perbedaan dalam kehidupan sosial ekonomi, terutama dalam hal
keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan.

Kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi tidak
dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidakmerataan dan ketidakseimbangan sangat
membahayakan kehidupan sosial karena dapat memicu terjadinya kecemburuan sosial yang
mempengaruhi goyahnya stabilitas nasional. Disamping itu, kesenjangan sosial dan ekonomi
akan terjadi mana kala hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan modernisasi hanya
dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Akibatnya, di satu pihak berkembang golongan
masyarakat kaya dan serba mewah, di sisi yang lain berkembang golongan masyarakat yang
hidup dibawah garis kemiskinan.

Terjadinya kesenjangan dapat diawali dengan tidak meratanya kesempatan yang dimiliki
oleh anggota-anggota masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan, berusaha, memenuhi
kebutuhan pokok, maupun kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Kesempatan untuk mendapatkan lapangan kerja dan kesempatan untuk berusaha hanya

i
3

dimiliki oleh sekelompok kecil masyarakat yang memiliki modal dan memiliki kedekatan-
kedekatan tertentu dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Akibatnya, sebagian kecil
masyarakat dapat menambah kekayaan, sedangkan yang lainnya masih bergelut dengan
kemiskinan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi di Indonesia?
 Bagaimana dampak kesenjangan sosial ekonomi bagi masyarakat?
 Mengapa masalah kesenjangan sosial ekonomi harus diselesaikan?

1.3 Tujuan
 Menguraikan penyebab kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia
 Menguraikan dampak kesenjangan sosial ekonomi bagi masyarakat
 Menguraikan solusi dari masalah kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


 Sebagai bentuk referensi bagi pembaca mengenai kesenjangan sosial ekonomi
yang terdapat di Indonesia
 Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan meneliti
mengenai kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia
 Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengembangkan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
BAB II
ISI

2.1 Landasan Teori


Dalam melakukan penelitian untuk karya ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa
teori dari para ahli agar memiliki dasar yang kuat. Berikut adalah beberapa landasan teori
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini:

2.1.1 Landasan Teori 1: Teori Kelas Sosial Menurut Karl Marx


Seluruh pemikiran Karl Marx berdasarkan tanggapan bahwa pelaku utama
dalam masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Teori kelas bukanlah sebuah teori
eksplisit, melainkan melatarbelakangi uraian Marx tentang hukum perkembangan
sejarah, tentang kapitalisme dan tentang sosialisme. Kelas social adalah golongan
dalam masyarakat yang di tentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi.
Bagi Marx sebuah kelas baru dianggap kelas dalam arti sebenarnya, apabila dia
bukan hanya “secara objektif” merupakan golongan social dengan kepentingan
tersendiri, melainkan juga “secara subyektif” menyadari diri sebagai kelas, sebagai
golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai kepentingan-kepentingan
spesifik serta mau memperjuangkanya. Menurut Marx masyarkat kapitalis
terdiri dari tiga kelas yaitu kaum buruh (mereka hidup dari upah), kaum pemilik
modal (hidup dari laba), dan para tuan tanah (hidup dari rente tanah). Tetapi, karena
dalam analisis keterasingan tuan tanah tidak dibicarakan dan pada akhir kapitalisme
para tuan tanah akan menjadi sama dengan para pemilik modal, sehingga saat ini
hanya terdapat dua kelas saja. Dalam sistem produksi kapitalis, dua kelas saling
berhadapan antara kelas buruh dan kelas pemilik, keduanya saling membutuhkan.
Ciri khas masyarakat kapitalis adalah keterbagian dalam kelas atas dan kelas
bawah. Kelas atas adalah para pemilik alat-alat produksi dan kelas bawah adalah
kaum buruh. Hubungan antara kelas atas dan kelas bawah pada hakikatnya merupakan
hubungan penghisapan atau eksploitasi1

2.1.2 Landasan Teori 2: Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar


Wilayah
Menurut Hipotesa Neo-klasik yang dikemukakan oleh Douglas C. North, pada
awal proses pembangunan suatu negara, ketimpangan pembangunan antar wilayah

1
Magnis, Franz-suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal:110-115

4
5

cenderung meningkat. Berjalannya proses ini terjadi sampai ketimpangan tersebut


mencapai titik puncak. Setelah itu, bila pembangunan terus berlanjut, maka secara
berurutan ketimpangan pembangunan antar wilayah tersebut akan menurun. Berkaitan
dengan hipotesa ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa negara – negara yang sedang
berkembang biasanya ketimpangan antar wilayahnya cenderung tinggi, sedangkan di
negara maju ketimpangan tersebut akan menjadi lebih rendah. (Sjafrizal, 2012).

2.1.3 Landasan Teori 3: Teori Stratifikasi Sosial Menurut Emile


Durkheim
Durkheim Mengemukakan teori stratifikasi sosial dalam perspektif fungsional.
Teori fungsional melihat bagaimana bagian-bagian dalam masyarakat memberikan
sumbangan dan berfungsi pada berjalannya suatu masyarakat. Durkheim Juga melihat
bagaimana bagian-bagian dalam masyarakat tersebut menghasilkan kohesi sosial. Ia
memfokuskan perhatian pada solidaritas sosial.

