Anda di halaman 1dari 35

PELAKSANAAN REHABILITASI PEREMPUAN PEKERJA

SEKS KOMERSIAL (PSK) DALAM TINJAUAN HUKUM


ISLAM KANTOR UPTD PPSKW MATTIRO
DECENG (KOTA MAKASSAR)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Ujian Proposal Pada Program Studi Ahwalul al-Syakhsiah Jurusan
Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Al-Furqan Makassar

Oleh:

Sri Intan Ade Hasan


Nim:201918334

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI) SEKOLAH


TINGGI AGAMA ISLAM AL-FURQAN MAKASSAR
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing Penelitian Skripsi Saudari Sri Intan Ade Hasan, NIM :201918334

Mahasiswa Jurusan Syariah Program Studi Ahwalul Al-Syakhsiah (HKI)

Sekolah Tunggi Agama Islam STAI Al-Furqan Makassar, Setelah dengan

seksama meneliti dan mengoreksi proposal yang bersangkutan dengan judul,

Proses Rehabilitasi Perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) Dalam

Tinjauan Hukum Islam Kantor UPTD PPSKW Mattiro Deceng Kota

Makassar, memandang bahwa proposal tersebut telah memenuhi Syarat-

syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ujian seminar proposal.

Demikian Persetujuan ini diberikan untuk di proses lebih lanjut.

Makassar, 17 Mei 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Agussalim, S. Ag., M.H Juhasdi Susono, S. E., M.M


NIDN.2112127803 NIDN.2114089301

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis persembahkan atas kehadirat Allah

SWT atas rahmat dan inayah-Nya sehingga proposal skripsi dan selesai sesuai dengan

waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Proses rehabilitasi Perempuan Pekerja

Seks Komersial (PSK) Dalam Tinjauan Hukum Islam Kantor UPTD PPSKW Mattiro

Deceng Kota Makassar”

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi SAW,

beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia untik

mendapatkan kebaikan, kesuksesan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan proposal Skripsi ini, banyak

sekali yang terlibat memberikan bantuan, baik moril maupun materil dan juga

proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan

pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak

sangat kami harapkan demi terciptanya proposal yang lebih lagi untuk masa

mendatang.

Makassar, 17 Mei 2022

Sri Intan Ade Hasan


NIM.201918334

iii
DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar………………………………………………………………... ii

Daftar Isi……………………………………………………………………… Iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 4

A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 4

B. Rumusan dan batasan Masalah…………………………….. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….. 7

D. Definisi Istilah………………………………………… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………... 10

A. Kajian Empirik (Penenlitian Terdahulu)…………………... 13

B. Kajian Teoritis (Teori yang Relevan)……………………… 19

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 20

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian …………………………... 21

B. Lokus,subjek,dan Informan Penelitian ……………………. 22

C. Tekhnik Pengumpulan Data……………………………….. 23

D. Tekhnik Analisis Data……………………………………... 26

E. Pengecekkan Kebaikan Data………………………………. 29

Daftar Pustaka………………………………………………………………… 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah masalah pekerja

seks komersial (PSK) dalam mengatasi hal ini adanya program rehabilitasi

pemulihan hak-hak manusia baik secara fisik maupun psikis.1 Sementara itu, direktur

Jendral Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat menerangkan bahwa tujuan dari

kegiatan tersebut adalah untuk menyamakan presepsi antara pemerintah pusat dan

daerah dalam pelaksanaan program rehabilitasi sosial, meningkatkan sinergi antara

kementrian sosial,dengan dinas sosial, provinsi dan kabupaten/kota dalam

Penyelenggaraan Program Rehabilitasi sosial dan meningkatkan komitmen dukungan

pemerintah Daerah terhadap program-program Rehabilitasi sosial. Ia juga

menyampaikan bahwa berdasarkan UU No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan

Sosial, rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan

kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan

fungsi sosial secara wajar.2

Di Indonesia, pekerjaan ini sangat dilarang dan dijatuhi hukuman sebagaimana

yang tertera di KUHP Pasal 506 yang berbunyi ”barang siapa yang menarik

keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai

1
Proses rehabilitasi Sosial https://onesearch.id‟ , (diakses pada tanggal 09 November 2022)
2
LN.2009/No.12,TLN NO 4967,LLSETNEG : 32 hlm

5
pencaharian, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun”3 Sedangkan

dalam pandangan hukum islam, Perbuatan seks merupakan perbuatan yang dilarang

dalam agam seperti terkandung dalam (QS.Al-Isra (17): 32) :

َ ‫س ۤا َء‬
‫س ِبي ًْل‬ َ ‫احشَةً َۗو‬ ّ ِ ‫َو ََل ت َ ْق َربُوا‬
ِ َ‫الز ٰن ٓى اِنَّهٗ َكانَ ف‬
Terjemahnya:

Dan Janganlah kamu mendekati zina,sesunggunya zina adalah suatu perbuatan yang

keji dan suatu jalan yang buruk.(Qs. al-Isra (17): 32) 4

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah melarang umatnya untuk mendekati zina

apalagi melakukanya. Sesunggunya Allah telah memberikan banyak jalan untuk

mencari rezeki yang halal, akan tetapi karena kurangnya iman, minimnya

pengetahuan agama dan pendidikan rendah, serta didukung oleh lingkungan banyak

para wanita memilih jalan instan untuk memperoleh rezeki dengan menjadi wanita

pekerja seks komersial (PSK), sebenarnya tujuan mereka baik yakni ingin membatu

ekonomi keluarga dan ingin membahagiakan kedua orang tua hanya saja cara

mendapatkanya yang salah.

