Anda di halaman 1dari 5

RESENSI NOVEL

DILAN 1991

NAMA:DIAS ASTIA ANGGI AZZAHRA


KELAS:XI MIPA 3
No:09
DILAN 1991

1. Judul buku: Dilan, Dia adalah dilanku tahun 1991


2.Identitas buku
a.Judul (Dilan)
b.Pengarang: (Pidi Baiq)
c.Penerbit:(Pastel Books)
d.Tahun terbit:(2016)
e.Tempat Terbit:(Bandung)
f.Jumlah Halaman:(343 halaman)
g.Ilustrasi Gambar::

3. Sinopsis

Novel kedua”Dia Adalah Dilanku Tahun 1991” ini merupakan lanjutan dari novel
pertama “Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”. Jika pada novel pertama bercerita
mengenai masa Milea bertemu Dilan dan proses Milea bisa menyukai dan dekat
dengan Dilan. Maka pada novel kedua bercerita mengenai masa mereka berdua
ketika sudah jadi pacar yang dinyatakan dengan lisan dan tulisan bermaterai.
Milea pun kembali bercerita tentang kisah percintaannya dengan Dilan. Seperti orang
yang baru jadian pada umumnya, Milea mengalami masa yang indah di SMA sesudah
resmi jadi pacar Dilan. Ketika guyuran hujan menerpa, Dilan menggunakan motor CB
dengan Milea di belakangnya. Milea dengan erat memeluk Dilan. Mereka berdua
jalan-jalan menyusuri Jl. Buah Batu sembari ketawa riang, itu semua berkat Dilan
yang selalu membuat hari-hari Milea bahagia.
Jawaban yang diberikan Dilan selalu saja membuat Milea tersenyum, Dilan pun
termasuk orang yang cerdas dan pintar di kelasnya, buktinya dia selalu mendapatkan
ranking satu atau dua. Meski Milea merasa khawatir dengan Dilan yang bergabung
dengan geng motor, karena Milea takut terjadi hal yang buruk menimpa Dilan karena
geng motor.
Ketika itu, sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar sebab para guru sedang
melakukan rapat untuk mempersiapkan pembagian rapor. Milea merasa tidak enak
dengan kejadian Dilan berkelahi dengan Anhar sebab membela dirinya. Milea merasa
takut dan cemas jika nantinya Dilan dikeluarkan dari sekolah. Tiba-tiba, datang Piyan
memberitahu Milea bahwa Dilan berkelahi di warungnya Bi Eem.
Milea pun panik mendengar berita itu dan langsung menuju ke tempat Dilan berada.
Ketika Milea bertanya berkelahi dengan siapa, Dilan malah menjawab “Agen CIA”.
Mendengar jawaban dari Dilan yang seperti itu membuat Milea kesal dan khawatir,
apabila terjadi sesuatu lagi dengan kekasihnya itu. Seperti biasanya, Dilan selalu
tenang dalam menghadapi permasalahan. Malahan Dilan sempat-sempatnya
bercanda ketika Milea merasa panik. Hal itu sengaja Dilan lakukan supaya
meredamkan hati Milea.
Sampai pada suatu malam, Milea ditelpon Piyan, bahwa Dilan sudah tahu orang yang
mengeroyok yang disebut Dilan agen CIA tempo hari. Ternyata orang yang
mengeroyoknya di warung Bi Eem adalah kakaknya Anhar. Dilan pun berencana
untuk membalas, dia memanggil teman-temannya untuk balas dendam.
Ketika itu Milea yang ingin menyusul untuk menggagalkan rencananya Dilan bingung
karena tidak ada kendaraan, untungnya Yugo anaknya Tante Anis yang baru pindahan
dari luar negeri sedang berada di rumah Milea. Milea pun berpura-pura mengajak
Yugo untuk jalan-jalan. Pada akhirnya, Milea bertemu denga Dilan. Dia membujuk
Dilan supaya membatalkan rencana balas dendamnya dengan ancaman apabila tetap
bersikeras balas dendam akan memutuskan hubungan mereka.
Mereka sering berdebat tentang masalah geng motor, Dilan tidak pernah merasa
kapok walaupun dia sempat dimasukkan ke penjara 1 minggu dan diusir oleh
ayahnya sebab penyerangan antara geng motor.
Perasaan Milea yang takut dengan keselamatan kekasihnya itu sangat besar, sampai-
sampai kata putus keluar dari Milea lalu disusul dengan tamparan darinya. Dilan tidak
saja tidak mengerti, kesedihan melanda hati Milea, sebab Dilan tidak suka jika
dikekang, dari peristiwa itu Dilan menjauh dari Milea. Sampai dengan selesai, Milea
kembali ke Jakarta dan kuliah di sana. Sedangkan Dilan kuliah di universitas ternama
di Bandung. Jarak antar keduanya saling menjauh, tapi suasana hati Milea masih
sama, hanya kepada Dilan. Makin lama Dilan menghilang, Milea berusaha untuk
selalu menghubungi Dilan, akan tetapi keluarga Dilan sudah pindah rumah. Melia
pun kehilangan jejak Dilan.
Sampai akhirnya, Melia bertemu Herdi yang merupakan kaka tingkat dari tempat dia
kuliah. Herdi mulai mengisi keseharian Milea, sampai mereka menuju ke pernikahan,
Milea selalu mencintai Dilan, tapi Dilan sudah memiliki kekasih baru.
" Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana kau kepadaku, terserah, itu
urusanmu. Terima kasih Dilan, kau pernah mau padaku. Dan kini, biarkan aku kalau
ingin selalu kabar tentang dirimu..." Milea.