Durkheim mengemukakan teori mengenai perubahan masyarakat dari


tradisional ke modern, yang diikuti dengan perubahan solidaritas dari mekanik
menjadi organik.  Solidaritas mekanik didasarkan pada adanya kesadaran kolektif, 
keyakinan dan perasaan bersama di antara anggota masyarakat.  Sementara solidaritas
organik berbasis pada saling ketergantungan antar anggota masyarakat karena adanya
spesialisasi pekerjaan.  Perubahan dalam masyarakat ini terjadi karena adanya
peningkatan pembagian kerja.

Masyarakat modern, dengan karakteristik pembagian dan spesialisasi


kerjanya, memperlihatkan keragaman jenis dan hierarki pekerjaan.  Kondisi ini
merefleksikan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat yang menurut Durkheim,
dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Ia  melihat bahwa status sosial merupakan
dimensi utama dalam stratifikasi sosial (Bowles, 2010). Oleh karena itu, keberadaan
struktur okupasi menjadi hal yang relevan.

Dalam masyarakat yang ditandai dengan suatu pembagian kerja,  berbagai


pekerjaan diisi oleh individu-individu yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh
pekerjaan tersebut.  individu-ndividu yang memiliki keahlian dan kompetensi tinggi
akan menduduki posisi yang tinggi. Mereka menduduki posisi tinggi, tetapi juga
memperoleh imbalan tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka. 
6

2.2 Hasil Penelitian


Setelah peneliti melakukan penelitian melalui data sekunder atau kajian Pustaka,
peneliti mendapatkan beberapa hasil, yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Hasil Penelitian 1


Kesenjangan sosial di Indonesia tidaklah terjadi dengan sendirinya. Berikut adalah
beberapa faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial di Indonesia:

 Perbedaan sumber daya alam


Setiap daerah memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda. Apabila dapat
memanfaatkan sumber daya alam dengan baik, maka laju perekonomian suatu
daerah akan meningkat. Namun sangat disayangkan, banyak daerah di
Indonesia yang masih belum mampu untuk memanfaatkan sumber daya
alamnya masing-masing, sehingga perekonomian daerah tersebut berjalan
lamban.
 Pembangunan yang tidak merata
Dapat kita lihat dengan jelas, bahwa pembangunan di Indonesia masih belum
merata dengan baik. Pemerintah masih terfokus pada pembangunan di daerah
perkotaan, sehingga timbul ketimpangan antara masyarakat perkotaan dengan
masyarakat pedesaan.
 Faktor demografis
Tidak dapat kita pungkiri, faktor demografis merupakan salah satu masalah
utama yang dihadapi pemerintah Indonesia dari dulu hingga kini. Tingkat
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, tingkat pendidikan yang masih
belum merata, tingkat kesehatan yang masih rendah, serta kurangnya lapangan
pekerjaan membuat kesenjangan sosial di Indonesia masih terjadi hingga kini.
 Kapitalisme
Meskipun negara Indonesia tidak menganut system ekonomi kapitalisme,
namun tidak jarang kita temui bahwa para pemodal atau pebisnis yang
memiliki modal dan alat kerja yang menguasai pasar ekonomi. Akibatnya,
rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya pada bisnis-bisnis kecil semakin
terdesak.
7

2.2.2 Hasil Penelitian 2


Kesenjangan sosial di Indonesia menimbulkan dampak negatif, baik bagi
pemerintah maupun bagi masyarakat yang mengalaminya. Berikut adalah beberapa
dampak dari kesenjangan sosial di Indonesia:

 Kemiskinan dan pengangguran


Kesenjangan sosial menimbulkan naiknya angka kemiskinan yang disebabkan
oleh kurangnya lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat tidak memiliki
sumber pendapatan. Hal ini dapat memicu menurunnya pendapatan per kapita
suatu negara.

Gambar 1.2 Data Angka kemiskinan BP


8

 Kriminalitas meningkat
Akibat dari kemiskinan dan pengangguran, masyarakat tidak memiliki uang
untuk membeli kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu, tidak jarang mereka
mengambil langkah instan, yaitu tindak kriminalitas. Hal ini sering kita lihat
pad kota-kota besar di Indonesia, di mana tingginya tingkat kesenjangan sosial
menyebabkan maraknya tindak kriminalitas.
 Anak-anak kurang mendapatkan pendidikan
Karena kemiskinan yang melanda masyarakat, mereka akan sulit untuk
menyekolahkan anak-anak mereka. Jangankan untuk membayar biaya dan
keperluan sekolah, untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan untuk
memenuhinya.
 Tingkat kualitas kesehatan menurun
Seperti halnya untuk pendidikan, tingkat kualitas kesehatan akan menurun.
Masyarakat sulit untuk berobat dan membeli makanan yang bergizi karena
tidak mampuan mereka dalam membayar fasilitas kesehatan dan sulit membeli
makanan yang bergizi. Lagi-lagi, kemiskinan adalah jurang pemisah bagi
mereka.

