Anda di halaman 1dari 10

DAMAI ITU INDAH

DAMAI ITU MENYENANGKAN

Ombak di tepi pantai beriak dengan lembut, menandakan pagi ini nelayan
akan pulang setelah menangkap ikan ditengah lautan. Matahari mulai bersinar
cerah, semua orang siap memulai aktivitasnya.

Annisa gadis kecil berusia 6 tahun yang tinggal bersama ayah, ibu, dan
kakaknya yang bernama Zafran. Meraka tinggal di tepian pantai. Annisa
bersekolah di Taman Kanak-Kanak yang ada di dekat pantai dimana Annisa
tinggal.

Ayah dan Ibu Annisa bermata pencaharian sebagai nelayan yang hidup
sederhana. Hampir setiap hari ayah Annisa pergi menangkap ikan ke lautan
kecuali disaat badai karena akan sulit untuk menangkap ikan disaat badai.

Hasil tangkapan ayah berupa berbagai ikan yang biasanya ayah jual
ditempat pelelangan ikan. Uang hasil penjualan ikan, ayah gunakan untuk
kebutuhan sehari-hari dan juga keperluan sekolah Annisa dan Zafran. Ibu selalu
membantu ayah untuk memisahkan ikan-ikan sebelum ayah bawa ke pelelangan
ikan.

Annisa memiliki teman bernama Dilla dan Syanum yang orang tua mereka
juga nelayan. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama.

Disekolah Annisa dikenal sebagai anak yang penyayang dan suka


membantu teman-temannya yang sedang kesusahan. Ibu guru dan teman-temanya
juga menyanyangi Annisa.

Pagi hari seperti biasanya Annisa, Syanum dan Dilla akan berangkat
bersama ke sekolah tidak lupa untuk sarapan terlebih dahulu. Namun hari ini Dilla
tidak ikut ke sekolah karena sakit. Maka hanya Annisa dan Syanum yang
berangkat ke sekolah, mereka berjalan bergandengan tangan.
Sesampainya di sekolah Annisa dan Syanum memberi tahu ibu guru
bahwa Dilla tidak sekolah karena sakit. Tentunya Annisa dan teman-teman yang
lain merasa sedih karena Dilla sedang sakit.

Ibu guru mengajak semua murid untuk berdoa,”Anak-anak Ibu semua, hari
ini Ibu dapat kabar bahwa teman kita bernama Dilla tidak masuk sekolah karena
sakit. Anak-anak Ibu mau kan mendoakan Dilla agar segera sembuh?” Tanya ibu
guru.

“Mau Bu,” jawab murid serentak.

“Ayo semuanya kita angkatkan tangan dan ikuti apa yang Ibu ucapkan
ya!” Kata ibu guru sambil menengadahkan tangan dan menudukkan kepala. Ibu
guru pun berdoa, “Ya Allah, teman kami Dilla hari ini tidak bersekolah karena
sakit, untuk itu ya Allah sembuhkanlah teman kami agar Dilla bisa bersekolah
bersama kami lagi. Aamiin ya Allah.” Ibu guru menutup doa dengan
mengusapkan kedua tangannya ke wajah yang diikuti Annisa dan murid lain.

Sepulang sekolah Annisa dan Syanum menjenguk Dilla, ternyata keadaan


Dilla lemah sekali. Dilla tertidur diatas ranjang dengan wajah yang pucat dan
makanan yang disediakan ibunya masih utuh diatas meja yang terletak disamping
tempat tidurnya. Ibu Dilla tidak bisa memaksanya untuk makan karena kata Dilla
makananya terasa pahit itu karena keadaan Dilla yang sedat sakit.

Sebenarnya badan Dilla kurus dan lebih kecil dari Annisa dan Syanum
karena selama ini Dilla sulit sekali makan dan selalu memilih-milih makanan.
Dilla jarang makan masakkan ibu. Kadang-kadang ibu bersedih kalau makanan
Dilla bersisa.

Ibu Dilla menyampaikan ke Annisa dan Syanum untuk menasehati Dilla


agar mau makan agar Dilla selalu sehat. Annisa dan Dilla pun menyampaikan
pesan itu ketika hendak pulang. Lalu Annisa dan Syanum pamit pulang ke Dilla
dan juga ibunya.
Sampainya dirumah Annisa menceritakan semuanya kepada ibu. Ibu
Annisa sedih mendengarnya dan menasehati Annisa untuk selalu menjenguk Dilla
untuk tetap semangat dan segera sembuh.

Tiga hari sudah berlalu, namun kondisi Dilla semakin memburuk. Teman-
teman dan ibu guru guru sudah pergi menjenguk Dilla.

Sore itu terdengar sirine ambulan didepan rumah Dilla, rupanya Dilla tidak
sadarkan diri. Ayah dan ibunya Dilla begitu cemas sehingga menelpon ambulan.

Seluruh warga sekitar berkumpul dirumah Dilla begitu juga Annisa serta
ayah dan ibunya. Mereka begitu sedih dengan kondisi Dilla. Ayah Annisa pun
ikut pergi ke rumah sakit untuk membantu bila diperlukan nanti,

Sesampainya dirumah sakit Dilla diperiksa dokter dan dirawat di ruangan


anak. Ayah Annisa pun izin pamit pulang setelah melihat kondisi Dilla

Annisa dan Syanum sangat sedih dengan kondisi Dilla dan tidak tahu
harus berbuat apa. Tiba-tiba Annisa memiliki ide dengan meminta bantuan ibu
untuk membuat makanan untuk Dilla.

“Ibu, maukah Ibu buatkan makanan kesukaan Annisa untuk kita berikan
kepada Dilla?” Tanya Annisa ke ibunya

“Makanan yang mana, nak?” Tanya ibu

“Itu Bu, yang sering Ibu buat. Ikan yang Ibu buatkan dengan wortel dan
tepung. Annisa suka sekali,” jawab Annisa

“Oh ya, besok ibu buatkan.”

“Alhamdulillah, terima kasih Ibu,” kata Annisa sambil memeluk dan


mencium ibunya. Karena hari sudah malam Annisa bersiap-siap untuk tidur tidak
lupa untuk membacakan doa sebelum tidur dan doa untuk kesembuhan Dilla.

Pagi harinya Annisa terbangun karena mendengarkan suara adzan. Annisa


segera mandi, menggosok gigi dan berwudhu untuk sholat subuh bersama ibu.
Sebelum berangkat ke sekolah, Annisa mencium telapak tangan ayah dan
ibu. Disekolah Annisa menyampaikan kejadian sore hari kepada ibu guru dan
teman-teman lainnya, mereka semua terkejut tidak menyangka Dilla akan dirawat
dirumah sakit.

Sepulang sekolah Annisa mengayunkan langkahnya dengan gembira dan


menceritakan kepada Syanum tentang rencananya untuk menjenguk Dilla di
rumah sakit.

“Aku boleh ikut Annisa?” Tanya Syanum dengan penuh harap

“Tentu saja boleh, tapi minta sama ibumu dulu ya.”

Sampainya dirumah, Ibu Annisa telah menyiapkan nugget yang dicampur


wortel bentuknya seperti ikan dan semua sudah dikemas dalam kotak yang hiasi
dengan daun selada begitu menggugah selera.

“Annisa…makan dulu nak, ganti bajunya dan jangan lupa mencuci tangan
sebelum makan,” kata ibu

“Ya Bu.”

Syanum beserta ibunya pun tiba, merekapun berangkat ke rumah sakit.


Setibanya di rumah sakit rupanya ibu guru ada disana. Mereka saling menyapa
dan bersalaman

Kondisi Dilla sudah mulai membaik walaupun masih terlihat lemas.


Syanum mengeluarkan buah apel dan Annisa mengeluarkan nugget buatan ibu.

“Cobalah Dilla!” Kata Annisa.

“Aku tak mau,” jawab Dilla dengan suara lemah.

“Coba dulu nak, dari tadi kamu tidak makan apa-apa kecuali susu yang
diberikan perawat rumah sakit,” bujuk ibu Dilla.
Annisa mengambil sepotong nugget buatan ibunya lalu menyuapkan
kedalam mulut Dilla. Gigitan pertama Dilla merasakan enaknya nugget buatan ibu
Annisa dan akhirnya Dilla menghabiskannya.

Dengan malu-malu Dilla berkata, “Boleh aku tambah nuggetnya lagi


Annisa?”

