Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KLIPING KONFLIK SOsSIAL

GURU PEMBIMBING: RAHMANIA S.pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : RESTI WAHYUNI


KELAS: XI.IPS

TAHUN AJARAN 2020-2021


SMA NEGERI 1 TINONDO
KOLAKA TIMUR

Konflik Sosial
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau
permusuhan.
Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai
kepada lingkup yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional
dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik
selalu
timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat
perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai
tahap
perkembangan kelompok.
Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara
individu dengan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok
dengan
pemerintah. Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi dapat
berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk
kekerasaan.
Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure yang berarti saling
memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak
lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari konflik sosial?
1.2.2 Ada berapa jenis konflik sosial?
1.2.3 Faktor faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik sosial?
1.2.4 Bagaimana cara penanganan konflik sosial?
Beranda
1.2.5 Apa dampak dari terjadinya konflik sosial
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian konflik sosial.
1.3.2 Untuk mengeahui jenis konflik sosial.
1.3.3 Untuk mengeahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konflik.
1.3.4 Untuk mengetahui cara penanganan konflik sosial.
1.3.5 Untuk mengetahui dmpak dari terjadinya konflik sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul.
Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertia konflik :
2.1.1 Berstein, menyebutkan bahwa konflik merupakan suatu pertentangan
atau
perbedaan yang belum pernah dicegah, konflik mempunnyai potensi yang
memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negative didalam interaksi
manusia.
2.1.2 Robert M. Z Lawang mengemukakan bahwa konflik adalah perjuangan
untuk
memperoleh nilai, status, dan kekuasan dimana tujuan dari mereka yang
berkonflik tidak hany memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk
menundukkan saingannya.
2.1.3 Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan
konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan
pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling
mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial
sesungguhnya
merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunnyai
kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.
2.2 Jenis konflik sosial
Berikut ini beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat :
2.2.1 Berdasarkan Sifatnya
2.2.1.1 Konfik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya
perasaan
tidak senang, benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap
pihak lain. Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang
mengakibatkan banyaknya jatuh korban seperti mahasiswa trisakti.
2.2.1.2 Konflik Konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik
ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Contohnya: konflik persaingan bisnis,
perusahaan A & B sama2 berebut pelanggan & bersaing secara sehat pada
akhirnya kedua perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar
menarik minat pelanggan.
2.2.2 Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
2.2.2.1 Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di
dalam satu
struktur yang memiliki hirearki. Contohnya: konflik antar buruh bangunan
dengan mandornya atau manager, konflik antara nelayan dengan juragan
kapal.
2.2.2.2 Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif lama. Contohnya: konflik
yang terjadi antar organisasi sekolah.
2.2.2.3 Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya: konflik antara para
Pilot suatu maskapai dengan managemen karena ketidakadilan jumlah gaji
yang diterima.
2.2.3 Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik
2.2.3.1 Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak.
Contohnya: perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
2.2.3.2 Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-
orang
atau kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok
masyarakat minoritas terhadap hasil pemilihan kepala desa.
2.2.4 Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat
2.2.4.1 Konflik antarkelas sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik
antar orang kaya denganorang miskin.
2.2.4.2 Konflik politik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya: pertentangan antara pihak yang
berkuasa dengan pihak oposisi, konflikantara tokoh Golkar dengan tokoh
PDIPerjuangan,
dan sebagainya. Konflik ini bila tidak segera diatasi dapat
menggangu jalanya roda pemerintahan dan proses pembangunan.
2.2.4.3 Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber
daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik persengketaan tanah.
2.2.4.4 Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan
kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik Indonesia
dengan Malaysia. Sumber konfliknya karena pengakuan atas kekayaan seni
dan budaya Indonesia sudah sering dilakukan Malaysia, bahkan mungkin
sudah puluhan kali. Tidak ada rasa bersalah apalagi berdosa sedikit pun saat
mengakui, bahkan mempatenkan kekayaan seni dan budaya milik Indonesia
Berbagai alasan sesudah dikemukakan untuk mendapatkan justifikasi dari
kejahatan plagiat yang dilakukan sebagai salah satu contoh budaya yang
diklaim oleh Malaysia adalah Tari Pendet.
2.2.4.5 Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham
yang
diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya: konflik Ambon.
2.2.5 Berdasarkan Cara Pengelolaannya
2.2.5.1 Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan
emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Contohnya:
konflik bunuh diri, dikarenakan stres atau banyak beban pikiran yang sangat
berat.
2.2.5.2 Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang
dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtansi, menyangkut
perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional,
menyangkut perbedaan selera, dan perasaan likel dislike (suka/tidak suka).
Contohnya: konflik perselisihan antar tetangga, konflik persaingan bisnis.
2.2.5.3 Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam
kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup
dalam kelompok-kelompok. Contohnya: fenomena tawuran antar pelaja
2.3 Faktor penyebab konflik sosial
2.3.1 Perbedaan Antarindividu
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat.
Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa,
karena
tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya
konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak
mungkin
seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain
2.3.2 Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku
perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain
perbedaan
dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga
tidak
sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-
beda.
Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup
kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan
lingkungan
keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran
kebudayaan
ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan
masyarakat.
Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama
dengan
yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa
saling
pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup
kemungkinan
faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
2.3.3 Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan
sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan
yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya
dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan
yang
tidak sama dengan kelompok lain.
2.3.4 Perubahan sosial yang terlalu cepat
Perubahan ini dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan
pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-
perubahan
yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan
prosesprosessosial
di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap
semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan
masyarakat yang telah ada
2.4 Cara penanganan konflik sosial
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial yang
terjadi di masyarat, berikut ini adalah beberapa cara penanganan konflik
sosial :
2.4.1 Akomodasi yaitu proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya
kesepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah
bersengketa. Akomodasi juga berarti sebagai usaha manusia untuk meredakan
dan menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.
2.4.2 Negosiasi atau Kompromi yaitu upaya penyelesaian konflik yang
dilakukan
oleh masing-masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu
pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta
meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua
pihak.
2.4.3 Arbritasi yaitu bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan
konflik dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua
belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih tinggi dari
pihakpihak

Anda mungkin juga menyukai