Anda di halaman 1dari 4

Judul Buku : Bung Karno Putra Fajar

Penulis : Solichin Salam

Penerbit : PT Gunung Agung

Cetakan Pertama : Tahun 1966

Cetakan Kedua : Tahun 1981

Dicetak oleh : NV Sapdodadi,Jakarta

Jumlah Halaman : 317

Sinopsis :

Novel ini menceritakan riwayat hidup Bung Karno yang mana kisah Beliau dari
kecil bahkan sampai menjadi presiden, dan juga bukan hanya itu siapa nama asli Bung
Karno dan Mengapa di Namakan Bung Karno.

Novel ini juga menceritakan semangat Bung Karno yang mana pada masa kecil
nya ia bukan tergolong orang yang kaya. Dan juga cerita ini bukan hanya menceritakan
sejarah beliau saja tetapi sejarah Indonesia yang mana diceritakan dari mana nama
Indonesia itu berasal dan juga suku asli Indonesia.

Nama Indonesia berasal dari kata ‘indo’ dan ‘Nesie’ yang berati kepulauwan
Hindia.Orang pertama yang menggunakan nama Indonesia Adalah James Richardson
Logan (1869) dalam karangannya yang berjudul The Indian Archipelago and Eastern
Asia. Nama Indonesia dipopulerkan oleh Prof. Adolf Bastian(1826-1905) seorang ahli
ethnologi dan ethnologi dan anthropologi bangsa jerman pernah menjadi guru besar
pada universitas di berlin dalam ilmu bahasa. Dan sebenarnya nama Indonesia sudah
ada sejak Tahun 1850.
Asal mula bangsa Indonesia juga berasal dari suku-suku bangsa Wedda,yang
tidak sengaja ada di Indonesia,tetapi ada juga di bagian selatan Dekhan serta Sri
Langka. Di Indonesia merupakan orang Kubu di Sumatra Selatan dan orang Toala di
Sulawesi, Ini lah penduduk asli Indonesia, yang dasarnya berbadan kecil dan berkulit
hitam. Selain ada suku wedda terdapat suku bangsa Negrito sebagai bangsa asli tetapi
suku ini sudah musnah sama sekali.

Kemudian 3.000 tahun sebelum masehi datanglah bangsa baru ke Indonesia


yaitu bangsa Proto-Melayu. Dengan kedatangan bangsa ini suku Wedda dan Negrito
tersingkir.

Sesudah itu datang lagi dalam beberapa gelombang bangsa lain yang disebut
bangsa Deutero-Melayu. Mereka dateng kira-kira 200-300 tahun sebelum Masehi.
Mereka menyingkirkan bangsa Proto-Melayu ke pedalaman. Sehingga kita kenal
bangsa ini ada sebagai orang Dayak di Kalimantan, orang Toraja di Sulawesi dan orang
Mentawai di pulai Mentawai.

Dan seperti diketahui, Bung Karno nama kecilnya adalah Koesno. Apa sebab
anak lelaki ini dinamakan Sukarno?. Ayahnya adalah Raden Sosrodiharjo adalah
penggemar wayang kulit. Sehingga dari cerita wayang kulit ini sangat berkesan dalam
hati Raden Soekami. Beliau sangat terpesona cerita wayang kulit itu dan ia mempunyai
cita-cita di dalam hatiny jika suatu saat nanti ia memiliki anak lelaki, hendaknya jiwa
dan watak sebagaimana cerita wayang itu, kepadanya anak lelaki itu diberi nama
Koesno, Kemudian diganti dengan Sukarno.

Bung Karno semasa kecilnya tergolong anak yang memiliki penyakitan.


Apabila Koesno memiliki penyakit tak ada yang bisa mengobatinya kecuali bapak
Raden Hardjodikromo. Dan juga Koesno pada masa kecilnya tergolong anak nakal.
Suka mengganggu temannya yang sedang bermain gundu, dan Koesno juga suka
Gemar Bergulat. Kamil, teman SD nya pernah dibanting sampai pingsan oleh Koesno
atau Sukarno
Koesno di masukan oleh eyangnya di sekolah desa tulung agung, dan sekolah
ini lah yang dimasukin pertamanya. Koesno bukan tergolong anak yang rajin, dan
kurang sekali minat untuk belajar. Dari pada membaca ia lebih baik melamun
mengenang cerita yang pernah ia diketahuinnya.

