OLEH :
KELOMPOK
1. RISAL GUNAWAN
2. NURHIKMAH HARDILLAH
3. GLORY SILABAN
(F1B3 14 012)
(F1B3 14 0)
(F1B3 14 009)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, segala puja dan puji syukur tak hentinya penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang tercurah untuk hambaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah : Resiprositas,.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Modal Sosial Dan
Civil Society. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besearnya kepada kepada
berbagai pihak tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Makalah ini baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kekurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang .............
I. 2 Tujuan .............
I. 3 Manfaat ...............
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Resiprositas
3.2 Konsep Resiprositas
3.3 Macam-macam Resiprositas
3.4 Reiprositas dalam masyarakat Madugowongjati
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .
4.2 Saran ......
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan orang atau manusia yang membentuk suatu
sistem sosial yang didalamnya terdapat komunikasi satu sama lain dan memiliki tujuan
tertentu. Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya.
Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi
kebutuhan hidup lainnya, yaitu kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan kebutuhan kontrol.
Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui suatu
proses yang disebut interaksi sosial.
Interaksi yang terjadi di dalam masyarakat menyangkut hubungan timbal balik antar
individu, antar individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Hal tesebut
dapat terjadi karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki
ketergantungan dengan yang lainnya. Ketergantungan tersebut disebabkan karena kebutuhan
manusia yang berbeda satu sama lain. Setiap orang tidak akan mampu memenuhi semua
kebutuhannya sendiri tanpa adanya bantuan ataupun campur tangan dari orang lain.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, untuk memenuhi kebutuhan sering kita jumpai
orang-orang yang melakukan tindakan ekonomi dalam bentuk transaksi barang dan jasa
dengan menggunakan uang ataupun sesuatu yang memiliki nilai yang sepadan. Hal inilah
yang kemudian dinamakan sebagai transaksi dalam bentuk jual beli, ataupun dengan
menggunakan pertukaran. Dalam hal ini, memang transaksi jual beli yang lebih sering
dijumpai di masyarakat. Akan tetapi di dalam masyarakat yang masih mengutamakan sebuah
prinsip gotong royong, masih sering dijumpai transaksi pertukaran dalam wujud barang dan
jasa, dan yang menjadi ciri khas tersendiri yaitu pertukaran tersebut dilakukan secara timbal
balik. Pertukaran ini tidak hanya sebatas pertukaran untuk mendapatkan kebutuhan yang
diinginkan saja, tapi juga sebagai alat untuk untuk menciptakan kerukunan di masyarakat.
Dalam ilmu antropologi sendiri, hal itu sering disebut dengan Resiprositas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
tertentu
yang
tampil
sebagai
kewibawaan , popularitas ,sanjungan ,dan berkah. Motif tersebut tidak hanya ditujukan
kepad pihak-pihak yang melakukan kerjasama resiprositas, tetapi juga lingkungan dimana
mereka berada.
Keberadaan resiprositas juga ditunjang oleh struktur masyarakat yang egaliter yaitu
suatu masyarakat yang ditandai oleh rendahnya tingkat stratifikasi sosial, sedangkan
kekuasaan politik relatif terdistribusi merata dikalangan warganya. Struktur masayarakat
yang egaliter ini memberikan kemudahan bagi warganya untuk menempatkan diri
dalm
sekali eksistensi tata nilai lama. Resiprositas sering dinilai sebagai bentuk pertukaran
yang manusiawi jika dibandingkan dengan pertukaran pasar. Prinsip kekeluargaan dan
kesetiakawanan merupakan bukti bahwa resiprositas lebih manusiawi daripada
pertukaran pasar. Wajah resiprositas yang bersifat manusiawi, di lain pihak, sering
dipakai para politisi untuk memobilisasi sumber daya dalam masyarakat.
sebagai bahan bakar, atau mungkin dengan menggunakan mesin penanak nasi (rice cooker).