Melihat masalah tersebut pemerintah mempasilitasi membangun tempat atau

program rehabilitasi. Program ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran para

Pekerja Seks Komersial (PSK). Proses rehabilitasi ini terhadap PSK, terdapat

3
Republik Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta:Wacana
Intelektual,2012), hlm. 614.
4
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya

6
beberapa bimbingan, untuk membangun kesadaran diantaranya ialah pertama

bimbingan mental, dan keagamaan melalui materi-materi yang dapat menggugah hati

para klien dan dapat bermuhasabah diri atas kesalahan masa lalunya, kedua

bimbingan fisik agar memiliki kesehatan yang prima, bimbingan sosial yang tujuanya

untuk membantu klien agar bisa beradaptasi kembali dengan masyarakat, ketiga

bimbingan keterampilan guna membantu dalam hal ekonomi agar klien tidak kembali

lagi menjadi wanita (PSK).

Namun program tersebut justru menimbulkan motivasi sendiri bagi peneliti,

tentang sejauh mana program tersebut memahamkan para wanita PSK akan

hakikatnya sesama manusia, sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk

berkembang yang pada akhirnya menyebabkan wanita PSK sadar akan kemuliaan dan

pentignya akan peran dirinya sebagai wanita, Oleh karena itu berdasarkan keresahan-

keresahan dan fakta yang mencengagkan yang telah diuraikan diatas peneliti merasa

perlu melakukan penelitian terhadap “Pelaksanaan rehabilitasi perempuan

pekerja seks komersial (PSK) dalam tinjauan Hukum Islam.”

B. Rumusan Masalah

Dari Latar belakang diatas maka penyusun merumuskan masalah;

1. Bagaimana Pelaksanaan Rehabilitasi Perempuan Pekerja Seks komersial

(PSK) di kantor UPTD PPSKW Mattiro Deceng ?

2. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pekerja seks komersial ?

7
C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan diadakanya Penelitian ini;

1. Untuk Menjelaskan Bagiamana Proses Rehabiltasi terhadap Wanita Pekerja

Seks Komersial (PSK)

2. Untuk Mengetahui Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi wanita pekerja

seks komersial

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk meningkatkan dan menambah referensi hasil penelitian dan juga

dijadikan sebagai rujukan penelitian bagi mahasiswa Ahwalul Al-Syakhsiah

selanjutnya, serta dapat memberi sumbangan pemikiran dan memperluas

cakrawala Pengetahuan.

2. Sebagai Pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan proses rehabilitasi pada pekerja seks komersial menjadi

bahan kajian lebih lanjut.

E. Definisi Istilah

Untuk memperoleh gambaran pada judul draf, penulis memberikan defenisi dari

data-data yang di anggap penting yang terdapat dalam judul draf ini sebagai berikut.

Rehabilitasi adalah restorasi (perbaikan dan pemulihan) pada normalitas, atau

pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang pernah

menderita penyakit mental. Rehabilitasi menurut Kamus Ilmiah Populer, merupakan

8
pemulihan (perbaikan atau pembetulan) seperti sedia kala, Pengembalian nama baik

secara hukum, Pembaharuan kembali.5

Rehabilitasi sebagai suatu proses atau teknik mendidik kembali serta

mengarahkan kembali dan memotivasi pelanggar atau penjahat, sehingga perilakunya

sesuai dengan aturan-aturan kemasyarakatan6

Apapun jenisnya, rehabilitasi adalah suatu proses penting dalam pemulihan diri

manusia baik secara fisik maupun psikis. ia ibarat bengkel untuk barang yang sudah

rusak tapi tetap memiliki hak dan kesempatan untuk diperbaiki kembali agar dapat

difungsikan. Para tukanglah yang berperan besar dalam mengembalikan

kesempurnaan karena setiap manusia terlahir berharga dan bermanfaat untuk sesama.

5
Tim prima Pena, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Gitamedia Press, 2006) hlm. 404.
6
Soekanto, soerjono. Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali Press 2012), hlm 84.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Empirik
Kajian Empirik yaitu kajian penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan

dan referensi untuk memahami fokus penelitian dengan hasil penelitian-penelitian

yang menyangkut persoalan dukungan sosial yang dilakukan lembaga terhadap

Wanita Pekerja Seks Komersial.

