Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pemecahan Masalah Sosial Untuk Mencapai


Kehidupan Yang Lebih Baik

DISUSUN OLEH:

1. SOVIAN HADI
2. ULFA PAEZATURRAHMI
3. M. AKBIL ZAMRI
4. HILMI PRAYAYNTI
5. ELFINA MALYA SUENDRA

KELAS XI / IPS - 2

SMA NEGERI 1 JANAPRIA


TAHUN PELAJARANAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kami dari para juru nasehat dan
yang memberei pengertian kepada kami tenteng ilmu-ilmu ulama yang melekat.
tetapkanlah Rahmat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan tugas
mata pelajaran sosiologi dengan membuat makalah yang berjudul “Pemecahan
Masalah Sosial Untuk Mencapai Kehidupan Yang Lebih Baik“
Atas tersusunya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi tingginya kepada guru-guru terutama kepada guru
pembimbing kami
Dan karena tidak ada gading yang tak retak maka kami sangat
mengharapkan koreksi dan tegur sapa para guru ,cerdik pandai dan semua
pembaca demi penyempurnaan langkah kami selanjutnya .
Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kaum
muslimin pada umumnya amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1. Latar belakang...........................................................................................................................4
2. Tujuan.........................................................................................................................................4
3. Rumusan masalah......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
1. Konsep permasalahan social…………………………………………………………….5
2. Dampak Permasalaha Sosial Terhadap Kehidupan Publik...................................................6
3. Pemecahan Masalah Sosial Berbasis Negara...........................................................................8
4. Pemecahan Masalah social berbasis masyarakat……………………………………….. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................13
1. Kesimpulan...............................................................................................................................13
2. Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………14
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti
norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyrakatan,
proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala
tersebut berlangsung secara norml sebagaiman dikehendaki masyarakat bersangkutan.
Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala
patologis. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan.
Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan maslah-masalah sosial.
Maslah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di
dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-
nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut bersifat sosial karena
bersangkut paut dengan hubungan antarmanusia dan di dalam kerangka bagian-bagian
kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan masalah karena bersnagkut-paut dengan
gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-
hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan
kelompok.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah masalah sosial ini adalah :
1. Permasalahan Sosial di Masyarakat
2. Dampak Permasalahan Sosial Terhadap Kehidupan Publik
3. Pemecahan Masalah Sosial untuk Mencapai Kehidupan Publik yang Lebih Baik

C.    TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengerti dan memahami
pengertian masalah sosial, batasan, klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya, dapat
mengetahui ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah-masalah sosial serta mampu
memberikan contoh masalah sosial penting.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Permasalahan Sosial di Masyarakat


