Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SOSIOLOGI

Individu, kelompok dan hubungan sosial di masyarakat

Kelompok 3
Disusun Oleh
-Muhamad Arjuna Setiawan
-Ade Alfian

X - IPS

SMA PRO AN-NIZZHOMIYAH


JL. MADRASAAH NO. 14 KEL. KALIBARU KEC. CILODONG KOTA DEPOK 16414

2021
DAFTAR ISI

Sampul Halaman i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar belakang 1
B. Rumus masalah 1
C. Tujuan 1

Bab 2 Pembahasan 2

1. Apa pengertian hubungan social? 2


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan social? 2
3. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sosial? 4
4. Apa tujuan hubungan sosial? 10
5. Apa saja jenis-jenis hubungan sosial? 11
6. Apa saja dampak-dampak dari hubungan social? 11

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami bersedia untuk menerima kritik serta saran dari pembaca agar terwujud sebuah makalah
yang lebih baik.
Akhir kata, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 30 Nopember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang
lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Setiap individu
pasti melakukan hubungan social karena pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk
social yang tidak akan lepas dari interaksi social atau kontak social dengan indvidu atau
kelompok yang lain.

 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hubungan social?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan social?
3. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sosial?
4. Apa tujuan hubungan sosial?
5. Apa saja jenis-jenis hubungan sosial?
6. Apa saja dampak-dampak dari hubungan social?

 Tujuan

1. Untuk menegetahui pengertian hubungan social.


2. Untuk menegetahui factor-faktor yang mempengaruhi hibungan social.
3. Untuk menegetahui bentuk-bentuk hubungan social.
4. Untuk menegetahui tujuan hubungan social.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan social.
6. Untuk mengetahui dampak-dampak hubungan social.

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Definisi Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi antar manusia. Menurut Gillin Dan Gillin, hubungan sosial
adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok,
antar orang dengan kelompok. Secara umum hubungan sosial adalah hubungan timbal balik
antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada
kesadaran untuk saling menolong.

Proses hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak
langsung atau mengunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lain-
lain. Proses hubungan sosial akan  terjadi pada saat ada dua individu atau lebih yang saling
mengadakan kontak sosial maupun komunikasi.

2.1.1 Ciri-Ciri Hubungan Sosial

Secara ringkas hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
identifikasikan melalui ciri-ciri yang nampak berupa :

1. Ada pelaku lebih dari satu orang.


2. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan pelaku.

1. Ada komunikasi antar pelaku dengan memakai simbol-simbol dalam bentuk bahasa lisan
maupun bahasa isyarat.

1. Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang)

yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

2.2    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial


         Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam maupundari luar dirinya.

2.2.1 Faktor Internal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai
berikut.

1. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui


perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
2. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
4. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.

2.2.2 Faktor Eksternal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut.

Simpati

Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut
karena penampilannya, kebijaksanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang
kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi atau interaksi sehingga terjadi pertukaran
atau nilai pendapat. Contohnya, ketika kita mengetahui teman kita bersedih maka kita ikut
merasakan kesedihannya, ketika di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Provinsi D.I
Yogyakarta, ProvinsiJawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, ProvinsiNusa Tenggara Timur, dan
Provinsi Papua mendapat bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun lainnya)
yang menghancurkan semua maka kita pun ikut merasakan penderitaan dan berusaha membantu
mereka.

Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan
perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas, seperti motif ekonomis, motif
popularitas, atau politik.Motivasi juga dapat muncul dari pengaruh orang lain. Contohnya,
dengan diberikan tugas dari guru maka murid akan termotivasi untuk selalu rajin belajar setiap
hari.

Empati
Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibattersentuh perasaannya
dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati. Contoh ketika
kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya kerena bencana maka tidak terasa kita ikut
menangis dan merasakan deritanya(simpati) sehingga kita ingin membantu meringankan
penderitaannya (empati).

Sugesti

Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau
sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu
interaksi sosial.

Imitasi

Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena
adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lainyang dianggap cocok atau
sesuai. Contohnya meniru mode rambut artis idolanya.

Identitas

Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang
lain.Identifikasi karena terikat oleh suatuaturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri
seperti orang lain,atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri. Contohnya,
pakaian seragam yang harus dikenakan murid di suatu sekolah.

        

2.3    Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial

         Menurut Gillin Dan Gillin, terjadinya sebuah hubungan sosial dapat dibedakan menjadi 2,
proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif.

