Pengertian Artikel
Artikel adalah jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, hingga kritik terhadap suatu
persoalan yang tengah berkembang di masyarakat dan biasanya ditulis menggunakan bahasa
ilmiah populer (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 131). Artinya, apa itu artikel adalah tulisan yang
berisi pendapat mengenai fakta, fenomena, data, hingga kejadian tertentu yang ditulis
menggunakan bahasa ilmiah namun tetap ringkas dan ringan untuk dibaca di surat kabar,
majalah, hingga media online.
Dalam perkembangannya, terdapat dua jenis artikel yang paling populer, yakni artikel opini, dan
artikel fakta, atau campuran dari keduanya. Pada dasarnya, artikel merupakan genre teks
eksposisi, dan seperti eksposisi yang lainnya, suatu argumen itu terbagi menjadi dua jenis, yakni:
fakta, dan opini.
Untuk itu, sangatlah penting untuk menyadari perbedaan antara keduanya. Terkadang sangatlah
mudah bagi seseorang terjerumus oleh opini yang sebetulnya tidak terbukti. Sementara itu,
berbagai fakta yang disajikan justru tidak digubris dan ditelaah karena sudah terlanjur
menyetujui opininya yang kebetulan sama dengan pendapat pribadi pembacanya. Di bawah ini
adalah penjelasan mengenai perbedaan fakta dan opini.
Tujuan Artikel
Setiap hal yang kita coba untuk sampaikan dalam tulisan, tentunya memiliki tujuan, ya guys.
Tulisan-tulisan tersebut misalnya teks prosedur yang tujuannya untuk memberi petunjuk, teks
eksplanasi untuk menjelaskan sesuatu. Nah di artikel ini kita membahas tentang tujuan dari teks
artikel.
Tujuan dari artikel bisa di lihat dari 2 sudut pandang, yakni tujuan bagi penulis artikel, dan
tujuan bagi pembacanya. Tujuan teks artikel bagi penulis iyalah:
Nah itu tadi beberapa tujuan artikel bagi penulis. Sementara itu, tujuan dan manfaat yang
diterima pembaca artikel adalah sebagai berikut:
Nah, setelah kamu tahu pengertian dan ciri-ciri artikel. Kira-kira kamu tertarik nggak untuk
membuat artikel? Eiits, tapi sebelum itu, kamu harus tahu dulu gimana struktur sebuah artikel.
Hmm, seperti yang kita tahu, setiap teks pasti memiliki struktur. Dengan memahami struktur
teks, kita dapat lebih mudah untuk membuat artikel, lho!
Struktur Artikel
Secara umum, struktur artikel terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian Pernyataan pendapat atau
tesis, bagian argumentasi, dan bagian pernyataan ulang atau reiterasi. Penjelasannya ada di
bawah ya:
2. Argumentasi
Kemudian, bagian argumentasi yang berisi permasalahan yang coba dibahas dan akan dikupas
secara faktual dan informatif.
Jenis-jenis Artikel
Berdasarkan cara penyampaian dan tingkat kesulitan, jenis artikel dibedakan menjadi empat
macam nih. Kita bahas jenis-jenis artikel satu persatu ya:
1. Artikel praktis
Artikel praktis merupakan artikel yang mengutamakan keterampilan daripada
pengembangan pengetahuan. Artikel ini cenderung naratif, artinya pesan yang disusun sesuai
dengan urutan waktu, peristiwa, atau tahapan.
Kamu pernah membaca artikel tentang petunjuk membuat sesuatu atau cara memperbaiki dan
mengoperasikan suatu alat? Nah, itu termasuk ke dalam artikel praktis.
2. Artikel ringan
Hal utama yang dibahas dalam artikel ini ialah masalah yang ringan dan nggak butuh
pemahaman yang mendalam. Biasanya, penulis mengemas artikel ini dengan humor atau
memberi kesan menghibur pembaca, tapi isinya tetap informatif ya.
