Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN

DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 2 :

1. RIRI ANTIKA SARI BP. 1910023810143


2. MAGDALENA BP. 1910023810155
3. YOPI RIYALDI BP. 1910023810028
4. LARAS SANTIKA PUTRI BP. 1910023810006
5. ZIL YUSRA BP. 1910023810023

ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
IMAM BONJOL PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
kami dalam memahami dan pendalaman terhadap tema pendekatan utama advokasi
kebijakan, unsur-unsur dasar advokasi kebijakan dan metode advokasi kebijakan
Makalah ini berguna untuk menambah wawasan dalam mata kuliah
Komunikasi dan Advokasi Kebijakan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu kami
harapkan masukan dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Padang , Maret 2021

Penyusun,
KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................... 2
A. Pendekatan utama advokasi kebijakan………………………………….. 2
B. Unsur-unsur dasar advokasi kebijakan...................................................... 6
C. Metode advokasi kebijakan …………………………………………….. 7
BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah seringkali mendapatkan perlawanan dari
kelompok masyarakat yang merasa terdiskriminasi akibat ketidakberpihakan
pemerintah terhadap kepentingan mereka. Perlawanan dari kelompok masyarakat
inilah yang kemudian memunculkan gerakan advokasi.
Advokasi merupakan upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah
melalui mendekatan persuasif. Pendekatan tidak hanya dilakukan pada pemerintah
melainkan juga masyarakat luas agar mendapat dukungan sebanyak- banyaknya,
sehingga mampu menekan pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan. Untuk
itulah diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam upaya komunikasi

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini di antaranya:
a. Bagaimana cara pendekatan utama advokasi kebijakan ?
b. Apa unsur-unsur dasar advokasi kebijakan ?
c. Apa saja metode advokasi kebijakan ?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui pendekatan utama advokasi.kebijakan
b. Mengetahui usur-unsur advokasi kebijakan
c. Mengetahui metode advokasi kebijakan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Utama Advokasi Kebijakan


Ada 5 Pendekatan Utama Advokasi Kebijakan yaitu :
1. Melibatkan para pemimpin
Upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau
pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Pendekatan dengan melibatkan para pemimpin dilakukan dengan pendekatan
atau lobi dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka menerima
dan bersedia mengeluarkan kebijakan dan keputusan untuk membantu
program tersebut. Pembuat keputusan di tingkat pusat atau daerah.
Lobi politik pada dasarnya adalah varian dari komunikasi interpersonal atau
wawancara tatap muka. Oleh karena itu dalam lobi politik ini pengenalan
sasaran yang mendalam (nilai kepentingannya, kebiasaannya, hobinya sampai
kelemahannya dan lainlain) akan sangat mempengaruhi keberhasilan lobi.
Lobi politik ini sangat penting dan banyak digunakan untuk
mengadvokasikan pembuat kebijakan/pejabat publik dalam bentuk bincang-
bincang (pendekatan tokoh). 15 Seminar / presen
2. Bekerja dengan media massa,
Media massa sangat penting berperan dalam membentuk oponi publik. Media
juga sangat kuat dalam mempengaruhi presepsi publik atas isu atau masalah
tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa
sangat penting dalam proses advokasi.
Memengaruhi media merupakan hal yang terikat dengan strategi-strategi
komunikasi dan advokasi publik. Upaya-upaya untuk mengomunikasikan
kepada publik jelas memerlukan media. Apalagi dengan sumber daya uang

2
perusahaan dan asosiasi bisnis yang terbatas, pelibatan media untuk
mengamankan peliputan pers yang menguntungkan sangatlah penting artinya.
Kebanyakan perusahaan dan asosiasi bisnis memiliki kelompok yang
terorganisasi yang tanggung jawab untuk berkomunikasi dengan publik,
media dan perusahaan lainnya.
3. Membangun kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan
yang brekelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain
yang bergerak dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu,
kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujun umum
yang sama atau hampir sama. Namum membangun pengembangan kemitraan
tidak mudah, memerlukan aktual, perencanaan yang matang serta
memerlukan penilaian kebutuhan serta minat dari calon mitra.
Keberhasilan advokasi kebijakan sangat ditentukan seberapa besar sekutu
yang kita miliki, semakin banyak sekutu/pendukung yang dimiliki
kemungkinan keberhasilan advokasi menjadi semakin besar. Maka perun
memahami teknik membangun sekutu/pendukung untuk mendukung
kebijakan publik.
Dalam hal ini membangun suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau
lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu
sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu;
persamaan perhatian, saling percaya, dan saling menghormati, harus saling
menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan,
dan nilai yang sama, harus berpijak pada landasan yang sama, kesediaan
untuk berkorban
Tips dalam membangunan kemitraan adalah sebagai berikut :
 Meluangkan waktu untuk saling mengenal dan berbicara terbuka.
 Bersikap jujur dalam hal tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan kemitraan.

