Anda di halaman 1dari 11

RESENSI NOVEL

NAMA: KRISENSIYA SITOHANG

KELAS: XI IPS 1

SMAN 1 PANGKALAN KERINCI

TAHUN AJARAN 2023/2024


DILAN

IDENTITAS NOVEL

Judul novel: Dia adalah Dilanku tahun 1991

Pengarang: Pidi Baiq

Penerbit: Pastel Books

Jumlah hal: 343 halaman

Harga buku: Rp.89.000

Tebal buku: 343 halaman

Cetakanan ke: II

Tempat terbit: PT.Mizan pustaka,Bandung

Tahun terbit: Agustus 2015

Sinopsis:

Novel kedua ini merupakan lanjutan dari novel


pertama. Jika pada novel pertama bercerita mengenai masa Milea bertemu Dilan dan proses
Milea bisa menyukai dan dekat dengan Dilan. Maka pada novel kedua bercerita mengenai
masa mereka berdua ketika sudah jadi pacar yang dinyatakan dengan lisan dan tulisan
bermaterai.

Milea pun kembali bercerita tentang kisah percintaannya dengan Dilan. Seperti orang yang
baru jadian pada umumnya, Milea mengalami masa yang indah di SMA sesudah resmi jadi
pacar Dilan. Ketika guyuran hujan menerpa, Dilan menggunakan motor CB dengan Milea di
belakangnya. Milea dengan erat memeluk Dilan. Mereka berdua jalan-jalan menyusuri Jl.
Buah Batu sembari ketawa riang, itu semua berkat Dilan yang selalu membuat hari-hari
Milea bahagia.

Jawaban yang diberikan Dilan selalu saja membuat Milea tersenyum, Dilan pun termasuk
orang yang cerdas dan pintar di kelasnya, buktinya dia selalu mendapatkan ranking satu atau
dua. Meski Melia merasa khawatir dengan Dilan yang bergabung dengan geng motor, karena
Melia takut terjadi hal yang buruk menimpa Dilan karena geng motor.

Ketika itu, sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar sebab para guru sedang melakukan
rapat untuk mempersiapkan pembagian rapor. Milea merasa tidak enak dengan kejadian
Dilan berkelahi dengan Anhar sebab membela dirinya. Milea merasa takut dan cemas jika
nantinya Dilan dikeluarkan dari sekolah. Tiba-tiba, datang Piyan memberitahu Milea bahwa
Dilan berkelahi di warungnya Bi Eem.
Milea pun panik mendengar berita itu dan langsung menuju ke tempat Dilan berada. Ketika
Milea bertanya berkelahi dengan siapa, Dilan malah menjawab “Agen CIA”. Mendengar
jawaban dari Dilan yang seperti itu membuat Milea kesal dan khawatir, apabila terjadi
sesuatu lagi dengan kekasihnya itu. Seperti biasanya, Dilan selalu tenang dalam menghadapi
permasalahan. Malahan Dilan sempat-sempatnya bercanda ketika Milea merasa panik. Hal itu
sengaja Dilan lakukan supaya meredamkan hati Milea.

Sampai pada suatu malam, Milea ditelpon Piyan, bahwa Dilan sudah tahu orang yang
mengeroyok yang disebut Dilan agen CIA tempo hari. Ternyata orang yang mengeroyoknya
di warung Bi Eem adalah kakaknya Anhar. Dilan pun berencana untuk membalas, dia
memanggil teman-temannya untuk balas dendam.

Ketika itu Milea yang ingin menyusul untuk menggagalkan rencananya Dilan bingung karena
tidak ada kendaraan, untungnya Yugo anaknya Tante Anis yang baru pindahan dari luar
negeri sedang berada di rumah Milea. Milea pun berpura-pura mengajak Yugo untuk jalan-
jalan. Pada akhirnya, Milea bertemu denga Dilan. Dia membujuk Dilan supaya membatalkan
rencana balas dendamnya dengan ancaman apabila tetap bersikeras balas dendam akan
memutuskan hubungan mereka.

Mereka sering berdebat tentang masalah geng motor, Dilan tidak pernah merasa kapok
walaupun dia sempat dimasukkan ke penjara 1 minggu dan diusir oleh ayahnya sebab
penyerangan antara geng motor.

Perasaan Milea yang takut dengan keselamatan kekasihnya itu sangat besar, sampai-sampai
kata putus keluar dari Milea lalu disusul dengan tamparan darinya. Dilan tidak saja tidak
mengerti, kesedihan melanda hati Milea, sebab Dilan tidak suka jika dikekang, dari peristiwa
itu Dilan menjauh dari Milea. Sampai dengan selesai, Milea kembali ke Jakarta dan kuliah di
sana. Sedangkan Dilan kuliah di universitas ternama di Bandung. Jarak antar keduanya saling
menjauh, tapi suasana hati Milea masih sama, hanya kepada Dilan. Makin lama Dilan
menghilang, Milea berusaha untuk selalu menghubungi Dilan, akan tetapi keluarga Dilan
sudah pindah rumah. Milea pun kehilangan jejak Dilan.

Sampai akhirnya, Milea bertemu Herdi yang merupakan kaka tingkat dari tempat dia kuliah.
Herdi mulai mengisi keseharian Milea, sampai mereka menuju ke pernikahan, Milea selalu
mencintai Dilan, tapi Dilan sudah memiliki kekasih baru

Kelebihan Novel :

- Cover-nya bagus dan sangat cocok

- Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tidak bertele-tele.

- Terdapat ilustrasi gambar yang membuat novel ini menjadi lebih menarik.

- Latar tempat yang terdapat dalam novel tidak terlalu banyak sehingga membuat pembaca
tidak kesulitan untuk mengingatnya.

- Penulisan menggunakan bahasa yang santai dan banyak mengandung tawa, sehingga
membut pembaca merasa senang membacanya.
Kekurangan Novel :

- Novel ini dikhususkan untuk kalangan yang terbatas sehingga tidak semua umur bisa
membaca novel yang bergenre roman tersebut.
- Dalam novel tersebut banyak mengisahkan tentang Dilannya saja dan sang tokoh
utama terkesan terlalu menonjol. Sehingga peran dari Milea tidak terlalu muncul
sehingga terkesan terabaikan.
- Di jumpai kalimat-kalimat yang sedikit aneh dan percakapan kurang nyambung yang
diperkirakan karena pengaruh dari latar waktunya.

Unsur Intrinsik

1. Tema

Sang penulis mengisahkan Dilan dan Milea yang resmi berpacaran hingga mereka berpisah
dan menemukan kehidupannya masing-masing. Dapat di disimpulkan bahwa novel ini
mengangkat tema percintaan.

2. Tokoh dan penokohan

Dilan, dalam novel ini tokoh Dilan yang sebagai pemeran utama di gambarkan merupakan
remaja tampan yang humoris dan juga sangat romantis.

Milea, Miliea sang tokoh ini di gambarkan sebagai wanita cantik, baik hati, di sukai banyak
orang, setia, khawatiran dan juga emosian.

Yogo, ia merupakan toko tambahan yang memiliki difat suka merendahkan orang lain, over
percaya diri, brengsek dan seenaknya sendiri.

Ibu Milea, memiliki karakter yang baik, penyayang, mengerti perasaan orang lain dan sangat
peduli.

Bunda Dilan, sosok yang humoris, tegas namun sangat perhatian.

3. Alur

Alur yang digunakan dalam novel ini menggunakan alur campuran. Dimana didalamnya
terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.

4. Latar Waktu

Novel Dilan 2 ini memiliki latar waktu yang cukup banyak diantaranya: pagi, siang, sore dan
malam hari. tanggal 22 desember 1990, tanggal 7 juni 1997, hari kamis 27 desember 1990, 3
januari 1991, 13 pebruari 1991 dll.

5. Latar Tempat

Berikut merupakan latar tempat yang terdapat dalam novel Dilan 2 karya Pidi Baiq ini,
diantaranya adalah:

Kamar Milea,Jalan Buah Batu,Rumah Milea,Di Sekolah,Rmah Tante Anis,Trisna,Mobil


Yogo,Lorong Kelas,Kantin,Warung Bi Eem,Gedung sate,Kantor Polisi dll.
6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Dilan 2 ini menggunakan sudut pandang orang
pertama serba tahu atau sebagai pelaku utama. Penulis mengisahkan dirinya sebagai “aku”.
Dari sosok Dilan dan juga Milea.

