Anda di halaman 1dari 5

BELUM TEMUKAN ARAH

Pada tahun 2005, tepatnya pada hari Kamis, 5 Mei. Lahirlah anak perempuan yang
diberi nama Nabila Meilina Azzahro, di sebuah rumah sakit di Cilegon. Ia merupakan putri
kedua dari pasangan harmonis Bapak Ahmad Fadlillah dan Ibu Leni Muslina ST. Ayahnya
adalah keturunan Banten yang lahir di Cilegon juga sama seperti anak-anaknya. Ibunya
adalah keturunan Betawi dan Banten yang lahir di Serang. Ibunya adalah guru kimia dan
ayahnya dulu adalah seorang karyawan yang sekarang mempunyai toko.

Nabila merupakan anak yang kedua dari tiga bersaudara. Dia memiliki satu kakak
perempuan dan satu adik laki-laki. Kakak perempuannya bernama Fani Destia Azzahro dan
sekarang sedang mengenyam pendidikan di jurusan PWK. Adik laki-lakinya bernama
Muhammad Zufar Al-thaf dan kini adik dari Nabila itu sedang menimba ilmu di SD
Unggulan Uswatun Hasanah Cilegon. Di lingkungan keluarga, Nabila biasanya dipanggil
dengan nama panggilan Bila. Sedangkan di lingkungan teman-temannya, dipanggil dengan
nama panggilan Jenab.

Pada saat Nabila berumur 2 tahun, dia pernah hampir hilang di Puncak. Mamahnya
berkata waktu itu yang menjaganya adalah adik laki-laki mamahnya, sedangkan mamahnya
menjaga Fani. Entah bagaimana Nabila kecil keluar dari mobil dan tidak ada yang
mengetahui. Saat mobil mulai berjalan dari parkiran ada seorang tukang parkir yang berteriak
ke arah ayahnya yang sedang menyetir sambil menggendong Nabila kecil yang sedang
menunjuk mobil ayahnya. Mobil berhenti. Semua orang di dalam mobil pun kaget dan
langsung turun. Leni mamahnya bila, memarahi adik laki-lakinya dan berterima kasih pada
sang tukang parkir.

Saat Nabila menginjak umur sekitar 3 tahun, ia dan keluarganya pergi berwisata ke
Kampung China di Bogor saat libur tahun baru. Kali ini ia dan kakaknya dijaga oleh
mamahnya. Tangan Fani kakaknya di genggam erat oleh mamahnya dan Nabila di gendong
mamahnya saat turun dari mobil, sedangkan ayahnya memarkirkan mobil. Saat sedang
melihat-lihat. Ditengah keramaian pengunjung. Ayah Nabila merasa ada yang mengikuti
mereka. Dan ternyata benar, ada yang mengikuti mereka. Ayah Nabila bertatapan sebentar
dengan laki-laki tersebut yang berarti lelaki tersebut tertangkap mata mengikuti. Laki-laki
yang mengikuti mereka akhirnnya maju dengan senyuman dan meminta maaf atas
tindakannya. Ternyata laki-laki yang mengikuti mereka adalah asisten produser yang
menawarkan Nabila syuting iklan sebuah popok, karena menurut laki-laki tersebut Nabila
kecil lucu dengan tubuh gembul, rambut keriting sosis alaminya dan cocok untuk iklan
tersebut. Tapi orang tua Nabila menolak tawaran tersebut karena letak rumah produksinya
terletak di Jakarta. Cukup jauh dengan Cilegon dan mengahruskan Nabila bolak-balik. Tetapi
keluarga Nabila bersyukur karena orang tersebut tidak bermaksud jahat dan kembali berjalan-
jalan.

Nabila mulai memasuki Taman Kanak-kanak pada tahun 2010 bersama dengan
sepupunya yang seumuran dengannya. Sepupunya adalah anak dari adik perempuan
mamahnya. Anisa Aulia adalah nama sepupunya tersebut. Nabila dan Anisa hanya
mempunyai selisih umur 16 hari. Dimana Nabila lebih tua 16 hari daripada Anisa. Sedari
kecil mereka sudah bersama-sama dan dekat satu sama lain. Mereka bahkan punya beberapa
baju kembar waktu itu.

Di TK Nabila pernah mengikuti ekskul tari tradisional, ekskul menggambar, juga


semacam ekskul prakarya yang berisi kegiatan menganyam sederhana dengan kertas origami
warna-warni, membuat mozaik dan membuat gelang sederhana dari manik-manik. Dari situ
dia mulai tertarik dengan kerajinan. Pernah suatu ketika Nabila tidak di jemput oleh
mamahnya, karena mamahnya mengira dia pulang bersama Anisa. Padahal saat itu Anisa di
jemput nenek dari ayahnya ke Serang, ke rumah ayahnya. Dan akhirnya Nabila pulang
diantar gurunya yang kebetulan tahu rumah kakaknya mamahnya, karena guru tersebut
dulunya adalah murid dari uwaknya tersebut. Mamahnya saat itu sedang sibuk untuk
persiapan masuk PNS. Sejak saat itu Nabila jadi lebih sering di titipkan mamahnya di rumah
uwaknya.