Penelitian ini dilakukan oleh Sahyana 2019 Yaitu “Proses Rehabilitasi Wanita

PSK dalam Pembentukan Konsep Diri di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita

Mattiro Deceng Sudiang Makassar” dengan rumusan masalah: 1) Bagaimana proses

rehabilitasi wanita PSK dalam pembentukan konsep diri di Pusat Pelayanan Sosial

Karya Wanita Mattiro Deceng Sudiang Makassar 2) Faktor apakah yang mendukung

dan menghambat proses rehabilitasi wanita PSK dalam pembentukan konsep diri di

Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattiro Deceng Sudiang Makassar. 7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses rehabilitasi wanita PSK dalam

pembentukan konsep diri di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattiro Deceng

Sudiang Makassar ialah melalui beberapa bimbingan, diantaranya ialah pertama

bimbingan mental dan keagamaan melalui materi-materi yang dapat mengugah hati

para klien dan dapat bermuhasabah diri atas kesalahan masa lalunya, kedua

bimbingan fisik agar memiliki kesehatan yang prima, bimbingan sosial yang

tujuannya untuk membantu klien agar bisa beradaptasi kembali dengan masyarakat,
7
Sahyana Proses Rehabilitasi Wanita Pekerja Seks Komersial Dalam Pembentukan Konsep
Diri Skripsi (Makassar,Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019)

10
keempat bimbingan Keterampilan guna membantu klien dalam hal ekonomi agar

klien tidak kembali lagi menjadi wanita PSK. Adapun faktor pendukung pada proses

rehabilitasi ialah adanya bimbingan-bimbingan yang mampu membuat klien

memahami diri dan lingkungannya dan adanya praktek-praktek seperti cara

melaksanakan shalat lima waktu, tata cara wudhu, agar klien bisa lebih dekat dengan

tuhannya, melalui taubat, muhasabah diri dan ibadah-ibadahnya. Sedangkan faktor

penghambatnya ialah seperti anggaran yang sedikit dari pemerintah, materinya yang

tidak terlalu maksimal, pegawainya yang kebanyakan sarjana sosial, padahal juga

membutuhkan lulusan psikologi.

Penelitian yang ditulis oleh Bekti Istiyanto 2019 yang berjudul “Menguak

Konsep Diri Perempuan Pelacur di Lokasi Pariwisata Baturaden Kabupaten

Banyumas”. Penelitian ini mengenai wawasan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi konsep diri seseorang khususnya konsep diri seorang perempuan

pelacur (PSK). Hal ini akan memberi gambaran dan pengetahuan 10 baru akan

konsep diri dalam dunia realitas masyarakat yang disesuaikan dengan konsep-konsep

teoritis, sehingga dengan pemahaman dan pengetahuan tentang konsep diri mereka

akan memudahkan mencari solusi atas permasalahan mereka dan dapat berfungsi

untuk mengentaskan mereka dari jurang pelacuran.8

Penelitian yang ditulis oleh Ari Hardiawan 2020 yang berjudul tentang

“Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks di Kota

8
Bekti Istiyanto,‟‟Menguak Konsep Diri Perempuan Pelacur di Lokasi Pariwisata Baturaden
Kabupaten Banyumas „‟, Jurnal, (Banyumas: . 2019).

11
Cilegon”. Penelitian ini mengenai belum adanya tempat rehabilitasi untuk melakukan

program pembinaan, tidak adanya pengawasan kembali oleh dinas sosial kota Cilegon

kepada para wanita pekerja seks yang telah mengikuti program pembianaan,

sosialisasi program pembinaan yang tidak efektif, terbatasnya anggaran dinas sosial

untuk melakukan program pembinaan. Penelitian ini terfokus pada program yang

belum tercapai, sosialisasi yang optimal serta tidak adanya fasilitas yang di butuhkan

untuk mengurangi jumlah wanita pekerja seks di kota Cilegon. 9

Penelitian oleh Nanang Setiawan 2020 yang berjudul “Rehabilitasi Pekerja Seks

Komersial Melalui Pelatihan Keterampilan di Lokalisasi Sunang Kuning Semarang”

penelitian ini mengenai bagaimana bentuk pelatihan keterampilan pekerja seks

komersial dan faktor pendorong serta penghambat dalam proses pelatihan.

Rehabilitasi pekerja seks komersial melalui pelatihan keterampilan di Lokalisasi

Sunang Kuning Semarang di pengaruhi oleh tujuan dari penyelenggaraan rehabilitasi

maupun pekerja seks komersial, agar tidak selamanya bekerja sebagai pekerja seks

komersial (PSK).10

Penelitian oleh Enjelia 2021 yang berjudul “Pola Rehabilitasi sosial Eks Pekerja

Seks Komersial di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattiro Deceng Kota

Makassar” penelitian ini adalah bagaimana pola rehabilitasi sosial eks pekerja seks

komersial di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattirodeceng Kota Makassar.

9
Lihat Ari Hardiawan, „‟Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja
Seks di Kota Cilegon‟‟, Skripsi (Cilegon, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, i, 2020).
10
Lihat Nanang Setiawan, „‟Rehabilitasi Pekerja Seks Komersial Melalui Pelatihan
Keterampilan di Lokalisasi Sunang Kuning Semarang‟‟,Skripsi (Semarang; Universitas Negeri
Semarang, , 2020).