1. Proses Sosial Assosiatif

Terjalinnya hubungan sosial yang mengarah pada bentuk  jalinan sosial yang erat, saling
membutuhkan, dan terbentuk suatu kerjasama merupakan proses sosial assosiatif. Melalui proses
assosiatif terjadi kecenderungan terjalinya kesatuan dan meningkatnya solidaritas antar anggota
kelompok

Tujuan akomodasi, antara lain :

 Mengurangi pertentangan orang perorang maupun kelompok sebagai akibat perbedaan


paham.
 Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
 Memungkinkan kerjasama anatar individu atau kelompok sosial.
 Mengupayakan peleburan antar kelompok sosial yang berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak cara untuk melakukan akomodasi agar suatu hubungan
sosial yang semula diliputi ketegangan dapat berubah menjadi bentuk hubungan sosial yang
menyenangkan. Beberapa bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temukan antara lain :

1. Arbitrasi (arbitration)

Arbitrasi adalah menyelesaikan suatu perkara atau upaya untuk mengurangi ketegangan dengan
melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral.

2. Ajudikasi

Banyak kasus yang dapat diselesaikan secara damai di meja hijau pengadilan. Cara
mendamaikan masalah melalui pengadilan tersebut disebut ajudikasi.

3. Toleransi

Toleransi merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tidak direncanakan yang
berypa memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari perselisihan. Misalnya saat asyik
sedang bermain musik, tiba-tiba tetangga sebelah meninggal dunia, secara spiontan orang yang
sedang bermain musik menghentikan permainannya.

4. Stalemate

Pasca perang dunia ii berakhir dan sebelum negara uni sovyet runtu, di dunia terdapat dua negara
adikuasa, yakni uni sovyet dan amerika serikat. Mereka dikenal sebagai negara super power yang
saling bersaing untuk menggungguli kekuatan masing-masing. Namun, karena kekuatan mereka
seimbang , mereka justru tidak terlibat perang terbuka,  sehingga lebih dikenal denagn perang
dingin (cold war). Mereka dalam keadaan diam tidak saling bertikai karena kekuatan mereka
seimbang, keadaan ini disebut stalemate.

5. Mediasi

Penyelasain permasalahan yang terjadi antar dua individu atau kelompok sosial kadang dapat
diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Misalnya ketegangan yang terusmenerus terjadi antara
pemerintah ri dengan gam (gerakan aceh merdeka) akhirnya dapat diselesaikan secara damai
setelah melibatkan pihak ketiga, yakni negara swedia yang memberikan fasilitas  bagi
terselengaranya pertemuan  antara perwakilan dua kelompok tersebut untuk saling menjalin
kesepakatan damai. Upaya perdamaian yang demikian ini disebut mediasi.

6. Coercion
Coercion merupakan cara akomodasi yang dilakukan terhadap pihak yang keadaannya lemah,
sehingga mau tidak mau harus tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa
atas dirinya. Misalnya pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan
majikan tidak segera membayar upah yang menjadi hak pekerja. Meskipun demikian pekerja
tidak banyak melakukan protes karena adanya tekanan  jika majikan tidak puas  akan hasil
kerjanya akan dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal mencari pekerjaan baru bukan hal mudah.
Pekerja terpaksa pasrah meskipun tridak diperlakukan tidak adil. Hal tersebut merupakan contoh
coercion, yakni bentuk akomodasi yang terjadi karena faktor paksaan.

7. Kompromi

Dalam berita kriminal yang ditayangkan televisi, mungkin kalian pernah melihat adanay
pertikaian antar buruh dan majikan  yang masing-masing memiliki tuntutan tertentu, sehingga
terjadilah aksi unjuk rasa bahkan pemogokan kerja. Pihak penguasa menghendaki  keuntungan
yang besar dengan cara menekan upah buruh seminimal mungkin tetapi dengan menuntut buruh 
untuk bekerja semaksimimal mungkin. Adapun dari pihak buruh menghendaki upah yang pantas
dengan berbagai fasilitas seperti tunjangan hari raya, hak cuti, hak pengobatan,  dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan . pertikaian terjadi tatkala antara tuntutan
keduanya tidak menemui suatu kata sepakat.

