Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nova Yulia

NIM : 203010202007
Mata Kuliah : Menulis Kreatif Sastra
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mimpi Anak Desa
Di tepian sungai yang mengalir dengan tenang,
tampak seorang remaja perempuan sedang asik mencuci
pakaian sambil bersenandung ringan. Perempuan itu
adalah Nabila atau yang akrab disapa Bila oleh orang-
orang di kampungnya. Nabila merupakan seorang remaja
yang berasal dari desa Handil Mawar yang berada di
seberang sungai mentaya. Dia adalah sosok remaja yang
sederhana, rajin, pintar dan ramah kepada orang lain.
Gadis remaja berumur 17 tahun yang memiliki paras
manis dan mungil dengan sejuta mimpi yang terpendam.
Nabila saat ini tengah menjalani sekolah di bangku kelas
12 di SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan yang
letaknya cukup jauh dari tempat tinggal. Hampir setiap
hari dia harus pulang pergi menggunakan perahu
penyeberangan untuk bisa berangkat ke sekolah,
dikarenakan sekolahnya berada di seberang sungai
desanya. Setelah menyeberang menggunakan perahu bila
masih harus bersepeda lagi untuk bisa sampai ke
sekolahnya, sepedanya sering dia titipkan di rumah
temannya yang berada di dekat dermaga penyeberangan.
Memang cukup melelahkan bagi Nabila untuk bisa
sampai ke sekolah tempatnya menimba ilmu, hal ini
dikarenakan di desanya tidak ada sekolah SMA yang ada
hanya SD dan SMP saja. Karena tidak adanya sekolah
SMA di desanya itu menyebabkan banyak sekali anak-
anak terutama anak perempuan yang bersekolah hanya
sampai bangku SMP saja bahkan tidak sedikit yang
bersekolah hanya sampai SD saja.
Menurut pandangan para orang tua di desanya
bersekolah sampai jenjang SMP saja sudah lebih dari
cukup apa lagi bagi anak perempuan, bagi mereka
pendidikan tidak terlalu penting untuk anak perempuan
karena pada akhirnya perempuan hanya akan mengurus
dapur saja ketika menikah. Namun Bila memiliki
pandangan yang berbeda baginya pendidikan sangat
penting bagi perempuan terutama ketika telah
berkeluarga nanti, dimana perempuan akan dituntut
untuk mengajari anaknya tentang berbagai hal. Oleh
sebab itulah Bila berusaha keras untuk bisa melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu
berkuliah di perguruuan tinggi negeri. Dia memiliki
mimpi untuk memajukan desanya terutama dalam bidang
pendidikan. Dulu orang tuanya pernah bertanya sesuatu
kepada Nabila.
“ Nak, bisa kesini sebentar?” panggil ibunya.
“ Iya bu, ada apa bu?” tanya Nabila.
“ Ibu mau bertanya, kenapa Bila ingin sekali untuk
berkuliah? Apakah ada sesuatu hal yang mendorong
kamu untuk berkuliah?” tanya ibu kepada Nabila.
Nabila sempat terdiam sejenak mendapatkan
pertanyaan yang mendadak dari ibunya.
“Sebenarnya Bila memiliki impian untuk memajukan
pendidikan di desa kita ini bu. Bila merasa desa kita
semakin tertinggal pendidikannya, semakin banyak
juga anak-anak yang putus sekolah hanya karena
merasa tempat sekolahnya jauh. Karena itu Bila
berharap dengan melanjutkan pendidikan ke bangku
perkuliahan, Bila bisa memotivasi anak-anak di desa
ini bahwa anak desa juga bisa berkuliah di perguruan
tinggi dan bukannya hanya anak kota saja”. Ujar
Nabila kepada ibunya.
Nabila merasa sedih banyak sekali remaja
seumurannya sudah harus berkeluarga dan mengurus
anak diusia yang masih sangat muda, dimana seharusnya
diusia itu mereka masih bisa bersekolah setidaknya
sampai tamat SMA.
“Bagus sekali tujuanmu nak, jika itu memang impian
kamu ibu akan mendukungnya. Ibu akan selalu
mendoakan kamu semoga kamu bisa mencapai
impian kamu nak”. Kata ibu.
“Amin, terima kasih bu. Bila akan berusaha untuk
membanggakan ibu dan bapak. Bila juga akan bekerja
keras agar bisa memajukan desa kita”. Jawab Nabila.
“Kalau begitu kamu semangat belajarnya, ibadahnya
juga jangan lupa ya nak”. Nasehat ibu pada Nabila.
“Iya bu, Bila akan ingat pesan ibu”. Jawab Nabila.
Demi mewujudkan mimpinya Nabila berusaha
sekeras mungkin untuk belajar dengan giat agar bisa
masuk ke perguruan tinggi negeri yang dinginkannya.
Banyak orang di desanya yang menertawakan mimpi
Nabila tersebut karena bagi mereka Nabila tidak pantas
memiliki mimpi seperti itu. Bagi mereka gadis desa
seperti Nabila tidak mungkin bisa masuk perguruan
tinggi, di samping itu pekerjaan orang tua Nabila yang
hanyalah seorang petani kecil dan tidak mungkin mampu
membiayai kuliahnya membuat mereka semakin
menertawakan Nabila. Meskipun banyak orang yang
menertawakan dan meremehkannya Nabila tidak putus
asa untuk meraih mimpinya.
Berada dibangku kelas 12 membuat Nabila
disibukkan dengan berbagai persiapan ujian akhir yang
akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Selain sibuk
mempersiapkan diri untuk ujian akhir atau UNBK
Nabila juga sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti
ujian tes masuk perguruan tinggi negeri yang akan
diadakan kurang lebih satu bulan lagi membuatnya harus
belajar dua kali lebih keras.
Tidak terasa hari ini sudah memasuki hari terakhir
UNBK dengan mata pelajaran yang diujikan adalah mata
pelajaran pilihan yang diambil Nabila yaitu fisika.
Setelah kurang lebih selama 120 menit berkutat dengan
soal-soal fisik yang cukup membuat kepala pusing
akhirnya Nabila bisa sedikit bernafas lega karena sudah
menyelesaikan semua rangkaian ujian akhirnya dan kini
hanya perlu menunggu hasil ujiannya keluar.
Beberapa bulan kemudian pun Nabila kembali harus
menghadapi ujian tes masuk perguruan tinggi negeri
yang diinginkannya yang dilaksanakan langsung di
Universitas Palangka Raya. Serangkai tes tersebut dilalui
Nabila dengan cukup lancar karena dia telah
mempersiapkan diri dari jauh hari. Setelah selesai
melaksanakan tes Nabila memutuskan untuk kembali ke
desa sembari menunggu hasil tesnya. Selagi menunggu
hasil tes dan ujiannya Nabila memanfaatkan kesempatan
itu dengan membuat usaha kecil-kecilan yaitu berjualan
kue untuk membantu perekonomian keluarganya dan
juga untuk tambahan biaya kuliah nanti jika dia lulus tes.
Tidak disangaka beberapa hari setelah tes masuk
Perguruan tinggi, nilai Ujian Nasional Nabila pun keluar
dengan hasil yang memuaskan, dia mendapat peringkat
kedua nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolahnya.
Mendengar hal itu orang tua Nabila merasa bangga atas
penghasilan anaknya yang tidak pernah mengeluh
meskipun harus pergi ke sekolah dengan sepeda butut
dengan jarak yang terbilang cukup jauh. Nabila pun
merasa senang dapat membanggakan orang tuanya
dengan prestasinya itu. Selang beberapa minggu Nabila
kembali dikejutkan dengan berita bahagia bahwa dia
lulus tes masuk perguruan tinggi negeri yang
diimpikannya, kebahagiannya bertambah dua kali lipat
karena mengetahui dia tidak perlu pusing memikirkan
biaya kuliahnya karena mendapatkan beasiswa Bidikmisi
dari perguruan tinggi negeri itu.
Pada akhirnya Nabila dapat membuktikan dan
membungkam mulut orang-orang yang menertawakan
dan meremehkannya bahwa seorang anak petani kecil di
pelosok desa juga bisa memiliki mimpi yang tinggi,
karena pada dasarnya usaha tidak akan pernah
menghianati hasil. Nabila percaya bahwa selagi ada niat
dan kemauan untuk berusaha setinggi apapun mimpinya
akan tercapai jika dia bekerja keras untuk menggapainya,
tidak luput juga ada doa orang tua yang mengiringi
setiap perjalannya. Nabila telah membuktikan
omongannya dengan diterimanya dia universitas
impiannya dan mendapat beasiswa dengan
kemampuannya sendiri.
Biodata
Nova Yulia dilahirkan di desa
Bapinang, Kabupaten
Kotawaringin Timur, provinsi
Kalimantan tengah, tepatnya
pada tanggal 19 Juli 2002.
Anak kedua dari dua
bersaudara. Terlahir dari
pasangan Bahriansyah dan
Kadariah.
Menyelesaikan TK, SD, dan
SMP di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah. Pernah bersekolah di SMA Negeri 3
Sampit dan tamat pada tahun 2020. Saat SMA aktif
dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA
Negeri 3 Sampit masa bakti tahun 2017/2018, Forum
OSIS Kotim (FISTIM), dan ekstrakurikuler Maulid
Habsyi SMA Negeri 3 Sampit. Pada tahun 2020
melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Palangka
Raya dengan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah dan kini sedang berada pada
semester kedua S1 Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah.
Mengikuti olimpiade Bahasa Jerman tingkat
Provinsi pada tahun 2018 di Palangka Raya dan Juara 2
Putri FLS2N cabang Seni Kriya tingkat Kabupaten pada
tahun 2019 di SMA Negeri 1 Cempaga.

Anda mungkin juga menyukai