12
Pokok masalah tersebut selanjutnya diuraikan ke dalam beberapa submasalah yaitu:

Pertama bagaimana pola rehabilitasi sosial eks pekerja seks komersial di Pusat

Pelayanan Karya Wanita Mattirodeceng Kota Makassar. Kedua bagaimana realisasi

pola rehabilitasi sosial eks pekerja seks komersial di Pusat Pelayanan Sosial Karya

Wanita Mattirodeceng Kota Makassar dan Ketiga kendala dalam realisasi pola

rehabilitasi sosial eks pekerja seks komersial di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita

Mattirodeceng Kota Makassar.11

Tabel Deskripsi Persamaan & Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Peneliti, Judul Temuan Persamaan Perbedaan


Tahun
1. Sahyana, Proses Jenis Metode
2019 Rehabilitasi Penelitian Penelitian,
Wanita PSK Kualitatif Kasus
Dalam Bagaimana Wanita
Pembentukan proses pekerja seks
Konsep Diri. rehabilitasi komersial.
wanita PSK
dalam
pembentukan
konsep diri.
2. Bekti Istiyanto, Menguak Jenis Metode Objek yang
2019 Konsep Diri Penelitian Penelitian,ka diteliti,
Perempuan Kualitatif sus wanita tempat
Pelacur faktor-faktor pekerja seks penelitian.
yang komersial.
mempengaru
hi konsep
diri.

11
Enjelia, Pola Rehabilitasi Sosial Eks Pekerja Seks Komersial Skripsi (Makassar,Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021)

13
3. Ari Hardiawan, Efektifitas Jenis Objek yang
2020 Program Penelitian diteliti,
Pembinaan Kualitatif tempat
Dinas Sosial Belum penelitian.
Pada Wanita adanya
Pekerja Seks tempat
Komersial Rehabilitasi
untuk
melakukan
program
pembinaan.
4. Nanang Setiawan, Rehabilitasi Jenis Metode Objek yang
2020 Pekerja Seks Penelitian penelitian diteliti,
Komersial kualitatif Pelatihan tempat
Melalui bagaimana Rehabilitasi peneliti
Pelatihan bentuk pekerja seks
Keterampilan pelatihan komersial.
keterampilan
pekerja seks
Komersial.
5. Enjelina, Pola Jenis Metode
2021 Rehabilitasi penelitian penelitian
sosial Eks kualitatif Pola
Pekerja Seks bagaimana rehabilitasi
Komersial realisasi Pola perempuan
rehabilitasi seks
sosial. komersial.

Dalam buku Prof. Dr. Abdul Halim Abu Syuqqah dengan judul Kebebasan

Wanita (Jilid 1), yang membahas tentang betapa luasnya ruang lingkup hubungan

antara laki-laki dan wanita yang telah di gariskan Islam, baik yang menyangkut

kepribadian dan kedudukannya, pakaian dan perhiasannya, perannya di tengah

14
keluarga dan masyarakat, pertemuannya dengan kaum laki-laki, hingga pada

keterlibatannya dalam kehidupan sosial politik.

Perbedaan dari kelima penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih fokus,

“Proses Rehabilitasi perempuan pekerja seks komersial dalam tinjauan hukum islam

di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattiro Deceng Sudiang Sulawesi Selatan

Makassar.

B. Kajian Teoritik
A. (Konsep Rehabilitasi)
Proses adalah kegiatan yang menunjukan bagaimana pelayanan diberikan kepada

konsumen selama melakukan pembelian barang. Proses merupakan gabungan semua

aktifitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme. aktivitas, dan

hal-hal rutin dimana jasa disampaikan kepada konsumen. Proses dapat dibedakan

dalam dua cara yaitu : 1) Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-

langkah dan tahapan proses. 2) Keragaman (Dirvergence), berhubungan dengan

adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

Rehabilitasi merupakan salah satu bentuk dari pemulihan atau pengobatan.

Menurut Soeparman rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup,

maksudnya hanya orang-orang tertentu dengan kepentigan khusus yang dapat

memasuki area ini.

Rehabilitasi adalah bagian dari proses rehabilitasi penderita cacat yang berusaha

untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi semaksimal mungkin

15
pengaruh-pengaruh negatif yang disebabkan kecacatanya, sehingga penderita dapat

aktif dalam kehidupan di masyarakat.12

Rehabilitasi dimaksudkan dalam kaitanya dengan layanan kepada indivu yang

membutuhkan layanan khusus dibidang sosial, yang meningkatkan kemampuan

bersosialisasi, mencegah agar kemampuan sosialnya tidak menurun atau lebih parah

dari kondisi sosial sebelumnya.

Rehabilitasi mengandung makna pemulihan kepada kedudukan (keadaan nama

baik) yang dahulu (semula) atau perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya

atas individu supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat

dimasyarakat.13

Selain ini ada juga rehabilitasi mental yang mana dapat di artikan sebagai suatu

upaya perbaikan kejiwaan dari seseorang yang mungkin mengalami gangguan karena

adanya permasalahan yang sangat berat dan mempengaruhi sistem kerja otak dari

manusia tersebut, Pengertian rehabilitasi mental sendiri dapat diartikan sebagai

pengobatan orang-orang yang otaknya terganggu karena adanya permasalhan yang

sangat berat dan mempengaruhi mental dari orang tersebut. 14

12
Pusat Penelitian Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ( Jakarta: Balai Pustaka,
1998), hlm.92
13
David Arnot, dkk. Pustaka kesehatan populer Pengobatan Praktis:perawatan Alternatif dan
tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009, hlm. 180.
14
David Arnot, dkk. Pustaka kesehatan populer Pengobatan Praktis:perawatan Alternatif dan
tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009, hlm. 182.