8. Konsiliasi (Conciliation)

Pada umumnya, pihak-pihak yang berselisih masing-masing memiliki keinginan tertentu. Untuk
mencapai perdamaian dapat dilakukan melalui konsiliasi, yakni mempertemukan  keinginan-
keinginan pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya untuk
menyelesaikan pertikaian antara buruh dan pengusaha dibentuk adanya tim kerja yang terdiri dari
perwakilan pihak buruh dan pengusaha serta wakil dari pemerintah, dalam hal ini departemen
tenaga kerja untuk duduk bersama saling menyelesaikan permasalahan bersama, sehingga
tercapai suatu kesepakatan damai.

1. Kerjasam (Cooperation)

Kerjasama merupakan merupakan proses sosial yang paling utama. Kerjasama adalah suatu
usaha bersama antarpribadi, antarkelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan secara
bersama-sama.

Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila orang menyadari  mereka memiliki
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian  diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut melalui kerjasama. Dengan demikian, dalam kerjasama terdapat faktor
penting yakni adanya kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan dan adanya organisasi untuk
mencapai kepentingan tersebut.

Faktor-faktor yang menimbulkan kerjasama antara lain :

 Adanya ancama/rintangan dari luar.


 Untuk mencari keuntungan pribadi.
 Untuk menolong orang lain.
 Adanya orientasi perseorangan.

Bentuk-bentuk kerjasama antara lain :

1. Join venture

Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam. Akan tetapi, sumber daya manusia yang
ada belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut. Adapun di negara lain memiliki
sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu mengelola simber daya alam tersebut, maka
terjalinlah kerjasama antar dua negara yang bertujuan mengelola sumber kekayaan alam, dimana
indonesia menyediakan lahan alamnya untuk diekploitasi, sedangkan negara asing menyediakan
tenaga ahli yang mengerjakan proyek eksploitasi alam tersebut.

2. Kerukunan atau Gotong Royong

Kerukunan atau gotong royong merupakan  bentuk kerjasama yang dilandasi rasa kesadaran
yang tinggi sebagai anggota masyarakat untuk bersama-sama membantu kesulitan orang lain
secara iklas.

3. Bargaining

Bargaining merupakan proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lembaga. Misalnya gedung sekolah di dekat pusat perbelanjaan
memang sangat tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, karena suasananya pasti bising dan
siswa tertarik untuk menghabiskan waktu luangnya di pusat-pusat perbelanjaan. Maka
kebijaksanaan pun muncul, sekolah dipindahkan keluar kota yang keadaanya relatif sepi, jauh
dari kebisingan sehingga cocok untuk belajar. Adapun areal berdirinya gedung sekolah akan
dibangun mall, sehingga terjadilah tukar giling antara pengusaha mall dengan pemerintah.
Pengusaha memperoleh tempat usaha yang strategis, sedangkan pemerintah memperoleh tempat
yang sesuai untuk belajar. Proses tukar giling inilah sebagai contoh kerjasama yang disebut
bergaining.

4. Cooperation

Cooperation merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan cara menerima unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasisebagai salah satu
cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengganti model kurikulum
yang lama dengan menerapkan sistem kurikulum yang baru.

5. Koalisi
Pada masa mendekati pemilu, pada umumnya partai-partai politik saling berusaha untuk
menggalang kekuatan agardapat merebut kemenangan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meraih kemenangan adalah dengan melakukan koalisi yakni menggabungkan dua organisasiatau
lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

1. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial yang tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang
kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat
dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan
baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak membedakan antara
masyarakat lama dengan masyarakat baru. Dalam proses asimilasi m,ereka mengidentifikasikan
diri dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila ada 2 kelompok mengadakan asimilasi,
maka batas antar kelompok akan hilang.

Syarat-syarat timbulnya asimilasi :

1. Kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.


2. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
3. Orang perorang sebagai kelompok saling bergaul dalam waktu yang lama.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi aimilasi antara lain :
1.
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4. Sikap terbuka dari orang yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran.
7. Adanya musuh bersama dari luar.
8. Proses sosial dissosiatif

Hubungan sosial yang berakhir dengan permusuhan atau pertikaian merupakan salah satu bentuk
hubungan dissosiatif. Proses dissosiatif disebut juga “opositional proceses”, yaitu proses sosial
yang cenderung membawa kelompok ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas
kelompok.

Proses dissosiatif ada 3 bentuk, yaitu persaingan, pertentangan, dan kontravensi.

1. Persaingan/kompetisi

Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan mempunyai 2 tipe, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan yang bersifat
kelompok.