Jadi, pembaca tidak perlu berkonsentrasi penuh untuk membaca sebuah artikel ringan. Kamu
bisa menemukan artikel ini di majalah remaja, koran, atau blog. Contohnya kayak di Blog
Ruangguru di bawah ini.
Contoh artikel ringan yang membahas kenapa hujan bikin kita galau, mager, dan laper?
(sumber: www.ruangguru.com/blog)
3. Artikel opini
Secara umum semua artikel adalah opini. Tapi, jenis artikel ini cuma ada di dalam surat kabar
atau majalah yang punya penempatan khusus, lho. Penempatan khusus ini terdapat dalam rubrik
misalnya kolom opini, tajuk rencana atau editorial, dan lain-lain. Oh ya, biasanya artikel ini
membahas suatu permasalahan secara mendalam, jadi akan lebih baik bila penulis harus
memiliki pemahaman dan sudah ahli di bidang tersebut.
Ciri khasnya yaitu penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak mengurangi nilai
keilmiahannya. Biasanya artikel ini dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Bedanya, artikel lain biasa
menggunakan bahasa populer, sedangkan artikel ini harus memakai bahasa baku atau ilmiah.
Beberapa orang menyebutnya artikel ilmiah.
Contoh Artikel
Setelah membahas tentang pengertian, ciri, struktur, dan jenis dari artikel, kita coba untuk simak
satu contoh dari artikel ya. Menurutmu artikel dibawah ini termasuk jenis apa, guys?
Perbedaan Fakta dan Opini
Fakta adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan telah dibuktikan
oleh data yang konkret dan mencukupi. Fakta dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan apa,
siapa, kapan, di mana, atau berapa. Fakta bersifat objektif dan tidak dapat diada-ada, artinya hal
ini merupakan kenyataan yang terjadi dan bukan hanya sekedar pendapat.
Fakta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Contoh fakta:
Sementara itu, opini merupakan pendapat, pemikiran, atau pendirian seseorang terhadap suatu
hal. Biasanya, opini digunakan untuk menjawab bagaimana dan mengapa. Tentunya opini
bersifat sangat subjektif dan bukan berdasarkan fakta. Namun beberapa opini juga biasa
diperkuat oleh data atau fakta kalau memang tersedia bukti konkretnya.
Contoh opini:
Lalu seperti apa bentuk atau struktur dari teks yang berbentuk artikel? Di bawah ini adalah
penjabarannya.
Struktur Artikel
Artikel kebanyakan disampaikan melalui opini yang diperkuat oleh fakta. Oleh karena itu,
strukturnya akan banyak memuat unsur-unsur yang terdapat pada teks eksposisi. Struktur artikel
setidaknya akan memuat beberapa bagian di bawah ini.
1. Tesis
Merupakan pendapat dan opini umum yang meliputi pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan
penulis secara umum mengenai topik yang akan dibahas dalam artikel.
2. Rangkaian argument
Berupa sejumlah pendapat, opini, atau argumen penulis sebagai penjelasan atas tesis yang telah
dikemukakan. Bagian ini juga biasanya diperkuat oleh fakta dan data yang digunakan untuk
memvalidasi argumen.
3. Penegasan ulang
Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan fakta yang telah disampaikan.
Bagian ini juga dapat memuat rekomendasi berupa solusi konkret dari penulis.
Biasanya suatu artikel akan memiliki banyak rangkaian argumen untuk memperkuat tesis atau
pendapat umum dan opini yang disajikan. Rangkaian argumen tersebut berupa berbagai opini
mendetail dan spesifik dari pendapat umum yang telah disampaikan. Rangkaian argumen
tersebut juga penting untuk disusun sekoheren (seterhubung dan sepadu) mungkin sehingga tidak
mengaburkan inti dari opini yang disampaikan.
Contoh :
(tesis) Bukan rahasia lagi bila anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman sangat sulit mendapatkan
kehidupan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Mereka kesulitan mendapat air bersih,
mengenyam pendidikan sesuai batas kelayakan pendidikan Indonesia, dan sulit mengikuti perkembangan
zaman. Tak hanya itu saja, mereka bahkan tidak mengenal alat komunikasi seperti telepon genggam.