16
1. Tujuan Rehabilitasi

Rehabilitasi sosial mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Memulihkan kembali rasa harga diri, Percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab

terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat ataupun lingkungan

sosialnya.

b. Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar.15

B. Pengertian Pekerja Seks Komersial

Kamus bahasa Indonesia Pekerja Seks komersial Yaitu, Pekerja Artinya orang

yang bekerja orang yang menerima Upah atau hasil kerjanya Seks artinya jenis

kelamin, hal yang berhubungan dengan alat kelamin seperti hubungan intim,

Komersial Artinya berhubungan dengan Niaga atau perdagangan dimaksudkan untuk

perdagangan bernilai niaga tinggi kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai sosial,

budaya, agama dan lain sebagainya.16

Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit

masyarakat, yang harus dihentikan penyebaranya, tanpa mengabaikan usaha

pencegahan dan perbaikanya. Pekerja Seks Komersial berasal dari bahasa latin

Prostiturei yang berati membiarkan diri berbuat zinah, melakukan persundalan,

15
Eukaristia Victorique, Konsep Rehabilitasi Sosial, Sumber: Http:// anime
nekoi.blgspot.co.id/2012/06/konsep-rehabilitasi-sosial.html (12 Oktober2017).
16
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid 5 (
Jakarta:Ikhtiar Baru Van Hove, 1984), hlm 554

17
pencabulan, pengendakan, Sedangkan Prostitusi adalah Pekerja seks Komersial.

Dikenal pula dengan istilah Pekerja Seks Komersial atau tidak susila itu diartikan

sebagai: kurang beradap karena keroyalan relasi seksualnya, dalam bentuk

penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk pemuasan seksual, ini mendaptkan

imbalan jasa atau uang bagi pelayananya.17

Pekerja Seks komersial merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur

kehidupan manusia itu sendiri, yaitu berupa tingkah laku bebas tanpa kendali dan

cabul, Karena adanya pelampiasan nafsu seks Komersial itu selalu ada pada semua

mengenal batas-batas kesopanan. Pekerja Seks Komersial itu selalu ada pada semua

negara berbudaya, “sejak jaman purba sampai sekarang” dan senantiasa menjadi

masalah sosial, atau menjadi obyek urusan hukum dan tradsi, Selanjutnya, dengan

perkembangan teknologi industri dan kebudayaan manusia, turut berkembang pula

pekerja seks komersial dalam berbagai bentuk dan tingkatan. 18

Beberapa Negara Pekerja Seks Komersial itu sebenarnya dilarang bahkan

dikenakan hukuman. juga dianggap sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota

masyarakat. Akan tetapi, sejak adanya masyarakat manusia yang pertama sehingga

dunia akan kiamat nanti “ mata pencaharian” Pekerja Seks Komersial ini akan tetap

17
Kartini,Kartono, Patologi Sosial Jilid 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
207.
18
Kartini,Kartono, hlm. 208

18
ada Maka timbulnya masalah Pekerja Seks Komersial Sebagai gejala patologis ialah:

sejak adanya penataan relasi seks, dan diperlakuanya norma-norma perkawinan.19

Kehidupan sekarang ini keberadaan Pekerja Seks Komersial atau sering disebut

PSK merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan Masyarakat

Indonesia, akan tetapi keberadaan tersebut ternyata masih menimbulkan Pro dan

Kontra dalam Masyarakat. Apakah Pekerja Seks Komersial PSK termasuk Kaum yg

tersingkirkan atau kaum yang terhina, hal tersebut mungkin sampai sekarang belum

ada jawaban yang dirasa dapat mengakomodasi konsep PSK itu sendiri. Hal ini

sebagian besar disebabkan karena mereka tidak dapat menanggung biaya hidup yang

sekarang ini semuanya serba mahal.

Pandangan Departemen Sosial RI Pekerja Seks Komersial adalah seseorang yang

melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang

dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan

uang, materi dan jasa. Pekerja Seks Komersial yang diklasifikasikan dalam PMKS

adalah Pekerja Seks yang memiliki permasalahan sosial berkaitan dengan sumber

mata pencaharian.20 Tidak Jauh berbeda Istilah pelacur sering diperhalus dengan

pekerja Seks Komersial, wanita tuna susila,istilah lain yang yang juga mengacu

kepada layanan Seks Komersial, dalam pengertian yang lebih luas, seseorang yang

menjual jasanya, untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan

19
Kartini,Kartono, Patologis Sosial Jilid I, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.
215.
20
Kementrian Sosial RI, Penyandang Masalah Sosial, Artikel ini di akses pada tanggal 4
Januari 2023 dari http://www.depsos.go.id/midules.phap?name-news&file-side-327.

