Anda di halaman 1dari 7

DIA DINA

Alifaid Saputra
SMP AL-AZHAR MANDIRI PALU
DIA DINA

“Siuuuuuuuuuuuuuuutttt,”

Terdengar bising suara ketika subuh, dan ternayata itu suara pesawat yang
di dalamnya ada keluarga perantau yang dari Amerika pulang ke Indonesia
provinsi Sulawesi tengah, di keluarga itu ada anak yang bernama Dina, Saat ini
dia menduduki bangku kelas 6 SD dan pindah sekolah di Indonesia, anak tersebut
lahir di Indonesia dan besar di amerika, Kakek dan nenek pun sudah tidak sabar
bertemu cucunya tersebut. Nenek berkata, ”Nenek sudah tidak sabar bertemu
Dina, Kek”. Kakek pun menjawab, ”Kakek juga sudah tidak sabar, dia pasti sudah
besar”. Sesampainya di bandara, kakek dan nenek pun langsung memeluk Dina
dan berkata “Kamu sudah besar, yah”. Dengan raut wajah yang bingung Dina
bertanya kepada ibunya, ”Mom, what language is that?” Lalu ibunya menjawab,
”This is Indonesian language.” Dan setelah itu ibunya menerjemahkannya kepada
kakek dan neneknya. Lalu kakek dan nenek berkata, ”dimaklumi saja, Soalnya
diakan besar di Amerika”. Ayah pun berkata, ”Kita pergi makan yuk, Ayah
lapar.” Sesampainya di tempat makan, Mereka memesan makanan yang dari luar
negeri, Agar Dina dapat menyesuaikan makanannya, karena dia terbiasa dengan
makanan Amerika, sehabis makan, mereka pergi jalan jalan. Waktu tidak terasa
matahari sudah terbenam dan mereka langsung pulang kerumah, sesampainya di
rumah mereka langsung tidur nyenyak,

Pagi hari pun tiba. Setelah mereka semua sudah bersih-bersih, mereka
pergi kepuncak dan menginap di villa,

Dina pun berkata, ”This is a very beautiful sight.”

Lalu ibu berkata,”Yes, this is Indonesia, a country rich in nature”.

Nenek dan kakek mendengar pembicaraan mereka berdua, Lalu nenek


berkata, ”Kapan ya, Dina bisa berbahasa Indonesia, supaya bisa mengobrol
dengan dia.” Setelah Itu kakek berkata, ”Iya, Kakek berharap dia bisa cepat
berbahasa Indonesia, Kakek ingin sekali bicara sama Dina.”Setelah itu ayah
datang, Lalu nenek bilang, ”Nak, Mama mau dina bisa cepat bahasa Indonesia.”
Kakek pun berkata, ”Papa juga mau, nak.” Ayah pun menjawab, ”Di usaha kan
dulu Pa, Ma.” Setelah itu mereka bersenang senang, waktu tak terasa matahari
sudah terbenam, mereka pun makan malam, Dina makan pizza karena belum
terbiasa dengan makanan indonesia, Ayah memakan nasi padang, Ibu memakan
bubur manado, dan kakek nenek memakan kaledo, Ketika semuanya sudah
kenyang, mereka pun mengantuk. Dan yang tidur duluan adalah Dina, Ketika
Dina tidur, Ayah, Ibu, Kakek dan nenek pun mengobrol di meja makan,

Kakek berkata, ”Nak, papa mau Dina cepat bisa berbahasa Indonesia.”

Dan nenek berkata, ”Iyanak, mama pengen sekali ngobrol dengan dina.”

Ibu dan ayah pun menjawab, ”Bagaimana kalau Dina di kasih les, dan di
belikan kamus bahasa Indonesia,” dan setelah ayah dan ibu berkata itu, kakek dan
nenek berkata, ”Boleh tuh, Nak!!! Mama dan Papa udah gak sabar banget Dina
bisa berbahasa Indonesia.” Seiring berjalannya waktu Dina sudah mau lulus SD,
dan dia sudah agak bisa berbahasa Indonesia. Ayah dan ibunya berkata, ”Dina,
kamukan sudah mau lulus, jadi kamu mau SMP mana.” Lalu Dina berkata,

”Aku mau di SMP Al-Azhar Mandiri, teman-teman lesku kebanyakan dari


SMP Al-Azhar Mandiri, mereka juga pintar-pintar.”

Setelah Dina bilang seperti itu ibunya pun langsung mendaftarkan dia di
SMP Al-Azhar Mandiri. Setelah ibunya mendaftarkan dia, lalu dia bertanya,

”Sudah di daftar bu?” Lalu ibunya menjawab,

”Sudah Nak, nanti minggu depan di tes iq dulu.” Lalu dia bertanya lagi
kepada ibunya,

”Ibu tau nanti di tes pelajaran apa?”