2. Persaingan bersifat pribadi (rivalry)

Dalam sebuah organisasi sering terjadi persaingan yang bersifat pribadi baik secara terbuka
maupun secara tersembunyi (diam-diam) untuk memperebutkan kedudukan tertentu. Demikian
pula dilingkungan sekolah, setiap siswa bersaing ketat untuk meraih peringkat tertinggi dalam
perolehan nilai rapor.

Persaingan pribadi yang berlangsung secara sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk
meraih prestasi semaksimal mungkin. Namun, jika persaingan dilakukan secara tidak sehat yang
terjadi adalah permusuhan, sehingga hubungan sosial tidak harmonis.

3. Persaingan bersifat kelompok

Persaingan bukan hanya terjadi antar individu melainkan bisa juga terjadi antarkelompok.
Misalkan perusahaan-perusahaan sejenis saling bersaing untuk memperebutkan wilayah
pemasaran seluas-luasnya.

Terjadinya persaingan dalam kehidupan masyarakat akan mengakibatkan :

1. Timbulnya solidaritas kelompok.


2. Timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negatif.
3. Kerusakan atau hilangnya harta benda maupun nyawa jika terjadi benturan fisik.
4. Terjadinya negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai.

1. Pertentangan/konflik

Persaingan yang semakin ketat dalam masyarakat menyebabkan munculnya pertentangan atau
konflik, baik yang berlangsung antar individu m,aupun antar kelompok sosial. Pertentangan
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, diantaranya adalah sebagai
berikut.

1. Perbedaan antar individu

Sikap individu memiliki sifat khas yang berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dalam
satu keluarga sekandung pun tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan sifat atau karakter.
Adanay perbedaan sifat inilah yang sering memicu terjadinya konfling atau pertentangan.
Apalagi jika masing-masingmerasa paling benar dan tidalk ada yang mau mengalah. Perbedaan
individu ini bisa menyangkut masalah perbedaan pandangan, prinsip, tujuan hidup, dan cara
yang ditempuh untuk mencapai tujuan.

2. Perbedaan antar kebudayaan


Masing-masing suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki kebudayaan yang khas.
Kebudayaan masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Demikian pula
kebudayaan daerah kota yang satudengan daerah kota yang lain. Perbedaan kebudayaan ini
memungkinkan terjadinya pertentangan. Apalagi jika masing-masing kelompok sosial atau suku
bangsa memiliki sikap chauvinisme yang kuat. Sikap chaivinisme adalah sikap mengagung-
agungkan kebudayaan sendiri dan memandang rendah kebudayaan orang lain. Paham
chauvinisme inilah yang mendorong munculnya solidaritas in group yang mengarah pada
fanatisme kelompok.

3. Perbedaan antar kepentingan

Setiap individu atau kelompok sosial kadangkala memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya pertentangan atau konvlik. Misalnya
perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan dalam hal upah. Jika buruh menginginkan upah
yang tinggi, sedangkan pengusaha pada umumnya menghendaki upah yang relatif rendah untuk
meningkatkan keuntungan. Benturan kepentingan dua kelompok sosial merupakan salah satu
penyebab terjadinya pertentangan.

4. Terjadinya perubahan sosial

Perubahan yang cepat dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
yang mengakibatkan guncangan-guncangan dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal baru,
masyarakat akan terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang kontra maupun
kelompok yang pro. Pada umumnya kelompok golongan tua cenderung akan mempertahankan
nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada, sedangkan golongan muda cenderung meninggalkan
nilai-niali dan norma lama diganti dengan nilai dan norma baru yang dianggap lebih mewakili
aspirasi mereka.

3. Kontravensi

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentamngan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada ketidaksenagan.

2.4       Tujuan Hubungan Sosial

Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial secara
langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan komunikasi lisan
(berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana
komunikasi seperti telepon dan surat. Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki
tujuan, antara lain:

1. menjalin hubungan persahabatan;


2. menjalin hubungan usaha;
3. mendiskusikan sebuah persoalan;
4. melakukan kerja sama; dan lain-lain.
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Prosesdalam hubungan
sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

1. Kontak Sosial

Kata kontak berasal dari Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti
menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan
menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontakdapat bersifat primer dan sekunder.
Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat
tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.

1. Komunikasi

Komunkasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti hubungan. Jadi,komunikasi
berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidakakan terjadi hanya dengan
kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadikalau seseorang memberikan tanggapan
terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan
lalu menerima danmemberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerja sama bahkan bisa terjadi
pertentangan atau perkelahian karena salah paham.