19
dirinya sendiri, di indonesia pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai

wanita panggilan.21

Menurut Waraw, Pekerja Seks Komersial sebagai masalah sosial yang merugikan
keselamatan, ketentraman dan kemakmuran. 22
Akibat Pekerja Seks Komersial
Beberapa Akibat yang ditimbulkan oleh Pekerja Seks Komersial ialah:
a. Menimbulkan dan Menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit.
b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga
c. Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika
d. Merusak sendi-sendi moral, sosial hukum dan agama.
e. Menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya impotensi, satriasi, dan
ejakulasi 23
Jelas sudah bisa terlihat banyaknya akibat dari Pekerja Seks Komersial yang
semakin berkembang di masyarakat.
C. Pandangan Hukum Islam tentang Pekerja Seks Komersial
Dalam Pandangan Islam perzinahan bukanlah yang dibenarkan oleh ajaran

agama melainkan suatu perbuatan yang sangat dibenci karena dapat membawa

kemudaratan bagi semua umat selain itu dalam Alqur`an Allah telah berfirman wahai

manusia janganlah kalian semua mendekati zina sesungguhnya azab-ku amatlah

pedih.24

21
Syamsul Arif, Prostitusi di Negara Berkembang, artikel ini di akses pada tanggal 4 janiari
2022http://yanrehsos.depsos.go.id/index.php?=com_content&task=view&id=254&intemid=15
22
Alam As, Pelacuran dan Pemasaran, Studi sosiologi Tentang Eksploiatasi Manusia oleh
Manusia, ( Bandung:CV.ALUMNI 1997) hlm.32.
23
Kartini,Kartono, hlm. 245.
24
Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-menurut-
hukum-islam-html(04 januari 2023)

20
Dari Pandangan Hukum Islam tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

jangankan untuk melakukan zina mendekatinya saja kita tidak boleh jadi dalam

pandangan Islam Pekerja Seks Komersial tidak dibenarkan dan para wanita susila

kelak akan mendapat azab dari Allah baik di dunia maupun di akhirat.25

Dalam agama Islam Pelacuran merupakan salah satu perbuatan zina, Pandangan

hukum Islam tentang perzinahan jauh berbeda dengan konsep hukum konvensional,

karena dalam hukum Islam, setiap hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan (yang

diharamkan) seperti pelacuran masuk kedalam kategori perzinahan yang harus

diberikan sanksi hukum kepadanya, baik itu dalam tujuan komersil ataupun tidak,

baik yang dilakukan oleh yang sudah berkeluarga atapun belum.

Para pekerja seks komersial (PSK) yang ritunitasnya identik dengan perzinahan

merupakan bentuk lain dari penyimpangan seksual dimana terjadi hubungan seksual

antara laki-laki dan perempuan tidak berdasarkan pada ikatan tali perkawinan. Maka

disini penulis ulas Secara Lengkap Mengenai Pelacuran menurut Islam.26

Penduduk masa jahiliyah mewajibkan kepada hamba sahaya perempuan

kepunyaanya, berupa pembayaran harian yang mesti dibayar penuh kepada

tuanya,biar didapat dengan jalan bagaimanapun, supaya memenuhi pembayaran yang

diwajibkan kepadanya. Setelah datang agama Islam, dilarangnya putra/putrinya

25
Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-menurut-
hukum-islam-html(04 januari 2023)
26
Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-menurut-
hukum-islam-html(17 mei 2023)

21
mengerjakan pekerjaan yang hina itu. Dan diperingatkan kepada siapa saja yang

mempunyai hamba sahaya perempuan, supaya jangan menyuruhnya hidup melacur. 27

Jadi intinya, menurut hukum Islam, pelacuran merupakan perzinahan yang

dilakukan terus menerus. Apabila dilihat dari faktor ekonomi, perbuatan zina

menghasilkan uang bagi para pelakunya terutama bagi pelaku wanita. Untuk

memenuhi gaya hidup yang semakin tinggi, maka banyak kalangan kelas bawah yang

menjual dirinya kepada laki-laki hidung belang. Para pelaku biasanya memberikan

uang setelah melakukan hubungan seks kepada para wanita ekonomi lemah dan

berpendidikan rendah seperti dilokalisasi pekerja seks komersial (PSK) atau dihotel-

hotel.Tetapi tidak menutup kemungkinan juga, wanita-wanita kaya yang membayar

laki-laki hanya sekedar untuk memuaskan nafsu seksnya saja dan bahkan parahnya,

wanita-wanita kaya itu melakukan perzinahan dan membayar pelacur laki-laki untuk

menunjukan harga dirinya didepan teman-temanya.28

Motivasi mereka melakukan perbuatan pelacuran adalah :

a. Mencari uang (pada umumnya)

b. Kecewa ditinggal suaminya begitu saja

c. Mula-mula cari kerja sebagai tukang masak, tukang cuci lalu dibujuk atau dipaksa

oleh germo untuk menjadi PSK.

27
Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-menurut-
hukum-islam-html(17 mei 2023)
28
Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-menurut-
hukum-islam-html(17 mei 2023)

22
23
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ani adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian kontekstual

yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang

wajar dalam kaitanya dengan pengumpulan data yang pada ummnya bersifat

kualitatif.29

Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.30

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpensi yang tepat,

penelitian deskriptif mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai

kondisi, sebagai situasi atau berbagai fenomena realita sosial yang ada dimasyarakat

yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan

sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi

ataupun fenomena tertentu.31Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan penelitian kualitatif yang memaparkan situasi, kondisi, dan kejadian

29
Lexi J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2007 ), hlm 3.
30
Lexi. J. Moleong, hlm.23.
31
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial, (Jakarta:Kencana. 2009), hlm. 17.

