Anda di halaman 1dari 7

Teks ULasan

‘’MILEA, SUARA DARI DILAN’’

Oleh:

Nama : Hilma Aulia Zahrani


No : 18
Kelas : IX G

SMPN 1 JETIS PONOROGO


Jl. Jendral Sudirman 28A Jetis, Telp. (0352)311830
KodePos 63472
Email : smpn1jts@plasa.com Website : www.smp1jtspo.sch.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat dan berkat Allah Swt, akhirnya buku ulasan yang berjudul ‘’Milea,
Suara dari Dilan’’ dapat selesai dengan lancer tanpa ada halangna suatu apapun.
Penyusunan ulasan yang berjudul ‘’Milea, Suara dari Dilan’’ dimasukkan untuk memenuhi
persyaratan penilaian pada kegiatan pembelajaran bab ke 4. Selain itu juga penulisan untuk
mempraktekkan pembuatan ulasan seperti materi terdahulu.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
a. Dra. Asih Setyowati, M.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Jetis.
b. Shalah Udin Haris, M.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa, yang telah memberi bimbingan
ulasan.
Penulisan ulasan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
diharaokan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga ulasan buku yang berjudul ‘’MILEA, SUARA DARI DILAN’’ bisa bermanfaat bagi para
pembaca dan bermanfaat untuk referensi penulisan sejenis.

Penulis / penyusun

(HILMA AULIA ZAHRANI)


18/9G
 IDENTITAS NOVEL :
Judul : MILEA, SUARA DARI DILAN
Nama Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku : 360 Halaman
Kota Terbit : Bandung

 SINOPSIS NOVEL :
Novel ini bercerita tentang Bandung yang kembali ke era 90-an. Menceritakan pengenalan singkat
Dilan seorang panglima tempur salah satu geng motor. Waktu dia masih kecil, kira-kira waktu masih
berumur 5 tahun, pernah ingin menjadi macan walaupun itu tidak mungkin. Dia pernah menamai
sepedanya dengan nama "mobil derek". Dia juga pernah sholat menggunakan mukena.
 Setelah SMA, Dilan kesekolah tidak lagi naik sepedanya yang bernama mobil derek tersebut,
melainkan naik motor. Pulang sekolah nongkrong di warung kang Ewok. Disana dia biasa berkumpul
dengan teman-temannya. Diwarung Bi Eem, disitulah Dilan mendengar nama Milea. Seseorang siswi
canti yang berasal dari Jakarta. Dilan ingin melakukan pendekatan dengan Milea, Dilan berusaha
keras untuk mendapatkan Milea. Walaupun awalnya Milea merasa aneh dengan Dilan, namun lama-
lama keduanya saling jatuh cinta juga.
Setelah banyak yang sudah Dilan lakukan dalam rangka mendekati Milea, waktu akhirnya datang.
Tanggal 22 Desember 1990 di Bandung tepatnya diwarung Bi Eem, Dilan resmi berpacaran dengan
Milea Adnan Husaein. Dinyatakan secara lisan dan tulisan, yang lengkap dibubuhi tanda tangan
mereka berdua diatas materai. Kesehariannya berpacaran dengan Milea sangat romantis dan juga
seru dengan kelakuan Dilan yang konyol selalu membuat milea tertawa dan juga merasa senang.
Jalinan hubungan antara Milea dan Dilan ternyata membuat teman-temannya berpikir berbeda,
Dilan mulai terasa jauh dengan anggota geng. Suatu hari terjadi peristiwa mengerikan, salah satu
anggota geng motor, Akew meninggal akibat dikeroyok oleh sekelompok orang. Milea mengira bahwa
kematian Akew disebabkan oleh perselisihan antara geng motor. Kejadian itu tentu membuat Milea
khawatir akan keselamatan Dilan. Sebagai bentuk peringatan, Milea memutuskan untuk berpisah
dengan Dilan. Milea berharap Dilan menjauh dengan dunia geng motor.
Milea marah kepada Dilan, karena Dilan juga merupakan anggota geng motor, Milea khawatir
kalau Dilan juga akan mengalami hal yang sama seperti Akew. Milea menyuruh Dilan keluar dari geng
motor, namun Dilan tetap saja tidak menghiraukannya, Milea marah kepada Dilan sampai tidak mau
diajak bicara,dan lainnya yang biasa mereka lakukan jika bersama. Itulah yang disebabkan Dilan dan
Milea putus. Setelah putus dengan Milea, Dilan merasa kesepihan dan benar-benar rindu pada Milea.
Peristiwa Akew juga menyeret Dilan ke pihak berwajib bersama teman-temannya.
Perpisahan yang tadinya hanya gertakan Milea menjadi perpisahan yang berlangsung lama
sampai keduanya lulus kuliah dan dewasa. Setelah lulus SMA, Dilan melanjutkan kuliahnya di salah
satu perguruan tinggi Negri di Bandung. Sebulan setelah Burini wafat, Dilan bertemu lagi dengan Milea
di acara reuni SMA, dia datang dengan Mas Herdi, Akan tetapi, Dilan dan Milea masih membawa
perasaan yang sama saat keduanya kembali bertemu di reuni, hanya saja masing-masing sudah
memiliki pasangan.
Disaat Dilan sudah melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi Negri di Bandung, dia
kehilangan seorang ayahnya yang biasa ia anggap seorang pahlawan, kini Dilan kehilangan semangat
hidupnya, tetapi dia tetap tegar menghapinya dan ikhlas.

 UNSUR INTRINSIK NOVEL


1. Tema
Novel ini bertema Percintaan, karena menceritakan saat-saat Milea mulai berpacaran
dengan Dilan di tahun 1991.
2. Alur
a. Latar Tempat
1) “Di kamar tidur, aku merasa tak berdaya, gelisah dan bingung.“
2) “Di kelas, sebelum pelajaran dimulai, aku ngobrol sebentar dengan Milea
dikelasnya”
3) “Kami menyusuri Jalan Mutiara, terus ke JaPan Buah Batu, keialan Karapitan,
keialan Sumbawa, keialan Aceh, terus ke Jalan Merdeka tempat di mana BIP itu
berada.”
4) “Ketika motor berhenti di depan gerbang sekolah, Milea langsung turun, dan
memberikan uang seribu kepadaku yang masih duduk di motor.”
5) “ Hari itu, aku janji ingin ke Yogyakarta ,untuk pergi mendaftarkan ke Universitas
yang ada disana. ”
6) "Aku bertemu Milea dipemakaman Bu Rini,Dia bersama
Mas Herdy."
b. Latar Waktu
1) “ Waktu itu, tanggal 22 Desember 1990, sekitar pukul tiga sore, aku dan Milea
berdua naik motor menyusuri Jalan Buah Batu untuk mengantar aku pulang. ”
2) “ Itu sudah Sabtu sore, tanggal 7 Juni 1997. ”
3) “Hari Sabtunya,pagipagi,orang-orang di rumah pada sibuk dengan kegiatannya
masing-masing.”
4) “Hari Kamis, tanggal 27 Desember 1990, acara Porseni di sekolahku dimulai.
Porseni adalah akronim dan Pekan Olahraga dan Kesenian. Berbagai kegiatan olahraga
dan kesenian diselengganakan dalam bentuk acara perlombaan.”
5) "Kira-kira jam 9:00 malam,ayahku datang kekantor polisi,
aku terkejut ketika dia datang."
6) "Pada 1997,yaitu waktu aku sudah kuliah, ada kabar bahwa
tempat biliar itu diserbu oleh kelompok tertentu."
7) "Tapi itu sudah pukul 11:00 malam,tidak enak rasanya
kalau harus menelpon balik"
c. Latar Suasana
1) Senang
"Berasa sangat dingin, tetapi pada kenyataannya, menyenangkan! Berdua dengan
Milea, bersama cinta yang dapat dirasakan tanpa perlu banyak penjelasan!"
2) Romantis
"Itulah harinya, hari yang kuingat, sebagai hari yang menyenangkan bagiku, berdua di
atas motor dalam guyuran hujan akhir Desember, pada tahun 1990, di Bandung!"
3) Bimbang
"Saat itu, sebenarnya aku ingin membahas soal serius, yaitu soal kemungkinan Milea
akan memutuskanku. Tapi aku tidak ingin merusak suasana, dan sepertinya dia juga
tidak ingin membicarakan soal itu."
4) Bingung
"Aku betul-betul masih bingung dan sangat emosional saat itu. Kutepis tangannya untuk
meyakinkan dia bahwa bukan saatnya untuk bercanda!"
5) Semangat
"Piyan menceritakannya dengan penuh semangat,membuat
diriku semangat juga!"
6) Kesepian
"Pukul delapan malam.Aku bangun. Bumi rasanya sepi sekali. Entah bagaimana, aku
selalu merasa kesepian, setiap saat aku sedang rindu ke Miela.Aku selalu merasa ingin
ada dirinya, setiap kali dia tak ada. Aku akan merasa sunyi, setiap aku tidak mendengar
kabar Milea."
3. Alur
Novel Milea,suara dari Dilan ini memiliki alur mundur
4. Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, pengarang menceritakan
kisah percintaan antara Dilan dan Milea yang diceritakan sangat menarik, pengarang bukan
sebagai tokoh utama melainkan seperti dalang yang serba tahu mengenai kisah percintaan
sepasang remaja SMA ini.
5. Tokoh
1) Dilan, diceritakan dalam novel ini, adalah sosok cowok remaja kelas dua SMA yang
memiliki karakter diri yang otentik. Dilan adalah anggota geng motor lebih tepatnya
panglima tempur dan menjadi salah satu "jagoan" sekolah tapi otaknya cerdas. Ia selalu
juara satu dalam kelasnya, memiliki jiwa revolusioner. Dia orang yang humoris, seneng
iseng dan asiknya.Dilan adalah penikmat karya-karya sastra, koran Tempo dan pengagum
tokoh-tokoh revolusioner. Ia orang yang unik, ia memiliki gaya romantisnya tersendiri.