2.5       Jenis Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan  antar
individu, antar kelompok, ataupun antara individu dengan kelompok. Dalam kehidupan sehari-
hari, terdapat tiga pola proses atau interaksi sosial sebagai berikut.

1. Hubungan antara Individu dan Individu

Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan
atau stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon.
Contohnya, berjabat tangan, salingmengucap salam, berbincang-bincang.

2. Hubungan antara Individu dan Kelompok

Hubungan ini dapat dilihat dari contoh berikut. Seorang juru kampanye dari salah satu partai
politik sedang berpidato di depan orang banyak sehingga orang-orang tersebut akan tertarik dan
terpengaruh pada isi pidato tersebut.

3. Hubungan antara Kelompok dan Kelompok

Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain. Contohnya, saturegu pramuka yang sedang
melakukan permainan antar tim. Walaupun, setiap pemain memainkan perannya masing-masing,
pada dasarnya mereka bermain untuktim.
2.6       Dampak Hubungan Sosial

Setiap hubungan social yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki dampak-dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif untuk kehidupan mereka.

Adapun dampak positifnya yaitu :

1. Mendorong masyarakat berpikir maju


Dengan adanya hubungan sosial masyarakat akan mendapatkan pengetahuan, dan
perembesan (difusi teknologi) sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpikiran
maju.Contoh : hubungan sosial antara guru dengan siswa, masyarakat desa dengan
masyarakat kota, bangsa maju dengan bangsa berkembang. mahasiswa KKN dengan
masyarakat desa.

2. Mempererat persahabatan antar warga


Dengan adanya hubungan sosial seperti kerja bakti, gotong royong, arisan dll
3. Memunculkan adanya pembagian kerja dalam masyarakat
Masyarakat merupakan kelompok sosial yang terdiri dari berbagai individu
Contoh : Hubungan kerja yang terjadi antar individu dalam sebuah erusahaan, orang yang
ada di dalamnya akan terseleksi untuk mendapatkan tugas dan kedudukan sesuai dengan
keahliannya misalkan direktur, manager produksi, keuangan sampai dengan Office Boy

4. Mendorong terwujudnya demokrasi

Dengan adanya hbungan sosial masyarakat akan membutuhkan wadah untuk


menyalurkan aspirasi ( pendapatnya sehingga muncul DPR sebagai lembagapenyalur
aspirasi masyarakat yang merupakan cerminan kekuasaan rakyat (demokrasi)

5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi:


Dengan adanya hubungan sosial maka kebtuhan masyarakat dapat saling terpenuhi,
lancarnya penyaluran barang dari produsen dan konsumen merupakan indikasi
peertumbuhan ekonomi.
Contoh : hubungan yang terjadi antara produsen,penjual dan pembeli

Sedangkan dampak negatifnya diantaranya yaitu :

 Dapat menimbulkankan ketegangan sosial / pertengakaran sosial/ konflik social.

Misalnya :Perseteruan dalam organisasi dan bentrokan antara golongan atau kelompok dll.

 Dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.


Misalnya :Persaingan untuk memperoleh jabatan dengan cara menjelek-jelekan lawan dan
persaingan dibidang ekonomi dengan cara menjatuhkan usaha orang lain.

 Dapat memunculkan sifat/sikap otoriter (kekuasaan).

BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

     Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu
yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.
Hubungan social dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Sedangkan bentuk-bentuk
hubungan social terdiri dari proses assosiatif dan prosese dissosiatif. Adapun tujuan adanya
hubungan social yaitu untuk menjalin hubungan persahabatan, menjalin hubungan usaha,
mendiskusikan sebuah persoalan, melakukan kerja sama, dll. Jenis hubungan social terdiri dari
hubungan individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok. Salah
satu dampak positif hubungan social adalah mendorong masyarakat berpikir maju dan dampak
negatifnya adalah dapat menimbulkan ketegangan social.

3.2       Saran

            Sebaiknya manusia sebagai makhluk social melakukan hubungan social baik antar
individu dan individu, individu dan kelompok, dan keleompok dengan kelompok. Dan manusia
juga harus berpikir positif untuk menghadapi dampak negative dari hubungan social.

DAFTAR PUSTAKA

-    Ahmadi Abu,Sosiologi Pendidikan,PT Rineka Cipta, Jakarta,2007.

-    Gunawan Ary,Sosiologi Pendidikan,PT Rineka Cipta,Jakarta,2000.


-    Thohari,Diktat Ilmu Pendidikan,STAIR,2010.

Anda mungkin juga menyukai