24
tentang Proses Rehabilitasi Terhadap Perempuan Pekerja Seks Komersial Di Panti

Sosial Karya Wanita Mattirodeceng Kota Makassar.

B. Lokasi Penelitian

Berdasarkan dengan judul penelitian yaitu “Proses Rehabilitasi Terhadap

Perempuan Pekerja Seks Komersial Di Panti Sosial Karya Wanita Mattirodeceng

Kota Makassar”, maka penelitian dilakukan di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mattirodeceng Kota Makassar Tahun 2023

Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis pendekatan kesejahteraan sosial dan pendekatan sosiologi untuk membahas

objek penelitian.

1. Pendekatan Kesejahteraan Sosial

a. Pendekatan Mikro

Pendekatan yang dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,

konseling, stress management dan crisis intervention. Tujuan utamanya adalah

membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.

b. Pendekatan Mezzo

Pendekatan yang dilakukan terhadap sekelompok klien, dengan menggunakan

kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan penelitian, dinamika kelompok

biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapinya.

25
c. Pendekatan Makro

Pendekatan ini juga disebut sebagai strategi sistem besar karena sasaran

perubahan diarahkan sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik adalah

beberapa strategi dalam pendekatan ini.

d. Pendekatan Sosiologi

Pendekatan sosiologi adalah pendekatan yang dibutuhkan untuk mengetahui Pola

Rehabilitasi Sosial terhadap eks Pekerja Seks Komersial di Kota Makassar.

Pendekatan sosiologi suatu pendekatan yang mempelajari hidup bersama dalam

masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan

dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan

tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan, kepercayaan dan keyakinan.

Pendekatan sosiologi dalam suatu penelitian sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk

membaca gejala sosial yang sifatnya kecil, pribadi hingga kepada hal-hal yang

besar.32

C. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung kepada informan yang

diwawancarai untuk mengetahui informasi dalam melakukan penelitian pada

Lembaga Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Panti Sosial Karya Wanita Mattirodeceng.

32
Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (Cetakan IX, Jakarta: Bina
Aksara,1983), hlm.1.

26
Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pekerja

Sosial Fungsional, Eks pekerja Seks Komersial, dan Kepala Rehabilitasi Sosial

PSKW Mattirodeceng Kota Makassar.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi data

primer yang diperoleh dari dokumentasi atau studi kepustakaan yang terkait dalam

permasalahan yang diteliti dan hasil penelitian yang terkait dengan judul peneliti.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Ada dua

metode pengumpulan data yang akan digunakan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Field Research

Field research yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati secara

langsung objek peneliti dimana penulis terjun langsung kelokasi penelitian yang telah

ditentukan. Pengumpulan data dilokasi dilakukan dengan menggunakan teknik

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data melalui pengamatan, jadi obsevasi

yang dimaksud “ tehknik pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala,

fenomena atau objek yang akan diteliti”.33 Observasi merupakan proses yang

33
Lihat Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Ed. 1 (Cet. IV;
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 31.

27
kompleks yang disengaja dan dilakukan secara sistematis terencana, terarah pada

suatu tujuan dengan mengamati dan mencakup fenomena suatu sekelompok orang

dalam kompleks kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan. Hal ini yang menjadi objek penelitian mengenai Pola Rehabilitasi Sosial

Eks Pekerja Seks Komersial Di Panti Sosial Karya Wanita Mattirodeceng Kota

Makassar.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu yang perlu dipegang oleh penulis dalam menggunakan metode

wawancara adalah sebagai berikut:

1) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penulis adalah benar dan

dapat dipercaya.

2) Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

penulis kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan penulis.34

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data berupa informasi dari informan

yang dapat dijabarkan melalui pengolahan data secara kompherensif. Hal ini dapat

membantu penulis dalam mengetahui Proses Rehabilitasi terhadap wanita Pekerja

Seks Komersial Di Panti Sosial Karya Wanita Mattirodeceng Kota Makassar.

34
7 Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta,

28
c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa

berbentuk tulisan atau gambar.8 Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data

dari hasil observasi dan wawancara. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis

melakukan penelitian dengan membuat catatan-catatan penting yang berkaitan

dengan data yang dibutuhkan dari informan untuk mendukung kelengkapan data yang

diperoleh seperti foto-foto, catatan hasil wawancara dan hasil rekaman dilapangan.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif, pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu

aktivitas yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan penelitian yang

sebenarnya. Barometer keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari instrument

yang digunakan, kerena itu instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi;

daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Dapat mengambil suatu

kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan mempergunakan sebagai balikan

untuk mendapatkan penegasan, perubahan maupun perbaikan.35

Data yang diperoleh melalui penelitian akan diolah menjadi suatu informasi yang

merujuk pada hasil penelitian. Dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa alat

untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam suatu penelitian diantaranya;

kamera, alat perekam dan buku catatan.

35
Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian ( Kuantitatif Dan Kualitatif). (Makassar:
Shofia, 2016), hlm. 70.

