Anda di halaman 1dari 4

Meresensi Novel

Nama : Sigit rafi jumantara


Kelas : 9,6
Resensi Milea : Suara Dari Dilan

A. Identitas Cerpen
Judul : MILEA, SUARA DARI DILAN
Nama Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku : 360 Halaman
Halaman Buku : 360
ASBN : 9786020851563

B. Sinoposis :
Novel ini menceritakan pengenalan singkat Dilan waktu dia masih kecil, kira-kira waktu
masih berumur 5 tahun, pernag ingin menjadi macan walaupun itu tidak mungkin. Dia pernah
menamai sepedanya dengan nama "mobil derek". Dia juga pernah sholat menggunakan mukena.
Setelah SMA, Dilan kesekolah tidak lagi naik sepeda melainkan naik motor. Pulangnya
nongkrong di warung kang Ewok. Disana dia biasa berkumpul dengan teman-temannya.
Diwarung bi Eem disitulah Dilan mendengar nama Milea.
Seseorang gadis cantik yang berasal dari Jakarta. Dilan ingin melakukan pendekatan dengan
Milea, Dilan minta do'a pada bundanya agar lancar.
Setelah banyak yang sudah Dilan lakukan dalam rangka mendekati Milea, Waktu akhirnya
datang. Tanggal 22 Desember tahun 1990 di Bandung tepatnya diwarung bi Eem, Dilan resmi
berpacaran dengan Milea Adnan Husaein. Dinyatakan secara lisan dan tulisan, yang lengkap
dibubuhi tanda tangan mereka berdua diatas materai masing-masing merasa di maui ,mereka
sangat diterima dan membiarkan kesempurnaan di dalam berpacaran.
Kesehariannya berpacaran dengan Milea sangat romantis dan juga seru saat berbicara di atas
motornya Dilan. Dilan membuat begitu banyak puisi yang indah untuk Milea. Kelakuan Dilan
yang konyol selalu membuat milea tertawa dan juga merasa senang.
Suatu ketika Dilan putus dengan Milea. Itu semua terjadi karena sebuah kesalahpahaman
antara Dilan dan Milea yang disebabkan oleh kematian temannya yang bernama Akew, Milea
mengira bahwa kematian Akew disebabkan oleh perselisihan antara geng motor.
Milea marah kepada Dilan, karena Dilan juga merupakan anggota geng motor, Milea khawatir
kalau Dilan juga akan mengalami hal yang sama seperti Akew. Milea menyuruh Dilan keluar
dari geng motor, namun Dilan tetap saja tidak menghiraukannya, Milea marah kepada Dilan
sampai tidak mau diajak bicara,dan lainnya yang biasa mereka lakukan jika bersama. Itulah yang
disebabkan Dilan dan Milea putus. Setelah putus dengan Milea, Dilan merasa kesepihan dan
benar-benar rindu pada Milea.
Setelah lulus SMA, Dilan melanjutkan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi Negri di
Bandung. Sebulan setelah Burini wafat, Dilan bertemu lagi dengan Milea di acara reuni SMA,
dia datang dengan Mas Herdi, Dilan merasa senang bisa berkumpul lagi dengan teman-teman
sesama SMA karena sudah lama tidak bertemu
Disaat Dilan sudah melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi Negri di Bandung, dia
kehilangan seorang ayahnya yang biasa ia anggap seorang pahlawan, kini Dilan kehilangan
semangat hidupnya, tetapi dia tetap tegar menghapinya dan ikhlas.

C. Kelebihan :
over bukunya simple dan bagus, cocok dengan warna backgroundnya.Bahasa yang digunakan
mudah dipahami pembaca dan tidak bertele-tele.Terdapat gambar-gambar yang membuat novel
menjadi tidak monoton.Puisi-puisinya bagus, seperti puisi yang berjudul Kekuatan halaman 132
dan Untuk Lia halaman 192.Novel ini mengajarkan kita agar tetap tegarketika putus dengan
pacar. Seperti yang Dilan ceritakan di bagian Masa-masa Jauh dari Lia halaman 231.Kelakuan
Dilan yang konyol serta apa adanya membuat pembaca menjadi terhibur. Seperti waktu Dilan
masih umur lima tahun ingin menjadi macan tapi itu tidak mungkin, memberi nama sepedanya
Mobil Derek, memberi nama ikan cupangnya Moci Cianjur, dan masih banyak lagi.Novel ini
juga bisa menjadi pelajaran untuk pembaca bagaimana taktik menguasai Wanita.Ceritanya santai
sehingga tidak perlu banyak waktu untuk membaca novel ini.

D. Kekurangan :
Untuk pembaca yang belum membaca novel pertama dan kedua, pasti akan merasa digantung
dan kurang puas ketika membaca novel Milea Suara dari Dilan. Karena ada beberapa kejadian
yang Dilan bahas, tetapi tidak diceritakan lebih detail. Penulis hanya menceritakan apa-apa yang
diperlukan dengan tanpa harus mengulang apa yang sudah diceritakan pada kedua novel
sebelumnya.
E.Kesimpulan :
janganlah mudah berprasangka atau berasumsi dengan kabar yang belum pasti , namun apabila
kita telah terkecoh dengan prasangka yang tidak pasti maka hadapilah hasil dari itu semua,
dengan menerima kenyataan dan terus menlanjutkan hidup dengan lebih berbesar hati. Yang
menjadi pandangan tersendiri dari novel dilan ini adalah nuansa 90an.

Anda mungkin juga menyukai