SOSIOLOGI BENCANA
PERSPEKTIF BENCANA GUNUNG MELETUS
OLEH :
KELOMPOK
1. RISAL GUNAWAN
2. ANDI AGUSDAR
(F1B3 14 012)
(F1B3 14 018)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, segala puja dan puji syukur tak hentinya
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang
tercurah untuk hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah :
Perspektif Bencana,.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi
Bencana. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Makalah ini tidak
lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besearnya kepada kepda berbagai pihak tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Makalah ini baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kekurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR GAMBAR.......................
iv
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang ...............
I. 2 Rumusan masalah...............
I. 3 Tujuan .............
I. 4 Manfaat ...................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Tentang Gunung Api
2.2 Terjadinya Gunung Api...............
2.3 Dimana Gunungapi Terjadi...... 7
2.4 Mengapa Terjadi Gunungapi..... 7
2.5 Bagaimana Gunungapi Terbentuk
2.6 Jumlah Sebaran Gunungapi..........
2.7 Klasifikasi Gunungapi Di Indonesia.
2.8 Sebaran Gunung Api Berdasarkan Tektonik Lempeng........
2.9 Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi.......
2.10 Cara penanggulangan bencana gunung berapi...................
2.11 Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia......
2.12 Hubungan dengan sosiologi bencana/sosiologi lingkungan..............
3
6
9
11
13
14
18
19
24
30
33
34
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
4
5
6
Gambar 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
7
9
10
11
15
15
17
17
25
26
27
28
29
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung
api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin
bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu,
Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu
tersebut dengan istilah Bledug Kuwu
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang
paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api
Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis
bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi
padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung
berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi
aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu
gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan
padam atau telah mati.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah di buatnya makalah ini yaitu :
1. Bagaimana sebaran Gunungapi di Indonesia baik di dunia ?
2. bagaimana pembentukkan Gunung Api, tipe-tipe letusan, struktur serta
busur yang ada di Indonesia ?
3. Bagaimana karakteristik Gunung Meletus di Indonesia ?
4. Bagaimana cara penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus ?
5. Bagaimana cara penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus ?
6. Bagaimana cara penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus ?
7. Dimana Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Tentang Gunung Api
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi
tempat keluarnya cairanmagma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut
terpancung.
Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi
pusat, erupsi keluarmelalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar
dari lereng tubuhnya; (3) erupsicelah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar
dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi
samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yangmenyimpang
ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat
lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi
beberapa tipe erupsi: (1) Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic
atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti
leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundansederhana; (2) Tipe
Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburanlava pijar
dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi
benuaatau di tengah benua; (3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat
ekslposif dari magmaberviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma
bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung
dalam jumlah besar; (4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma
asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah
lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit; (5)
TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih
banyak dan luas dari Plinian biasa; (6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis
berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom
vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau
permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari
magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik; (7) Tipe
Surtseyandan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang
terjadi pada pulaugunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang
berdanau kawah. Surtseyan merupakanerupsi interaksi antara magma basaltic
dengan air permukaan atau bawah permukaan,letusannya disebut freatomagmatik.
Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapimagma yang berinteraksi
dengan air berkomposisi riolitik.
Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut,
dibentuk oleh endapanpiroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah,
G
a
m
b
a
r
2. Tipe letusan gunung api
(K-Ar)
didapat
umur
1,75
juta
tahun
di
daerah
akibat
pelepasan
panas
dan
intensitas
vulkanisma
di
2.
3.
4.
Tipe - A
Tipe B
Tipe - C
Jumlah
Sumatera
Jawa
Lombok
Sumbawa
Flores
Laut Banda
Sulawesi
Kep. Seribu
Halmahera
13
21
2
1
2
16
8
6
5
5
12
9
3
1
2
2
6
5
5
5
-
21
35
2
1
2
24
9
13
5
7
Letusan suatu gunung api dapat menyapu daerah seluas lebih kurang 10
sampai 20 kilometer di sekitarnya. Bahaya lahar bisa mencapai puluhan
kilometer dari pusat letusan. Abu gunung api dapat menyebar sejauh ratusan
kilometer dan mengancam keamanan penerbangan serta mempengaruhi suhu
seluruh muka bumi.
Pada garis besarnya bahaya gunungapi dapat dibagi atas bahaya langsung
(Primer) dan bahaya Ikutan (sekunder). Bahaya langsung dapat terjadi karena
lemparan batuan seperti lemparan bom, aliran lava, dan hembusan letusan seperti
hembusan awan pijar, gas beracun dan pekatnya hujan abu. Bahaya ikutan adalah
bahaya yang timbul karena aliran lumpur yang tercampur dengan batuan.
PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI :
1. Aktif Normal (Level I) : Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan
dari
hasil
visual,kegempaan
dan
gejala
vulkanik
lainnya
tidak
memperlihatkanadanya kelainan
2. Waspada (Level II) : Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang
tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala
vulkanik lainnya
3. Siaga (Level III) : Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan
visual/pemeriksaankawah,
mendukung.Berdasarkan
diikutiletusan
kegempaan
analisis,
dan
perubahan
metoda
kegiatan
lain
saling
cenderung
4. Awas (Level IV) : Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi
berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti
letusan utama
Gambar 8. Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL.