1.      Konsep Permasalahan Sosial
Ahli sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang
ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial
dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus, seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah mufakat dan lain
sebagainya.
Timbulnya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto, sebagaimana
penjelasan diatas, dapat diartikan sebagai masalah sosial. Masalah sosial timbul karena
sebab-sebab individu sendiri (intrinsik) dan dari luar individu (ekstrinsik). Sebab-
sebab ekstrinsikberasal dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Masalah sosial sebagai proses sosial mencakup konsepsi tentang disorganisasi
sosial dan konflik nilai. Masalah sosial timbul sebagai akibat dari proses perubahan
sehubungan dengan perkembangan dalam sistem kepribadian manusia serta sistem
sosial.dalam proses ini pula terjadi hambatan-hambatan terhadap realisasi nilai-nilai sosial.
Terjadinya masalah sosial sebagai proses adalah alami dan tidak dapat dielakkan lagi. Pada
hakikatnya permasalahan kesejahteraan sosial timbul dari dapat atau tidak terpenuhinya
kebutuhan manusia.
Sedangkan menurut Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang
dimaksud masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh
suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga
berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat kondisi itu diharapkan dapat
diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum
atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio, dan surat kabar.
Situasi sosial yang tidak diinginkan oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan akan
mengganggu sistem sosial dan perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah
perilaku meyimpang dari nilai atau norma-norma (Horton dan Leslie, 1984). Masalah
sosial adalah suatu kondisi sosial yang memengaruhi sejumlah besar orang yang
memerlukan perbaikan segera dengan sekumpulan tindakan-tindakan (Zastrow, 2000).
Ada juga yang mengatakan bahwa Masalah Sosial adalah suatu situasi atau kondisi yang
tidak mengenakkan atau situasi problematic (Pincus & Minahan).
Ditinjau dari paradigma ilmu-ilmu sosial, pengertian masalah sosial masih lazim
digunakan untuk menunjuk suatu masalah yang tumbuh dan/atau berkembang dalam
kehidupan komunitas, dimana masalah itu dianggap kurang atau bahkan tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan/atau norma-norma sosial dalam komunitas tersebut. Tumbuh dan
berkembangnya suatu masalah sosial sangat tergantung pada dinamika proses
perkembangan komunitas itu sendiri. Ketika suatu komunitas mengalami proses
perkembangan baik karena adanya faktor-faktor dari luar komunitas, karena adanya
faktor-faktor dari dalam komunitas itu sendiri, maupun adanya proses diferensiasi
struktural dan kultural biasanya komunitas tersebut akan selalu mengalami goncangan,
apalagi jika faktor-faktor perubahan itu datangnya sangat cepat.
Unsur-unsur masalah sosial yaitu: adanya situasi atau kondisi sosial; adanya
sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau kondisi sosial tersebut; adanya evaluasi
terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut sebagai tidak mengenakkan; adanya alasan-
alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut tidak mengenakkan.
Masalah sosial, dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama Masalah sosial
konvensional; kemiskinan, wanita rawan sosial ekonomi, keluarga berumah tak layak huni,
keterlantaran (balita, anak, dan lanjut usia), keterasingan, kecacatan, ketunaan sosial
(gelandangan, tuna susila), anak remaja nakal, bencana. Kedua Masalah kontemporer;
kerusuhan sosial, korban tindak kekerasan/perlakuan salah, anak jalanan, keluarga dengan
masalah sosial psikologis, korban penyalahgunaan napza, penyandang penyakit HIV/AIDS,
keluarga rentan.
Pada umumnya, sumber masalah sosial itu adalah bencana alam dan proses sosial.
Misalnya, pemerintah daerah mengharuskan masyarakat menggunakan kompor gas karena
bahan bakar minyak tanah akan dihilangkan. Kondisi ini menimbulkan masalah sosial yang
penting untuk diselesaikan. Harus ada jalan keluar atau solusi yang diajukan oleh pihak
tertentu, seperti pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, atau musyawarah
mufakat. Kalau solusi itu tak bisa dilakukan, maka masalah sosial yang lebih besar akan
timbul, sifatnya bisa bermacam-macam, bisa protes-protes kecil atau bahkan kekerasan
dan lainnya.

B.    Dampak Permasalahan Sosial Terhadap Kehidupan Publik


Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat berbagai macam permasalahan sosial. Contoh
masalah sosial di masyarakat, seperti kemiskinan, kenakalan remaja, masalah
kependudukan, masalah pencemaran lingkungan, maupun masalah sosial lainnya. Adanya
berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa dampak bagi
masyarakat itu sendiri. Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik dampak positif
maupun negatif. Adapun dampak negatif dari adanya permasalahan sosial di masyarakat,
antara lain:[1]
1. Meningkatnya tingkat kriminalitas atau kejahatan
Permasalahan yang terjadi dalam masyarakat terutama masalah ekonomi dapat
mengakibatkan terjadinya kriminalitas atau kejahatan dalam kehidupan publik.
Kejahatan yang terjadi di ranah publik tidak semua mengakibatkan penderitaan pada
korban sebagai akibat tindak pidana oleh orang lain. Light, Keller dan Calhoun menamakan
dengan kejahatan tanpa korban. Kejahatan ini meliputi: berjudi, penyalahgunaan obat bius,
mabuk-mabukan, dan hubungan tidak sah yang dilakukan secara sukarela antara orang
dewasa.  Meskipun tidak membawa korban namun perbutan tersebut digolongkan sebagai
kejahatan karena dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun oleh
kelompok yang berkuasa. Disamping itu, dia juga menjelaskan bahwa perbuatan kejahatan
juga bisa membawa korban. Misalnya pemabuk yang sering melakukan perbuatan yang
membawa cedera orang lain.
Tindak kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kelas bawah tetapi juga
dilakukan oleh orang-orang kelas atas. White Collar crime merupakan suatu konsep yang
diperkenalkan oleh sutherland yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang
terpandang atau orang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya. Adapun contoh
kejahatan dalam bentuk jenis ini adalah penghindaran pajak, penggelapan uang
perusahaan, penipuan dan seterusnya.
2. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
Ketidakadilan sosial ekonomi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat mengakibatkan
terjadinya berbagai persoalan dalam kehidupan publik, salah satunya adalah adanya
kesenjangan sosial antara orang kaya dengan orang miskin.
3. Adanya perpecahan kelompok.
Perpecahan antar kelompok merupakan  masalah sosial yang terjadi akibat perbedaan-
perbedaan yang ada antar kelompok yang berbeda yang menimbulkan stereotip diantara
anggota kelompok.