7. Gaya Bahasa

Penulis mengemas novel ini dengan bahasa yang ringan dengan bahasa sehari-hari. dan ada
beberapa majas yang digunakan dalam novel ini, diantaranya
adalah:Metonimia,Retorik,Personifikasi,Hiperbola

8. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel Dilan 2 ini pertama jangan pernah mengambil
keputusan saat dalam keadaan emosi karena keputusan yang dilakukan ketika emosi akan
tidak baik dan berakibat penyesalan.Selanjutnya jangan terlalu mengekang pasangan. Dan
jangan terlalu khawatir dan bertindaklah sewajarnya terhadap pasangan kita.Dan janganlah
jadikan sebuah hubungan sebagai ancaman ketika sedang menghadapi masalah.

Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Agama

Nilai agama yang terkandung dalam novel ini adalah meski Dilan sebagai geng motor.
Namun, ia tidak pernah melewatkan tugasnya sebagai muslim dan memaafkan adalah yang
selalu Dilan lakukan.

2. Nilai Moral

Dilan yang dikenal sebagai geng motor tidak lantas selalu terlibat tawuran, konvoi, dan biang
onar. Tapi ia juga sering menhindari konvoi dan keributan seperti saat bersama Milea
memutuskan beristirahat di Gedung Sate demi menghindari keributan.Selain itu saat kakinya
Milea terkilir ia memanggil mbok Darmi untuk mengurutnya dan menjemput mengantar
Mbok Darmi dengan penuh kesopanan.

3. Nilai Pendidikan

Kebiasaan Dilan yang menyukai seni, membuatnya pandai menulis sajak sejak di bangku
SMP. Dilan juga memiliki paporit tokoh seni yaitu Mahatma Gandi yang berasal dari India.
Selain itu ia pandai seni bela diri.

4. Nilai Budaya

Nilai budaya yang terkandung dalam novel Dilan 1990 ini mengangkat budaya adat Bandung
dengan ramah tamah dan sopan santun handap asor dalam kehidupan sehari-hari.
SELEMBAR ITU BERARTI

IDENTITAS NOVEL

Judul novel : Selembar Itu Berarti

Pengarang : Suryaman Amipriono :

Penerbit : Literatur Media Sukses

Jumlah Halaman: 181 halaman :

Harga Buku : 56.000

Tebal Buku : 185 halaman

Cetakan Ke :1

Tempat Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Sinopsis :

Novel Selembar itu Berarti, merupakan sebuah


kisah yang diangkat dari sebuah film karya sutradara Dedy Arliansyah Siregar.Film ini begitu
sukses setelah mendapat dua kali penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Novel ini menceritakan tentang sebuah perjalanan yang penuh liku dua kakak beradik yang
berasal dari keluarga miskin, mereka adalah Putri dan Diaz.

Mereka duduk dibangku sekolah dasar (SD) dan hidup di sebuah desa di Langkat, Tapanuli
Utara, Sumatera Utara, yang perjalanan untuk menuju ke sekolahnya pun membutuhkan
perjuangan.

Lembar demi lembar kertas bekas mereka kumpulkan demi untuk menghemat biaya sekolah.
Ibu mereka hanya bekerja serabutan dan sakit-sakitan,sedangkan sang ayah telah lebih dulu
tiada.Hidup Putri dan Diaz semakin berat ketika ditinggal oleh kedua orangtuanya.

Mereka berdua harus menerima garis takdir yang telah ditentukan Tuhan.Selain harus
berjuang untuk terus bersekolah,mereka juga harus dipaksa untuk bertahan hidup ditengah
himpitan ekonomi.

Kesulitan mereka dalam meraih pendidikan tidak membuat mereka menyerah sekalipun
mereka setiap hari harus mengumpulkan kertas bekas agar dapat digunakan kembali untuk
menulis.

Dengan semangat yang dimiliki,Putri dan Diaz berusaha keras untuk tetap melanjutkan
sekolahnya,pantang menyerah,mau bekerja keras ,mandiri dan tidak ketergantungan kepada
orang lain.Dengan berkat doa,usaha,dan kerja keras,keduanya mampu melewati masa -masa
sulit.Mereka berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan nilai prestasi yang membanggakan.
Kelebihan Novel