Vektor di sini menunjukkan arah dan magnitudo gerakan,( Drs.Iwan
Geograf, 2009).
Lempeng-lempeng utama
Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut Lempeng benua
4)
5)
6)
7)
8)
a)
b)
c)
d)
lebih baik
e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan
dunia usaha dan masyarakat.
f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
h) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.
Peran Perawat dalam Tanggap Bencana
Peran perawat pada pra-bencana:
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi
lingkungan,
palang
merah
nasional,
maupun
lembaga-lembaga
g) Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan tim
ambulans
h) Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul akibat
bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat kesehatan yang
sesuai.
Peran Perawat dalam intra bencana:
a. Bertindak cepat
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Menentukan status korban berdasarkan triase
d. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap.
e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan
pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban
selamat.
f. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.
g. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create
leadership).
h. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat
mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk
jangka waktu 30 bulan pertama.
Peran perawat pada pasca bencana menurut Feri dan Makhfudli (2009)
adalah perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan bantuan kesehatan kepada korban seperti pemeriksaan fisik,
wound care secara menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana.
Saat terjadi stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga
terjadi post-traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom
dengan tiga kriteria utama yaitu trauma pasti dapat dikenali, individu
mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun
peristiwa-peristiwa yang memacunya dan individu akan menunjukkan
gangguan fisik, perawat dapat berperan sebagai konseling. Tidak hanya itu
perawat bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama
dengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat
pasca-gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan
sehat dan aman. Selain itu Perawat dapat melakukan pelatihan-pelatihan
keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun
LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di
sekitar daerah bencana akan mampu membangun kehidupannya kedepan
lewat kemampuan yang dimilikinya.
2.11 Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia
Gunung meletus bagi bangsa ini bukanlah sesuatu yang asing. Berabad
silam, letusan letusan gunung berapi di negeri ini sudah pernah terjadi.
Berikut beberapa letusan gunung berapi yang sangat besar yang terjadi di
Indonesia.
1. Gunung Kelud
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari
15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih
dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah
dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini
setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat
banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901,
1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali
meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa maternity ahli gunung api pada
siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
2. Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung
berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi,
dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng
Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu,
dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu,
letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan
kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada
tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.
Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan M ataram
Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930
menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
3. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882
(VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana
expose Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah
menunjukkan bahwa expose keruh tersebut panas dan kadang muncul
kolom asap dari dalam kawah.
sungai.
Letusan
ini
menewaskan
4.011
jiwa
dan
4. Gunung Agung
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif,
dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang
mengeluarkan asap dan abu. Iranian kejauhan, gunung ini tampak kerucut,
meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak
Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup
awan. Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar
ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung.
Rodrigues
dekat Afrika,
4.653
kilometer. Daya
ledaknya
menyerap zat
sedangkan masalah yang mucul akibat dari bumi itu sendiri yaitu gunung
meletus, tsunami, tanah longsor. Disinilah bisa dilihat fungsi dari sosiologi
lingkungan memberikan pemahaman pada masyarakat, jika tidak ada dalam
masyarakat akan terkena sendiri dari dampak tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah yang kami buat yaitu :
Sebaran gunungapi dunia secara geografi dibagi menjadi 19 wilayah
gugusan gunungapi, sebagaia berada, dataran kepulauan dan sebagaian lagi
sebagai gunungapi bawah laut. Jumlah keseluran gunungapi dunia adalah 1526
buah, Indonesia dan kepulauan Andaman yang termasuk wilayah nomor 6
mempuyai 141 buah (9,24%), menempati urutan terbanyak ketiga setalah
Amerika Latin (15,202 buah) dan kepulauan kuril, Kamchatka, serta daratan
utama asia (wilayah nomor 9 & 10, 192 buah). Jajaran gunung api yang
mengelilingi samudra pasifik disebut cincin Api Pasifik. Di Indonesia sebaran
gunung api di kelompokkan menjadi empat busur api, yaitu busur sunda, busur
bunda, busur Halmahera dan busur Sulawesi utara-kepulauan Sangihe.
Rehabilitasi.
Rekonstruksi
Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia yaitu :Gunung
Kelud Letusan gunung ini pada tahun 1586, Gunung MerapiLetusan-letusan
kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.
Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006,
1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat
seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882
Gunung
Agung Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif.
Gunung KrakatauKrakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan
berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah
disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang
sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
3.2 Saran
Saran kami dapat sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang
tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan
pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh
kerusakan lingkungan.
Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar
tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Allessandro
Rumahorbo
2011.
https://id.scribd.com/doc/214595954/Bencana-GunungMeletu (Diakses 12 juni 2016).
Anonim 2016 http://wikipedia.com/sebaran gunung api/. (Diakses 11
juni 2016)
Barabai.
2011.https://www.academia.edu/12325397/Makalah_Bencana
_Gunung_Mel etus?auto=download (Diakses 12 juni 2016).
Bronto, Sutikno.2001.Vulkonologi.UGM.Yogyakarta.
Magetsari, dkk.1998.Geologi Fisik.ITB.Bandung.
Nurhadi
Prayogi
2013.http://nurhadiprayogi.blogspot.co.id/2013/10/makalahgunung-meletus.html (Diakses 12 juni 2016).
Program LIPI. Merintis Masyarakat Siaga Bencana (Gempa Bumi & Tsunami), LIPI,
Jakarta, 2008.