Anda di halaman 1dari 22

Anggota :

1. Adel Syafrizal Pratama (01)


2. Ramdani Bella Yurista (11)
3. Rofit Rahman (20)
4. Silvi Suryani (26)
5. Uswatul Qoyimah (27)
6. Yulianti Maulidia (30)

Kelas X-3

SMA NEGERI 1 SUMENEP


TAHUN PELAJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Berkat limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul “kemiskinan”. Penulisan makalah ini bertujuan
sebagai penunjang mata pelajaran ekonomi yang nantinya dapat
digunakan siswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah
membantu kami dalam menylesaikannya, sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Pertama kami mengucapkan terima kasih
kepada selaku guru ekonomi kami , karena atas bimbinganya kami
dapat menyelesaikan makalahnya dengan baik. Terakhir kepada teman-
teman yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin


banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca dan mudah-mudahan
makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Sumenep, 31 Januari 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4

1.3 Tujuan ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat ................................................................................... .... 5

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................... 6

2.1 Teori Kemiskinan ........................................................................ 6

2.2 Jenis-jenis Kemiskinan ................................................................ 8

2.3 Angka Kemiskinan ........................................................................ 9

2.4 Penyebab Kemiskinan .................................................................. 11

2.5 Dampak Kemiskinan ..................................................................... 15

2.6 Kebijakan Pemerintah terhadap Kemiskinan ................................ 16

2.7 Solusi Mengurangi Kemiskinan ..................................................... 18

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 21

3.2 Saran............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan


dalamberbagai forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan
itusendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan
suatukeadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan
kekurangandalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di
suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin
menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus


telah melakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang
selalu mendapat perhatian dalam program pembangunan nasional adalah
pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Pada masa
pemerintahan ordebaru, upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan
pengangguran dapat dikatakan cukup berhasil, namun setelah terjadinya krisis
moneter pada tahun 1996 angka kemiskinan dan pengangguran meningkat kembali
sehingga hasil kinerja terhadap dua sasaran pembangunan tersebut, hasilnya belum
menggembirakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tentang kemiskinan di atas, maka


rumusan masalahnya adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?


2. Apa saja jenis-jenis kemiskinan ?

4
3. Apa dan Bagaimana angka kemiskinan di Indonesia ?
4. Apa faktor penyebab kemiskinan ?
5. Apa dampak dari kemiskinan ?
6. Apa kebijakan Pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan ?
7. Apa solusi untuk kemiskinan di Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan maksud dari kemiskinan.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis kemiskinan.
3. Untuk mengetahui angka kemiskinan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan.
5. Untuk mengetahui dampak dari kemiskinan.
6. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan.
7. Untuk mengetahui solusi untuk kemiskinan di Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan


penulis mengenai masalah – masalah perekonomian di Indonesia khususnya
masalah kemiskinan.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Teori Kemiskinan

Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung
tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada
masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang
sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan
daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang
rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas,
pengangguran.

Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir”
diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang
terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini
bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi
negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka


perkembangan arti definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan.
Berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan
memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan
komponen-komponen sosial dan moral. Misal, kemiskinan timbul oleh karena
minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun
pembangunan. Bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor
produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem
yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat
lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.

6
1. Definisi Kemiskinan dilihat dari beberapa Para Ahli :

a. Menurut Drewnowski, mencoba menggunakan indikator-indiktor sosial untuk


mengukur tingkat-tingkat kehidupan. Menurutnya terdapat tiga tingkatan
kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang :
1. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi,
perlindungan/ perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi
pendidikan, penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan social.
3. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi
takarannya.

b. Menurut Oscar Lewis (1983), orang-orang miskin adalah kelompok yang


mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik
psikologis sosial, dan ekonomi

c. Menurut Amartya Sen, Seseorang dikatakan miskin bila mengalami


"capability deprivation" dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan
kebebasan yang substantive.

d. Menurut Soerjono Soekant, Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan


dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

2. Adapun ciri-ciri kemiskinan pada umumnya :

a. Pertama pada umumya mereka tidak memiliki faktor produksi seperti tanah
modal ataupun keterampilan sehingga kemampuan untuk memperoleh
pendapatan menjadi terbatas.
b. mereka tidak memmiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi
dengan kekuatan sendiri.
c. tingkat pendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan
mendapatkan pendapatan penghasilan.
d. kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.
e. mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didukung oleh
keterampilan yang memadai.

