Anda di halaman 1dari 9

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

“Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”

Oleh :
Nama : Selly Novianti
Kelas : XII MIPA 7 (27)

SMAN 1 LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
IDENTITAS BUKU

Judul : Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990


Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit : 2005
Halaman : 330, tebal 20,5 cm
ISBN : 978-602-7870-41-3

A . SINOPSIS

Novel Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990 menceritakan tentang perjalanan cinta anak
SMA dibandung pada tahun 1990. Yaitu bercerita tentang gadis cantik bernama Milea Adnan
Hussain, putri seorang prajurit tentara yang baru pindah bertugas dari Jakarta ke Bandung
pada tahun 1990. Saat pertama masuk sekolahnya yang baru,tepatnya di depan gerbang
sekolah ia diramal oleh seorang pengendara motor yang berseragam sama dengan milea,
karna ramalan yang konyol yang berasal dari Dilan si anggota geng motor yang humoris dan
si tukang buat bolos mata pelajaran tersebut membuat milea nyaman dengan dilan dam
membuat mereka menjadi dekat, dan pada satu sisi pun milea sudah mempunyai pacar yang
berada di Jakarta, yaitu Beni. Dan pada masa pendekatan mereka menemukan banyak hal
yang baru dan unik yag bisa dianggap sebagi pembelajaran hingga akhirnya mereka
berpacaran.

B. UNSUR INTRINSIK

a. Tema :

Pencintaan

"Milea jangan bilang ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang itu akan hilang"

“Cinta itu indah. Jika bagimu tidak, mungkin karena salah milih pasangan”

b. Alur :

Mundur
Tahun 2001, waktu aku datang untuk reuni, aku sudah tidak melihat ada pohon itu lagi di
sekolah. entah kapan ditebang nya

c. Penokohan

 Tokoh utama :

1. Milea : "Namaku Milea, Milea adnan hussain. jenis kelamin perempuan, dan baru tadi
selesai makan jeruk"

2. Dilan : Daftar orang-orang yang ingin jadi pacarmu:

1. Nandan (Kelas 2 Biologi)

2. Pak Aslan (Guru Olahraga)

3. Tobri (Kelas 3 Sosial)

4. Acil (Kelas 2 Fisika)

5. Dilan (Manusia)

 Tokoh sampingan

3. Beni : Aku senang karena itu Beni, pacarku di Jakarta

4. Bunda : “Kamu ini cantik, kau tau kan?” tanya Bunda.

5. Bi Eem : Bi Eem datang membawa obat merah dan kapas. Dia menyerahkannya ke aku.

6. Ibu : “Katanya utusan kantin sekolah,” jawab Ibu sambil ia memasukkan buku
catatannya ke dalam laci meja tengah.

d. Perwatakan :

- Protagonis

1. Milea :
 Cantik : “Kamu ini cantik, kau tau kan?”

 Baik hati : “Lia mau bantu masak, tapi, Bunda” Kataku.

 Sopan : Tak lama kemudian, ibunya Dilan keluar, Wati menyambutnya untuk
kemudian mencium tangannya. Aku juga melakukan hal yang sama.

2. Dilan :

Humoris : “Kata nya (Dilan) suka makan lumba lumba”

 Baik hati : "milea jangan bilang ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang
itu akan hilang"

 Setia kawan : Hari Sabtu, di sekolah, ada kabar yang sampai kepadaku bahwa
Dilan , bersama kelompoknya, mau nyerang salah satu SMA yang ada di
daerah Dago.

 Perhatian : Selamat ulang tahun, Milea. Ini hadiah ulang tahunmu, Cuma TTS.
Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu aku tidak mau kamu pusing karena
harus mengisinya. Dilan!

3. Beni :

 Perhatian : “Lu senang?” Beni nanya apakah aku senang jika dia kebandung

menemuiku

 Over protect : “Terus elu! Siapa ini?!” katanya ke Nandan

 Pemarah : “Dasar pelacur!” Kudengar Beni memakiku selagi aku sudah


berjalan

pergi meninggalkannya.

4. Bunda :

 Penyayang : “Hari ini ikut ibu saja, pke?” ajak ibunya Dilan dengan
tersenyum.

“Wati juga ikut, ya?”


 Humoris : “Orang secantik ini dibilangnya berkumis, cem mana dia itu,” kata

ibunya Dilan.

5. Bi Eem :

 Ramah : “Gak ada, Neng,” katanya. “Biar Bi Eem beli dulu atuh, ya?”