3
 Penyusunan kerangka kerja dan kesepakatan bersama dalam Nota
kerjasama yang diperinci dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan.
 Membangun tata kelola kemitraan yang baik, didasari dengan jalinan
komunikasi yang efektif dan tepat.
4. Memobilisasi massa
Mobilisasi Massa yaitu dengan mengorganisir kelompok-kelompok
masyarakat basis pendukung isu yang diadvokasikan.
Pendekatan Mobilisasi massa sangat penting, karena setiap advokasi
kebijakan akan mengalami perubahan ditengah-tengah masyarakat,
adakalanya kebijakan itu dapat respon positih dari masyarakat namun kadang
menimbulkan gejolak-gejolah bahkan sampai adanya demo besar-besaran,
sehingga untuk mengantisipasi semua itu perlu pendekatan terhadap
mobilisasi massa ini.
Membangun pengorganisasian masyarakat akan sangat membantu dalam
membangun basis gerakan sebagai salah satu prasyarat keberhasilan advokasi
kebijakan publik. Tujuan dari membangun basis gerakan pada upaya
advokasi kebijakan adalah untuk membangun kekuatan masyarakat dan
membangun jaringan.
Sehingga Memobilisasi massa merupakan suatu proses mengorganisasikan
individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau
mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi
dimaksudkan agar motivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.
5. Membangun kapasitas.
Membangun kapasitas disini dimasudkan melembagakan kemampuan untuk
mengembangkan dan mengelolah program yang komprehensif dan
membangun kritical massa pendukukung yang memiliki keterampilan
advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasikan dari LSM tertentu,kelompok
profesi serta kelompok lain.
“Kapasitas” adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit-unit
organisasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif,
efisien, dan berkelanjutan.

4
Kapasitas juga dapat diartikan dalam konteks sistem dimana suatu entitas
bekerja untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan proses dan aturan-aturan
baku tertentu.
Pembangunan kapasitas, juga dikenal dengan sebutan
pengembangan kapasitas, adalah pendekatan pengembangan yang melibatkan
pengenalan tantangan yang menghambat suatu komunitas dari mencapai
tujuan-tujuannya, dan kemudian membangun, memfasilitasi, atau mendukung
proyek-proyek untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Tingkatan dari
kapasitas seseorang yaitu.:
1. Ilmu Pengetahuan, seseorang yang memiliki kapasitas adalah yang
memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang ia geluti. Artinya, ilmu
pengetahuan menjadi sangat penting untuk mencapai kemampuan
individu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam sutau
organisasi. Agaknya inilah yang menjadi dasar abgi banyak perushaan
atau instansi tertentu mengisyaratkan tingkat pendidikan tertentu dalam
menerima karyawan.
2. Keterampilan (skill). Imu pengetahuan terkadang tidak cukup untuk
melihat kapasitas seseorang, tapi harus juga ditambah dengan
keterampilan. Berilmu belum tentu terampil. Maka kapasitas diri harus
dibarengi dengan keterampilan. Robbins (2000) merumuskan
keterampilan dalam empat kategori dasar yaitu, Basic Literacy Skill,
merupakan keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap
orang seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan.
3. Technical skill yang merupakan keahlian secara teknis yang didapat
melalui pembelajaran atau pelatihan dalam bidang teknik seperti
mengoperasikan computer, bengkel, mengoprasikan alat-alat
tertentu, dan alat digital lainnya. Skill ini didapat tidak hanya melalui
bangku sekolah atau kuliah tapi bisa melalui balai latihan kerja atau
pelatihan-pelatihan khusus.