Lalu ibunya pun menjawab, ”Nanti di tes Matematika sama bahasa


Inggris, kebetulan kamu kan pintar matematika sama Bahasa inggris.” Dina pun
sudah tidak sabar mau ikut tes iq, dia belajar dan terus belajar agar mendapat nilai
tertinggi dari semua peserta. Dan ketika dia sedang belajar, dengan rasa cemas dia
berkata,
”Nanti kalau saya tidak lulus bagaimana?” Dan kakek mendengar dia
bilang seperti itu, dan langsung mendatanginya. Lalu kakek bertanya,

”Kamu kenapa?”

Dan dia pun menjawab, ”Aku takut gak lulus Kek.” Dan kakek pun
langsung memberikannya semangat dengan kata-kata motivasi, ”Kamu jangan
takut, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil, ingat itu kata Kakek.” Lalu dia
berkata, ”Iya Kek, saya akan berusaha agar lulus dan peringkat tertinggi, jangan
lupa doakan saya yah Kek.” Lalu kakek berkata lagi, ”Iya Kakek pasti doa kan
kok, sukses selalu ya”. Tes iq pun tiba harinya, dengan rasa percaya diri, dari soal
ke soal dia selesaikan, ketika semuanya sudah selesai, dia dan ibunya pun
langsung pulang, ketika di perjalanan pulang dia berkata kepada ibunya, ”Ibu aku
sudah tidak sabar nanti jadi anak SMP Al-Azhar Mandiri”. Lalu ibunya pun
menjawab, ”Wahh pasti nanti kamu dapat banyak teman disana”. Ketika sudah
sampai di rumah, nenek pun bertanya, ”Jadi bagaimana hasilnya Dina?” lalu Dina
menjawab, ”Tiga hari lagi di umum kan Nek”. Nenek pun berkata lagi, ”Semoga
mendapat kan hasil yang terbaik, yah”. Dina pun berkata.”Iya Nek”. Tiga hari
kemudian dan hasil tes iq pun di umumkan, lalu Dina melihat hasilnya, dengan
rasa kaget bercampur senang dina pun berteriak dan terdengar satu rumah,
”Ayah!! Ibu!! Kakek!! Nenek!! Aku peringkat tertinggi dan dapat beasiswa!!”
Mereka berempat pun ikut senang. Dan mereka semua pun merayakan dina dapat
beasiswa di restoran makanan luar negeri. Ketika di restoran mereka bersenang-
senang dan berpesta, lalu Dina berkata, ”Aku sudah tidak sabar untuk MPLS
(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) nanti”. Lalu Ayah bertanya, ”Kapan
MPLS nya?” Lalu dina menjawab, ”Bulan depan yah.”

Dari matahari ke bulan, dari bulan ke matahari sampai MPLS pun tiba
harinya disana dia bertemu 2 orang teman sekolah dan 5 orang teman les, ketika
MPLS sudah dimulai dan materi di bawakan oleh bapak direktur Yayasan Al-
Azhar Mandiri. Dia sangat serius dan mencatat semua materi yang di berikan, sesi
Tanya jawab pun dibuka, dia sangat aktif bertanya maupun menjawab. Ketika
semua peserta MPLS pun di istirahatkan untuk makan dan sholat dia pun bertemu
teman baru dan mau menanyakan namanya tapi dia belum terlalu bisa dan gugup
ketika berkenalan, tapi dia percaya diri, Dina menyapa dan bertanya, ”Haii!!
Nama kamu siapa?” dan orang tersebut pun menjawab, ”Namaku Ria, nama kamu
siapa?” Dengan semangat karena dapat teman baru Dina pun menjawab, ”Namaku
Dina, salam kenal, ya”. Setelah itu, semua peserta pun di suruh kembali ketempat
MLPS. Lalu materi pun berganti dan terus berganti, dan Dina lagi-lagi aktif dalam
bertanya maupun menjawab. Hingga jam pulang, lalu terdengar suara klakson
mobil ayahnya, ”Piiipppiiipp” Lalu dia pamit sama Ria. Ketika sudah di dalam
mobil dia mendengar orang tuanya berbahasa yang asing di telinganya, lalu dia
menanyakan, ”Itu bahasa apa Ayah, Ibu?” ibunya pun menjawab, ”Bahasa Kaili
Nak, bahasa khas Suku Kaili Sulawesi Tengah.” Dina berkata, ”Aku mau belajar
bahasa Kaili sama bahasa dari Suku lain” ibu berkata, ”Belajar sama Nenek Nak,
Nenek menguasai 7 bahasa.”