2.2.3 Hasil Penelitian 3


Setelah mengetahui hasil penelitian 1 dan 2, kita sama-sama menyadari bahwa
kesenjangan sosial adalah masalah yang harus kita hadapi bersama. Bila tidak segera
dituntaskan, masalah ini akan mengakar lebih dalam dan meluas ke aspek lainnya.
Oleh karena itu, berikut adalah solusi untuk mengatasi masalah kesenjangan sosial di
indonesia:

 Kebijakan Pemerintah yang adil dan efektif


Pembangunan atau perbaikan infrastruktur yang merata, tidak hanya di daerah
perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan. Serta regulasi perdagangan yang
tidak memberatkan para petani dan pengusaha kecil.
 Menyediakan lapangan pekerjaan
Pemerintah wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi seluruh
masyarakatnya, baik itu dengan membuka lapangan pekerjaan baru maupun
dengan memberi pinjaman modal agar masyarakat dapat membuka peluang
kerja baru. Hal ini dilakukan agar dapat menekan tingkat penangguran
sehingga tingkat kriminalitas akan menurun.
9

 Mempermudah akses pendidikan dan kesehatan


Pemerintah dituntut agar dapat memberikan akses pendidikan yang merata
hingga ke pelosok desa, dengan biaya pendidikan gratis selama 12 tahun.
Akses kesehatan juga perlu dibenahi, dengan tidak memungut biaya
pengobatan terhadap rakyat menengah ke bawah yang akan dan sedang
berobat.
 Meminimalisir adanya Tindakan KKN oleh pegawai pemerintah
Tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) sangat merugikan negara.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dihilangkan, masyarakat dapat mendapatkan
kesempatan untuk menjadi pegawai negeri dan negara tidak dirugikan dengan
Tindakan korupsi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesenjangan sosial merupakan masalah yang harus segera ditangani oleh
pemerintah. Karena apabila tidak ditangani dengan segera, masalah ini akan mengakar
semakin kuat dan menyebar ke aspek yang lebih luas. Tidak ada hal positif yang kita
dapatkan dari masalah kesenjangan sosial. Kita sebagai bangsa Indonesia tentu saja
menginginkan terlaksananya sila ke-5 Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Kita ingin saudara-saudara satu bangsa kita yang terlahir kurang
beruntung dapat merasakan kehidupan yang nyaman, tidak takut akan kekurang dan
hambatan tentang hari esok.

Kesenjangan sosial menjadi bukti kurang cakapnya pemerintah dalam


mengayomi dan melayani rakyatnya. Semua rakyat Indonesia berhak untuk hidup
nyaman di tanahnya sendiri. Mereka berhak mendapatkan fasilitas-fasilitas yang
hanya didapatkan oleh sebagian orang yang berkecukupan saja. Mereka berhak untuk
hidup layak serta mendapatkan pendidikan, mendapatkan fasilitas kesehatan,
mendapatkan pekerjaan, dan terhindar dari kemiskinan.

Apabila masalah kesenjangan sosial ini cepat ditanggapi oleh pemerintah,


dengan tidak langsung Indonesia selangkah lebih dekat menjadi negara maju. Bukan
tidak mungkin jika masalah ini terselesaikan, seluruh masyarakat dapat hidup damai
tentram tanpa khawatir akan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi. Dengan angka
pengangguran yang menurun, otomatis angka kriminalitas pun menjadi turun
sehingga kualitas hidup di Indonesia menjadi lebih baik.

3.1 Saran
Pemerintah harus dapat melihat keadaan sekitar rakyatnya, karena masalah
kesenjangan sosial ini berada tepat di depan mata. Tidak perlu berpergian jauh ke
pelosok daerah untuk mencarinya, karena masalah ini pun terdapat di ibu kota DKI
Jakarta. Di mana Gedung-gedung membentang tinggi menjulang ke angkasa, di
dekatnya terdapat pula perumahan kumuh di bantaran sungai. Memang keadaan ini
sangat miris, dan akan bertambah parah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu semakin
cepat masalah ini diatasi, semakin cepat pula penderitaan mereka terselesaikan.

10
9

Pemerintah harus mampu membuat kebijakan yang dapat menuntaskan


permasalahan ini hingga ke akarnya. Karena permasalahan ini sudah ada sejak awal
kemerdekaan Indonesia, akan cukup sulit bila tidak disertai dengan rencana yang
matang. Diawali dengan pembuatan peraturan hingga realisasi kebijakan. Semuanya
harus dilakukan demi kesejahteraan bangsa

Indonesia. Masyarakat juga memiliki peranan besar dalam menuntaskan


permasalahan ini. Selain menjadi pengawas dari jalannya kebijakan pemerintah, kita
sesama rakyat Indonesia harus saling menghargai dan membantu mereka yang sedang
dalam keadaan sulit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Widianti, Wida. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XII IPS
2. Magnis, Suseno dan Franz. Pemikiran Karl Marx. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
3. Ratna Irawati Pattinasarany, Indera. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2016
4. Luki Adnandyo, Reza. 2020.” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan
Pembangunan Antar Wilayah Provinsi Di Pulau Jawa”. Skripsi. FEB, Ekonomi
Pembangunan, Universitas Trisakti, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai