Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila Meilina Azzahro(28)

Kelas : 12 IPA 2

Identitas Novel, Sinopsis, Unsur Intrinsik, Unsur


Ekstrinsik dan Nilai - Nilai Kehidupan
A. Identitas Novel

B. Sinopsis

C. Unsur Intrinsik

1. Tema
Novel laskar pelangi ini menceritakan perjuangan dan semangat para siswa.

2. Alur
Alur cerita di novel “Laskar Pelangi” menggunakan jenis alur maju. Hal ini
dibuktikan dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak ikal dan
kawan-kawannya bersekolah sampai mereka semua beranjak dewasa.

3. Latar
Latar tempat yang digunakan dalam novel “Laskar Pelangi” diantaranya yakni:
 Di Sekolah Dasar Muhammadiyah
 Di bawah Pohon
 Di dalam Gua

4. Tokoh
 Ikal
Ikal adalah tokoh utama dalam novel laskar pelangi. Hal ini dibuktikan adanya
kata ganti ‘aku’ untuk penyebutan Ikal. Tokoh ini digambarkan sebagai siswa
yang pandai namun belum sepandai tokoh Lintang.

 Taprani
Tokoh Taprani ini digambarkan sebagai sosok yang selalu tampil rapi dan
pintar. Ia sangat menghormati ibunya.

 Sahara
Sahara adalah murid perempuan pertama yang ada di sekolah SD
Muhammadiyah. Tokoh ini digambarkan sebagai gadis dengan perawakan
ramping dan mengenakan jilbab.
 A Kiong
Tokoh ini diceritakan sebagai satu – satunya siswa keturunan Tionghoa di SD
Muhammadiyah. Watak A Kiong ini digambarkan sebagai sosok yang sangat
penurut dan mudah percaya, terutama kepada tokoh Mahar.

 Harun
Harun adalah tokoh yang santun serta murah senyum. Ia baru masuk jenjang
sekolah SD saat usianya menginjak 15 tahun karena keterbelakangan mental.

 Kucai
Kucai adalah ketua kelas yang cerewet namun sangat berbakat menjadi
seorang politikus. Meskipun awalnya ia sangat kesulitan mengatur seisi kelas
namun pada akhirnya semua bisa teratasi.

 Lintang
Tokoh Lintang ini digambarkan sebagai sosok siswa yang sangat jenius. Tidak
hanya itu saja, ia juga sangat gigih memperjuangkan cita-citanya.

 Mahar
Tokoh Mahar ini digambarkan sebagai sosok yang mempunyai bakat dalam
bidang kesenian. Ia pandai melukis, menyanyi, dan menyelesaikan seni rupa
lainnya.

 Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal
dari keluarga kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota
‘Laskar Pelangi’.

 Bu Muslimah
Tokoh yang akrab dipanggil sebagai ‘Bu Mus’ ini merupakan figur guru yang
sangat berdedikasi mencerdaskan anak bangsa. Beliau sangat sabar dan baik
hati kepada murid – muridnya.

 Pak Harfan
Sosok kepala sekolah ini mempunyai nama lengkap K.A Harfan Efendy Noor.
Beliau digambarkan sebagai tokoh yang sangat peduli dan mau
memperjuangkan SD Muhammadiyah agar tetap bertahan.

5. Gaya bahasa
Penulis menggunakan gaya bahasa Indonesia yang terpengaruh dengan aksen budaya
bahasa Melayu. Selain itu, juga penulis menggunakan beberapa istilah asing di dalam
penulisannya.

6. Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari isi cerita novel “Laskar Pelangi” diantaranya yakni :
 Semangat, gigih, jangan mudah menyerah dan putus asa dengan keadaan
 Bergembira, optimis, jangan mudah pesimis
 Berjuang dengan gigih
 Bermimpi dan bercita-citalah yang tinggi

D. Unsur Ekstrinsik
1. Latar belakang pengarang
Andrea Hirata Seman Said Harun adalah seorang penulis asal Indonesia yang lahir di
Pulau Belitung pada 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri adalah anak keempat dari
pasangan Seman Said Harun dan N.A. Masturah. Andrea Hirata sendiri lahir di sebuah
desa yang termasuk dalam sebuah desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok yang
ada di pulau Belitong.Tinggal di sebuah desa dengan segala sesuatu tentang keterbatasan,
itu benar-benar mempengaruh pribadi Andrea untuk sedari kecil. Di mana dia mengaku
lebih termotivasi oleh keadaan sekitar yang menunjukkan banyak keprihatinan. Andrea
tumbuh seperti anak-anak kampung lain.
Seperti yang diceritakannya di dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah
di sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang sangat memperihatinkan. Andrea kecil
bersekolah di sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang sangat memperihatinkan.
Sekolah yang memiliki nama SD Muhamadiyah tersebut diakui oleh Andrea bahwa
keadaannya cukup memperihatinkan. Namun karena ketiadak adaannya biaya, ia pun
terpaksa untuk bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai sebuah kandang
hewan ternak. Walau harus menimba ilmu di tempat yang tidak nyaman, Andrea tetaplah
memiliki motivasi yang cukup besar untuk tetap belajar. Di sekolah tersebutklah ia
bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang memiliki julukan sebagai Laskar Pelangi.

2. Latar belakang masyarakat


Lingkungan tempat tinggal pengarang sangatlah mempengaruhi psikologi dari
penulisan novel. Apalagi pada buku novel Laskar Pelangi merupakan sebuah novel
adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang secara langsung. Lokasi tempat
tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong
Timur, Sumatera Selatan yang ternyata benar dijadikannya sebagai latar tempat bagi
penulisan novel dari novel Laskar Pelangi tersebut.

E. Nilai – Nilai Kehidupan

 Nilai Sosial dan Budaya


Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat
tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas
pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana
interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas
buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas
pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.

 Nilai Pendidikan
Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan pengarang.
Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang
diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan
antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali
memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini
menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

 Nilai Religi
Latar belakang religi atau agama pengarang sangat tercermin dalam novel “Laskar Pelangi”
ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering
kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.

Anda mungkin juga menyukai