5
B. Unsur-Unsur Utama Advokasi Kebijakan
Ada 6 unsur-unsur utama yang terkandung dalam advokasi kebijakan :
1. Ada proses yang terencana dan sistematis
Advokasi dilakukan dengan bertahap maka diperlukan untuk menyusun
rencana terlebih dahulu agar proses yang dijalankan dapat sistematis dan terjadi
perubahan maju yang bertahap.
Proses-proses pengadvokasian yaitu yang pertama ada isu yang akan dikawal
terlebih dahulu, entah itu isu lokal, nasional, atau internasional. Isu tersebut
bisa diketahui dari pembicaraan mulut ke mulut, berita, dan sebagainya.
Kemudian isu tersebut dibawa ke pertimbangan internal lembaga untuk dilihat
isu yang akan dikawal tersebut dikaitkan dengan kondisi terkini lembaga,
pertimbangan SDM yang ada dalam lembaga, dan terkait isu-isu sebelumnya
yang telah dikawal apakah memiliki persamaan. Selanjutnya, tahap
pengumpulan data-data terkait isu yang dikawal. Yang terakhir dilakukan
konsolidasi isu guna meratakan pemahaman mengenai isu yang terkait.
2. Ada tujuan untuk memperbaiki kebijakan
Advokasi dilakukan untuk menyalurkan keresahan karena adanya ketimpangan
yang terjadi sehingga tujuannya adalah agar adanya perubahan dalam
kebijakan publik guna menghentikan ketimpangan yang terjadi
3. Kebijakan publik sebagai alasan advokasi
Karena adanya ketimpangan yang terjadi maka kebijakan publik yang ada
dianggap tidak sesuai dengan apa yang masyarakat jalankan sehingga
kebijakan publik sebagai alasan untuk melakukan advokasi
4. Ada aspirasi yang mendesak/memberikan alternative (kehendak), merupakan
aspirasi atau materi yang didesakkan, atau alternatif yang didesakkan untuk
menggantikan kebijakan lama atau ditetapkan sebagai kebijakan baru)
5. Ada pihak yang mengadvokasi (mendesakkan kepentingan)
Orang-orang yang melihat ketimpangan yang terjadi dan ingin membawa
perubahan berperan sebagai pihak yang mengadvokasi
6. Ada pihak yang diadvokasi
Yang dimaksud dengan pihak yang diadvokasi adalah penentu kebijakan.

6
Pihak yang diadvokasi (didesak untuk melakukan perubahan atau menetapkan
kebijakan), yaitu para penentu kebijakan. Penentu kebijakan itu bisa DPR,
DPRD, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepala desa, ketua RW, ketua
RT, dll.

C. Metode Advokasi Kebijakan


Adapun teknik/metode Advokasi Kebijakan yaitu :
1. Lobi Politik (Political Lobbying)
Lobi politik pada dasarnya adalah varian dari komunikasi interpersonal atau
wawancara tatap muka. Oleh karena itu dalam lobi politik ini pengenalan
sasaran yang mendalam (nilai kepentingannya, kebiasaannya, hobinya sampai
kelemahannya dan lainlain) akan sangat mempengaruhi keberhasilan lobi.
Lobi politik ini sangat penting dan banyak digunakan untuk
mengadvokasikan pembuat kebijakan/pejabat publik dalam bentuk bincang-
bincang (pendekatan tokoh).
2. Seminar / presentasi
Bentuk seminar/presentasi digunakan untuk mengadvokasi beberapa pejabat
publik sekaligus, baik dari suatu instansi/lembaga tertentu, apalagi kalau
berasal dari beberapa instansi berbeda yang berkaitan dengan
permasalahan/isu yang diadvokasikan. Selain itu dalam teknik
seminar/presentasi diperlukan kemampuan untuk menggunakan atau
memanfaatkan berbagai teknik atau alat bantu penyajian yang terus semakin
berkembang kecanggihannya.
3. Debat
Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu teknik advokasi dalam
kelompok ciri spesifiknya adalah bahwa isu dibahas dalam pro dan kontra.
Dengan teknik ini pelibatan sasaran (khalayak) akan lebih aktif dan
isu/masalah dapat dibahas dari berbagai sudut pandang secara tajam serta bisa
lebih mendalam. Dengan dukungan media TV dan radio, debat dapat
menjangkau khalayak yang sangat luas secara cukup menarik.