Hal tersebut tidak mungkin dimiliki langsung oleh pribadi tanpa sebelumnya harus membeli
di warung atau toko-toko yang memperjual belikan barang tersebut. Dan warung atau toko
yang memperjual belikan barang tersebut pun tidak mungkin menghasilkan barang itu
sendiri, akan tetapi mendapatkannya dari pihak lain yang disebut produsen. Sedangkan untuk
konsumen sendiri yaitu orang-orang atau masyarakat yang memakai nilai guna dari suatu
barang atau jasa. Contohnya, untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam menutup aurat,
masyarakat harus menggunakan busana atau pakaian yang bisa mereka dapat dari produsen
ataupun distributor.
Untuk menjalankan peran sebagai produsen, distributor, dan konsumen diperlukan
juga adanya alat tukar yang memiliki nilai yaitu uang. Dengan uang, kebutuhan masyarakat
dapat terpenuhi, Baik itu kebutuhan yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier. Sebagai
contoh saja untuk membeli sesuatu harus menggunakan uang, dan besar kecilnya nominalnya
pun tergantung dengan kualitas barang tersebut. Apabila besarnya uang tidak sesuai dengan
kualitas barang, maka salah satu pihak masih memiliki tanggungan atau kewajiban untuk
mengganti kekurangannya. Sehingga dapat dikatakan uang memiliki kekuatan tersendiri
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Namun dalam masyarakat desa Madugowongjati
kondisi yang demikian tidak menjadi permasalahan, individu di dalamnya tidak terlalu
menuntut individu lain agar mampu menyesuaikan diri satu sama lain dalam memenuhi
kebutuhannya berkaitan dengan nilai suatu barang, akan tetapi masyarakat lebih menekankan
pada keinisiatifan atau kesadaran diri masing-masing terhadap hubungan timbal balik yang
ada di masyarakat. Contohnya ketika ada orang yang sedang sakit biasanya bebrapa orang
memilih untuk pergi ke tempat pijit saja daripada pergi ke dokter dan setelah dipijit, orang
yang sakit tersebut tidak membayarnya dengan menggunakan uang, melainkan hanya sebatas
memeberikan beras seikhlasnya kepada yang telah memijit tadi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa untuk mendapatkan suatu jasapun tidak perlu menggunakan uang, akan tetapi dengan
menggunakan barang yang memiliki nilai sepadanpun bisa.
Tanpa
disadari,
konsep
resiprositas
telah
ada
dalam
masyarakat
desa
masyarakat. Contoh nyata yang memang seringkali dapat dijumpai dalam masyarakat yaitu
ketika ada salah satu warga yang sedang memiliki hajat, pasti tetangga-tetangga sekitarnya
akan berinisiatif dalam menyumbangkan tenaga atau bahkan hartanya dalam membantu
melaksanakan hajat tetangganya tersebut. Bahkan hal tersebut terjadi tanpa adanya harapan
untuk mendapatkan balasan dari yang memiliki hajat. Sehingga kemudian hanya perasaan
memiliki tanggung jawablah yang tumbuh didalam masyarakat, dan keadaan yang seperti
contoh tadi bersifat timbal balik. Maksudnya, walaupun setiap warganya tidak memiliki
harapan untuk mendapatkan balasan dari oarang lain terhadap apa yang diberikan kepadanya,
namun inisiatif dari orang lainlah yang muncul untuk membalas perbuatan tersebut. Hal
inilah yang pada akhirnya berlangsung secara terus-menerus di dalam masyarakat desa
Madugowongjati, dan sampai sekarang tetap terjaga keberadaannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini yaitu:
Konsep resiprositas sebenarnya sudah ada di dalam masyarakat tanpa masyarakat itu sendiri
sadari. Di dalam resiprositas terdapat pola hubungan timbal balik, dimana pola hubungan
tersebut terbentuk di dalam masyarakat berdasarkan perasaan kesadaran diri setiap individunya.
Berkaitan dengan konsep tersebut, Setiap individu sebenarnya tidak mengharapkan adanya suatu
imbalan, namun keadaan orang lainlah yang menginginkan untuk memberikan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA