Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PELAYANAN KESEJAHTERAN SOSIAL BAGI FAKIR MISKIN SEBAGAI JAMINAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL OLEH PEMERINTAH

A. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan di zaman globalisasi ini khususnya bidang ekonomi di Indonesia ini juga memicuh semakin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas hidup. Sehingga ini menimbulkan semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat atas pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya sehari-hari. Seiring dengan perkembangan yang sangat pesat secara global khususnya dibidang ekonomi ini menyebakan

persaingan bebas di bidang ekonomi di kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannnya. Sehingga kini kita sering menjumpai semakin banyaknya pengemis, pengamen , dan anak jalan dan ini merupakan akibat dari kemiskinan yang ditimbulkan dari perkembangan cepat dan pesat khususnya dibidang ekonomi.

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, tempat berlindung, pendidikana dan kesehatan disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar atau pun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.1 Dan kemiskinan ini dapat menganggu kesejahteraan sosial masyarakat dan itu sangat nampak jelas dengan semakin banyaknya jumlah fakir miskin yang semakin bertamabah dari tahun ke tahun dan semakin banyaknya rumah di pinggiran sungai dan munculnya penyakit busung lapar di masyarakat. Dan kemiskinan ini bisa terjadi karena tidak dapat membiaya kebutuhan dasar secara langsung . Dan permasalahan mengenai meningkatnya jumlah kemiskinan dan fakir miskin di Indonesia ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menangani permasalahan ini dan

http://www.scribd.com/doc/141798099/Makalah-Tentang-Fakir-Miskin-Dan-Nilai-Pancasila

penyelenggaran pelayanan kesejahteraan sosial bagi para fakir miskin untuk mengentaskan tingkat kemiskinan di Indonesia yang semakin hari semakin meningkat ini merupakan kewajiban pemerintahan untuk menjamin dan melindungi

kesejahteraan sosial. Sesuai dengan pembukaan Undang undang Negara Republik Indonesia 1945 Negara memilik tanggungjawab untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan dengan ketentuan Pasal 34 Undang undang Negara Republik Indonesia 1945, Negara bertanggung jawab untuk memelihara fakir miskin guna memnuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan. Dalam Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 menjelaskan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Maka dapat dikatakan semua orang miskin dan anak terlantar pada prinsipnya merupakan tanggungjawab pemerintah dalam hal pemeliharan. Tetapi pada kenyataannya tidak semua para fakir miskin dan anak-anak terlantar memperoleh pemeiliharan oleh Negara sesuai dengan UUD 1945. Dan mengenai permasalah perihal ini masih belum ada solusi yang signifikan yang ditunjukan oleh pemerintah dalam menjalankan tanggungjawabnya dalam hal menjalankan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin di Indonesia. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian fakir miskin ? 2. Apa saja instrument hukum yang terkait dengan penyelengaran pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin oleh pemerintah 3. Bagaimana implementasi pemerintah dalam melaksanakan

penyelenggaran pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin dalam menjamin dan melindungi kesejahteraan sosial ?

C. PEMBAHASAN

1.

PENGERTIAN FAKIR MISKIN

Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/ataumempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.2 Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.3 Adapun kriteria masyarakat di golongkan rumah tangga miskin menurut standar Badan Pusat Statistik : 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester. 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
2 3

Pasal 1 ayat 1 UU NO. 3 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin Pasal 1 ayat 1 PP No. 42 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin

13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. 14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.4

2. INSTRUMENT HUKUM YANG TERKAIT DENGAN JAMINAN DAN PERLINDUNGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI FAKIR MISKIN Kemiskinan merupakan permasalahan nasional yang dirasa penting oleh pemerintah untuk segara dilakukan penangan terhadap fakir miskin sebagai mana tugas dari pemerintah untuk mejamin dan melindungi kesejahteraan sosial bagi fakir miskin. Dan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menagani permasalahan ini adalah membuat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penangan fakir miskin di Indonesia. Berikut adalah peraturan perundang undang yang terkait dengan penyelenggaran pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin oleh pemerintah : 1. Pasal 34 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 2. Undang Undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin 3. Undang undang No. 6 Tahun 1974 Tentang Kesejahteran Sosial 4. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin 5. Instruksi Presiden No. 21 Tahun 1998 Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan. Perundang undangan diatas merupakan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah untuk memecahkan dan memberikan solusi terkait tugas pemerintah untuk menjamin dan melindungi kesejahteraan sosial bagi fakir miskin di Indonesia.

http://www.eramuslim.com/ekonomi/kriteria-miskin.htm#.Ubhu96LQlmU

3. IMPLEMENTASI

PEMERINTAH

DALAM

PENYELENGGARAN

PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI FAKIR MISKIN SEBAGAI JAMINAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL

Dalam mengatasi kemiskinan yang semakin meningkat untuk melaksanakan tanggung jawab negara diperlukan kebijakan pembangunan nasional yang berpihak pada fakir miskin secara terencana, terarah, dan Berkelanjutan. Penanganan fakir miskin oleh pemerintah baik itu oleh pemerintah pusat dan daerah dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu pengembangan potensi diri, bantuan pangan dan sandang, penyediaan pelayanan perumahan, penyediaan pelayanan kesehatan, penyediaan pelayanan pendidikan, penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha, bantuan hukum, dan/atau pelayanan sosial. 5 Dan salah satu upaya penanganan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan memberikan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin. Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan sosial. meliputi: a) meningkatkan fungsi sosial, aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar, dan kualitas hidup b) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam pelayanan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan c) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kemiskinan dan d) meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial.6 Dan yang dimaksud dengan pelaksanaan penyelenggaran jaminan dan

perlindungan sosial oleh pemerintah adalah upaya memberikan jaminan dan perlindungan sosial, serta rasa aman bagi fakir miskin yang antara lain disebabkan oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Pelaksanaan Jaminan Sosial yang merupakan sebagai perwujudan dari pada sekuritas sosial adalah
5 6

Pasal 7 ayat 1 , UU No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin Pasal 18 ayat 1,2, UU No. 13 Tahun 2011 Tentang Penangan Fakir Miskin

seluruh sistim perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi Warganegara yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat guna memelihara taraf kesejahteraan sosial.7 Tugas-tugas Pemerintah terkait dengan pelaksanan penyelenggaran

kesejahteraan sosial bagi Fakir Miskin ialah : a) menentukan garis kebijaksanaan yang diperlukan untuk memelihara, membimbing, dan meningkatkan usaha kesejahteraan sosial; b) memupuk, memelihara, membimbing dan meningkatkan kesadaran serta rasa tanggungjawab sosial masyarakat; c) melakukan pengamanan dan pengawasan pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial.8 Sebelum Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah akan melakukan Tugas tugas dan tanggungjawabnya untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin. Maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan melakukan pendataan Fakir miskin untuk menetapkan kriteria fakir miskin sebagai upaya dasar untuk melaksanakan penaganan Fakir Miskin. Dalam pendataan ini dilakukan oleh badan pusat statistik untuk melakukan pendataan untuk melakukan vertivikasi dan validasi yang kemudian data tersebut dilaporkan kepada bupati/ walikota yang kemudian akan dilaporkan kepada gubenur yang kemudian dilaporkan kepada menteri. Dan data data tersebut ditetapkan sebagai data terpadu yang digunakan oleh Menteri untuk menjalankan tugasnya. Usaha-usaha Pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi: a. bantuan sosial kepada Warganegara baik secara perseorangan maupun dalam kelompok yang mengalami kehilangan peranan sosial atau menjadi korban akibat terjadinya bencana-bencana, baik sosial maupun alamiah, atau peristiwa-peristiwa lain
7 8

Pasal 2 ayat 4, UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 3 ayat 1, UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Kesejahteraan Sosial

b. pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial melalui penyelenggaraan suatu sistim jaminan sosial; c. bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial, termasuk di dalamnya penyaluran ke dalam masyarakat, kepada Warganegara baik

perorangan maupun dalam kelompok, yang terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup, yang terlantar atau yang tersesat; d. pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradaban, perikemanusiaan dan kegotong-royongan.9 Dan Fakir miskin berhak untuk mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial. Dan pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin oleh pemerintah yaitu berupa : a) bantuan sosial dan b) rehabilitas sosial.10 Pemberian bantuan sosial kepada fakir miskin diberiakan oleh pemerintah agar mereka dapat berusaha meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Dan rehabilitas sosial diberikan dan dilaksanakan terhadap fakir miskin dengan maksud agar mereka mampu melaksanakan dan mengembangkan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakat. Dan adapun bentuk usaha pemerintah melakukan pelayanan kesejahteraan sosial yaitu dengan pembinaan yang meliputi kegiatan antara lain: a. pembinaan kesadaran berswadaya; b. pembinaan mental; c. pembinaan fisik; d. pembinaan keterampilan; e. pembinaan kesadaran hidup bermasyarakat11 Dan harapan pemerintah Fakir miskin yang telah selesai menjalani pembinaan dikembangkan kemampuannya untuk berusaha sendiri agar dapat meningkatkan taraf

Pasal 4 ayat 1, UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 2 ayat 1, 2, Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin 11 Pasal 7 , ibid
10

kesejahteraan sosialnya.12 Terhadap fakir miskin yang telah selesai direhabilitasi dan telah berusaha sendiri di tengah-tengah masyarakat diikuti dengan pembinaan lanjutan. Pembinaan lanjutan meliputi kegiatan antara lain: a. pengawasan; b. bimbingan.13 Selain upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari pendataan fakir miskin, bentuk-bentuk upaya pemerintah dibidang sosial hingga pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin yang telah dilakukan pemerintah. Peran masyarakat juga dibutuhkan untuk mendukung upaya-upaya pemerintah dalam menjalakan tugasnya untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin. D. KESIMPULAN 1. Dalam melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin pemerintah berpedoman pada peraturan perundang undangan sebagai berikut : a. Pasal 34 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 b. Undang Undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin c. Undang undang No. 6 Tahun 1974 Tentang Kesejahteran Sosial d. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin e. Instruksi Presiden No. 21 Tahun 1998 Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan. 2. Bentuk Upaya pemerintah untuk menangani kemiskinan salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir

12 13

Pasal 8 , ibid Pasal 10 ayat 1, 2 , Peraturan pemerintah No. 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin

miskin untuk menjamin dan melindungi kesejahteraan sosial warganegara Indonesia. 3. Dan pendataan fakir miskin merupakan upaya dasar yang dilakukan oleh pemerintah baik itu pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin.

Anda mungkin juga menyukai