Novel Selembar itu Berarti , sangatlah cukup bagus dan menarik untuk dibaca oleh kalangan
siapapun, karena banyak sekali terdapat unsur -unsur pendidikan yang terkandung dalam
novel ini baik etika ,moral dan semangat untuk maju. Pada novel ini, tokoh dari Putri dan
Diaz juga banyak sekali mengajarkan dan sangat menginspirasi kepada kita semua bagaimana
untuk tetap selalu bersyukur dengan keadaan apapun, tetap semangat dalam meraih cita-
cita,pantang menyerah dan selalu tetap optimis dalam menata masa depan.Dengan adanya
latar tempat,waktu dan suasana yang ada pada novel ini para pembaca juga seolah-olah
terlibat dalam cerita tersebut sehingga mudah dipahami oleh pembacanya. Maka dari itu
novel ini sangat menciptakan benih-benih inspirasi sehingga dapat kita jadikan sebagai
motivasi kita dalam meraih cita-cita dan kesadaran pentingnya pendidikan dalam kehidupan
yang semakin meningkat. Selain dari itu, cover pada novel ini juga sangat menggambarkan
sosok Putri dan Diaz yang pantang menyerah demi meraih pendidikan. Sehingga dari
covernya saja, buku ini sangat terlihat sangat menarik untuk dibaca.

Kelemahan Novel

Dari novel ini terdapat segi tata penulisannya yang memiliki kualitas tata bahasa yang kurang
efektif karena pada penulisannya terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca, baik itu
tanda titik, tanda koma maupun tanda baca lainnya.

Unsur Intrinsik

a) Tema

Novel Selembar Itu Berarti karya Suryaman Amipriono memiliki tema mandiri. Secara garis
besar tokoh utama dalam novel Selembar Itu Berarti mempunyai jiwa semangat yang tinggi
dalam menggapai cita-citanya. Menggambarkan kisah seorang kakak yang bernama Putri,
gadis perempuan memiliki pribadi yang tidak mudah patah semangat dalam menempuh
masa-sama sulit sekalipun Putri tinggal bersama adik laki- lakinya bernama Diaz, adiknya
merupakan harta paling berharga dalam hidupnya. Selepas ibu meninggal Putri menjadi
tulang punggung untuk adiknya agar tetap sekolah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kehidupan Putri dan Diaz sederhana mereka tetap semangat walau badai selalu datang.

b) Alur atau Plot

Alur terdiri atas berbagai tahapan yaitu tahapan alur terbagi ke dalam lima bagian yaitu tahap
situation (penyutuastan), tahap generating circumstances (pemunculan konflik), tahap rising
action (peningkatan konflik), tahap climax (klimaks),dan tahap denouement (tahap

peyelesaian). Berikut penjelasan bagian tahapan alur tersebut :

1) Tahap Situation (Tahap Penyituasian) Tahap penyituasian berisikan informasi awal


sebagai bekal bagi pembaca memasuki tahapan cerita yang lebih dalam. Tahap penyituasian
dalam novel diawali dengan situasi seseorang yang hendak baru memulai hari pertama untuk
bersekolah. Keadaan di rumah sangat sibuk mempersiapkan Diaz masuk sekolah. Diaz adalah
seorang anak yang berjenis kelamin laki-laki, dia merupakan anak kedua dari dua bersaudra.
2) Tahap Generating Circumstances (Tahap Pemunculan Konflik)] Pada tahap pemunculan
konflik, masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai
dimunculkan. Tahap pemunculan konflik yang dialami oleh setiap tokoh utama yaitu Putri,
Diaz, dan Ibu Hera Pemunculan konflik yang dialami oleh tokoh Putri, saat itu Putri
memikirkan keadaan ibunya yang kian melemah. Putri berusaha membujuk ibunya untuk
periksa ke dokter agar penyakitnya segera pulih kembali.

3) Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik) Pada tahap peningkatan konflik,
masalah-masalah yang sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitas
cerita Peristiwa pada tahap meningkatan konflik menjadi inti cerita semakin mencekam dan
menegangkan. Tahap peningkatan konflik yang dialami oleh setiap tokoh utama yaitu Putri,
Diaz dan Ibu Hera. Tahap peningkatan konflik yang dialami oleh ibu Hera.

4) Tahap Climax (Tahap Klimaks) Pada tahap klimaks, konflik atau pertentangan yang
terjadi, yang dilakukan atau ditimpakan kepada tokoh-tokoh cerita sudah mencapai titik
puncak. Tahap klimaks yang tentu ingin melihat orangtua sehat dan bahagia. Hal itu tentu
yang ingin dirasakan oleh Putri, ia sangat berusaha untuk ibunya cepat pulih dan seperti dulu
lagi. Putri merasa resah dan sedih melihat ibunya hanya bisa berbaring diatas tempat tidur,
namun satu dan lain hal banyak peristiwa yang disembunyikan oleh Ibunya. Putri dan Diaz
tidak boleh tahu penyakit apa yang sedang Ibu Hera lawan. Ibu Hera memiliki dua malaikat
kecil yang sangat menyayangi ibunya, yaitu Putri dan Diaz. Mereka tidak ingin meihat
ibunya sakit karena harta yang dimiliki oleh Putri dan Diaz hanya Ibu.

5) Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian) Pada tahap penyelesaian, konflik-konflik yang


terdapat dalam cerita telah mencapai klimaks diberi jalan keluar dan masalah semakin
meredam sehingga menjadi intensi dalam akhir cerita. Pada tahap penyelesaian konflik cerita
yang telah dialami oleh setiap tokoh utama yaitu Putri dan Diaz. Tahap penyelesaian yang
dialami oleh tokoh Putri yang berpikir untuk tidak sekolah memilih menjual koran-koran.
Dengan rintangan perjalanan kehidupan Putri,peserta didik yang cerdas, namun keadaan Putri
tidak mendukung dapat melanjutkan sekolah. Setelah sekian lama, Putri tidak sekolah ia
mendengar informasi bahawa Putri mendapatkan beasiswa penuh dari pihak sekolah.

C.Tokoh dan Penokohan

1) Tokoh Utama

a. Tokoh Utama (Yang) Utama

1. Putri :tokoh yang mandiri dan pekerja keras

2. Diaz :tokoh yang memiliki budi pekerti yang baik

3. Ibu Hera :tokoh seorang ibu yang memiliki anak 2 yaitu Putri dan Diaz.

b.Tokoh Utama Tambahan

1. Ibu Imah :tokoh yang baik hatidan salah satu orang yang berperan penting dalam
kehidupan Putri dan Diaz.

2.Tokoh Tambahan

1. Nisa : merupakan seorang perempuan yang tempramental dan usil.


2. Pak Azwar : merupakan sosok ayah yang mengayomi dan sangat menyayangi keluarga.

3. Buk Lina : merupakan sosok anggun dan memiliki senyum manis. Bu Lina
menggambarkan seorang ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anaknya.

4. Pak Lingga :Tokoh Pak Lingga merupakan sosok yang tempramental, jujur dan
bijaksana.

D.Latar

1.Latar Tempat

a.desa kelatan : sebagai tempat tinggal Putri dan Diaz

b.tarutung : tempat lahirnya Pak Azwar dan Bu Lina

c.pembuangan akhir sampah : tempat mencari harta karun bagi Diaz

d.dua pusara : Putri selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi pusara ayah dan ibu

e.di terminal :tempat menjadi salah satu Putri menjual koran

2.Latar Waktu

a) Pagi hari Latar waktu pagi hari dijelaskan saat Putri dan Diaz akan bergegas berangkat
sekolah. Pada hari itu, hari pertama masuk sekolah. suasana pagi hari Putri dan Diaz sudah di
sibukkan dengan persiapan sekolahnya. Rutinitas pada pagi hari yang terjadi pada Putri dan
Diaz membuat suasana menjadi berwarna. Latar waktu pagi hari terjadi peristiwa yang
tergesa-gesa dialami oleh Putri karena di sekolah ada pembagian kelas.

b) Siang Hari

Pada latar waktu siang hari terjadiperistiwa pada tokoh Diaz.Pukul 13.00 menandakan
waktunya pulang sekolah.

c) Sore hari

Peristiwa pada sore hari dialami oleh tokoh Bu Imah yang bertemu dengan Pak Lingga. Bu
Imah menceritakan kejadian-kejadian tentang nasib Putri dan Diaz.

3) Latar Sosial

Latar sosial mengacu pada hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan suatu karya sastra. Latar sosial yang terdapat
dalam novel Selembar Itu Berarti karya Suryaman Amipriono ini digambarkan oleh tokoh
Pak Azwar Siregar. Pak Azwar yang lahir dari keluarga suku Batak. Dalam masyarakat suku
Batak harus memiliki seorang anak laki-laki. Namun hal ini, tidak dialami oleh Pak Azwar, ia
belum dikarunia seorang anak laki-laki.

e) Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan merupakan sudut pandang persona ketiga "Dia" mahatau..
Sudut pandang persona ketiga "Dia" mahatau, biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga
seperti dia atau ia. Dalam sudut pandang "Dia", dapat menceritakan apa saja hal-hal yang
nyangkut tokoh "Dia" tersebut. Sudut pandang persona ketiga “DIA”

f) Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan bahasa sederhana, sehingga
mempermudah pembaca dalam memahami Isi dan makna cerita. Hal tersebut dapat
dibuktikan dalam kutipan berikut "Diaz, ini kenapa kertasnya nggak komu gunain?” tegur
Putri kepada adiknya”.