(Argumentasi) Hal pokok yang menjadi sorotan utama yaitu betapa sulitnya mereka mendapat
pendidikan yang layak dan mengenyam pendidikan 12 tahun. Pada faktanya tak semua salah mereka,
kesulitan mereka menjangkau lokasi sekolah menjadi masalah karena mereka harus mengarungi sungai.
Mereka juga harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer, bahkan ada pula yang tak memakai
alas kaki.
(Penegasan ulang) Kurangnya tenaga pengajar di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang mau
mengajar di daerah tersebut juga sangat disayangkan. Padahal, kualitas seseorang diukur melalui seberapa
jauh pendidikan yang dicapai karena kualitas seorang lulusan SD berbeda dengan kualitas seorang
sarjana, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat memengaruhi kualitas seorang anak
pedalaman.
Adverbia
Merupakan satuan bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar artikel dapat lebih
meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang dapat dipertegas dengan penggunaan
kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti: selalu, sering, kadang-kadang, biasanya,
sebagian besar, dan jarang.
Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan
bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat. Jenis konjungsi yang digunakan haruslah tepat guna agar memperkuat
kebahasaan yang digunakan dalam artikel. Berikut adalah beberapa jenis konjungsi yang sering
dijumpai pada artikel.
Kosakata
Kosakata yang dimaksud adalah perbendaharaan kata. Agar teks artikel mampu menarik
perhatian pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang
menarik akan mencakup dan mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
1. Aktual, topik yang dibahas sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
2. Fenomenal, yakni megah, besar, luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
3. Editorial, artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat
kabar.
4. Imajinasi, memberikan dan memancing daya pikir untuk membayangkan suatu peristiwa
terhadap pembacanya.
5. Modalitas, cara pembicara atau penulis menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam
komunikasi antarpribadi dibuat berkarakter atau menarik. (barangkali, harus, dan sebagainya).
6. Nukilan, kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
7. Tajuk rencana, karangan pokok dalam suatu kumpulan berita dan konten surat kabar.
8. Teks opini, yang berarti teks yang menjadi wadah untuk mengemukakan berbagai pendapat atau
pikiran.
9. Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis, keterangan ini
diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.
1. Menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu tidak
bermakna hal lain ataupun dilebihkan maknanya seperti kata konotatif. Namun sebagian artikel
juga akan menggunakan kata konotatif untuk memperindah dan mempopulerkan tulisannya.
2. Menggunakan kata peristilahan atau kata teknis yang berkenaan dengan topik pembahasan.
Contohnya, jika topik yang dibawakan mengenai kesehatan maka istilah teknis yang digunakan
adalah: virus, bakteri, pola makan, suhu tubuh, dsb.
3. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi atau kausalitas.
contohnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena itu, akibatnya.
4. Dapat pula menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan waktu atau
kronologis, seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.
5. Dalam artikel pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang menyatakan
perbandingan/pertentangan seperti: sebaliknya, berbeda halnya, namun.
6. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti: diharapkan, memperkirakan,
memprihatinkan, menduga, menyimpulkan, berpendapat, berasumsi, dan mengagumkan.
7. Banyak menggunakan kata-kata perujukan: menurut pendapat, berdasarkan data, merujuk pada
pendapat.
8. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: sebaiknya, hendaklah, sebaiknya, harus, perlu. Selain
itu.
Topik
Tesis
Judul Artikel
Kerangka Sub Judul
Kesimpulan
Ajakan atau persuasi
Mencari sebuah topik yang ingin ditulis menjadi artikel susah-susah gampang tergantung
orangnya dan latar belakangnya.
Misalnya, apabila orang suka membaca dan bahan bacaanya beranekaragam maka akan mudah
untuk menemukan sebuah topik yang kira-kira menarik baginya dan bagi calon pembacanya
nanti.
Kedua, bagi mereka yang memang sudah ahli di bidangnya akan mudah untuk mengulas sebuah
topik secara mendalam.