4. Munculnya perilaku menyimpang


Permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat bisa mengakibatkan munculnya
perilaku menyimpang di dalam kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang merupakan
perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas
toleransi. Misalnya: sesorang yang putus sekolah tidak mendapatkan tempat dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena tidak ada keterampilan yang dimilikinya yang bisa
membuat dia diterima didunia kerja, dia memilih jalan untuk bergabung dengan komplotan
pencuri dengan kendaraan bermotor.[2]
5. Meningkatkan pengangguran
Permasalahan pendidikan yang tidak merata dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang
tidak dapat menampung jumlah para pencari kerja mengakibatkan jumlah angka
pengangguran meningkat di kehidupan masyarakat. Pengangguran yang terjadi di dalam
masyarakat bisa mengakibatkan permasalahan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat
misalnya seseorang di PHK dari sebuah perusahaan karena perusahaan tersebut
mengalami kebangkutan. Maka jumlah pengangguran bertambah. Bertambahnya jumlah
pengangguran akan menimbulkan permasalahan dalam keluarga orang yang bersangkutan
khususnya masalah ekonomi keluarga.

C.    Pemecahan Masalah Sosial untuk Mencapai Kehidupan Publik yang Lebih Baik
1.      Pemecahan Masalah Social Berbasis Negara
a.      Pengantar
Kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah bahwa masyarakat
terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan struktural tertentu maka
dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan, kesempatan dan peluang yang
lebih baik dari individu yang lain. Dari hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan
tertentu dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus
memungkinkan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih
banyak yang kekurangan.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan
sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk melakukan perubahan dan
perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan sosial dapat dibedakan antara upaya
pemecahan berbasis negara dan berbasis masyarakat. Negara merupakan pihak yang
sepatutnya responsif terhadap keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan
setiap warganya merupakan tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan
negara. Di lain pihak masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika
menghendaki kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.
b.      Kebijakan Social
Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah sosial
adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan dengan baik
apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi masalah sosial
dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti telah memberikan
kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga bila diimplementasikan
akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang efektif.
Pada dasarnya kebijakan social merupakan kebijakan dengan kelompok sasaran
tertentu, terutama warga masyarakat yang kehidupannya dianggap tidak sesuai dengan
tuntutan harkat dan martabat sebagai manusia. Kenyataan ini dapat memberikan kesan
bahwa pelayanan social sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan social lebih
berorientasi pada penyandang masalah. Contoh program jaminan, perlindungan dan
asuransi kesejahteraan social.
D.       Perencanaan Social
Kebiakan termasuk kebijakan social adalah merupakan suatu keputusan tentang
perubahan dan perkembangan yang dibutuhkan. Keputusan tersebut tidak akan membawa
dampak pada perubahan kondisi kehidupan apabila tidak dijalnkan. Dengan demikian
suatu keputusan perlu ditindak lanjuti dengan perumusan tentang bagaimana mewjudkan
perubahan dan perkembangan tersebut.berbicara tentang hal itu berarti berbicara tentang
perencanaan, dalam hal ini adalah perencanaan social.