Padahal di rumah Nabila saat itu ada nenek dari ayahnya dan pembantunya. Bahkan
Fani, kakak perempuanya pulang sekitar jam 4 saat itu, karena sekolah dasar kakaknya ful
day. Nabila berkata pada mamahnya bahwa nenek dan pembantunya baik tapi tidak seru saat
di ajak bermain. Rumah uwaknya cukup berdekatan dengan rumah Anisa. Sehingga Nabila
mempunyai teman untuk di ajak bermain, ditambah 3 anak laki-laki putra uwaknya.
Saat lulus dari TK Nabila tadinya ingin di sekolahkan di sekolah dasar tempat
kakaknya. Tapi sekolah dasar kakaknya terlalu jauh dan terkendala oleh jemputan. Jemputan
yang di gunakan kakaknya yang mengarah ke rumahnya sudah penuh. Akan sangat
merepotkan dan khawatir kejadian tidak dijemput lagi jika Nabila sekolah di sana. Jadi
Nabila di sekolahkan di SD YPWKS 1 bersama dengan Adit kakak sepupunya dan Anisa.
Nabila dan Anisa di kelas 1 dan Adit di kelas 5. Nabila dan Anisa pulang-pergi ke sekolah
dengan jemputan sedangkan Adit naik angkot di suruh uwaknya Nabila, mamahnya Adit.

Kelas satu SD Nabila tidak masuk ranking sepuluh besar. Namun saat di kelas dua SD
semester satu dia mulai masuk ranking sepuluh besar, saat itu juga Nabila beserta teman-
teman satu ekskulnya menampilkan salah satu tari tradisional untuk acara open house,
semester duanya dia masuk ranking lima besar sampai kelas tiga. Saat kelas tiga Nabila mulai
memakai kerudung. Di kelas tiga inilah Nabila sedang menyukai pelajaran olahraga karena
guru olahraganya memperbolehkan murid sekelasnya ke Jungle Park Cilegon yang terletak
dekat sekolahnya. Jika ada praktik renang Nabila yang memegang uang teman-temannya
yang di kumpulkan menjadi satu untuk biaya masuk ke dalam kolam renang, karena Nabila
bendaharanya. Tapi ada saja teman sekelasnya yang lupa membawa uang. Untungnya Nabila
sudah memperkirakan itu, sebelumnya Nabila meminta uang lebih pada orang tuanya dan
menalangi beberapa temannya yang lupa membawa uang. Pada saat kenaikan ke kelas empat
Nabila mendapat ranking dua. Kelas 5, saat itu ada pelajaran menjahit menggunakan tangan
dengan sangat sederhana. Ketika di suruh gurunya membuat kerajinan dengan menjahit,
jahitan Nabila adalah jahitan paling rapi di kelasnya. Nabila di SD sampai kelas enam selalu
mendapat rangking sepuluh besar.

Kelulusan SD YPWKS 1,2,3 dan 5 pada angkatan Nabila di gabung. Acara kelulusan
tersebut di laksanakan di Hotel Royal. Dengan banyaknya siswa-siswi gabungan SD
YPWKS. Acara kelulusan berlangsung lumayan lama karena banyaknya siswa. Tapi Nabila
tidak terlalu bosan karena dia berkenalan dengan teman-teman baru. Tidak lupa juga Nabila
berfoto dengan Anisa, mamahnya, dan tantenya yang merupakan ibunya Anisa.

Di tahun pelajaran 2016/2017 Nabila masuk ke SMPN 1 Cilegon bersama dengan


sepupu dari ayahnya. Sepupu laki-laki tersebut adalah Fahmi Nabeel. Saat itu Nabila di suruh
ayahnya untuk naik angkot agar nanti lama-kelamaan bisa mandiri. Karena Nabila belum
terbiasa naik angkot, dia dititipkan oleh ayahnya untuk berangkat dan pulang bersama dengan
Fahmi yang sudah terbiasa naik angkot dari SD. Rumah Nabila dan Fahmi berdekatan, hanya
dengan sekitar lima belas langkah jauhnya. Walaupun Nabila dan Fahmi berbeda kelas.
Mereka biasa berangkat jam 06.30 pagi dan pulang jam 14.00 sore. Nabila memiliki cukup
banyak teman karena sifatnya yang ceria, suka bercanda, dan ramah. Awal semester wali
kelasnya membuat organisasi dan Nabila di tunjuk sebagai bendahara kelas. kelas Di kelas 7
Nabila mengikuti ekskul PMR dan basket. Nabila juga mempelajari beberapa dasar-dasar
basket. Akhirnya Nabila terbiasa pulang naik angkot sendiri. Nabila memiliki cukup banyak
teman karena sifatnya yang ceria, jujur, suka bercanda, dan ramah. Di tengah semester 1
Nabila hampir mendapat nilai sempurna di pelajaran Bahasa Indonesia. Guru Bahasa
Indonesianya memberikan hadiah karena Nabila mendapat nilai Bahasa Indonesia tertinggi di
angkatannya saat itu. Di akhir semester 2, beberapa hari setelah pembagian raport Nabila dan
teman-teman sekelasnya pergi jalan-jalan sederhana karena uang kas yang Nabila kelola
untuk kebutuhan kelas masih sisa banyak.

Naik ke kelas 8, Nabila ternyata satu kelas dengan Fahmi dan beberapa teman yang
sekelas dengan Nabila saat kelas 7. Karena kelasnya di acak agar merata. Lagi-lagi Nabila di
tunjuk sebagai bendahara kelas oleh wali kelasnya saat itu. Kali ini Nabila dan teman-teman
sekelasnya menghabiskan uang kas kelas sisa kebutuhan kelas untuk jalan-jalan ke Dufan di
tambah uang kas iuaran ibu-ibu. Wali kelasnya berterima kasih pada Nabila bahwa sudah
menjadi bendahara yang jujur dan amanah. Dari situ Nabila belajar bahwa menghemat itu
sangat penting. Nabila menjadi salah satu anggota paduan suara saat acara perpisahan
angkatan kakak kelasnya itu. Nabila saat itu tertarik dengan ekskul paduan suara. Nabila
tidak tahu kenapa waktu itu dia dimasukan ke tim paduan suara setelah di tes. Karena
menurutnya suara dia biasa saja jika di bandingkan teman-teman yang ikut paduan suara
lebih dulu.

Di kelas 9, ternyata Nabila dan Fahmi sekelas lagi. Tadinya Nabila lagi-lagi di tunjuk
oleh wali kelasnya di kelas 9 untuk menjadi bendahara kelas tetapi Nabila menolak dengan
sopan. Nabila sudah cukup pusing dengan uang kas dan juga saat kelas 9 di SMPnya setiap
angkatan mengadakan pagelaran, acara itu pasti membutuhkan banyak dana. Hal itu membuat
Nabila menolak menjadi bendahara dan memilih lebih fokus belajar karena UN sudah dekat.
Tetapi ternyata UN di tahun 2020 ditiadakan. Jadi Nabila dan teman-teman menyiapkan
pagelaran dengan rutin. Ada saatnya semua orang lelah dan ingin berhenti, itu yang di
rasakan kelas Nabila sebelum gladi kotor pagelaran. Tapi mereka bangkit setelah istirahat
sejenak dan introspeksi diri. Saat gladi kotor pagelaran, kelas Nabila di akhiri dengan tepuk
tangan kelas-kelas yang lain dan juga guru-guru. Hal tersebut juga terjadi saat acara
pageralan yang sebenarnya di gelar. Usaha, doa, kerja keras, dan kerja sama bersama teman
sekelas Nabila membuahkan hasil. Walau ada beberapa kendala dari dalam dan luar kelas.
Jika kita mau usaha dan berdoa pasti akan berhasil. Karena usaha tidak pernah menghianati
hasil.

Acara kelulusan SMP angkatannya kali ini dengan protokol kesehatan. Karena wabah
COVID-19 semakin menyebar. Sepi. Itulah kata yang cocok untuk menggambarkan suasana
sekolah saat acara kelulusan kelas Nabila diadakan. Biasanya ada banyak siswa-siswi di
sekolahnya kini terasa kosong. Bahkan perkelasnya hanya di beri waktu sekitar dua jam
untuk acara kelulusan angkatan ini. Nabila baru bertemu kembali dengan teman-teman
sekelasnya setelah lama di liburkan. Nabila tetap bersyukur bisa bertemu teman-temannya
dan berdoa agar Corona hilang.

Karena COVID-19 ini Nabila jadi jarang keluar rumah dan lebih banyak waktu
bersama keluarga dan waktu untuk berpikir. Dan pemikirannya telah cukup berubah banyak
mengenai dunia dan kehidupan. Dia sangat sadar bahwa keluarga sangat penting. Keluarga
merupakan awal dari segalanya. Semua orang pada dasarnya adalah orang baik. Tapi karena
keadan dan hal yang dialami yang menyebabkan setiap orang berubah. Sikap, watak, bahkan
fisik pun bisa berubah. Karena kita tidak tahu apa yang dialami setiap orang, apa yang
mereka pikirkan, hal apa yang mereka perbuat, doa apa saja yang mereka panjatkan pada
Tuhan meraka.

Sekarang Nabila menimba ilmu di SMAN 2 KS Cilegon. Sebagai siswa dari kelas 10
IPA 2. Nabila belum bisa menentukan apa yang ingin dia capai. Hal apa yang harus
dilakukan untuk mencapai impiannya. Apa prioritasnya, bagaimana dia menjalani kehidupan,
bagaimana caranya memulai sebuah usaha, sudah banyakkah amal baik yang dia perbuat atau
malah amal buruk yang banyak dia perbuat.

Anda mungkin juga menyukai