g) Amanat Amanat atau di g sebut juga pesan moral

terdapat diawal cerita hingga akhir mengandung cerita pesan yang mendalam bagi
pembaca. Mulai dari kasih sayang luar biasa seorang Ibu kepada anaknya. Pesan seorang
Ibu mengajarkan bahwa pentingnya nilai akademis yang harus baik, diimbangi dengan
kemandirian yang harus tertanam dalam dirinya. Pentingnya sebuah perencanaan untuk
meraih mimpi.

UNSUR EKSTRINSIK

1. Nilai Mandiri
Nilai mandiri merupakan sikap yang harus dimiliki setiap mausia karena segala
sesuatu perlu didasari perilaku mandiri.Berikut pembahasan mengenai nilai mandiri
dalam novel Selembar Itu Berarti karya Suryaman Amipriono.

a) Kemandirian Politik Kemandirian politik berhubungan dengan mandiri yang dimiliki


setiap individu.
Kemandirian politik dialami tokoh Putri yang bertekad menghadapinya sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Dibuktikan dalam kutipan berikut. “Belum lagi
urusan makan. Masak. Menyiapkan makanan. Dan yang terpenting; mencari
uang untuk makan. Putri yang belum bekerja, dan tidak memiliki penghasilan
tetap” (Amipriono, 2019: 53) Dari kutipan tersebut, mencerminkan mandiri dalam
novel Selembar Itu Berarti karya Suryaman Amipriono yaitu senantiasa berpikir
untuk hidup lebih baik lagi setelah Ibu Hera meninggal dunia. Putri yang berusaha
tidak ingin membebankan orang lain harus menghadapinya secara individual.

b) Kemandirian Ekonomi Kemandirian ekonomi


Kemandirian ekonomi dialami tokkoh Diaz. “Padahal sebelum berangkat ke sekolah
tadi, ia berniat meminta uang ke Ibu untuk membeli buku baru. Tapi, karena sedih
melihat ibunya sakit, niat itu diurungkan” (Amipriono, 2019: 20). Dibuktikan dalam
kutipan tersebut, dijelaskan bahwa Diaz yang berani mengambil keputusan
ketika melihat kondisi Ibu semakin memburuk. Diaz yang mengurungkan
niatnya untuk membeli buku tulis, namun Diaz mengubur niatnya tersebut
karena Diaz tahu ia tidak ingin membebankan orang tuanya yang sedang sakit. Diaz
yang berusaha mencari kertas-kertas bekas upaya meringankan beban orang tua.
c) Faktor Budaya
Faktor budaya dialami tokoh Diaz dan Putri yang harus beradaptasi dengan kondisi
yang baru setelah wafat Ibunya. Berikut akan dijelaskan dalam kutipan berikut
“Sepeninggal Ibu, Diaz dan Putri harus mamapu beadaptasi. Mereka berada dalam
kondisi hidup yang baru sekarang. melakukan segala hal berdua. Mencuci pakaian.
Menyetrikanya. Menyapu rumah. membersihka pekarangan. Termasuk untuk
urusan merakit lembaran kertas menjadi buku”. Putri yang harus berusaha beradptasi
dengan situasi setelah Ibunya wafat. Putri membuka lembaran baru dan mencoba
untuk bangkit dari kesedihan yang mendalam. sepeninggalan Ibu, Putri dan Diaz
harus berusaha untuk melakukan segala sesuatunya berdua. Temasuk mencari
lembaran kertas bekas dan merakit lembaran kertas menjadi buku tulis.

d) Pendidikan Kemandirian
Pendidikan kemandirian dalam nilai mandiri dialmi tokoh Ibu Hera yang selalu
memberi motivasi dan semangat pada Putri dan Diaz. Dibuktikan dalam kutipan
berikut. “Tapi, kalian harus ingat ya. Apa pun keadaanya. Bagaimana pun
kondisinya , kalian harus tetap sekolah, ya. Belajar yang tekun. Jaga semangat.
Bersikap disiplin. Pantang menyerah. Agar kalian menjadi orang sukses,” ucap Hera
lembut”.

Anda mungkin juga menyukai