2.      Pemecahan Masalah Social Berbasis Masayarakat


a.      Pengantar
Sebagai pihak yang paling merasakan akibatnya, sebetulnya masyarakat sendiri
yang paling tidak menghendaki adanya masalah social. Oleh sebab itu keberadaannya akan
mengundang respon yang merupakan reaksi masyarakat terhadap kondisi tersebut.
Penanganan masalah sosial oleh masyarakat sendiri dalam banyak hal juga dapat
berkedudukan saling mengisi dan saling melengkapi tindakan penanganan yang dilakukan
oleh institusi pemerintah (Negara). Sebagai kerangka konseptual untuk menjelaskan
hubungan saling melengkapi tersebut, Glassner dan Freedman mencoba menempatkan
usaha pelayanan social yang merupakan salah satu implementasi dan kebijakan social oleh
Negara bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri, akan tetapi berada dalam konteks
lingkungan social tertentu. Sehubungan dengan hal itu dikatakan bahwa upaya pelayanan
social oleh Negara tersebut akan melibatkan interaksi atau hubungan timbale balik antara
tiga pihak: agency, worker, dan client.
Dengan berbekal pengalaman dan skill yang dimiliki, worker memberikan
pelayanan kepada client dan client mereson pelayanan tersebut. Sementara
agencyberfungsi menyiapkan, mengorganisasikan dan menyampaikan pelayanan kepada
client dan kemudian client memanfaatkan pelayanan tersebut. Dalam hubungan yang lain
agency merumuskan, mendesain dan mempersiapkan seperangkat pelayanan sedang
worker bertugas sebagai ujung tombak untk menghubungkan pelayanan tersebut dengan
client. Walaupun demikian, hubungan tiga pihak dalam proses pelayanan social tersebut
dikatakan tidak berada diruang hampa, akan tetapi berada dalam konteks kehidupan social
baik dalam level community maupun society.
Respon masyarakat terhadap masalah social pada umumnya merupakan tindakakn
bersama yang diharapkan berdampak pada kondisi kehidupan yang lebih baik. Secara
umum dapat dikatakan, bahwa masyarakat yang dapat megelola dan mengatasi masalah
social, memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang
lain. Sebaliknya, ketidakmampuan masyarakat untuk menangani dan memecahkan
masalah social yang dihadapi dapat melahirkan kondisi social illfare sebagai lawan kata
dari social welfare. Sudah tetu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera
tersebut tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam mnegelola dan mengatasi
masalah social, akan tetapi juga ditentukan oleh terciptanya iklim yang kondusif bagi
perkembangan masyarakat.
b.      Mengembangkan Pemberdayaan Sosial
Apabila dalam kehidupan masyarakat ditemukan suatu kondisi di mana banyak nilai
dan norma dilanggar sehingga keberaturan dan integrasi social terganggu, maka system
yang baik akan melihatnya sebagai kegagalan mekanisme sosialisasi nilai dan control
sosialnya. Hal ini kemudian akan diserap dan dijadikan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki mekanisme yang ada secara melekat. Dengan cara ini kemudian
menghasilkan perubahan dan perbaikan dalam mekanisme sosialisasi nilai dan mekanisme
control sosialnya, sehingga berbagai bentuk masalah social yang dipicu oleh pelanggaran
nilai dan norma dapat dihilangkan atau minimal dikurangi. Maka dalam rangka usaha
masyarakat sendiri untuk menangani masalah social terutama melalui development,
strategi community development dan strategi pembangunan lain yang berbasis masyarakat
dan berorientasi pemberdayaan dapat digunakan.
Berdasar pendapat Sunyoto Usman (2003 : 40-47 ) ada beberapa strategi yang
dapat menjadi pertimbangan untuk dipilih dan kemudian diterapkan  dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu menciptakan iklim, memperkuat daya, dan melindungi.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat  dari tiga sisi,
yaitu ;pertama,  menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan  potensi masyarakat
berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia
memiliki potensi atau daya yang dapat dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi atau
daya yang dimiliki masyarakat (empowering), upaya yang amat pokok adalah peningkatan
taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan
ekonomi seperti modal, lapangan kerja, dan pasar. Ketiga, memberdayakan mengandung
pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah.
Berbicara tentang pendekatan, bila dilihat dari proses dan mekanisme perumusan
program pembangunan masyarakat, pendekatan pemberdayaan cenderung
mengutamakan alur dari bawah ke atas atau lebih dikenal pendekatan bottom-up.
Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap
keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan
mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya.
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan dan
penentuan kebijakan, atau dalam pengambilan keputusan. Model pendekatan dari bawah
mencoba melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Pendekatan yang
dilakukan tidak berangkat dari luar melainkan dari dalam. Seperangkat masalah dan
kebutuhan dirumuskan bersama, sejumlah nilai dan sistem dipahami bersama. Model
bottom memulai dengan situasi dan kondisi serta potensi lokal. Dengan kata lain model
kedua ini menampatkan manusia sebagai subyek. Pendekatan “bottom up” lebih
memungkinkan penggalian dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan. Hal ini
disebabkan karena masyarakat lebih merasa “memiliki”, dan merasa turut bertanggung
jawab terhadap keberhasilan pembangunan, yang nota bene memang untuk kepentingan
mereka sendiri. Betapa pun pendekatan bottom-upmemberikan kesan lebih manusiawi dan
memberikan harapan yang lebih baik, namun tidak lepas dari kekurangannya, model ini
membutuhkan waktu yang lama dan belum menemukan bentuknya yang mapan.