4. Unsur intrinsik

Tema : Percintaan
Penokohan
Dilan : Humoris, Romantis, Keras Kepala, Nakal, Setia Kawan dan Baik.
Milea : Keras Kepala, Baik Hati, Setia
Latar :
Tempat : Bandung dan Jakarta
Waktu : Tahun 1991
Suasana : Bahagia, Lucu, Mengharukan
Alur : Maju Mundur
Amanat: Penulis mencoba memberitahukan kepada pembaca bahwa dalam hidup,
tidak semua cerita cinta, harus berakhir dengan bahagia. Karena kadang, sesuatu
yang berakhir tidak sesuai dengan harapan kita akan menciptakan kesan tersendiri,
meninggalkan kesedihan dan kerinduan akan masa lalu. Novel ini juga mengajarkan
kita untuk keluar dari belenggu masa lalu, tanpa harus melupakan semua
kenangannya. Karena bagaimanapun juga, masa lalu itu akan tetap menjadi bagian
dari hidup kita.

Sudut Pandang: Sudut pandang yang digunakan ayah Pidi Baiq dalam cerita ini
adalah Milea pelaku utama (aku) atau tokoh utama. Dalam novel ini, Gaya bahasa
yang digunakan jelas seperti pada kesehariannya. Sehingga mudah dipahami untuk
sekali baca. Dan, kata-kata yang sulit untuk diartikan pun tidak ada. Disini yang
membuat pembaca menyukai karyanya, selain cerita yang dibawakan berkisah
percintaan pada masa tahun 1990-an, gaya bahasa yang digunakan pun ringan.

5. Unsur ekstrinsik
 Nilai Moral: Walaupun Dilan adalah anak yang sering berkelahi, bahkan sering
di skors dari sekolah, namun Dilan digambarkan sebagai seorang yang
menghormati orang tua, dia sangat menghormati bi Eem, mak Asih,
bahkan wali kelas yang sering menegurnya saat dia salah.
 Nilai Sosia: Kelompok geng motor memiliki kesan yang buruk dalam pikiran
masyarakat, tapi Dilan pada kenyataannya sangat disenangi banyak orang dan
mempunyai banyak teman. Semua itu karena Dilan dikenal sebagai orang
yang setia kawan dan Sopan pada orang tua

6. Kelebihan
Bahasanya yang simpel, alur cerita yang tidak dapat dikira, dan juga penulisan pada
tokoh yang benar-benar membuatnya hidup meski lewat tulisan. Selain itu, dibubuhi
beberapa gambar ilustrasi berupa kartun yang pas dan juga tidak berlebihan.
7. Kelemahan
Jika bersaing, gunakanlah persaingan yang bersih dan baik, tidak menggunakan unsur
kekerasan yang bisa menyebabkan kecelakaang yang fatal. Berilah informasi yang
penting terhadap orang yang bersangkutan agar orang yang bersangkutan bisa
menyelesaikan masalahnya tersebut. Untuk mengerti secara sempurna keseluruhan
cerita, kita mesti membaca terlebih dahulu novel bagian pertamanya. Selain dari hal
tersebut, saya pikir penulis telah berhasil membuat karya yang luar biasa.

8.Penutup

a.Kesimpulan
Sama seperti novel Dilan berlatar belakang tahun 1990, novel ini juga sudah
diangkat menjadi film yang sangat popular.
Entah lebih enak menonton versi filmnya atau membaca versi novelnya tentu saja
kembali ke masing – masing, ya!
Kesimpulannya adalah: perjuangan yang keras tidak akan menghianti hasil, jadi jika
anda ingin mendapatkan seseorang anda harus berjuang sampai bisa meluluhkan
hatinya. Mengajarkan artinya kesetiakawanan, perilaku sehari-hari remaja indonesia,
semangat dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya
b.Saran
Jika bersaung gunakanlah persaingan yang bersih dan baik, tidak menggunakan unsur
kekerasan menyebabkan kecelakaan fatal. Berilah informasi penting orang yang
bersangkutan agar orang tersebut bisa menyelesaikan masalahnya.

Anda mungkin juga menyukai