“Tentu Dilla, karena ini memang special dibuatkan Ibuku untuk kamu,”
jawab Annisa

Ibu guru, Annisa, dan Syanum serta ibu pamit untuk pulang.

“Terima kasih teman-teman, Ibu guru dan mama-mama,” ucap Dilla


dengan senyum bahagia.

Selama dirumah sakit Annisa dan Syanum selalu menjenguk Dilla dengan
membawa berbagai jenis makanan dan Dilla pun menghabiskannya. Ibu Dilla
bertanya bagaimana cara membuat berbagai makanan agar Dilla mau
memakannya. Ibu Annisa tidak segan-segan memberikan resep makanannya ke
ibu Dilla.

Dilla akhirnya sembuh dan sudah pergi ke sekolah, bermain dan belajar
seperti biasa. Pertumbuhan badan Dilla mulai membaik karena Dilla sudah mau
makan apa yang dimasak oleh ibunya.

Kehidupan saling peduli yang tecipta di kampung nelayan menjadikan


kehidupan masyarakat damai dan menyenangkan. Tentunya masyarakat selalu
saling berbagi dan membantu antar sesamanya.
BIODATA PENULIS

Nama : DELNA FITRI, S.Pd.


Alamat : Jl. Raflesia, RT. 2, RW. 2, Kelurahan Koto Tangah,
Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh,
Provinsi Sumatera Barat
Nama Sekolah : TK Bhayangkari 09 Payakumbuh
Alamat Sekolah : Jl. Pahlawan No. 35, Kelurahan Padang Tiakar,
Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh,
Provinsi Sumatera Barat
Email Aktif : delnafitri14@guru.paud.belajar.id
No. HP : 0823 3434 9224
Assalamu’alaikum

Cerita dengan judul “Damai Itu Menyenangkan” diangkat dari:


1. Elemen Capaian Pembelajaran : Nilai Agama dan Budi Pekerti
a. Anak mengamalkan nilai-nilai agamanya dalam berinteraksi dengan
sesama dan alam sekitarnya.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
1) Menyayangi semua makhluk ciptana Allah.
2) Mengetahui cara menjadi anak, kakak, adik, dan teman yang baik.
3) Mau menolong teman dan orang lain yang membutuhkan bantuan.
2. Elemen Capaian Pembelajaran: Jati Diri
a. Anak dapat mengelola, mengekspresikan emosi diri serta membangun
hubungan sosial secara sehat.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
1) Membangun hubungan yang sehat di lingkungan sekitar.
2) Mampu berempati.
3) Mau berbagi dengan teman dan orang lain.
Indonesia Emas 2045, merupakan tujuan kolektif bagi masyarakat Indonesia yang
diwujudkan dalam 4 Pilar Visi Indonesia Emas 2045, yaitu:
1. Pembanguan Manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pembangunan ekonomi berkelanjutan.
3. Pemerataan pembangunan dan,
4. Pemantapan ketahanan Nasional dan tata kelola pemerintahan.

Untuk mencapai generasi emas Indonesia, maka dipelrukan juga usaha


meningkatkan mutu pendidikan, seperti:
1. Meningkatkan anggaran pendidikan.
2. Manajemen pengelolaan pendidikan.
3. Bebeskan sekoalh dari suasana bising.
4. Perbaikan kurikulum.
5. Pendidikan agama.
6. Pendidikan yang melatih kesadaran, kritis, peduli, empati.
7. Pemberdayaan guru.
PESAN MORAL
“DAMAI ITU MENYENANGKAN”

1. Damai itu penyemangat dalam menciptakan suatu keharmonisan kehidupan


bermasyarakat.
2. Damai itu suatu keadaan yang menyenangkan.
3. Damai itu suasana nyaman dari sebuah emosi dalam diri.
4. Damai itu suatu harmoni dalam kehidupan tanpa adanya perseteruan dan
konflik.
5. Pembentukan karakter merlupakan tahap awal dalam langkah mewujudkan
perdamaian yang diterapkank melalui:
a. Keluarga,
b. Lembaga pendidikan,
c. Lingkungan sekitar.
6. Mewujudkan sikap kasih sayang dan cinta kasih kepada sesama.

Penulis Cerita

Del

Anda mungkin juga menyukai