Anda di halaman 1dari 2

Drama politik "Dirty Vote" menjelaskan tentang kecurangan dalam pemilihan

umum. Dari bagaimana politik bisa jadi kotor dan penuh intrik, sampai
bagaimana kekuasaan dapat diuntungkan demi kepentingan pribadi, semuanya
dipaparkan dalam film yang berdurasi hampir dua jam itu.
"Dirty Vote" bercerita tentang perjuangan seorang calon politik untuk menang
dalam pemilu. Namun, ia menghadapi banyak tantangan dan kecurangan dari
lawan politiknya. Mereka menggunakan berbagai konspirasi dan taktik kotor
untuk mengalahkannya.
Adegan-adegan yang menegangkan dan penuh misteri akan menghibur
penonton "Dirty Vote". Menyaksikan bagaimana kekuasaan dapat membuat
seseorang menjadi bodoh dan kehilangan harga diri, bagaimana kecurangan
pemilu dapat merusak demokrasi, bagaimana media bisa digunakan untuk
menghasut opini publik dengan menyebarkan hoax yang tentu berdampak pada
hasil pemilu, dan bagaimana politik dapat berubah menjadi pertarungan
segelintir orang egois yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Semua
tindakan tercela ini tentu akan merugikan masyarakat dan menghilangkan
kepercayaan mereka pada sistem politik.
"Dirty Vote" juga menerangkan bagaimana sejumlah uang dapat dengan
mudahnya menaklukkan hasil pemilu. Bagaimana calon-calon politik yang kaya
dan berkuasa bisa memanipulasi segala sesuatu sesuai keinginan mereka. Lewat
film tersebut, masyarakat bisa tahu pentingnya memilih pemimpin yang jujur
dan bertanggung jawab.
Maka dari itu, sebagai voter pemula tahun ini, saya memiliki beberapa pendapat
yang akan saya bagikan melalui 3 poin berikut:
Secara keseluruhan, "Dirty Vote" berbicara mengenai kekacauan yang muncul
menjelang pemilu 2024.
Dua, “Dirty Vote” berfokus untuk menguak proses hukum menjelang pemilu,
diiringi pemaparan sederhana yang menjelaskan konteks kasus-kasusnya.
Tiga, “Dirty Vote” menekankan gagasan bahwa politisi bukanlah orang yang
harus dikasihani. Mereka memiliki otoritas penuh terhadap aturan, statistik, dan
keputusan akhir. Bahkan di mata beberapa dari politisi, ini hanyalah permainan.
Politik adalah seni keberuntungan, jadi terkadang orang yang terlibat malah
menjadi oportunis. Namun publik tak boleh membiarkan mereka terlena dan
lupa bahwa hasil "permainan" itu akan berdampak pada rakyat.
Kita tidak pantas mengasihani politisi. Tidak sekarang. Tidak ketika “dari rakyat
untuk rakyat” bentuknya masih gimmick belaka. Jika terbuai dengan konsep
“permainan” mereka yang sudah jelas busuknya luar biasa, minimal pikirkan
nasibmu. Pajakmu. Lapangan pekerjaanmu.
Think twice before making your choice. For the sake of yourself.
Sesederhana itu.
Karena sederhana, maka sudah waktunya mempertimbangkan kembali pilihan
kita sendiri. Kita adalah masyarakat yang akan dipimpin dan diatur orang-orang
di atas kertas suara itu dalam lima tahun ke depan. Jadi pikirkan kebijakan
mereka. Mundur sejenak ke belakang untuk periksa riwayatnya. Pastikan visi-
misinya.
Sudah saatnya kita berhenti pura-pura tidak mengerti.

Anda mungkin juga menyukai