Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG MENINGKATNYA
KRIMINALITAS SEBAGAI AKIBAT DARI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Disusun oleh:
Kelompok 5
Sintia
Siti
Vina
Wilda
Windi
Yuliani

SMP YAYASAN ISLAM TASIKMALAYA


2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata pelajaran sekolah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Tasikmalaya, November 2016

PENYUSUN

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................. 1
1.3. Perumusan Masalah ............................................................................. 1

BAB II

ISI ................................................................................................................. 2
2.1. Pengertian Kriminalitas ....................................................................... 2
2.2. Perubahan Sosial Budaya ..................................................................... 4
2.3. Meningkatnya Kriminalitas sebagai Akinat dari Perubahan
Sosial Budaya ...................................................................................... 6

BAB III

PENUTUP .................................................................................................... 9
4.1. Kesimpulan ......................................................................................... 9
4.2. Saran .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat

merupakan

kumpulan

individu

dan

kelompok

yang

membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial


tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berfungsi sebagai
aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan
masvarakat.
Adanya suatu perubahan dalam masyarakat akibat perubahan sosial
bergantung pada keadaan masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan
sosial. Dengan kata lain, perubahan sosial yang terjadi tidak selamanya suatu
kemajuan (progress). Bahkan, dapat pula sebagai suatu kemunduran masyarakat.
Kecepatan perubahan tiap daerah berbeda-beda bergantung pada dukungan
dan kesiapan masyarakat untuk berubah. Perbedaan perubahan tersebut dapat
mengakibatkan munculnya kecemburuan sosial, yang harus dihindari.
Perubahan sosial mengakibatkan terjadinya masalah-masalah sosial seperti
kejahatan, atau kenakalan remaja. Meskipun begitu, tidak setiap masalah yang
terjadi pada masyarakat disebut masalah sosial.

1.2 Tujuan
Mengetahui bagaimana meningkatnya kriminalitas sebagai akibat dari
perubahan sosial budaya.

1.3 Perumusan Masalah


Bagaimana meningkatnya kriminalitas sebagai akibat dari perubahan
sosial budaya?

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kriminalitas


Kriminalitas atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum
dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Lalu
krimonologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan, Kartono (1999: 122).
Definisi kejahatan secara yuridis adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan
dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, a-sosial sifatnya
dan melanggar hokum serta undang-undang pidana. Di dalam

KUHP jelas

tercantum bahwa kejahatan adalah semua bentuk perbuatan yang memenuhi


perumusan ketentuan-ketentuan KUHP. Missal pembunuhan pasal memenuhi
338 KUHP, mencuri memenuhi pasal 362 KUHP, penganiayaan memenuhi pasal
351 KUHP.
Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan
tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat
merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang
keselamatan warga masyarakat (baik yang tercantum maupun yang belum
tercantum pada undang-undang pidana).
Setiap orang yang melakukan kejahatan mempunyai sifat jahat
pembawaan, karena selalu ada interaksi antara pembawaan dan lingkungan. Akan
tetapi hendaknya jangan memberi cap sifat jahat pembawaan itu, kecuali bila
tampak sebagai kemampuan untuk melakukan susuatu kejahatan tanpa adanya
kondisi-kondisi luar yang istimewa dan luar biasa. Dengan kata lain, harus ada
keseimbangan antara pembawaan dan kejahatan.
Dampak negative kriminalitas antara lain:
1. Maraknya kejahatan memberikan efek yang mendemoralisir/merusak tatanan
orde.
2. Menimbulkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan dan kepanikan di tengah
masyarakat.
3. Banyak materi dan energi terbuang dengan sia-sia oleh gangguan-gangguan
kriminalitas.

4. Menambah beban ekonomis yang semakin besar kepada sebagian besar warga
masyarakatnya.
Adanya pemberitaan criminal menyebabkan peningkatkan kejahatan dengan
mengundang peniruan oleh pembaca yang bernaluri jahat, melukai perasaan
keluarga dari si penjahat atau korban kejahatan, dan menimbulkan kengerian
dengan gambar-gambar yang menakutkan dan mengerikan (misalnya gambar
berwarna dari peristiwa kejahatan/pembunuhan/kejahatan.

2.2 Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan
nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern. Max Weber
berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam
masyarakats ebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku
Sociological Writings). Sedangkan W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan
sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam
jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World).
Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru,
pengetahuan baru, penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi
baru, sehingga menuntut penyesuaian cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada
situasi yang baru. Di dalamnya terjadi juga perubahan sistem nilai budaya, sikap
mental demi terciptanya keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem nilai
budaya.
Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya
dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, dan difusi.
Akulturasi
Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana
unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya,
proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi.
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya
pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat
menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya.