 Baik Hati : “Bi Eem masuk ke rumah untuk mengambil obat merah”

6. Ibu :

 Ramah : “Akhirnya ketemu Dilan juga, ya?” kata ibu senyum.

“Gak pernah hilang,” jawab Dilan.


“Bukaaan! Kata ibu. “Lia, kan suka cerita kamu. Jadi penasaran
kayak
gimana Dilan itu? Kata ibu senyum.
“Kayak gini aja,” jawab Dilan. “Masih orisinil. Belum dimodif”
Ibu ketawa

 Baik hati : “Atau bikin sendiri?” kata ibu. “Ayo?”

“Iya. Bikin sendiri aja”jawab Dilan.


“Iya, silakan,” kata ibu.

e. Latar :

1. Tempat :

 Sekolah : Hari senin, ditengah-tengah barisan siswa yang ikut upacara.

 Warung bi eem : Aku dan dilan berjalan berdampingan menuju warung bi


eem.

 Dijalan buah batu : Aku juga pindah Sekolah ke SMA negeri yang ada di
daerah buah batu, bandung
 Rumah milea : Aku lekas masuk kamar bersama piring makan malamku dan
bersama perasaanku yang langsung tak karuan

 Rumah bunda: "Selamat datang di rumah Dilan!" kata bunfa sambil


memandangku ramah dan merentangkan kedua tangannya

 Jakarta: Aku ikut senang karena bisa ke Jakarta, untuk sekalian nostalgia.

2. Waktu :

- Pagi : Pagi itu, di Bandung, pada bulan September tahun 1990

- Siang : Hari hujan ketika bubar sekolah

- Sore : “Pemberitahuan: Sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu – Dilan!”

- Malam : "selamat malam"

3. Suasana :

- Bahagia : Dilan ketawa mendengar kata Milea

- Sedih : Aku merasa sakit hati dan itu benar-benar kurasakan.

- Tegang : Kami semua kaget, ibu sri juga. dia lari sambil teriak menyebut nama
tuhan:

“Allahuakbar”

- Humoris : "ha ha ha” aku ketawa

f. Sudut pandang :

Sudut pandang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama serba tau

"Namaku Milea, Milea Adnan Hussain. Jenis kelamin perempuan, dan baru tadi selesai
makan jeruk"

g. Amanat
Amanat pada novel ini yaitu mengajarkan bahwa kesederhaan merupakan dasar kebahagiaan
bagi manusia, selain itu bersikap baiklah pada perempuan karna memang sudah kodrat
sebagai laki laki melindungi hak seorang perempuan dan alam novel ini mengajarkan bahwa
segala sesuatu yang berasal dari niat pada akhirnya akan berhasil dengan keinginan kita.

h. Gaya bahasa :

Bahasa yang digunakan dalam novel ini tidak menggunakan bahasa yang baku dan mudah
dimengerti tapi dalam novel ini ada beberapa menggunakan bahasa sunda sebagai penguat
karna berasa di daerah bandung, tapi ada translet agar pembaca tidak bingung.

“barudak mah didahar weh, da Dhuafa”

“Tug da si eta wae. Pieraeun!”

3. Unsur Ekstrinsik

a. Latar Sosial Budaya Pengarang

"Pidi Baiq mengaku sebagai Imigran dari Sorga yang di selundupkan ke bumi oleh ayahnya
di Kamar pengantin dan tegang. Di humi, kemudian menjadi imam besar the panasdalam.
menulis buku Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al-
Asbun, At-Twitter, dan Hanya Salju Pisau Batu, membuat akun Twitter dengan nama
@pidibaiq dan tidak suka jus rumput. Pernah lapar, pernah ngantuk, tapi alhamdulilah bisa
diatasi

b. Nilai Agama

Walaupun dilan anggota geng motor dan sering bolos, tapi ia tidak pernah melewatkan
tugasnya sebagai seorang muslim dan memaafkan itulah yang dilan lakukan.

c. Nilai Budaya

Di dalam novel ini menggunakan aturan budaya bandung dalam kegiatan sehari hari

d. Nilai Sosial

Ada rasa kesetiakawanan didalam novel ini, antar sesama geng motor yang dilan jalani
banyak rintangan tapi tidak membuat mereka lari dari masalah tersebut.
e. Nilai Moral

Nilai moral yang ada di novel ini adalah tanggung jawab yang apa yang telah kita lakukan

Anda mungkin juga menyukai