29
F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola

kategori dan satuan uraian dasar. Tujuan analisis yaitu untuk menyederhanakan data

kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diimplementasikan. Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik pendekatan deskriktif yang merupakan suatu proses

menggambarkan keadaan sasaran yang sebenarnya. Langkah-langkah analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasikan data dengan cara

sedemikian rupa sehingga bertolak dengan teori untuk mendapatkan kejelasan pada

masalah, baik data yang terdapat dilapangan maupun yang terdapat pada

perpustakaan. Dengan demikian, data yang sudah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Penyajian data yang telah diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh

permasalahan penelitian antara mana yang dibutuhkan dengan yang tidak, lalu

dikelompokkan kemudian diberikan batasan masalah.

30
G. Pengujian Kabsahan Data

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data dalam penelitian ini,

yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data penelitian. Banyak

hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu

subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat

penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak

kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber

data kualitatif yang kurang akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena

itu, dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan keabsahan data penelitian

kualitatif, yaitu: kredibilitas, transferabilitas dan konfirmitas.

a. Derajat Kepercayaan (Kredibilitas)

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa

kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per

debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan

member check.36

a. Ketergantungan

Ketergantungan dalam istilah konvensional disebut dengan realibilitas, yang

merupakan syarat bagi valisitas. Oleh karena itu, untuk memenuhi kriteria ini seluruh

langkah-langkah dalam membangun kerangka pikir penelitian, rancangan penelitian,

hasil temuan penelitian, berbagai langkah dalam analisis data, hasil deskripsi analisis

36
Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 120

31
dan interprestasi data diuji ulang melalui proses pemeriksaan yang lebih cermat dan

teliti.37

b. Kepastian

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya

dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan

dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian

dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan

tujuan agar hasil dapat lebih objektif.38

37
Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 119
38
Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 121.

32
DAFTAR RUJUKAN

Alam As, Pelacuran dan Pemasaran, Studi sosiologi Tentang Eksploiatasi Manusia
oleh Manusia, ( Bandung:CV.ALUMNI 1997) hlm.32.

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan


Ilmu Sosial, (Jakarta:Kencana. 2009), hlm. 17.

David Arnot, dkk. Pustaka kesehatan populer Pengobatan Praktis:perawatan


Alternatif dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009,
hlm. 180.

David Arnot, dkk. Pustaka kesehatan populer Pengobatan Praktis:perawatan


Alternatif dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009,
hlm. 182.

Eukaristia Victorique, Konsep Rehabilitasi Sosial, Sumber: Http:// anime


nekoi.blgspot.co.id/2012/06/konsep-rehabilitasi-sosial.html (12 Oktober2017).

Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (Cetakan IX, Jakarta: Bina
Aksara,1983), hlm.1.

Kartini,Kartono, Patologi Sosial Jilid 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015,


hlm. 207.

Kartini,Kartono, hlm. 208

Kartini,Kartono, Patologis Sosial Jilid I, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2015,


hlm. 215.

Kementrian Sosial RI, Penyandang Masalah Sosial, Artikel ini di akses pada tanggal
4 Januari 2023 dari http://www.depsos.go.id/midules.phap?name-news&file-
side-327.

Kartini,Kartono, hlm. 245.

Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya

LN.2009/No.12,TLN NO 4967,LLSETNEG : 32 hlm

33
Lihat Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Ed. 1 (Cet.
IV; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 31.

Lexi J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya,2007,


hlm,3.

Lexi. J. Moleong, hlm.23

NN,”Forum Razia Pekerja Seks Komersial,”.http://www.infoanda.com, (diakses


pada tanggal 17 Mei 2023)

Pusat Penelitian Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ( Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), hlm.92

Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta

Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta

Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian ( Kuantitatif Dan Kualitatif).


(Makassar: Shofia, 2016), hlm. 70.

Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-


menurut-hukum-islam-html(04 januari 2023)

Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-


menurut-hukum-islam-html(04 januari 2023)

Prostitusi Menurut Pandangan Islam, http://matadunia.net/2015/05/prostitusi-


menurut-hukum-islam-html(11 juli 2017)

Proses rehabilitasi Sosial https://onesearch.id‟ , (diakses pada tanggal 07 Mei 2023)

Republik Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, ( Jakarta:Wacana


Intelektual,2012), hlm. 614.

Soekanto, soerjono. Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali Press 2012), hlm. 84.

Syamsul Arif, Prostitusi di Negara Berkembang, artikel ini di akses pada tanggal 4
janiari
2022http://yanrehsos.depsos.go.id/index.php?=com_content&task=view&id=254
&intemid=15

34
Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian ( Kuantitatif Dan Kualitatif).
(Makassar: Shofia, 2016), hlm. 70.

Tim prima Pena, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Gitamedia Press, 2006) hlm. 404.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid
5 ( Jakarta:Ikhtiar Baru Van Hove, 1984), hlm 554

Lihat Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Ed. 1 (Cet.
IV; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 31.

Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian ( Kuantitatif Dan Kualitatif).


(Makassar: Shofia, 2016), hlm. 70.

Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 120

Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 119

Syamsuddin AB, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitian Sosial, hlm. 121.

35

Anda mungkin juga menyukai