7
4. Dialog
Dialog Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai
teknik advokasi dalam menjangkau kelompok, yang bila didukung oleh media
massa khususnya TV dan radio bisa menjagkau kelompok yang sangat luas.
Teknik dialog memberi peluang yang cukup baik untuk mengungkapkan
aspirasi/pandangan sasaran (khalayak). 18
5. Negosiasi
Negosiasi merupakan teknik advokasi yang dimaksudkan untuk meghasilkan
kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi menyadari bahwa
masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang sama yang perlu
diamankan sekaligus kepentingan yang berbeda/bertentangan yang perlu
dipertautkan. Dalam negosiasi diperlukan kemampuan untuk melakukan
tawar menawar dengan alternatif yang cukup terbuka.
6. Petisi
Petisi atau resolusi merupakan salah satu teknik advokasi dengan membuat
pernyataan tertulis. Petisi atau resolusi ini akan lebih besar tekanannya
apabila merupakan hasil dari suatu musyawarah/rapat dengan jumlah peserta
yang besar (kuantitatif dan kualitatif) dan di blow-up melalui media massa.
Dalam advokasi, program-program pembangunan seperti KB dan kesehatan,
teknik, petisi dan resolusi ini biasanya dipilih variasi yang tergolong lunak
seperti pernyataan sikap, ikrar, fatwa, dan yang senada lainnya.
7. Mobilisasi
Mobilisasi adalah teknik advokasi dengan menggunakan kekuatan
massa/orang yang dapat dilakukan melalui berbagai variasi seperti parade
pawai, demo, unjuk rasa, dan yang sejenisnya. Kegiatan seperti ini mudah
mengundang media massa untuk mem-blow-up-nya. Hampir sama dengan
petisi atau resolusi dalam advokasi program-program pembangunan termasuk
KB dan kesehatan, teknik mobilisasi juga umumnya menggunakan varian
yang tergolong lunak seperti parade, pawai, safari dan yang senada lainnya.
8. Konferensi Pers
Konferensi Pers adalah bentuk pertemuan singkat dengan sejumlah wartawan

8
media massa yang diundang untuk menjelaskan suatu isu penting yang segera
perlu diketahui masyarakat. Konferensi pers sebaiknya dilakukan secara cepat
(waktu pendek) didahului dengan penjelasan singkat dan diiikuti dengan
tanya jawab/klarifikasi.
9. Wisata Pers (Press Tour)
Wisata Pers adalah bentuk kunjungan beberapa wartawan langsung ke
lapangan untuk menggali informasi mengenai program yang dinilai perlu
disebarluaskan kepada masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan
sosial untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan
sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan.
Advokasi merupakan upaya untuk mengingatkan dan mendesak negara dan
pemerintah untuk selalu konsisten dan bertanggungjawab melindungi dan
mensejahterakan seluruh warganya. Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana
advokasi untuk ikut berperanserta dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan negara.
Kebijakan publik berkembang di lingkungan yang sangat dinamis sehingga
perubahan-perubahan dalam proses kebijakan dan tarik ulur kepentingan antar
stakeholders sangat potensial terjadi. Seorang Analis Kebijakan selain menguasai
kompetensi teknis dalam menganalisis kebijakan, juga dituntut untuk mampu
bekerja secara politis. Kemampuan politis diasah untuk menghadapi berbagai
kepentingan mitra kerja/ stakeholders yang berbeda-beda dan mampu meyakinkan
bahwa rekomendasi kebijakan yang diajukan patut diterima.

B. Saran
Advokasi pada hakekatnya suatu pembelaan terhadap hak dan kepentingan
publik, bukan kepentingan pribadi, sebab yang diperjuangkan dalam advokasi
tersebut adalah hak dan kepentingan kelompok masyarakat (public interest), maka
yang advokasi kebijakan publik, yaitu tindakan-tindakan yang dirancang untuk
merubah kebijakan-kebijakan publik tertentu,

10
DAFTAR PUSTAKA

Elkan, Michael. 2012. http://dormaniperonika.blogspot.com/2012/12/advokasi-


kebijakan.html

Suharto, Edi.PhD. 2006. Filosofi dan Peran Advokasi (dalam mendukung


program pemberdayaan masyarakat)

Vodkabilly, Fakhruddin. 2015. https://slideplayer.info/slide/2735055/

http://dormaniperonika.blogspot.com/2012/12/advokasi-kebijakan.html

Anda mungkin juga menyukai