Asimilasi
Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu
dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut
asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang
cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan
wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam
akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam
asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya
lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya
aslinya.
Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari
seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok
masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur
kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat
hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian,
kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau
letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

2.3 Meningkatnya Kriminalitas sebagai Akinat dari Perubahan Sosial Budaya


Kriminalitas di Indonesia selain disebabkan oleh faktor ekonomi, salah
satu sebabnya yaitu dari faktor sosial-budaya. Banyaknya terjadi pertikaian,
pembunuhan karena akibat konflik yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
Dari segi sosial, bisa dilihat dari adanya kecemburuan sosial karena tingginya
status sosial seseorang sehingga membuat seorang yang memiliki status sosial
yang rendah nekad melakukan perbuatan kriminal seperti melakukan pengrusakan
terhadap mobil-mobil milik orang kaya, penjarahan terhadap toko-toko,
pengrusakan terhadap rumah-rumah atau toko-toko yang ada di daerah pusat-pusat
jantung kota dengan cara melempar kaca rumah atau toko orang lain dengan tidak
bertanggung jawab.
Sebuah contoh kasus lain yaitu kasus seorang pelacur yang telah
melahirkan dan meletakan anaknya ( bayi ) yang masih hidup dalam sebuah kebun

buah-buahan dan menutupnya dengan daun-daunan. Bayi itu disambar dan dibawa
seekor serigala, yang kemudian menyebabkan matinya bayi tersebut. Wanita
pelacur tadi dituduh telah melakukan pembunuhan oleh karena kematian anak itu
memang dikehendaki.
Ini merupakan salah satu contoh tindak kriminal yang dilakukan
karena faktor sosial karena tidak mau menanggung malu sehingga seorang ibu
tega membuang anaknya sendiri pada suatu tempat yang dapat membahayakan
jiwa anaknya sendiri.
Perbuatan kriminal juga dapat terjadi dikarenakan dari segi budaya.
Karena bisa saja terjadi konflik antarsuku yang masing-masing mempertahankan
adat-istiadatnya tanpa adanya saling toleransi dan rasa saling menghormati
sehingga terjadinya pertikaian antarkelompok dan pada akhirnya akan
menimbulkan kerusuhan yang dapat merugikan masyarakat lain bahkan mungkin
akan ada jatuhnya korban dan menimbulkan kekacauan di dalam lingkungan
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi
setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap
orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial
berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan
sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang
menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau
terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan
diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan
kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak
semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut
menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak
dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan
kewajiban yang dilakukan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindakan kriminalitas sangat banyak baik di kota besar maupun kota kecil.
Perbuatan tersebut banyak dasarnya baik dari diri sendiri ataupun dorongan dari
orang lain. Biasanya kriminalitas kebnayakan berlatar belakang dari kondisi
ekonomi dan masyarakat sekitar. Tindakan kriminal ada yang bersifat sembunyi
sembunyi dan ada juga yang terang terangan. Kriminalitas masih menjadi satu
kesatuan dengan kemiskinan, setelah diperhatikan kemiskinan tidak hanya miskin
harta tetapi juga miskin ilmu, kiskin harga diri, miskin hati dan banyak lainnya.
Jika kejahatan meningkat itu dalah salah satu faktor dari pengangguran yang ada
karena para pengangguran memiliki banyak waktu kosong selain itu juga
kesenjangan ekonomi yang terlihat jelas pada sekarng ini sehingga mereka para
penganggur merasa tidak adil dan berfikir untuk melakukan tindak kriminalitas.
Selain itu perubahan sosial yang ada merupakan salah satu pemicu tindak
kriminalitas.

3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia agar bersamasama menciptakan keamanan, ketertiban serta kedamaian di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mematuhi hukum dan peraturanperaturan yang berlaku demi terciptanya kehidupan yang aman, damai dan
sejahtera. Diharapkan pula kepada aparat keamanan di Indonesia agar lebih
meningkatkan fungsinya di dalam masyarakat melalui upaya-upaya yang
diwujudkan dalam menciptakan keamanan, ketertiban dan kedamaian agar
masalah kriminalitas yang tinggi di Indonesia dapat teratasi. Dan diharapkan pula
kepada pemerintah agar dapat memperbaiki masalah perekonomian yang makin
merosot di Indonesia sehingga pemerintah dapat mengembalikan kondisi
perekonomian bangsa Indonesia menjadi stabil dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.co.id/2014/08/makalah-faktorfaktor-penyebab.html
http://fitriapratiwi.blogspot.co.id/2010/11/kriminalitas.html
http://smandaksusilestari.blogspot.co.id/2013/01/tugas-8-akibat-perubahansosial.html

Anda mungkin juga menyukai