c.       Pemanfaatan Modal Social


Kewenangan masyarakatuntuk menyelesaikan upaya penanganan masalah social
tidak akan efektif apabila masyarakat tidak mempunyai kapasitas guna melakukannya. Dari
pengamatan melalui praktek kehidupan dalam keseharian ternyata masyarakat telah
banyak melakukan upaya penanganan masalah social ini. Berbagai pola penanganan
mereka peroleh melalui proses belajar social yang berlangsung dalam dinamika interaksi
dan relasi sosialnya. Pada umumnya masyarakat mampu melakukan hal-hal seperti itu
karena dalam masyarakat sendiri tersimpan modal social, yang seperti halnya dengan
modal fisik dan financial dapat digunakan sebagai energy penggerak tindakan bersama
termasuk dalam menangani masalah social. Sebagai contoh program pengentasan
kemiskinan perkotaan (P2KP) yang mengembangkan lembaga yang diberi nama Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk masyarakat melalui kelompok swadaya
masyarakat (KSM) untuk melakukan pengelolaan aktivitas pengentasan kemiskinan oleh
masyarakat sendiri. Pada sisi lain dijumpai juga  berbagai tindakan bersama yang hasilnya
tidak secara langsung meningkatkan taraf hidup. Bentuknya merupakan usaha yang
dirancang dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri untuk membangun berbagai
prasarana produksi misalnya bendungan dan saluran air serta pasar desa. Disampign itu
juga tidak jarang keberadaan modal social tersebut dapat menjadi energy bagi tindakan
bersama untuk pengadaan fasilitas umum yang lain seperti gardu ronda, tempat mandi
umum, serta balai pertemuan.
Dalam bentuk yang lain terutama dilihat dari upaya untuk mengantisipasi masalah
social, modal social yang berupa solidaritas social, rasa saling percaya dan asas timbal balik
dapat mendorong berbagai bentu tindakan yang merupakan cerminan kepedulian social.

d.      Pemanfaatan Institusi Social


1)      Organisasi Masyarakat
Secara garis besar organisasi yang melakukan usaha kesejahteraan social yang
berasal dari masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga yakni institusi masyarakat local,
organisasi yang bergerak atas dasar motivasi filantropi dan lembaga swadaya masyarakat.
Ketiganya merpakan organisasi social non pemrintah karena tumbuh dari dalam dan atas
prakarsa masyarakat sendiri. Disamping itu juga merupakan organisasi social di luar sector
swasta atau usaha, oleh karena pada dasarnya bersifat non profit. Contoh GNOTA (Gerakan
Nasinal Orang Tua Asuh), PKAK (Peningkatan Kesejahteraan Anak dan Keluarga), serta
LSM yang secara langsung melakukan usaha kesejahteraan social dan pelayanan social
maupun LSM yang secara tidak langsung dapat berdampak pada peningkatan
kesejahteraan social melalui advokasi dan kedudukannya sebagai kelompok penekan yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan, contohnya Sigab, Sapda, dsb.
2)      Organisasi Swasta
Perusahaan swasta yang berorientasi profit dan memiliki usaha diluar bidang
pelayanan social dan jaminan social, sebtulnya juga dapat melakukan usaha sampingan
dalam bentuk kegiatan pelayanan social dan bantuan social. Beberapa perusahaan
memasukkan pelayanan social sebagai aktualisasi kepedulian sosialnya yang merupakan
bagian dari aktvitas usahanya dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Contoh
yang lain adalah adanya perusahaan ang baik secara tetap dan rutin menjadi donator bagi
usaha kesejahteraan social.
BAB PENUTUPAN

A.      KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah maslah sosial ini adalah :
1. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut
merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan
dengan hukum dan bersifat merusak.
2. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat diklasifkasikan dalam
keempat kategori, yaitu  faktor-faktor ekonomis, biologis, biofsikologis dan
kebudayaan.
3. Ukuran- Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial meliputi,  Kriteria Utama,
Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial, Pihak-pihak   yang Menetapkan Apakah
suatu Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak, Perhatian Masyarkat dan
Masalah Sosial
4. Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, kejahatan, disorganisasi
keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan,
pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan, masalah
lingkungan hidup, birokrasi.
5. Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan
yaitu, metode preventif dan metode represif.

B.       SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan memahami
masalah sosial, sehingga dapat menerapkan nya dalam kehidupan masyarakat dan
mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi dlam masyarakat itu sendiri. 
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Yesmil dan Adang. 2013. Sosiologi untuk Universitas. Bandung: Refika Aditama


Hartley, John. 2004. Communication, Cultural, and Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta:
Jalasutra
Kartono, Kartini. 2015. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers
Rufikasari, Lia Candra dan Slamet Subiyantoro. 2014. Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Untuk SMA/MA. Surakarta: Mediatama.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soetomo. 2013. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI
Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yesmil Amor dan Adang. 2013. Sosiologi untuk Universitas. Yogyakarta: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai