PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat Etnik Bali (Balinuraga) dan masyarakat Etnik Lampung
(Agom) yang menjadi pelaku sekaligus korban konflik diliputi kebingungan,
perasaan dilematis, sekaligus kemarahan selama konflik berlangsung. Mereka
menganggap konflik merupakan hal yang biasa, namun pengalaman-pengalaman
dari konflik yang sebelumnya terjadi belum memberikan pelajaran yang berarti
untuk semua pihak yang terlibat. Konflik yang berulang-ulang terlihat
sepertiarena balas dendam antara etnik-etnik yang terlibat. Penyelesaian masalah
dengan cara kekerasan, seolah olah menjadi sebuah keharusan.
Fakta-fakta yang ditemukan menyangkut Akar Penyebab Konflik, adalah
sebagai berikut:
1. Faktor penyebab utama tejadinya konflik antara Etnik Bali (Balinuraga)
dengan Etnik Lampung (Agom) disebabkan oleh perilaku warga Desa
Balinuraga dalam hidup bermasyarakat yang dianggap menyinggung
perasaan dan tidak sesuai dengan adat istiadat etnik pribumi (Etnik
Lampung).
b) Masalah ekonomi, yaitu perasaan sakit hati dari Etnik Lampung, karena
banyak tanah penduduk milik pribumi yang beralih tangan kepada warga
Desa Balinuraga melalui jerat hutang.
c) Penyelesaian konflik-konflik terdahulu yang tidak pernah tuntas
menyentuh sampai akar permasalahannya. Penyelesaian tampak hanya
terselesaikan di permukaan saja dan di tataran elit tokoh kedua etnik,
namun tidak pernah menyentuh ke masyarakat ditataran lapangan yang
langsung bersentuhan dengan konflik, menjadi pelaku konflik, serta turut
menjadi korban yang dirugikan dari konflik yang ada.
3.1 Kesimpulan
b. Masalah ekonomi, yaitu perasaan sakit hati dari Etnik Lampung, karena
banyak tanah penduduk yang beralih tangan kepada warga Desa
Balinuraga melalui jerat hutang.