Misalnya seperti artikel bertema kesehatan, maka orang yang berkecimpung atau lulusan dari
jurusan kesehatan akan mudah menemukan referensi rujukan sedangkan yang lain akan
kesusahan karena bukan bidangnya.
Kunci utama disini yang ingin aku sampaikan adalah rajinlah membaca, mendengar hal baru dari
orang lain serta ajaklah diri kalian sendiri untuk “kepo” akan hal baru lebih banyak. Supaya, bisa
mengetahui bahasan baru dan kadang juga menjadi unik dimata pembacanya karena sudut
padang tulisannya berbeda.
2. Tesis
Kalau dalam teks eksposisi, tesis diartikan sebagai argumen yang ada diawal artikel yang ditulis
secara singkat dan biasanya berisi masalah pembaca dan jawaban singkat dari seorang penulis.
Nah, tesis yang menarik diawal bisa membuat pembaca terkena secara psikologisnya untuk
membaca artikelnya secara penuh. Untuk mendapatkan argumen ini, tidak mungkin kan kalau
misalkan asal menulis? Riset adalah kunci dan teman terbaikmu.
Contohnya, “Berdasarkan survei, 50% wanita tidak ingin menikah diusia mudah karena 5 hal”.
Oleh karennya, persiapkan 5 hal tersebut matang sebelum menikah dan ada solusi yang bisa
dimulai dari sekarang.
Jadi, orang akan suka melihat masalahnya dan ingin mencari solusi bagaimana menutupi dan
menyelesaikan masalah tersebut.
Judul adalah kunci pertama orang mau membaca isinya, seperti halnya cover buku sebelum
orang membeli buku pertama kali.
Akan tetapi, kan ada yang bilang jangan menilai buku dari covernya.
Iya, tetapi itu kalau misalkan kamu udah tau testimoni dari orang yang pernah baca. Kalau isinya
bagus kata orang yang pertama kali beli, pasti kamu juga akan lebih mudah percaya tentang apa
yang ia bilang karena sudah baca buku.
Bagaimana kalau itu tidak ada orang yang mempengaruhi sama sekali? ya berarti judul penentu
utama dahulu. Baru, kalau misalkan isinya bagus, hal yang kamu ceritakan adalah isinya bukan
judulnya.
Buatlah judul yang “Bukan Click Bait” saja, namun memang merepresentasikan isi artikel.
Semakin baik judul dan maka banyak yang klik. Apabila artikel dibaca sampai akhir, artinya
artikel dan judul sudah baik.
Namun, apabila setelah klik orang baru baca beberapa detik langsung keluar, artinya ada masalah
di dalamnya.
Nah, hal yang paling penting adalah isi yang menarik dan memiliki “Alur”. Pastikan membuat
kerangka dari sub bab atau namanya juga sub judul dahulu, kemudian lanjut ke sub dari sub bab
yang telah dibuat dan lanjut ke artikel yang ditulis.
Misalkan seperti pada artikel ini, kerangkanya bisa kalian lihat pada daftar isi diatas.
Manfaat …. (sub bab)
– 1. …. (sub dari sub bab)
– 2. … (sub dari sub bab)
– 3. … (sub dari sub bab)
Susunan ….
Cara Membuat …
1. ….
2. …
3. dst
Setelah itu, baru menulis masing-masing dan dijelaskan satu persatu secara mendalam dan
mendetail. Ingat, tulisan adalah pesan jadi sampaikan pesanmu secara padat dan mudah untuk
dipahami.
Selanjutnya setelah panjang lebar menulis isi, bisa banget untuk memberi kesimpulan atau
rangkuman singkat ya. Akan tetapi, ini sifatnya opsional dan tidak wajib. Alangkah lebih
baiknya bisa diisi juga kan.
6. Ajakan (CTA)
Terakhir adalah ajakan untuk melakukan sesuatu. Misalkan, setelah membaca artikel ini semoga
kalian bisa semakin produktif untuk menulis artikel yang baik dan berkualitas