7
2.2 Jenis-jenis Kemiskinan

1. Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya


bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

a. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan


miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis
kemiskinan(hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari), tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang,
kesehatan, papan, dan pendidikan.

b. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya


telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Contohnya, seseorang yang tergolong
kaya (mampu) pada masyarakat desa tertentu bisa jadi termiskin pada
masyarakat desa yang lain.

c. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang


atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

2. Kemiskinan berdasarkan akibatnya, yaitu:

a. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam


yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam. misal
: kemiskinan yang terjadi di negara-negara Afrika.

b. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang


ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga
mereka tetap miskin.

c. Kemiskinan karena penjajahan, masyarakat miskin akibat penjajahan yang


memeras suatu bangsa dalam waktu yang lama, misal : Indonesia, dll.

8
d. Kemiskinan karena tradisi sosio-kultural, kemiskinan terjadi karena tradisi,
sehingga sangat sulit melakukan suatu perubahan dan perkembangan
karena masyarakat ini pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa
mereka miskin karena turunan, atau karena dulu orang tuanya atau nenek
moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi kurang.,
misal : suku Badui, suku Dayak di pedalaman Kalimantan, suku-suku di
wilayah Irian Jaya, dll.

e. Kemiskinan karena lokasi yang terisolasi, masyarakat miskin karena


lokasi pemukiman mereka terisolasi atau jauh dari daerah yang sudah
berkembang.

f. Kemiskinan Struktural, suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di


dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar
dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam
lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami “kemiskinan
abadi“. Jika seorang pemulung punya anak, dan dia tidak memiliki biaya
untuk memberikan gizi yang cukup, maka akan berdampak kepada
kecerdasan sang anak, lalu juga tidak punya biaya menyekolahkan anaknya,
maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah angan-
angan.

2.3 Angka Kemiskinan

9
Dari grafik, terlihat bahwa setelah terjadi penurunan sejak tahun 1976 hingga
ke tahun 1993, angka kemiskinan naik lagi pada tahun 1996 dan 1999, baru
kemudian turun dan menjadi angka stabil hingga tahun 2007. Pada rentang tahun
1996 sampai tahun 1999, terjadinya krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan
harga barang-barang naik dan membuat masyarakat kesulitan untuk membeli
bahan-bahan kebutuhan dan menimbulkan terjadinya kemiskinan akan materi.

Namun, dari grafik lain, ada juga perbandingan akan angka kemiskinan
dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut grafik presentase di atas, dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi


dari 2002-2005, kemiskinan pun menurun. Pada tahun 2006 terjadi perlambatan
pertumbuhan ekonomi, dan berakibat angka kemiskinan melonjak dari 15,97 persen
ke level 17,76 persen. Dan pada tahun 2008 tingkat kemiskinan telah turun kembali
ke level 15,42 persen, sementara pertumbuhan ekonomi berada di level 6,2 persen.

Namun, secara keseluruhan, grafik menunjukkan bahwa angka kemiskinan


selalu berada di atas angka pertumbuhan ekonomi negara. Walaupun kenyataannya
memang angka kemiskinan terlihat stabil (grafik menggunakan data dari tahun 2000
sampai 2008), begitu juga pertumbuhan ekonomi yang tidak mengalami banyak
peningkatan, namun tetap saja angka kemiskinan tetap lebih besar daripada angka
pertumbuhan ekonomi.

10
Kemiskinan berusaha ditanggulangi terus oleh pemerintah, namun
nampaknya ada kegagalan yang terjadi. Penanggulangan selama ini kebanyakan
hanya terfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial kepada rakyat miskin, seperti
raskin. Upaya ini menimbulkan ketergantungan, bukannya bersifat sebagai
pemberdayaan. Padahal di sisi lain, pemerintah sebenarnya dapat menggunakan
dana dalam program bantuan khusus rakyat miskin untuk lebih difokuskan pada
peningkatan budaya ekonomi produktif.

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa angka kemiskinan di Indonesia
masih terbilang besar. Walaupun ternyata terjadi penurunan persentase dari tahun
1976 sampai 2007, namun tetap saja harus ada upaya yang lebih maksimal lagi.
Juga sangat signifikan dengan angka pertumbuhan ekonomi. Pemerintah kelihatan
sudah berusaha melakukan peningkatan, tapi hanya berorientasi pada penyaluran
bantuan sosial. Adanya lapangan kerja untuk membantu para pengangguran juga
mungkin baik dilakukan, karena pengangguran pun ada kaitan erat dengan
kemiskinan. Pada akhirnya, memaksimalkan upaya peningkatan budaya ekonomi
produktif adalah baik untuk dilakukan.

2.4 Penyebab Kemiskinan

Faktor penyebab kemiskinan di Indonesia karena hal berikut,yaitu :

1. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia


Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak
seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak
penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan
kemiskinan di Indonesia.

2. Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia


Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka
lakukan relative tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada
sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang
diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk di Indonesia.

11
3. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan
oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk
memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi
pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai dehingga
dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dehari-hari
sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan
dapat di tanggulangi.

4. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak
misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.

5. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat


menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak
dikarenakan biaya yang tinggi.

6. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk
menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan
terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara
wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.

7. Memiliki anak di usia belum pantas nikah


Menurut Penzo, tak ada hal yang paling buruk selain memiliki anak tanpa
kesiapan finansial. Hal ini biasanya terjadi pada pasangan usia dini yang
sebetulnya belum pas untuk menikah. Selain uang, membesarkan anak juga
perlu effort besar seperti waktu, pendidikan dan lain-lain. Banyak orang yang
akhirnya sengsara lantaran masalah ini.

8. Menguras kartu kredit


Sifat konsumtif memang harus dikikis. Sebab, jika tak terkendali Anda bisa
terjebak dalam gunungan utang. Kartu kredit adalah salah satu instrumen utang
yang sudah banyak membawa korban. Sebelum hal buruk menimpa Anda,
pikirkan kembali saat hendak berbelanja dengan uang plastik ini.

12
9. Gagal mengatur belanja dan pendapatan
Peribahasa besar pasak daripada tiang memang klise. Tapi hal itu ternyata sulit
diwujudkan di tengah gempuran berbagai merk barang-barang konsumsi.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu pikirkan lagi
manfaatnya. Apakah barang itu berguna atau malah menyebabkan pemborosan.

10. Salah memilih tempat tinggal


Pikirkan lagi, apakah lingkungan tempat tinggal sudah cocok dengan kondisi
finansial Anda? Jika bertetangga dengan orang kaya, harap berhati-hati. Salah-
salah kita akan terseret pada kecenderungan untuk konsumtif. Selain itu, jika
tinggal di apartemen mewah, bersiaplah untuk dikenai biaya bulanan yang
mahal.

11. Gagal menabung atau investasi


Jangan salah memilih dua hal ini. Dengan menabung, uang Anda aman tapi
hanya mendapat sedikit bunga. Sedangkan investasi bisa menjadikan Anda
orang kaya, tentu dengan resiko tinggi. Sebelum memutuskan dua hal ini, tanya
ahli keuangan dan baca referensi tentang kondisi ekonomi makro. Berapa tingkat
bunga yang berlaku dan berapa kecenderungan tingkat pengembalian investasi?
Salah memilih fatal akibatnya.

12. Pendapatan seseorang lebih kecil dibandingkan kebutuhan sehari-hari.

13. kurangnya kreativitas, karena benda apapun disekitar kita, jika kita pandai
mengolahnya akan jadi duit contohnya dedaunan, rerumputan dan ranting yang
kering yang tidak pernah kita lihat manfaatnya, sebenarnya jika pandai
merangkainya menjadi karangan bunga yang indah dengan memberikan
sentuhan cat metalik aneka warna, maka akan jadi duit dan tidak menutup
kemungkinan akan menjadi produk eksport coba klik tautan ini.

14. Sifat pasrah seseorang tanpa mau berusaha untuk memperbaiki nasibnya atau
tidak akan berubah nasib seseorang tanpa dia sendiri yang merubahnya.

15. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.

13
16. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan.
Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus
didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan
pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal.

17. Biaya kehidupan yang tinggi.


Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari
tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya
kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan
oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan
publik dan banyaknya pengangguran.

18. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.


Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan
sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani
oleh pajak negara.

2.5 Dampak Kemisikinan

Dampak negatif dari kemiskinan yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah Ini berarrti dengan
adanya tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.

2. Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia


banyak yang menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan
bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.

3. Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk


membeli kebutuhan akan makanan yang merka makan sehari-hari.

4. Tingkat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk


memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang
baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.

14
5. Pengangguran.
Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran di Indonesia begitu banyak.
Denganbanyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat yang tidak memiliki
penghasilankarena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki
penghasilan merekatidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya.

6. Menimbulkan Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek
daripengangguran. Hal tersebut disebabkan karena seseorang tidak mampu lagi
mencarinafkah melalui jalan yang benar. Ketika tak ada lagi jaminan bagi
seseorang dapatbertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan
pintas pun dapatdilakukannya. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau
menipu. Dari sinilahsebuah kemiskinan dapat berdampak bagi kelangsungan
hidup masyakaratkebanyakan. Semakin tinggi masyarakat yang hidup dalam
kemiskinan, semakinmembahayakan juga lingkungan tempat tinggal mereka.
Karena sebagai dampak kemiskinan, mereka akan berusaha mencari jalan
pintas untuk menjagakeberlangsungan hidup mereka.

7. Menyebabkan kurangnya Pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi


merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya biaya pendidikan
membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkaudunia sekolah atau
pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikanyang sangat
mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali seharisaja
mereka sudah kesulitan. Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin
terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya
tingkatpendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan
seseorangmendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan
bertambahnyapengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi
yang menuntutketerampilan di segala bidang.

8. Menyebabkan Kesehatan yang buruk.Seperti kita ketahui, biaya pengobatan


sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit
swasta menerapkan tarif atau ongkos pengobatanyang biayanya sangat mahal.
Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalanganmiskin. Karena biaya yang
mahal tersebut, berdampaklah kepada masyarakat yangmasuk dalam kategori

15
miskin. Dampak yang ditimbulkan inilah yang semakin memperparah kehidupan
masyarakat miskin. Mereka kehilangan hak untuk mendapatfasilitas kesehatan
karena mereka tidak mempunyai dana untuk membayar.

9. Konflik sosial bernuansa SARA.


Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan
kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari
kemiskinan yang kita alami.semuanya ini adalah ekspresi berontakan identitas
diri setiap individu. Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda
negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang
miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan,
semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik di
perdesaan maupun perkotaan.

10. Semakin banyak sampah di Sungai yang disebabkan oleh limbah rumah
tangga yang dibuang dari rumah-rumah kumuh di sekitar sungai sehingga
menyebabkan banjir

2.6 Kebijakan Pemerintah terhadap Kemiskinan

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja


sehingga mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu
sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap


masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak
pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.

3. Menghapuskan korupsi, sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan


masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian
menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga Negara
sebagaimana mestinya.

16
4. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.

Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/ keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok
utama selain beras. Misal : Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton dan
Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer

5. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.


Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya
kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/ keluarga
miskin. Misal : Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil dan
Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah

6. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan


berbasis masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi
pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta
memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi
penduduk miskin. Misal : Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah dan Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus

7. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.


Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin
memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Misal :
Beasiswa untuk siswa/mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi dan
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas
III rumah sakit

8. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi


masyarakat miskin.

Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan


ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis
yang di buat oleh pemerintah seperti : Bantuan sosial untuk masyarakat rentan,
korban bencana alam, dan korban bencana social dan Pendataan pelaksanaan
PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan).

17
9. Tetap mempertahankan program lama seperti:
a. BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
b. RASKIN (Beras Miskin)
c. BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d. Asuransi Miskin, dsb

10. Program Pengembangan Bahan Bakar Nabati (EBN). Program ini


dimaksudkan untuk mendorong kemandirian penyediaan energi terbaukan
dengan menumbuhkan “Desa Mandiri Energi”.

2.7 Solusi Kemiskinan

1. Penanganan masalah gizi kurang dan kekurangan pangan meliputi:


a. Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan
kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium,
kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
b. Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras
bersubsidi untuk keluarga miskin.

2. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan


prioritas sebagai berikut :
a. Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren
Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
b. Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
c. Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.

3. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan


prioritas sebagai berikut :
a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
b. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.
c. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di
daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.

18
d. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan
penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak,
gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
e. Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat
kematian pada kelahiran.

4. Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan


pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
a. Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
b. Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
c. Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
d. Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
e. Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha

5. Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah Bantuan kemiskinan, atau


membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian
pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.

6. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang


dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan,
termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

7. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung


kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk
orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti
orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

8. Usaha Individu

Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang


dihadapinya oleh dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi
kemisikinan dirinyadengan cara penerusan pendidikan hingga ke jenjang yang
tinggi.

19
9. Penyedekahan
Penyedekahan merupakan satu cara yang baik untuk membantu golongan
termiskin dalam masyarakat. Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah
kemisikinan secara keseluruhan.

10. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan


perkhidmatan yang ditawarkan dalam pasaran di sesebuah negara.
Pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Tetapi ia harus disertai dengan pengagihan pendapatan
yang adil dalam masyarakat.

11. Pembangunan Masyarakat

12. Pasaran bebas

Milton Friedman mencadangkan pasaran bebas untuk pembangunan ekonomi


dan mengatasi kemiskinan. Jika ada pembangunan ekonomi ada pula
pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1% kemiskinan akan
dikurangi dengan lebih kurang 1%.

20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita
terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan.
Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah
kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun
harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik
dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan


bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di
Indonesia
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program
pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara
Indonesia terbebas dari kemiskinan.
3. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu
saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.

21
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2240771-faktor-penyebab-dan-jenis-
kemiskinan/#ixzz2JnEERKH1

http://www.scribd.com/doc/14597304/TEORI-KEMISKINAN

http://ms.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://niasonline.net/2009/02/06/faktor-faktor-penyebab-keterbelakangan-dan-
kemiskinan-masyarakat-nias/

http://sabda.org/misi/kemiskinan_cara_mengatasinya

http://adisatria.blogspot.com/2009/08/kumpulan-arti-cara-dan-makna-
seputar_19.html.

Anda mungkin juga menyukai