Disini Bung Karno banyak menceritakan pertemukaan tokoh tokoh dunia dan
cerita tantang Bung Karno bersama Alm.Tjokrominoto yang mana pada masa Sukarno
kuliah ia tinggal di kost nya Beliau dengan harga 11 rupiah.

Bung Karno termasuk seorang yang gemar membaca sampai sampai ia di juluki
sebagai “hantu buku”. Oleh karena itu setiap buku yang ia jumpai selalu ia baca dari
sahabatnya yang baru membeli buku baru. Apapun yang bebentuk buku ia baca dari
buku Agama, Sosial, dll.

Lalu beberapa tahun kemudian Bung Karno pada tahun 1926 berhasil
menyelesaikan studinya di Universitas THS dan lulus dari ujian penghabisan dengan
skripsinya tantang ontwerp dari sebuah pelabuhan. Denga demikian Bung Karno
mendapat gelar sebagai sarjana teknik(Civel-ingenieur). Sejak itu lah Bung Karno
mendapat gelar Insinyur Sukarno.

Pada masa pergerakan Nasional, imperalisme Belanda di Indonesia makin lama


makin mengembangkan sayap serta memperteguh kedudukan di sini. Sehingga
Indonesia tetaptetap menjadi negeri pengambilan bekal hidup, yaitu menjadi negeri
pengambilan bahan-bahan industri di Eropa.

Ada baiknya untuk memberikan gambaran tengtang keadaan Indonesia yang


oleh kaum imperalisme telah dijadikan sebagai daerah exploitasi dari kapital-lebih
asing, maka kita kemukakan di sini perkembangan dan kemajuan imperialisme dalam
abad ke 19 seta awal abad 20.
Itulah mengapa Dr. Huender pernah mengambil kesimpulan bahwa kehidupan
rakyat Indonesia di waktu itu bagaikan adanya penyedotan dan penggarukan kekayaan
Indonesia oleh imperialisme Belanda ini, meyebabkan rakyat Indonesia hidup
menderita, papasengsara dan hina-dina.

Itulah sebabnya mengapa sifat dan bentuk perlawanan rakyat Indonesia tidak
lagi merupakan bentuk perlawanan bersenjata akan tetapi beralih kepada gerakan-
gerakan massa rakyar yang mendasarkan perjuangan di atas dasar demokrasi melalui
organisasi dan partai politik. Sehingga cara yang kita pergunakan inipun merupakan
gaya baru,yang belum pernah kita jalankan sebelumnya.

Di antara banyak pemimpin dan pejuang kemerdekaan baik yang gugur meupun
yang kini masih hidup, maka Bung Karno termasuk pimpinan beruntung dan bahagia.
Kita katakan demikian oleh karena bayak sekali pemimpin dan pejuang yang gagal dan
gugur dalam perjuangannya, tidak sedikit pemimpin dan pejuang yang sudah gugur
sebelum cita citanya tercapai. Bahkan tidak sedikit pula yang tidak dapat menyasikkan,
apalagi menikmatik hasil perjuangannya. Andai katakanoun masih hidup, sudah tidak
aktif lagi dalam perjuangan, arti nya masa kepemimpinanya itu telah berakhir.

 Tanggapan Penulis
Novel Bung Karno Putera Fajar ini sangat bagus sekali bagi para pelajar yang
memiliki semangat kurang untuk Indonesia. Selain itu, sangat bagus untuk para guru
atau pendidik dan juga pemerintah yang mempunyai peran penting dalam memajukan
perjuangan di Indonesia. Karena di novel ini banyak sekali pesan moral, pendidikan,
dan sosial yang dapat kita ambil.

Anda mungkin juga menyukai