Sesampainya di rumah dia langsung menanyakan sama nenek, ”Nek,


Nenek bisa bahasa apa semua?” Lalu nenek menjawab, ”Kaili, Bugis, Jawa,
Sunda, Minang, Batak, dan Minahasa”. Lalu Dina berkata, ”Ajar kan saya juga
Nek.” Lalu nenek berkata, ”Nenek juga bisa ajarkan kamu menari dan memasak
loh.” Lalu Dina berkata, ”Aku mau belajar itu semua Nek.” Keesokan harinya
adalah hari terakhir MPLS, dan Dina dinobatkan sebagai peserta terbaik MPLS.
Dan setelah dia pulang dia terus belajar dan terus belajar sampai dia mahir dalam
menari, berbahasa daerah, dan memasak makanan Indonesia.Saat masuk sekolah
dan setelah sudah 1 semester menduduki bangku SMP dia di panggil untuk
mengikuti lomba CCBI (Cerdas Cermat Bahasa Indonesia) Dan alhasil tim dari
sekolah mereka mendapatkan juara 1. Dari situ Dina termotivasi untuk belajar dan
terus belajar sama neneknya. Dina juga disuruh sama neneknya untuk
mengumpulkan beberapa orang untuk menjadi tim menari dan Dina juga
memanggil Ria sahabatnya.

Seiring berjalannya waktu Dina sudah tamat SMP, Dina juga sudah sangat
mahir dengan apa yang di ajarkan oleh neneknya, dan di julukisi murid teladan
karena prestasinya yang tak henti-henti. Dia Bersama Ria melanjutkan SMA nya
di SMA Al-Azhar Mandiri, lagi lagi dia menjadi peserta terbaik di MPLS, Dina,
Ria, bersama teman-temannya yang lain bersiap-siap untuk mengikuti lomba
menari untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia di istana negara, dan
lomba menari pun tiba harinya, Dina dan kawan-kawan tampil dengan baik dan
memukau semua penonton. Dan hasilnya mereka mendapat juara 1 dan
mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 3 milyar rupiah. Dan setelah pulang ke
Sulawesi tengah, Dina dan kawan-kawan di undang oleh gubernur dan di berikan
hadiah uang tunai lagi sebesar 2 milyar. Dan membagikan uang tesebut kepada
teman-temannya. Seiring berjalannya waktu Dina terus naik kelas dan terus
berprestasi hingga dia sudah tamat SMA dan melanjutkan pendidikannya di
Universitas Tadulako dan megambil jurusan Bahasa Indonesia. Dari hari kehari
Dina sangat semangat untuk kuliah hingga 4 tahun dan sampai hari wisuda ketika
hari wisuda dia sangat berterima kasih kepada nenek, ayah, ibu, dan kakek karena
sudah memotivasi Dina untuk belajar bahasa Indonesia dan budaya Indonesia.
Dan Dina di angkat menjadi dosen muda di usia 25 Tahun, Dina menjadi dosen
yang ramah, baik, dan di senangi oleh mahasiswa maupun mahasiswi. Dina juga
mempunyai kerjaan sampingan yaitu mempunyai restoran makanan khas
Indonesia, tempat les bahasa Inggris, dan juga sanggar tari. Karena pekerjaannya
dan usahanya tersebut dia menjadi dosen muda dan pengusaha muda yang sukses.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Peserta : Alifaid Saputra

Nomor Kartu Identitas : 4372

Kategori Lomba : Cerita Pendek

Nomor Ponsel / Whatsapp : 082252698622

Email : bahriryansyah@gmail.com

Menyatakan bahwa karya saya yang akan diikutsertakan dalam kegiatan


Mengarang Cerpen yang diselenggrakan oleh SMA Labschool Kebayoran
Nasional adalah karya asli, tidak menjiplak/mencontek, tidak sedang dalam
sengketa atau klaim dari pihak lain, dan belum pernah ikut di lomba atau
mendapatkan penghargaan di bidang atau kategori sejenis di tingkat daerah atau
yang lebih tinggi.

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebagaimana mestinya.


Apabila terbukti telah melanggar ketentuan tersebut, saya bersedia didiskualifikasi
dan menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surat pernyataan ini dibuat secara sadar, sehat jasmani, dan rohani tanpa
ada paksaan dari pihak manapun untuk digunakan sebagai salah satu persyaratan
pendaftaran peserta Cerita Pendek Bulan Bahasa SMA Labschool Kebayoran
bersama Badan Bahasa Kemdikbud.

Palu, 10 November 2022

Yang membuat pernyataan,

Alifaid Saputra

Anda mungkin juga menyukai