2) Milea, Seorang anak remaja yang memiliki rambut yang panjang dan tebal. Ia selalu
menapakkan dirinya dalam cara yang baik, bahkan ketika sedang makan. Milea memiliki
sifat yang mudah berbaur terhadap orang lain.

3) Ayah Dilan adalah seorang anggota TNI-AD. Sebagai prajurit sejati, Ia adalah seorang
yang cukup galak namun Ayah bisa berubah menjadi seorang yang manis dan romantic
kepada keluarganya.

4) Anhar adalah ketua geng motor Dilan. Di awal buku, sudah ada gambaran dari Anhar
yaitu memilik rambut yang sedikit keriting. dan untuk sifatnya, ia termasuk memiliki
solidaritas yang cukup namun hal ini disayangkan karena memiliki sifat ceroboh.

5) Bundanya Dilan dalah seorang ibu yang baik,pengertian


terhadap apa yang anaknya inginkan dan dia sangat sekali sayang dengan Dilan,dia juga
ingin Dilan selalu bersama Milea namun akhirnya berpisah.

KELEBIHAN NOVEL
Cover bukunya simple dan bagus, cocok dengan warna backgroundnya.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami pembaca dan tidak bertele-tele.
Terdapat gambar-gambar yang membuat novel menjadi tidak monoton.
Puisi-puisinya bagus, seperti puisi yang berjudul Kekuatan halaman 132 dan Untuk Lia
halaman 192.
Novel ini mengajarkan kita agar tetap tegarketika putus dengan pacar. Seperti yang Dilan
ceritakan di bagian Masa-masa Jauh dari Lia halaman 231.
Kelakuan Dilan yang konyol serta apa adanya membuat pembaca menjadi terhibur.
Novel ini juga bisa menjadi pelajaran untuk pembaca bagaimana taktik menguasai wanita.
KEKURANGAN NOVEL
Untuk pembaca yang belum membaca novel pertama dan kedua, pasti akan merasa
digantung dan kurang puas ketika membaca novel Milea Suara dari Dilan. Karena ada
beberapa kejadian yang Dilan bahas, tetapi tidak diceritakan lebih detail. Penulis hanya
menceritakan apa-apa yang diperlukan dengan tanpa harus mengulang apa yang sudah
diceritakan pada kedua novel sebelumnya.

KESIMPULAN NOVEL
Kesimpulan atau amanat yang dapat kita ambil dari novel milea suara dari dilan ini menurut
saya adalah janganlah mudah berprasangka atau berasumsi dengan kabar yang belum
pasti , namun apabila kita telah terkecoh dengan prasangka yang tidak pasti maka
hadapilah hasil dari itu semua, dengan menerima kenyataan dan terus menlanjutkan hidup
dengan lebih berbesar hati. Yang menjadi pandangan tersendiri dari novel dilan ini adalah
nuansa 90an. Buku ini adalah mesin waktu yang mengajak kita untuk melihat kembali bagai
mana pacaran tanpa ponsel dan hanya mengandalkan telepon rumah serta betapa
sakralnya surat cinta.Karena terbatas dan selalu berjeda, komunikasi antara Dilan dan Milea
saat mereka tak bersama jadi sebuah komunikasi yang istimewah, Cerita cinta jaman dulu
yang tak serba instan dan selalu memiliki kualitasnya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Pidi Baiq, 2017. Milea, Suara dari Dilan, Bandung : Pastel Books

Anda mungkin juga menyukai